Tugas Hubungan Masyarakat Pemerintah

dan khalayak tertentu sebagai target sasarannya. Kemampuan untuk melakukan komunikasi timbal balik, dan kemudian memotivasi atau mempengaruhi opini masyarakat dengan usaha untuk “menyamakan persepsi” dengan tujuan dan sasaran lembaga yang diwakilinya b. Tugas strategis dalam jangka panjang Humas, yakni berperan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan, memberikan sumbang saran, gagasan dan hingga ide-ide cemerlang serta kreatif dalam menyukseskan program kerja lembagainstansi yang bersangkutan hingga pelaksanaan pembangunan nasional. Terakhir bagaimana upaya menciptakan citra atau opini masyarakat yang positif. 18 Dari kedua konsep humas secara umum dan humas pemerintah, terlihat jelas bahwa keduanya memiliki tugas, fungsi dan peran yang hampir serupa. Keduanya ingin menjaga hubungan yang baik antara organisasi kepada publiknya baik internal maupun eksternal. Hubungan baik yang dijalankan oleh organisasi dan publiknya ini dapat tercipta melalui komunikasi yang terbuka dan terjalin baik antara organisasi dengan publiknya. Komunikasi yang baik akan menghasilkan kesan dan pengalaman sendiri dari publik kepada organisasi. Kesan dan pandangan publik mengenai organisasi ini yang nantinya akan sangat berpengaruh kepada citra dan reputasi organisasi. 18 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi Jakarta: PT. Raja Grafindo: Jakarta, 2010, h. 344.

D. Model Perkembangan Komunikasi dan Praktek Humas

Menurut James E. Grunig 1992: 285, bahwa perkembangan humas dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi yaitu terdapat 4 model Four typical ways of conceptual and practicing communication sebagai berikut: 1. Model Publicity or Press Agentry Humas melakukan propaganda atau kampanye melalui proses komunikasi satu arah untuk tujuan publisitas yang menguntungkan sepihak, dengan mengabaikan kebenaran informasi sebagai upaya untuk menutupi unsur negatif dari suatu lembaga. 2. Model Public Information Humas bertindak seolah journalist in resident. Berupaya membangun kepercayaan organisasi melalui proses komunikasi searah dan tidak mementingkan persuasif. Seolah bertindak sebagai wartawan dalm menyebarluaskan publisitas, informasi dan berita ke publik. Unsur kebenaran dan objektivitas pesan informasi selalu diperhatikan oleh pihak narasumbernya. 3. Model Two Way Asymmetrical Humas melakukan kampanye melalui komunikasi dua arah dan penyampaian pesan berdasarkan hasil riset serta strategi komunikasi persuasif publik secara ilmiah. Unsur kebenaran diperhatikan untuk membujuk publik agar mau bekerja sama, bersikap terbuka sesuai harapan organisasi. Feedback dan feedfoward dari pihak publik diperhatikan serta berkaitan dengan informasi mengenai khalayak diperlukan sebelum melaksanakan komunikasi. membangun hubungan dan pengambilan inisiatif selalu didominasi oleh si pengirim. 4. Model Two Way Symmetrical Model komunikasi simetris dua arah yag menggambarkan bahwa suatu komunikasi propaganda melalui dua arah timbal balik yang berimbang. Model ini mampu memecahkan atau menghindari terjadinya konflik dengan memperbaiki pemahaman publik secara strategis agar dapat diterima, dianggap lebih etis dalam penyampaian pesan informasi melalui teknik komunikasi membujuk untuk membangun saling pengertiadan menguntungkan kedua belah pihak. 19 Model-model komunikasi di atas, bagi humas dapat digunakan dengan model yang berbeda untuk tujuan yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda pula secara tepat serta efektif, baik untuk tujuan penelitian maupun kegiatan secara praktikal.

E. Model Perencanaan Humas

Salah satu model perencanaan humas adalah apa yang disebut sebagai “model enam langkah”. Model ini sudah diterima secara luas oleh para praktisi humas profesional. Keenam tahapannya sebagai berikut: 1. Pengenalan situasi Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Untuk memahami situasi, kita memerlukan informasi atau data intelijen. Untuk itu perlu diadakan suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun 19 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, Cet. Ke-3, h. 103-105.