Hubungan Manfaat Pelatihan dengan Sikap Peserta

didasari pengetahuan, atau karena bujukanhadiah atau pemaksaan, perilaku tersebut biasanya terjadi dalam waktu yang relatif singkat, tetapi lebih cepat pula meluntur, yaitu jika bujukanhadiahpemaksaan tersebut dihentikan, berhenti atau tidak mampu lagi melanggengkan kegiatannya. Jadi dapat dikatakan bahwa melalui manfaat yang diperoleh dari pelatihan, peserta dapat meningkatkan pengetahuan tentang program yang kemudian menerapkan perilaku sesuai dengan pengetahuan dan kesadarannya. Contohnya, pada program pengembangan jambu kristal, pengetahuan peserta tentang cara penanaman jambu kristal dapat dikatakan baik, karena semua peserta menjawab benar bahwa penanaman jambu kristal lebih baik pada saat musim panas dan dengan kondisi tanah yang gembur. Pada program ternak kelinci, semua peserta mengetahui bahwa tempat yang lembab dan basah dapat menyebabkan penyakit kulit pada kelinci. Begitu pula, pada program pembuatan pupuk kompos, semua peserta mengetahui kelemahan dalam penggunaan pupuk kompos yakni pupuk menjadi sumber hama dan penyakit bagi tanaman.

5.3.2. Hubungan Manfaat Pelatihan dengan Sikap Peserta

Sikap merupakan faktor penentu perilaku, karena sikap berhubungan dengan persepsi, kepribadian, dan motivasi. Sikap diartikan sebagai kesiapsiagaan mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui pengalaman, dan mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap suatu hal, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya. Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar peserta pendampingan Posdaya pada bidang pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos di desa Cikarawang telah memperoleh manfaat yang besar melalui pelatihan, yaitu sebesar 53,3 persen. Sedangkan, sebaran peserta yang mengikuti program menurut sikap yang baik, yaitu sebesar 53,3 persen Tabel 10. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat pelatihan menjadi hal penting bagi peserta program pendampingan karena dapat membantu dalam membentuk dan mengembangkan sikap yang baik terkait program yang dilaksanakan. Hipotesis awal menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara manfaat Pelatihan dengan Sikap peserta, sehingga membentuk Perilaku. Agar dapat dilihat hubungan antar keduanya, maka dilakukan uji hubungan tabulasi silang dan analisis Pearson. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikan Approx. Sig., jika Approx. Sig. lebih besar dari a 0,05 maka Ho ditolak, yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel-variabel yang diuji. Tabel 13. Hubungan Antara Manfaat Pelatihan dengan Sikap Peserta, Desa Cikarawang, 2011 Manfaat Pelatihan Sikap Peserta Total Kurang baik Sedang Baik Sedikit 0,0 6,7 13,3 20,0 Sedang 0,0 3,3 23,3 26,6 Banyak 16,7 20,0 16,7 53,4 Total 16,7 30,0 73,3 100,0 Sikap selalu berkaitan dengan komponen emosional, komponen kognitif pendapat, keyakinan dan perilaku. Artinya peserta akan melaksanakan program dengan baik apabila ketiga komponen tersebut sesuai dengan kepribadiannya. Suatu sikap belum langsung terwujud dalam tindakan untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor pendukung dari pihak lain pada kondisi ini adalah manfaat dari pelatihan. Tingkatan sikap yang paling tinggi adalah adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan. Tabel 13 menunjukkan bahwa 13,3 persen peserta yang memperoleh manfaat pelatihan yang sedikit, memiliki sikap yang baik terhadap program. 23,3 persen peserta yang memperoleh manfaat pelatihan yang sedang, memiliki sikap yang baik terhadap program. Pada tingkat yang lebih tinggi, sebesar 16,7 persen peserta yang memperoleh manfaat pelatihan yang banyak, memiliki sikap yang baik terhadap program. Angka-angka tersebut menunjukkan adanya kecenderungan, dimana semakin banyak manfaat pelatihan yang diperoleh maka semakin baik pula sikap yang ditunjukkan terhadap program. sikap yang baik merangsang peserta untuk dapat menunjukkan perilaku yang positif dalam pelaksanaan program pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos. Hasil uji menunjukkan, nilai signifikan Approx. Sig. untuk hubungan antara manfaat Pelatihan dengan Sikap peserta adalah 0,003. Hal ini berarti terdapat hubungan signifikan antara manfaat pelatihan yang diperoleh peserta dengan penentuan sikap peserta. Nilai signifikan sebesar 0,003 menunjukkan hubungan yang signifikan, dimana dengan semakin banyak manfaat yang diperoleh melalui pelatihan maka semakin baik pula kecenderungan untuk berperilaku Sikap. Penentuan sikap yang baik terhadap pelaksanaan program pendampingan dalam pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos didukung oleh manfaat pelatihan yang diperoleh pada proses pendampingan. Manfaat yang diperoleh tersebut, menjadi motivasi bagi peserta untuk menentukan kecenderungan bertindak mereka. Pandangan dan kepercayaan yang baik terhadap program Posdaya merupakan aspek yang penting dalam proses pelaksanaan program. Karena dengan pandangan dan kepercayaan yang baik bahwa program dapat manfaat positif dan memberikan keuntungan serta dapat memenuhi kebutuhan mereka, maka timbul perasaan senang dalam melaksanakan program. Pemahaman dan kesan yang baik terhadap program itu yang kemudian medorong kecenderungan peserta untuk bertindak terhadap program, yaitu dengan melaksanakan program tersebut. Contohnya pada ketiga bidang program Posdaya, yaitu program pengembangan jambu kristal, ternak kelinci, dan pembuatan pupuk kompos, semua peserta memiliki sikap yang baik bahwa program pendampingan yang dilaksanakan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pengembangan jambu kristal, ternak kelinci dan pembuatan pupuk kompos dan juga semua peserta mempunyai kemauan untuk mengembangkan kemampuan dalam pengembangan jambu kristal, ternak kelinci dan pembuatan pupuk kompos.

5.3.3. Hubungan Manfaat Pelatihan dengan Tingkat Keterampilan Peserta