Sumberdaya Ikan Pelagis TINJAUAN PUSTAKA

7 Menurut lokasi kegiatannya, perikanan tangkap di Indonesia dikelompokkan dalam 3 kelompok, yaitu 1 perikanan lepas pantai offshore fisheries; 2 perikanan pantai coastal fisheries dan 3 perikanan darat inland fisheries. Kegiatan perikanan pantai dan perikanan darat sangat erat kaitannya dengan pengelolaan lingkungan pesisir. Perikanan pantai coastal fisheries ialah kegiatan menangkap populasi hewan air ikan, udang, kerang-kerangan dan memanen tumbuhan air ganggang, rumput laut yang hidup liar di perairan sekitar pantai. Masalah utama yang dihadapi perikanan tangkap pada umumnya adalah menurunnya hasil tangkap yang disebabkan oleh : 1 eksploitasi berlebihan overfishing terhadap sumberdaya perikanan; dan 2 degradasi kualitas fisik, kimia dan biologi lingkungan perairan. Dahuri et.al., 2002.

2.2 Sumberdaya Ikan Pelagis

Menurut Nybakken 1988, ikan pelagis merupakan organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak sehingga mereka tidak tergantung pada arus laut atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Menurut Gunarso dan Bahar 1990 ikan pelagis merupakan ikan yang tidak terikat pada pantai atau perairan pantai sebagai persyaratan hidupnya, dapat menyebar luas pada daerah-daerah dengan kondisi lingkungan yang sesuai dalam usaha pencarian dan penemuan makanan. Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup atau menghuni perairan lapisan permukaan sampai lapisan tengah mid layer. Pada daerah-daerah dimana terjadi proses penaikan massa air upwelling sumberdaya ini dapat membentuk biomassa yang sangat besar. Ikan pelagis umumnya senang bergerombol, baik dengan kelompoknya maupun dengan jenis ikan lainnya namum terdapat kecenderungan ikan pelagis bergerombol besarkan kelompok ukurannya. Daerah yang paling banyak diminati ikan pelagis yaitu daerah yang masih mendapatkan cahaya matahari yang dikenal dengan daerah fotik, yaitu bagian dari kawasan pelagik yang masih mendapatkan cahaya matahari. Suhu optimal bagi ikan pelagis berkisar antara 28-30 °C. Perbatasan bawahnya adalah batas tembusnya cahaya matahari dan kedalamannya bervariasi tergantung kejernihan air. Pada umumnya perbatasan bawah terletak pada kedalaman 100-150 m Nybakken, 1988. 8 Ikan pelagis pada umumnya mempunyai kebiasaan makan pada waktu matahari terbit dan pada saat matahari terbenam. Secara umum kebanyakan ikan-ikan pelagis ke permukaan sebelum matahari terbenam biasanya di perairan dangkal. Setelah matahari terbenam mereka menyebar kedalam kolom air dan menuju lapisan yang lebih dalam saat matahari terbit. Letak kedalaman dari kelompok ikan pelagis sangat tergantung dari struktur suhu vertikal dengan pengertian ikan pelagis akan berenang sedikit lebih kedalam pada waktu suhu permukaan meningkat dari biasanya Laevastu dan Hayes, 1981. Lebih lanjut Laevastu dan Hayes 1981, menjelaskan bahwa migrasi vertical diurnal dari ikan yang hidup di laut dibagi dalam 5 kelompok yaitu : 1. Spesies pelagis yang berada pada atas lapisan termoklin; mengadakan migrasi ke lapisan permukaan pada saat matahari terbenam; tersebar pada layer diantara permukaan dengan termoklin pada waktu malam hari; menyelam dan berada di atas termoklin bersamaan dengan terbitnya matahari. 2. Spesies pelagis yang ada pada siang hari berada pada lapisan di bawah termoklin; mengadakan migrasi dengan menembus lapisan termoklin ke lapisan permukaan selama matahari terbenam; tersebar diantara permukaan dengan dasar pada waktu malam hari, dengan jumlah waktu terbanyak pada malam hari di atas lapisan termoklin; menembus lapisan termoklin menuju ke lapisan yang lebih dalam bila matahari terbit. 3. Spesies pelagis yang pada siang hari berada pada lapisan di bawah termoklin; mengadakan migrasi di bawah lapisan termoklin selama matahari terbenam; tersebar diantara termoklin dengan dasar pada waktu malam hari; turun ke lapisan yang lebih dalam selama matahri terbit. 4. Spesies demersal pada waktu siang hari berada di atas atau pada dasar perairan; mengadakan migrasi dan tersebar di dalam massa air di bawah dan kadang-kadang di atas termoklin pada saat matahari terbenam; menuju ke dasar pada saat matahari terbenam; menuju ke dasar perairan pada saat matahari terbit. 5. Spesies yang tersebar di seluruh kolom perairan pada waktu siang hari tetapi akan turun ke dasar selama malam hari. Yami, B 1987 dalam Hermadi 2001 berpendapat bahwa kondisi perairan dapat membantu gerombolan ikan untuk berkumpul terutama gerombolan ikan pelagis yang 9 terbentuk pada permukaan air, mungkin terdapat pada daerah yang kondisi perairannya sebagai berikut: 1. Terjadi pertemuan massa air yang berbeda suhunya, kemudian bercampur dan bersama-sama membentuk suhu permukaan dengan lapisan permukaan yang dangkal. 2. Perairannya kaya akan sumber hara yang terbawa dari ke dalam air ke atas permukaan melalui proses upwelling. 3. Perairan lokalnya mengalami proses peradukan yang terjadi di sekitar kepulauan, semenanjung, lereng curam, dan bentuk topografi lainnya. Penyebaran ikan pelagis secara horizontal banyak dipengaruhi oleh daratan, sehingga ikan-ikan ditemukan pada daerah neritik yaitu daerah yang mencakup massa air yang terletak di paparan benua. Daerah ini banyak mendapatkan makanan dari daratan yang disukai oleh ikan-ikan pelagis, selain itu juga daerah ini tidak terlalu dalam sehingga perairannya cenderung selalu hangat.

2.3 Migrasi dan Penyebaran Ikan Cakalang dan Tongkol