Citra Kementerian Agama Republik Indonesia

Dan memang Praktisi Humas Kemenag menjalin hubungan sangat baik dengan para wartawan. Ia menambahkan walaupun demikian, ada hal yang masih harus dibenahi oleh Kementerian Agama. Saat ini Kementerian Agama sudah melakukan banyak perubahan jauh lebih dari sebelumnya pada dua tahun yang lalu. Sekarang ini Kementerian Agama menjadi lebih transparan dan lebih terbuka sehingga masyarakat mengetahui apa saja yang dilakukan oleh Kementerian Agama. Citra sebuah organisasi tidak bisa direkayasa. Artinya citra akan datang dengan sendirinya dari upaya yang ditempuh sehingga komunikasi dan keterbukaan perusahaan merupakan salah satu faktor utama untuk mendapatkan citra perusahaan yang positif.

D. Interpretasi Hasil Penelitian

Praktisi Humas Kementerian Agama RI melaksanakan perannya sebagai communication technician atau sebagai pelaksana komunikasi antara lembaga atau organisasi dengan publiknya. Peran sebagai pelaksana komunikasi juga disebut dengan communicator sebagai penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya. Praktisi Humas melakukan kegiatan komunikasi yang baik dengan pihak internal maupun eksternal. Komunikasi dilakukan baik melalui media cetakelektronik dan lisan atau tatap muka dan sebagainya. Tidak hanya teori humas secara umum yang mengatakan bahwa peran Praktisi Humas menyampaikan informasi tentang segala program, kegiatan, kebijakan, dan tindakan yang dilakukan oleh suatu lembaga, namun konsep humas pemerintah juga mengatakan bahwa tugas Praktisi Humas menyelenggarakan dan mengoordinasikan lalu-lintas arus informasi ke dalam dan ke luar ia juga berfungsi sebagai penyaring dari komunikasi timbal balik dengan tujuan untuk menciptakan dan membina stabilitas sosial. Melalui konsep humas ini, Praktisi Humas Kementerian Agama berperan dalam memberikan informasi kepada publik. Peran di atas telah dijalankan oleh Praktisi Humas Kementerian Agama. Komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan beberapa sarana seperti website, majalah, media sosial, konferensi pers, pers release, dan sebagainya. Dalam konsep humas, peran Praktisi Humas sebagai good image maker artinya humas berperan dalam menciptakan citra bagi organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini berperan menjaga dan menciptakan citra positif lembaga di mata publik. Praktisi Humas Kementerian Agama dalam menjaga citra positif lembaga menggunakan beberapa strategi. Dari segi eksternal Praktisi Humas berupaya mengimbangi keinginan publik melalui pemanfaatan teknologi informasi dan pelayanan berbasis teknologi. Dari segi internal Praktisi Humas membenahi tata kelola pemerintah dimulai dengan adanya open recruitmen dan assessment. Sesuai dengan konsep humas, Praktisi Humas Kementerian Agama melakukan tugasnya seperti writing and editing yakni membuat newsrelease yang disiarkan dan dicetak, newsletter untuk wartawan dan stakeholder eksternal. Website dan pesan di media, laporan tahunan, naskah pidato, brosur, film, dan slide show, artikel publikasi, iklan institusi, dan lain-lain. Dalam melakukan tugasnya itu, Praktisi Humas mengoptimalkan segala macam perangkat media. Dalam menghadapi krisis organisasi seperti kasus korupsi yang telah menurunkan citra dan kepercayaan publik terhadap Kementerian Agama, Praktisi Humas berperan sebagai expert prescriber. Sebagai praktisi ahli humas yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi Praktisi Humas membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya. Dalam hal ini Praktisi Humas juga berperan sebagai problem solving process fasilitator. Praktisi Humas turut membantu pimpinan organisasi dalam mengambil langkah guna mengembalikan citra dan kepercayaan publik baik sebagai penasehat dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Praktisi Humas telah melaksanakan fungsinya yaitu maintain good communication. Praktisi Humas memelihara hubungan komunikatif antara pejabat humas dengan publik baik internal yang meliputi para pegawai dan pejabat di Kementerian Agama maupun secara eksternal dengan lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, media, serta publik yang dilandasi empati sehingga menimbulkan rasa simpati. Media relation and placement juga dijalankan humas sebagai tugasnya. Seperti menghubungi pihak media, freelance writer secara intens agar mereka mempublikasikan dan menyiarkan berita dan feature mengenai organisasi, merespon permintaan media akan informasi, mengklarifikasi isu, dan memberikan akses media kepada sumber yang dapat memiliki otoritas. Bentuk komunikasi yang Praktisi Humas lakukan adalah model two way Symmetric. Praktisi humas di sini sebagai mediator antara organisasi dengan publik. Tujuan praktisi humas dalam model ini adalah menciptakan saling pengertian antara organisasi dengan publik. Penelitian ini biasanya formatif untuk mengevaluasi pemahaman. Dalam konsep humas pemerintah, faktor utama yang membentuk citra pemerintah sendiri antara lain kualitas pelayanan publik. Pelayanan yang diberikan kepada publik sudah dilakukan semaksimal mungkin. Praktisi Humas melakukan banyak perubahan sehingga lebih memudahkan masyarakat untuk mengakses pelayanan yang mereka butuhkan. Kegiatan merupakan implementasi dari tugas. Oleh karena itu, kegiatan Praktisi Humas sebenernya adalah implementasi dari tugas Praktisi Humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan peranannya secara menyeluruh. Kegiatan Praktisi Humas pada hakikatnya adalah kegiatan berkomunikasi dengan berbagai macam simbol komunikasi, verbal maupun nonverbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian besar menulis proposal, artikel, progress report, menulis untuk presentasi, pers release, dan sebagainya. Kegiatan komunikasi nonverbal meliputi penyelenggaraan pameran, seminar, event, riset, pers kliping, dan sebagainya. Kegiatan Praktisi Humas Kementerian Agama semata-mata untuk membangun citra positif lembaga. Kegiatan tersebut meliputi juru bicara,