bahwa tingkat keterampilan peserta pendampingan Posdaya di desa Cikarawang dapat dihubungkan dengan manfaat pelatihan yang diperoleh, dengan adanya
manfaat dari pelatihan para peserta menjadi lebih terampil dalam melaksanakan program Posdaya. Hal ini pula yang kemudian memotivasi peserta pendampingan
untuk terus mengembangkan dan melaksanakan program.
5.3.4. Hubungan Manfaat Penyuluhan dengan Tingkat Pengetahuan Peserta
Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta sebagian besar diperoleh melalui penyuluhan. Tabel 8 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta
pendampingan Posdaya pada bidang pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos di desa Cikarawang telah memperoleh manfaat
yang besar melalui penyuluhan, yaitu sebesar 46,7 persen. Sedangkan, sebaran peserta yang mengikuti program Posdaya menurut tingkat pengetahuan yang baik,
yaitu sebesar 53,3 persen Tabel 9. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat penyuluhan menjadi hal penting bagi peserta program pendampingan dalam
membantu meningkatkan pengetahuan peserta pendampingan terkait program yang dilaksanakan. Melalui manfaat yang diperoleh dari penyuluhan dan
peningkatan pengetahuan dapat memberikan dorongan kepada peserta untuk melaksanakan program.
Hipotesis awal menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara manfaat Penyuluhan dengan tingkat Pengetahuan, sehingga membentuk Perilaku.
Agar dapat dilihat hubungan antar keduanya, maka dilakukan uji hubungan tabulasi silang dan analisis Pearson. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai
signifikan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari a 0,05 maka Ho
ditolak, yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji.
Tabel 15. Hubungan Antara Manfaat Penyuluhan dengan Tingkat Pengetahuan
Peserta, Desa Cikarawang, 2011
Manfaat Penyuluhan
Tingkat Pengetahuan Peserta Total
Kurang baik Sedang
Baik Sedikit 0,0
0,0 26,7
26,7 Sedang 6,7
3,3 16,7
26,7 Banyak 3,3
13,3 30,0
46,6 Total 10,0
16,6 73,4
100,0
Tabel 15 menunjukkan bahwa 26,7 persen peserta yang memperoleh manfaat penyuluhan yang sedikit, memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam
melaksanakan program. 16,7 persen peserta yang memperoleh manfaat penyuluhan yang sedang, memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam
melaksanakan program. Pada tingkat yang lebih tinggi, sebesar 30 persen peserta yang memperoleh manfaat penyuluhan yang banyak, memiliki tingkat
pengetahuan yang baik dalam melaksanakan program. Angka-angka tersebut menunjukkan adanya kecenderungan, dimana semakin banyak manfaat
penyuluhan yang diperoleh peserta maka semakin baik pula tinggkat pengetahuan yang diperoleh. Tingkat pengetahuan yang baik merangsang peserta untuk
menerapkan perilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki dan juga menentukan keputusan atas perilaku dalam pelaksanaan program.
Hasil uji menunjukkan, nilai signifikansi Approx. Sig. untuk hubungan antara manfaat penyuluhan dengan tingkat pengetahuan peserta pendampingan
adalah 0,089. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan signifikan antara manfaat penyuluhan yang diperoleh peserta dengan tingkat pengetahuan peserta.
Tingkat pengetahuan yang berasal dari penyuluhan dalam hal ini materi yang diberikan saat penyuluhan, seringkali tidak sesuai dengan kondisi, baik
ditinjau dari kondisi fisik, teknis, ekonomis, sosialbudaya, maupun kesesuainnya dengan kebutuhan pengembangan program oleh peserta pendampingan, materi
penyuluhan tidak teruji oleh waktu, dalam artian belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya, materi yang diberikan kurang sesuai bila diterapkan pada kondisi
tempat pelaksanaan program sehingga masyarakat tidak mengimplementasikan materi ataupun metode yang diajarkan, materi penyuluhan yang diberikan kurang
memiliki kesesuaian dengan kebutuhan untuk pengembangan program yang dilaksanakan oleh peserta. Hal ini kemudian yang menyebabkan tidak terlalu
berpengaruhnya manfaat penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan, sehingga sulit bagi peserta untuk dapat mengembangkan program yang mereka jalankan.
Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku peserta dalam pelaksanaan program, peserta menganggap tidak adanya keseriusan dalam memberdayakan masyarakat
melalui program Posdaya. Misalnya pada pengembangan jambu kristal, semua
peserta memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam hal pemberian air untuk perawatan jambu kristal sesuai dengan materi penyuluhan, tetapi dalam praktek
dilapangan hal itu tidak sesuai dengan materi. Pada program ternak kelinci, semua peserta menerapkan pengetahuan mereka yang diperoleh melalui materi
penyuluhan, yaitu dalam pemberian pakan bagi kelinci sesuai dengan yang dianjurkan. Tetapi terdapat beberapa pakan yang kurang sesuai deberikan kepada
kelinci pada kondisi tertentu pakan kol. Begitu pula pada program pembuatan pupuk kompos, hampir semua peserta memiliki pengetahuan dalam pembuatan
pupuk sesuai dengan materi pada penyuluhan, tetapi terdapat beberapa metode yang kurang sesuai dengan kondisi yang ada, seperti pada proses pembakaeran
kotoran pada lahan gambut.
5.3.5. Hubungan Manfaat Penyuluhan dengan Sikap Peserta