42 jumlah perahu motor tempel dan kapal motor yang berukuran antara 20-30 GT, maka
secara kesuluran jumah kapal yang beraktifitas di PPN Palabuhanratu mengalami kecenderungan kenaikan.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Perahu Motor Tempel PTM dan Kapal Motor KM yang Berbasis di PPN Pabuhanratu, Tahun 1993 –2006
Perahu Kapal Motor
PTM KM Tahun
Motor Tempel 10- 20 GT
21-30 GT Jumlah
Perubahan Unit Perubahan Unit Perubahan Unit Perubahan Unit Unit
Persen
1993 342 51 27 420
1994 344 2 63 12 38 11 445
25 5,95
1995 352 8 77 14 32 -6 461
16 3,60 1996
265 -87 81 4
42 10 388 -73
-15,84 1997
290 25 90 9 26 -16 406 18 4,64
1998 275 -15 125 35 21 -5 421 15 3,69
1999 278 3 158 33 23 2 459
38 9,03 2000
275 -3 158 0 23 0 456 -3 -0,65
2001 323 48 148 -10 19 -4 490
34 7,46 2002
317 -6 109 -39 26 7 452 -38
-7,76 2003
253 -64 109 0 19 -7 381
-71 -15,71
2004 266 13 115 6 149 130 530
149 39,11
2005 428 162 143 28 105 -44 676
146 27,55 2006
511 83 157 14 130 25 798 122
18,05
Sumber : Statistik Perikanan PPN Palabuhanratu, Tahun 1993 - 2006.
4.2.3. Alat Penangkap Ikan
Kapal motor yang berukuran antara 10 - 20 GT lebih dikenal dengan sebutan beleketek, umumnva dilengkapi dengan alat tangkap jaring insang gillnet.
Kapal motor yang berukuran lebih besar dari 20 GT lebih dikenal sebagai kapal diesel. Kapal diesel pada umumnya menggunakan rawai sebagai alat tangkap utamanya,
sementara perahu motor tempel pada umumnya menggunakan alat tangkap payang, rampus atau pancing. Perkembangan jumlah alat tangkap ikan yang berbasis di PPN
palabuhanratu, secara rinci disajikan pada Tabel 4.
43 Tabel 4. Perkembangan Jumlah Alat Penangkap Ikan yang Berbasis di PPN
Palabuhanratu, Tahun 1993 – 2006
Jenis Alat Tangkap unit Tahun Rampus Pancing Payang Bagan P.Seine J.
Insang Rawai Jumlah
1993 0 180
84 34
2 295 32 627 1994
3 179 65
13 1 294 60 615
1995 3 188
62 13
1 284 67 618 1996 34 188 70
155 3 125 75 650 1997 30 174 85 97 5 81 56 528
1998 14 126 98 97 5 92 65 497
1999 0 242 64 102
0 141 103 652 2000 0 202 64
95 0 179 15 555 2001 33 188 65 93 0 190 9
578 2002 39 204 64
102 7 135 12 563 2003 11 168 84
107 3 151 6 530
2004 46 159 86 91 8 142 11 543 2005 13 100 84
243 1 22 6 469
2006 40 218 151 194 1
78 5
687
Sumber : Statistik Perikanan PPN Palabuhanratu, Tahun 1993-2006. Jenis alat tangkap yang paling banyak digunakan oleh para nelayan di
Palabuhanratu pada tahun 2006 adalah : pancing ulur 218 unit 31,73 . Sedangkan alat tangkap lainnya berdasarkan jumlahnya, berturut-turut adalah : bagan
194 unit 28,24 , payang 151 unit 21,98 , jaring insang 78 unit 11,35, rampus 40 unit 5,82 , rawai 5 unit 0,73 dan purse seine 1 unit 0,15 .
Selama periode 1993-2006, jumlah alat tangkap ikan yang digunakan relatif berfluktuasi. Jumlah alat tangkap pancing, rampus dan bagan, memiliki
kecenderungan yang semakin meningkat, sementara alat tangkap lainnya memiliki kecenderungan yang menurun.
4.2.4. Daerah Penangkapan Fishing Ground
Perahu motor tempel umumnya beroperasi di sekitar teluk, yaitu antara Ujung Genteng sampai Binuangeun, dengan lama operasi hanya satu hari atau bersifat one day
trip. Perahu motor tempel menggunakan payang sebagai alat tangkap. Adapun kapal
beleketek dengan menggunakan jaring insang beroperasi antara Ujung Genteng sampai dengan Pulau Tinjil, dengan lama operasi per trip sekitar 4-5 hari dan kapal
diesel beroperasi di sekitar ZEE sampai dengan perbatasan Pulau Chrismas dan Pantai Barat Sumatera Bengkulu, dengan lama operasi antara 20-25 hari per trip.Disamping
itu juga, terdapat kapal beleketek yang dioperasikan dengan menggunakan alat
44 tangkap pancing tonda. Alat tangkap pancing tonda ini, dioperasikan pada perairan
tempat dipasang rumpon. Lokasi pemasangan rumpon di sekitar teluk Palabuhanratu hanya terdapat 2 buah, sedang sisanya sebanyak 20 buah dipasang di Samudera Hindia.
Dalam operasi penangkapan ikan di lokasi rumpon, lama operasi per trip sekitar 4-5 hari.
4.2.5. Perkembangan Volume dan Nilai Produksi Ikan