Hubungan Manfaat Penyuluhan dengan Sikap Peserta

peserta memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam hal pemberian air untuk perawatan jambu kristal sesuai dengan materi penyuluhan, tetapi dalam praktek dilapangan hal itu tidak sesuai dengan materi. Pada program ternak kelinci, semua peserta menerapkan pengetahuan mereka yang diperoleh melalui materi penyuluhan, yaitu dalam pemberian pakan bagi kelinci sesuai dengan yang dianjurkan. Tetapi terdapat beberapa pakan yang kurang sesuai deberikan kepada kelinci pada kondisi tertentu pakan kol. Begitu pula pada program pembuatan pupuk kompos, hampir semua peserta memiliki pengetahuan dalam pembuatan pupuk sesuai dengan materi pada penyuluhan, tetapi terdapat beberapa metode yang kurang sesuai dengan kondisi yang ada, seperti pada proses pembakaeran kotoran pada lahan gambut.

5.3.5. Hubungan Manfaat Penyuluhan dengan Sikap Peserta

Sikap adalah kecenderungan subyek menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai hal yang berguna sikap positif atau berguna sikap negatif. Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta pendampingan Posdaya pada bidang pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos di desa Cikarawang telah memperoleh manfaat yang besar melalui penyuluhan, yaitu sebesar 46,7 persen. Sedangkan, sebaran peserta yang mengikuti program Posdaya menurut sikap yang baik, yaitu sebesar 53,3 persen Tabel 10. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat dari penyuluhan menjadi hal penting bagi peserta program pendampingan karena dapat membantu dalam membentuk dan mengembangkan sikap yang baik terkait program yang dilaksanakan. Hipotesis awal menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara manfaat penyuluhan dengan Sikap, sehingga membentuk Perilaku. Agar dapat dilihat hubungan antar keduanya, maka dilakukan uji hubungan tabulasi silang dan analisis Pearson. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari a 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Tabel 16. Hubungan Antara Manfaat Penyuluhan dengan Sikap Peserta, Desa Cikarawang, 2011 Manfaat Penyuluhan Sikap Peserta Total Kurang baik Sedang Baik Sedikit 3,3 6,7 16,7 26,7 Sedang 0,0 6,7 20,0 26,7 Banyak 13,3 16,7 16,7 46,7 Total 16,6 30,1 53,4 100,0 Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam tindakan overt behavior. Untuk mewujudkannya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor pendukung lainnya dalam hal ini manfaat penyuluhan. Pada tingkatan terendah sikap adalah persepsi yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Sedangkan pada tingkatan tertinggi yaitu Adaptasi yang merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Tabel 16 menunjukkan bahwa 16,7 persen peserta yang memperoleh manfaat penyuluhan yang sedikit, memiliki sikap yang baik terhadap program. 20 persen peserta yang memperoleh manfaat penyuluhan yang sedang, memiliki sikap yang baik terhadap program. Pada tingkat yang lebih tinggi, sebesar 16,7 persen peserta yang memperoleh manfaat penyuluhan yang banyak, memiliki sikap yang baik terhadap program. Hasil angka-angka tersebut menunjukkan adanya kecenderungan, dimana manfaat yang diperoleh dari penyuluhan dapat menentukan arah sikap yang ditunjukkan oleh peserta terhadap program. Sikap yang baik dapat merangsang peserta untuk menentukan keputusan atas perilakunya untuk melaksanakan program. Kegiatan penyuluhan tidak saja terbatas pada memberikan penjelasan, tetapi juga menjelaskan mengenai segala informasi yang ingin disampaikan kepada peserta yang mengikuti program pendampingan yang akan menerima manfaat penyuluhan, sehingga mereka benar-benar memahami seperti yang dimaksudkan dalam materi pembelajaran. Penyampaian metode penyuluhan tidak bisa hanya bersifat searah melainkan harus berlangsungnya komunikasi timbal-balik. Hal ini penting dalam proses penentuan sikap dalam melaksanakan program oleh peserta. Hasil uji menunjukkan, nilai signifikan Approx. Sig. untuk hubungan antara manfaat penyuluhan dengan sikap peserta adalah 0,096. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara manfaat yang diperoleh dari penyuluhan peserta dengan penentuan sikap peserta. Nilai signifikan sebesar 0,096 menunjukkan tidak adanya hubungan antara penyuluhan dan sikap, sehingga penyuluhan juga tidak berpengaruh terhadap perilaku peserta dalam melaksanakan program. Kegiatan penyuluhan tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pembentukkan sikap ataupun Perilaku bagi peserta. Hal ini dimungkinkan karena tidak berkelanjutannya proses penyuluhan, peserta menganggap informasi atau manfaat yang mereka peroleh melalui penyuluhan tidak menjawab permasalahan mereka terkait program. Artinya peserta hanya dapat mengenal dan memilih materi yang mungkin dapat diterapkan dalam program, peserta belum dapat mengembangkan pemikirannya kedalam suatu bentuk kecenderungan tindakan atau perilaku. Selain itu, manfaat penyuluhan yang diberikan kepada peserta program pendampingan Posdaya dirasa belum dapat meningkatkan kapasitas mereka, dalam artian kemampuan untuk memobilisasi dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efesien serta berkelanjutan, sehingga pembentukan perilaku berposdaya pada peserta pun menjadi terhambat. Misalnya pada ketiga bidang program, yaitu pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos, hamper sebagian peserta memiliki sikap bahwa peserta kuarang puas terhadap manfaat penyuluhan yang diperoleh dalam pengembangan jambu kristal, ternak kelinci dan pembuatan pupuk kompos.

5.3.6. Hubungan Manfaat Penyuluhan dengan Tingkat Keterampilan Peserta