33
2.4. Kerangka Teori
Bagan 2.1. Kerangka Teori
Sumber: Morgan dan Hamilton, 2009; Noor, 2008; Wikjosastro, 1999; Bobak, 2005; Okoro dkk, 2013
Menstruasi Peningkatan hormon
progesterone pada fase luteal
Peningkatan Prostaglandin
Adanya kontraksi pada miometrium
Dismenore
Karakteristik Orang 1. Usia Responden
2. Aktivitas Fisik 3. Stres
4. Indeks Massa
Tubuh 5. Riwayat Keluarga
Karakteristik Tempat 1. Perkotaan Urban
2. Pedesaan Rural Karakteristik Waktu
1. Usia Menarche 2. Siklus Menstruasi
3. Lama Menstruasi Dampak Dismenore
Gangguan Belajar
34
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
1.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori pada bab II, dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti, antara lain usia responden,
aktivitas fisik, dan stres untuk karakteristik orang, usia menarche, lama dismenore dan lama siklus menstruasi untuk karakteristik waktu, dan
variabel dampak dismenore yang terdiri atas gangguan belajar dan gangguan sosial.
Karakteristik tempat tidak diteliti karena tempat penelitian berada di wilayah perkotaan sehingga tidak dapat membandingkan kejadian
disemenore di pedesaan. Selain itu, penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kejadian dismenore di daerah urban dan rural.
Oleh karena itu, kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Karakteristik Orang
Karakteristik Waktu
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
Usia Aktivitas Fisik
Stres
Usia Menarche Lama Dismenore
Siklus Menstruasi
Dismenore
Indeks Massa Tubuh Riwayat Keluarga
Gangguan Belajar
35
Berdasarkan pada teori bahwa usia responden merupakan salah satu faktor risiko terjadinya dismenore. Selain itu usia ini juga masih berkaitan dengan faktor
risiko yang lain yaitu usia menarche, karena berdasarkan pada teori dismenore biasanya terjadi dua hingga tiga tahun pasca menarche. Sedangkan usia menarche
yang terlalu cepat ataupun lambat juga menjadi faktor risiko dismenore. Variabel lain yang diteliti seperti aktivitas fisik, indeks massa tubuh, tingkat stres dan
riwayat keluarga juga merupakan faktor risiko dismenore. Berdasarkan teori aktivitas fisik yang kurang cenderung berkorelasi dengan kejadian dismenore.
Begitu pula dengan indeks massa tubuh yang terlalu kurus ataupun terlalu gemuk juga cenderung menyebabkan remaja putri mengalami dismenore. Tingkat stres
yang dialami oleh remaja pun juga berhubungan dengan kejadian dismenore. Keberadaan riwayat dismenore dalam keluarga juga cenderung memperbesar
risiko mengalami dismenore pada remaja putri. Selain itu variabel lain yang juga menjadi faktor risiko dari dismenore
adalah lama menstruasi dan siklus menstruasi yang dialami oleh remaja putri. Hal ini sangat berkaitan dengan paparan prostaglandin ketika remaja putri menstruasi.
Semakin lama masa menstruasi yang dijalani, semakin sering pula terpapar prostaglandin tersebut. Begitu pula dengan siklus menstruasi. Jika remaja putri
memiliki siklus menstruasi yang terlalu cepat, sehingga mengakibatkan seringnya terpapar prostaglandin juga dapat memicu dismenore. Meskipun terdapat akibat
jangka panjang dari dismenore seperti berisiko mengalami endometriosis, remaja putri juga akan mengalami dampak lain khususnya dalam aktivitas belajar mereka.
Banyak hasil penelitian yang menyebutkan bahwa remaja putri yang mengalami dismenore
sering mengalami
gangguan dalam
belajar.
36
1.2. Definisi Operasional