diperlukan sebelum melaksanakan komunikasi. membangun hubungan dan pengambilan inisiatif selalu didominasi oleh si pengirim.
4. Model Two Way Symmetrical
Model komunikasi simetris dua arah yag menggambarkan bahwa suatu komunikasi propaganda melalui dua arah timbal balik yang berimbang.
Model ini mampu memecahkan atau menghindari terjadinya konflik dengan memperbaiki pemahaman publik secara strategis agar dapat
diterima, dianggap lebih etis dalam penyampaian pesan informasi melalui teknik komunikasi membujuk untuk membangun saling
pengertiadan menguntungkan kedua belah pihak.
19
Model-model komunikasi di atas, bagi humas dapat digunakan dengan model yang berbeda untuk tujuan yang berbeda dan dalam
situasi yang berbeda pula secara tepat serta efektif, baik untuk tujuan penelitian maupun kegiatan secara praktikal.
E. Model Perencanaan Humas
Salah satu model perencanaan humas adalah apa yang disebut sebagai “model enam langkah”. Model ini sudah diterima secara luas oleh
para praktisi humas profesional. Keenam tahapannya sebagai berikut: 1.
Pengenalan situasi Kunci pertama dalam menyusun suatu rencana secara logis
adalah pemahaman terhadap situasi yang ada. Untuk memahami situasi, kita memerlukan informasi atau data intelijen. Untuk itu perlu
diadakan suatu studi mengenai situasi-situasi internal maupun
19
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, Cet. Ke-3, h. 103-105.
eksternal yang dihadapi organisasi. Setelah kita mampu mengenali situasi dengan baik, maka kita juga akan dapat mengenali masalah
yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. 2.
Penetapan tujuan Setiap tujuan organisasi dalam pengertian yang luas akan jauh
lebih mudah dijangkau apabila usaha mencapainya juga disertai dengan kegiatan-kegiatan humas, baik yang dilakukan oleh
unitdepartemen humas internal maupun oleh lembaga konsultan humas eksternal. Misalnya agar mencapai tujuan yakni untuk
memperbaiki bobot para calon pegawai baru, dibutuhkan kerja sama yang erat antara manajer humas dan manajer personalia.
3. Definisi khalayak
Penting suatu
organisasi mengenali
dan membatasi
khalayaknya. Sebesar apa pun suatu organisasi ia tidak mungkin menjangkau semua orang. Ia menentukan sebagian yang sesuai atau
yang paling dibutuhkan oleh suatu organisasi. Dengan jenis dan jumlah khalayak yang lebih terbatas, suatu organisasi akan lebih
efisien dalam menggarapnya, apalagi jika ini dikaitkan dengan kelangkaan sumber daya. Khalayak humas relatif lebih luas dan
bervariasi dibandingkan dengan khalayak periklanan. 4.
Pemilihan media dan teknik-teknik humas a.
Media dan teknis humas Media dan teknis humas itu sendiri sangat bervariasi. Contoh para
jurnalis untuk media dan penyelenggaraan acara resepsi pers
untuk tekniknya. Bila kita membandingkan media humas dan media iklan, akan muncul hal menarik sebagai berikut:
1 Kampanye periklanan dan kampanye humas sama-sama
menggunakan berbagai macam media. biasanya para praktisi humas cenderung pada media yang bercakupan lebih luas,
sedangkan dunia periklanan condong pada media-media yang punya ciri khas sesuai dengan karakteristik khalayak yang
hendak dituju. 2
Para praktisi humas berhubungan dengan editor, jurnalisa, serta produser. Sedangkan periklanan lebih banyak
berhubungan dengan manajer iklan di media massa. 3
Iklan sifatnya lebih komersil dibandingkan humas. setiap kolom surat kabar bagi iklan harus dibayar, sedangkan artikel
humas terkadang tidak. 4
Kampanye periklanan dilakukan terbatas pada media yang bis diharapkan akan mmebuahkan hasil maksimal. Sedangkan
humas menggunakan media apa saja asalkan bisa menjangkau sebanyak mungkin khalayak.
5 Program humas memang secara umum tidak terlalu pilih-
pilih media seperti iklan. Perbedaan antara humas dan iklan akan mudah dimengerti bahwa tujuan humas memang tidak
sama dengan tujuan iklan.