32
penyakit dalam rahim istri. Kemungkinan tersebut membawa pada keraguan. Dan berakhirnya
„iddah tidak bisa berdasarkan pada sesuatu yang belum pasti.
39
Ibnu Syihab berpendapat bahwa halal bagi perempuan untuk menikah ketika telah melahirkan sekalipun masih dalam keadaan nifas.
Tetapi suami tidak boleh menggaulinya hingga istri suci dari nifasnya.Jumhur ulama salaf dan para mufti Mesir juga berpendapat
bahwa wanita hamil apabila suaminya wafat, maka masa „iddahnya
berakhir ketika ia melahirkan dan ketentuan „iddah sebab wafat menjadi
gugur.
40
Sekalipun jarak waktu antara kematian suami dan melahirkan hanya satu jam. Dalam riwayat imam Muhammad, diceritakan bahwa,
jika istri telah melahirkan dan mayat suami masih di pembaringan, maka ketika itu telah dihalalkan menikah baginya.
b. Hitungan Masa ‘Iddah Berdasarkan Quru’
Makna qar‟u menurut mazhab Hanafiah dan Hanabilah adalah
masa haid. Sedangkan menurut mazhab Malikiyah dan Syafiiyah, qar‟u
adalah masa suci antara dua haid.
41
39
Muhammad Abu Zahrah, Al Ahwal al Syakhshiyyah, h. 373.
40
Abu Said al Amrawi, Ahkam al Thalaq,, h. 94.
41
Abu Said al Amrawi, Ahkam al Thalaq, h. 89. Hal ini berawal perbedaan sahabat mengartikan lafal qurû. Umar ibn Khaththâb, Alî ibn Abî Thâlib dan pakar lainnya seperti
Mujâhid dan Dhahhâk serta pakar Kufah mengartikan lafal qurû adalah “haid”,yang kemudian menjadi pendapat dari kalangan Hanafiyah dan Hanbaliyah. Sahabat lainnya seperti Aisyah,
Ibn Umar, Zayd ibn Tsâbit dan pakar-pakar Hijâz mengartikan lafal qurû adalah suci yang kemudian menjadi pendapat dari kalangan Malikiyah dan Syafi„iyyah. Abdul Helim, Membaca
Kembali „Illah Doktrin „iddah dalam Perspektif Ushul al Fiqh, Karsa, Vol. 20, No. 2 Desember
2012, h. 282.
33
Wanita yang menjalani masa „iddah berdasarkan hitungan quru‟
yaitu perempuan yang telah mengalami masa haid. Kuantitas haid perempuan bisa jadi dua kali sebulan atau hanya sekali sebulan. Maka
masa „iddahnya adalah selama tiga quru‟.
42
Hitungan „iddah berdasarkan quru‟ yaitu selama tiga kali haid
dengan hitungan sempurna. Sehingga jika terjadi talak bid‟i maka masa haid ketika si istri ditalaq tidak dihitung sebagai satu kali haid.
43
c. Hitungan Masa ‘Iddah Berdasarkan Bulan
Perempuan yang menjalani masa „iddah dengan penghitungan
batas waktu berdasarkan bulan, dapat dikelompokkan menjadi dua: 1
Hitungan bulan berdasarkan quru‟, berlaku pada tiga kategori perempuan; pertama, Ayisah atau perempuan menopouse yaitu
perempuan yang tidak mengalami masa haid lagi.
44
Perempuan menopause menjalani masa
„iddahnya selama tiga bulan, dihitung berdasarkan perkiraan tiga kali haid. Karena berdasarkan kebiasaan
perempuan normal mengalami haid satu kali selama sebulan.
45
Kedua, selain perempuan menopouse, anak-anak yang belum mencapai usia balig sehingga belum mengalami haid. Maka wajib
menjalani masa „iddah selama tiga bulan.
46
Dan Apabila anak perempuan berumur sembilan tahun atau lebih yaitu usia remaja
42
Abu Said al Amrawi, Ahkam al Thalaq, h. 85, Muhammad Abu Zahrah, Al Ahwal al Syakhshiyyah, h. 374.
43
Muhammad Abu Zahrah, Al Ahwal Al Syakhshiyyah, h. 374.
44
Kira-kira berusia 55 tahun, lihat Muhammad Abu Zahrah, Al Ahwal al Syakhshiyyah, h. 375.
45
Muhammad Abu Zahrah, Al Ahwal Al Syakhshiyyah, h. 375.
46
Abu Said al Amrawi, Ahkam al Thalaq, h. 90.
34
atau murahiqah dan belum mengalami haid, maka dalam hal ini terdapat dua pendapat;
47
a „iddahnya tetap tiga bulan. Jika pada pertengahan masa
„iddahnya, anak tersebut mengalami haid maka berpindah hukum
„iddahnya seperti halnya wanita yang haid yaitu tiga quru‟.
b „iddah anak tersebut adalah empat bulan sepuluh hari hingga
ia yakin akan kekosongan rahimnya. Karena masa remaja, ada kemungkinan si anak untuk hamil.
Ketiga, perempuan yang mengalami istihadhah atau darah yang terus-menerus keluar. Jika ia mengetahui jadwal haidnya
ketika normal, maka hitungan tersebut bisa dijadikan acuan. Sedangkan, jika tidak maka
„iddah perempuan tersebut dihitung selama tiga bulan.
48
2 Hitungan bulan asli bukan perkiraan dari hitungan haid. Hitungan
ini berlaku pada „iddah wafat jika istri tidak dalam keadaan hamil.
Masa „iddahnya adalah selama empat bulan sepuluh hari. Karena
dianggap merupakan waktu paling lama bagi seorang perempuan untuk jauh dari laki-laki. Sehingga jika ada suami yang bersumpah
tidak berhubungan dengan istrinya melewati empat bulan maka dihitung sebagai talak.
49
4. Hak dan Larangan Bagi Istri dalam Masa ‘Iddah