Model Dampak Rumpon Implisit melalui Fungsi Effort

68

4.7.2 Model Dampak Rumpon Implisit melalui Fungsi Effort

Tahap selanjutnya dilakukan analisis dinamik dampak keberadaan rumpon. Dengan adanya teknologi rumpon, maka jumlah biomass akan meningkat, sebab ikan akan cenderung berkumpul pada lokasi dipasangnya rumpon. Namun peningkatan biomass ini bersifat sementara dan tidak menambah jumlah biomass secara keseluruhan, hanya merubah distribusi biomass, dimana biomass mengalami penambahan di lokasi rumpon. Dengan berkumpul ikan di lokasi rumpon terjadi peningkatan biomass, maka akan memudahkan kegiatan penangkapan ikan. Keberadaan rumpon akan menghasilkan produksi hasil tangkapan yang lebih banyak. Untuk tingkat produksi yang sama dengan kondisi sebelum adanya rumpon, maka jumlah effort yang dibutuhkan akan lebih sedikit berkurang sebesar 10,54 . Pengaruh keberadaan rumpon akan menyebabkan perubahan skala usaha. Jika pada kondisi sebelum adanya rumpon diasumsikan skala usaha sama dengan satu constan return to scale , maka pada kondisi adanya rumpon skala usaha berubah incresing return to scale menjadi satu ditambah persentase kenaikan produksi. Dampak keberadaan rumpon menyebabkan penambahan satu satuan input, akan mampu meningkatkan produksi lebih besar dari satu satuan ouput dibandingkan sebelum adanya rumpon. Analisis dinamik model keberadaan rumpon mengacu persaman 53 dan 54. Dengan menggunakan nilai parameter yang sama seperti pada Tabel 20 dan mengganti skala usaha konstan menjadi increasing return to scale, 1179 , 1 = θ . Dengan menggunakan persamaan 54 koefisien effort berubah dari 1 menjadi 0,8945, maka trajektori dari variabel effort dan biomass yang dihasilkan disajikan pada Gambar 17. Sementara phase plane untuk model dampak rumpon implisit melalui fungsi effort disajikan pada Gambar 18. Dari gambar 17 terlihat bahwa dengan memasukkan faktor keberadaan rumpon secara implisit melalui effort, trajektori biomass dan effort mempunyai pola yang sama dengan model standar. Biomass pada model dampak rumpon implisit pada fungsi effort mengalami penurunan yang lebih lambat dan baru mencapai kondisi steady state pada tahun ke-59 mengalami kelambatan 10 tahun dibanding pada model standar yakni setelah effort mencapai 14.910 hari. 69 Trajektori Dinamis antara Biomas Ikan dan Jumlah Effort 0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 1 10 19 28 37 46 55 64 73 82 91 100 Waktu B iom as I k a n ton 0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00 18,000.00 20,000.00 E ffo rt h a ri m e la u t Biomass Effort Gambar 17. Trajektori Dinamis antara Effort dan Biomass Dampak Rumpon Implisit Fungsi Effort Sedangkan biomass sendiri baru mencapai kondisi steady state pada tahun ke-64 dengan jumlah biomass sebesar 1.706 ton. Pada saat effort telah mencapai titik keseimbangan pada tahun ke-59, maka biomass juga megalami keseimbangan mulai tahun ke-64, sehingga penambahan jumlah effort justru akan menyebabkan penurunan produksi dan menyebabkan rente ekonomi yang diterima nelayan justru akan menurun. Analisis Phase Plane Perikanan Tuna Kecil 0.00 5,000.00 10,000.00 15,000.00 20,000.00 0.00 500.00 1,000. 00 1,500. 00 2,000. 00 2,500. 00 3,000. 00 3,500. 00 Biomass Ikan ton E ffo rt h a ri m e la u t Gambar 18. Analisis Phase Plane Perikanan Tuna Kecil di Perairan Teluk Palabuhanratu Dampak Rumpon Implisit Fungsi Effort 70 Trajektori Effort, Produksi dan Rent 0.00 2,000.00 4,000.00 6,000.00 8,000.00 10,000.00 12,000.00 14,000.00 16,000.00 18,000.00 20,000.00 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 101 Waktu E ffo rt h a ri m e la u t , P ro duk s i to n -1,500.00 -1,000.00 -500.00 0.00 500.00 1,000.00 1,500.00 2,000.00 2,500.00 3,000.00 3,500.00 4,000.00 Re n te x Rp . J u ta Effort Produksi Rente Gambar 19. Trajektori Effort, Produksi dan Rente Di Perairan Teluk Palabuhanratu Dampak Rumpon Implisit Fungsi Effort Pada Gambar 19, terlihat bahwa phase plane biomass dan effort pada model dampak rumpon implisit pada fungsi effort memiliki pola yang sama. Namun keseimbangan dicapai waktu yang lebih lebih lama. Dampak keberadaan rumpon secara langsung akan menyebabkan pengurangan effort. Pengurangan effort akan berdampak langsung terhadap pengurangan hasil produksi. Sedangkan engurangan jumlah effort dalam jangka panjang, akan menyebabkan ketersediaan biomass meningkat. Jumlah biomass yang lebih banyak ini, akan menjamin kelestarian produksi sumberdaya ikan menjadi lebih lama. Ketersediaan biomass memberikan peluang penangkapan produksi yang juga lebih lama sebelum tercapainya daya dukung lingkungan. Kondisi ini menunjukkan bahwa keberadan rumpon adanya penurunan jumlah effort akan mampu menjamin ketersediaan biomas lebih lama, sehingga penangkapan ikan juga dapat dilakukan lebih lama. Kegiatan produksi yang berkesinambungan dalam jangka waktu yang lebih lama, akan memberikan rente ekonomi bagi nelayan lebih lama sebelum akhirnya rente sumberdaya mencapai nol. Dengan demikian dampak keberadaan rumpon akan menjamin ketersediaan biomass dan produksi. 71 Trajektori antara biomass, effort dan rente sumberdaya seperti disajikan pada Gambar 18. Hubungan effort, produksi dan rente pada kondisi adanya rumpon sama pada kondisi baseline standar. Pada kondisi biomass masih tinggi, jumlah effort juga akan semakin meningkat. Peningkatan jumlah effort menyebabkan peningkatan produksi ikan. Sedangkan pada kondisi dimana biomass mulai menurun, peningkatan jumlah effort justru menyebabkan laju penambahan produksi semakin menurun. Oleh sebab itu peningkatan effort, berdampak terhadap rente ekonomi yang di terima nelayan semakin menurun akibat penurunan produksi, sehingga akhirnya mencapai 0 pada tahun ke 59 dimana produksi telah mencapai steady state, maka rente sumberdaya juga mengalami steady state. Dibandingkan kondisi standar, rente ekonomi yang diterima pada kondisi dampak rumpon akan lebih lama kurang lebih sepuluh tahun. Berdasarkan trajektori trajektori perilaku biomass ikan dan effort model standar pada pengelolaan perikanan tuna kecil di perairan Teluk Palabuhanratu, menunjukkan bahwa kesimbangan sistem akan dicapai dengan melalui penurunan effort. Jika penggunaan effort dikurangi, akan terjadi peningkatan biomass. Pada kondisi awal, penerapan rumpon pada pengelolaan perikanan tuna kecil di perairan Teluk Palabuhanratu merupakan salah bentuk pengurangan jumlah effort. Kondisi ini telah membuktikan dengan adanya rumpon, maka biomass akan meningkat, sehingga produksi juga akan meningkat dan rente yang diterima nelayan akan lebih lama sebelum akhir mencapai kondisi steady state dimana rente sama dengan nol pada tahun ke-59.

4.7.3 Model Dampak Rumpon Mengalami Dinamika