Konsep Pemberdayaan Tinjauan Pustaka

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Konsep Pemberdayaan

Suharto 2005 mengungkapkan bahwa pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orangkelompokmasyarakat yang rentan dan lemah, sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam: a memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan freedom, dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, kebodohan, dan kesakitan, b menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan, c berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka. Pemberdayaan adalah “membantu” komunitas dengan sumberdaya, kesempatan, keahlian, dan pengetahuan agar kapasitas komunitas meningkat sehingga dapat berpartisipasi untuk menentukan masa depan warga komunitas Nasdian, 2006. Berarti pemberdayaan adalah bagaimana membuat komunitas bisa bekerja sendiri berdasarkan kemampuan yang telah mereka miliki. Tetapi sebelumnya kemampuan komunitas harus ditingkatkan agar mereka dapat berpartisipasi dan menyesuaikan diri dalam memenuhi kebutuhan sekarang dan nanti. Sehingga mereka dapat menentukan dan mereancang masa depan mereka sendiri. Konsep pemberdayaan masyarakat mencakup pengertian community development pembangunan masyarakat dan community-based development pembangunan yang bertumpu pada masyarakat, dan tahap selanjutnya muncul istilah community driven development yang diterjemahkan sebagai pembangunan yang diarahkan masyarakat atau diistilahkan pembangunan yang digerakkan masyarakat Randy dan Riant, 2007. Pemberdayaan adalah sebuah proses menjadi, bukan sebuah proses instan. Artinya, perlu ada suatu tahapan dimana setiap tahap terjadi proses perkembangan menuju perbaikan. Proses tersebut memerlukan waktu yang relatif lama dan partisipasi menyeluruh dari komunitas itu sendiri. Tidak bisa dijadikan dalam waktu sehari atau hanya sekedar mengenalkan program ke komunitas, kemudian hilang sampai program berikutnya datang. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan : penyadaran, pengkapasitasan, pendayaan. Gambar 1. Tahapan Pemberdayaan Randy dan Riant, 2007 Pemberdayaan merupakan proses “pemetaan” dari hubungan atau relasi subyek dengan obyek. Proses ini mementingkan adanya pengakuan subyek akan kemampuan atau daya yang dimiliki obyek. Secara garis besar proses ini melihat pentingnya mengalirkan daya kuasa flow of power dari subyek ke obyek. Dalam pengertian yang lebih luas, mengalirnya daya ini merupakan upaya atau cita-cita untuk mensinerjikan masyarakat miskin ke dalam aspek kehidupan yang lebih luas. Hasil akhir dari pemberdayaan adalah “beralihnya fungsi individu atau kelompok yang semula sebagai obyek menjadi subyek yang baru”, sehingga relasi sosial yang ada nantinya hanya akan dicirikan dengan relasi antar “subyek” dengan subyek yang lain. Dengan demikian, proses pemberdayaan mengubah pola relasi lama subyek-obyek menjadi subyek-subyek Nasution, 2006. Berdasarkan konsep-konsep di atas, dari berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Melalui upaya pemberdayaan masyarakat, diharapkan mereka dapat memiliki kemampuan dan kekuatan untuk memenuhi kebutuhan pokok juga dapat menjangkau sumber- sumber produktif yang memungkinkan bagi mereka untuk meningkatkan pendapatan, pengetahuan dan keterampilan, serta ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan. penyadaran pengkapasitasan pendayaan

2.1.2. Pendampingan