Migrasi dan Penyebaran Ikan Cakalang dan Tongkol

9 terbentuk pada permukaan air, mungkin terdapat pada daerah yang kondisi perairannya sebagai berikut: 1. Terjadi pertemuan massa air yang berbeda suhunya, kemudian bercampur dan bersama-sama membentuk suhu permukaan dengan lapisan permukaan yang dangkal. 2. Perairannya kaya akan sumber hara yang terbawa dari ke dalam air ke atas permukaan melalui proses upwelling. 3. Perairan lokalnya mengalami proses peradukan yang terjadi di sekitar kepulauan, semenanjung, lereng curam, dan bentuk topografi lainnya. Penyebaran ikan pelagis secara horizontal banyak dipengaruhi oleh daratan, sehingga ikan-ikan ditemukan pada daerah neritik yaitu daerah yang mencakup massa air yang terletak di paparan benua. Daerah ini banyak mendapatkan makanan dari daratan yang disukai oleh ikan-ikan pelagis, selain itu juga daerah ini tidak terlalu dalam sehingga perairannya cenderung selalu hangat.

2.3 Migrasi dan Penyebaran Ikan Cakalang dan Tongkol

Ikan pelagis termasuk dalam kelompok ikan perenang cepat, beruaya cukup jauh dan sifatnya bergerombolmengelompok. Salah satu sifat ikan pelagis yaitu suka bergerombol merupakan faktor penting bagi pemanfaatan usaha perikanan komersial. Adanya sifat suka bergerombol ini, menyebabkan ikan dapat ditangkap dalam jumlah besar Gunarso, 1985. Tingkah laku berkelompok pada ikan pelagis juga didasarkan atas jenis dan ukuran yang berbeda pula, dimana hal ini akan mempengaruhi pola tingkah laku mengelompok pada suatu gerombolan ikan Laevastu dan Hayes, 1981. Gunarso 1985 menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan ikan pelagis membentuk kelompokbergerombol, yaitu : a sebagai perlindungan diri dari pemangsa predator, b mencari dan menangkap mangsa untuk tujuan pemijahan, c bertahan pada musim dingin dan d untuk melakukan ruaya dan pergerakan serta karena adanya pengaruh faktor yang ada disekitarnya. Menurut Efendie 2002 ruaya merupakan satu mata rantai daur hidup yang tidak dapat dipisahkan dengan mata rantai sebelum dan sesudahnya. Ikan melakukan ruaya ke daerah-daerah dimana mereka menemukan kondisi yang diperlukan oleh fase tertentu dari daur hidupnya. Ikan beruaya ada dalam habitat tadi 10 untuk tujuan tertentu seperti berpijah, mencari makan dan lain-lain. Secara global penyebaran ikan cakalang dibagi menjadi dua batas area, yaitu : utara dan selatan. Kedua batas area berubah secara musiman dan tahunan sebagai akibat dari respon ikan cakalang terhadap perubahan musiman lingkungan. Batas-batas tersebut biasanya bergerak menuju arah kutub pada saat musim panas summer dan musim gugur fall pada saat perairan lintang tinggi mengalami pemanasan. Pada saat musim lainnya, batas-batas area tersebut bergerak menuju arah khatulistiwa. Meskipun demikian, batas utara dan selatan tidak mengalami pergeseran secara uniform satu sama lainnya dan pergeseran batas-batas tersebut terjadi tidak secara bersamaan di seluruh samudera, karena berbagai pengaruh arus-arus dingin dan panas diberbagai samudera Matsumoto et.al., 1984. Selanjutnya Sumadiharga 1985 menyatakan bahwa sifat migrasi ikan cakalang ada dua macam, yaitu migrasi pasif dan migrasi aktif. Migrasi pasif adalah migrasi yang dilakukan ikan cakalang dalam suatu habitat tertentu sebagai akibat perubahan kondisi lingkungan dalam habitat itu. Migrasi aktif adalah perpindahan dari suatu habitat ke habitat lainnya karena perubahan fisiologi dan ekologis yang diperlukan ikan cakalang tersebut. Sedangkan menurut FAO 1994 bahwa migrasi ikan cakalang berbeda untuk suatu perairan dengan perairan lainnya. Di perairan Pasifik Barat, ikan cakalang akan bermigrasi pada musim semi dan musim panas ke perairan yang terdapat arus ekuatorial utara. Ada juga yang bermigrasi ke utara dan ke selatan dalam sistem arus Kuroshio yaitu arus panas dengan arah ke utara Jepang. Menurut Karney 1978 penyebaran cakalang di Samudera Pasifik terdapat di seluruh daerah tropis, sub tropis dengan batas garis lintang 40 o tetapi kepadatan yang memungkinkan diadakan penangkapan dibatasi oleh isoterm 20 o C. Waldron 1963 yang diacu dalam Nursalam 1982 menyatakan bahwa ikan cakalang masih terdapat pada 40 o LS dengan suhu 15 o C, sedangkan penyebaran tropikal terletak antara 30 o LU sampai 20 o LS, akan tetapi fishing ground terbesar berada sepanjang katulistiwa 10 o LS dan 10 o LS. Jenis tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur longitude tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang latitude. Di Samudera Hindia dan Samudera Atlantik menyebar di antara 40ºLU dan 40ºLS Collete dan Nauen, 1983. 11 Yami, B 1987 menjelaskan bahwa ikan cakalang mulai memijah pada saat berumur diperkirakan 1 tahun dengan menghasilkan kurang lebih 100.000 telur setiap tahunnya dan bertambah sampai 2 juta telur setiap memijah. Telur-telur tersebut menetas diperkirakan 4 hari setelah fertilisasi. Larvanya dapat ditemukan di seluruh wilayah Samudra Hindia, Pasifik dan Atlantik. Setelah berumur 4 tahun atau lebih cakalang kembali ke katulistiwa untuk memijah.

2.4 Deskripsi Ikan Cakalang dan Tongkol