62
dismenore. Hal ini karena nilai pvalue yang didapat sebesar 0,000.
5.2.2. Karakteristik Waktu
5.2.2.1. Usia Menarche
Grafik 5.6 Kejadian Dismenore Berdasarkan Usia Menarche Remaja
Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat Tahun 2015
Grafik 5.6 memperlihatkan bahwa presentase nyeri ringan merupakan yang paling tinggi dialami oleh remaja
putri yang usia menarche-nya adalah kurang dari atau sama dengan 12 tahun dan 13-14 tahun. Sedangkan
presentase nyeri berat tertinggi 63,6 dialami oleh remaja putri yang menarche-nya lebih dari 14 tahun.
Selain itu, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan kejadian dismenore karena pvalue
hasil uji statistik sebesar 0,237.
63
5.2.2.2. Lama Menstruasi
Grafik 5.7 Kejadian Dismenore Berdasarkan Lama Menstruasi pada
Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat Tahun 2015
Berdasarkan grafik 5.7, presentase masing-masing tingkat nyeri tidak terlalu berbeda pada setiap kategori
lama menstruasi yang dialami oleh remaja putri SMA dan sederajat di Jakarta Barat. Remaja yang memiliki lama
menstruasi kurang atau sama dengan empat hari paling banyak mengalami nyeri ringan 35,3 dan nyeri berat
sebesar 5,9, meskipun nyeri ringan juga yang paling banyak dialami 51,2. Sedangkan remaja putri yang
memiliki lama menstruasi lebih dari 7 tahun paling banyak mengalami nyeri berat 7,3 dibanding dengan kategori
lainnya. Remaja putri dengan lama menstruari 5 hingga 7 hari memiliki prevalensi nyeri sedang lebih banyak dari
pada kategori lainnya 31,0. Pada variabel ini pun tidak
64
terdapat hubungan yang bermakna antara lama menstruasi dengan kejadian dismenore. Hal itu ditunjukkan dengan
nilai pvalue sebesar 0,260.
5.2.2.3. Siklus Menstruasi
Grafik 5.8 Kejadian Dismenore Berdasarkan Siklus Menstruasi pada
Remaja Putri SMA dan Sederajat di Jakarta Barat Tahun 2015
Berdasarkan grafik 5.8, presentase nyeri ringan sangat tinggi antara remaja putri yang memiliki siklus
menstruasi kurang dari 21 hari 53,3 dan antara 21 hingga 35 hari 49,3. Sedangkan pada remaja putri yang
memiliki siklus menstruasi lebih dari 35 hari tidak terdapat perbedaan presentasi pada hampir setiap tingkat nyeri.
Selain itu nyeri berat paling banyak dialami oleh remaja putri yang memiliki siklus mesntruasi normal 21-35 hari.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara siklus menstruasi
dengan kejadian
dismenore. Hal
ini
65
ditunjukkan dengan nilai pvalue yang didapat sebesar 0,828.
66
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain: a. Bias informasi, kesalahan yang terjadi pada saat responden mengisi
kuesioner pada bagian IMT kode F. Hal ini terjadi karena pada penelitian ini informasi berat badan dan tinggi badan dilaporkan
sendiri oleh responden berdasarkan ingatannya sekitar satu bulan lalu. Meskipun begitu peneliti berusaha mengatasi bias ini dengan
melakukan perhitungan berdasarkan rumus dari National Health and Nutrition Survey U.S. khusus untuk perempuan untuk mengkonversi
berat badan dan tinggi badan yang dilaporkan oleh responden. b. Validitas instrumen, pada penelitian ini instrumen yang valid
berdasarkan statistik hanya pada bagian stres kode E, namun pertanyaan lainnya tidak dapat diuji validitas secara statistik. Pada
beberapa pertanyaan yang membingungkan responden, peneliti berusaha untuk mengubah redaksi kalimat yang digunakan menjadi
lebih mudah dipahami.
6.2. Kejadian Dismenore
Dismenore merupakan salah satu gangguan ginekologi yang sering terjadi pada remaja Edmonds, 2007. Dismenore merupakan nyeri yang
terjadi pada perut bagian bawah yang menyebar ke pinggang dan paha.