Sejarah dan Latar Belakang CEDAW Asas-asas Konvensi CEDAW

72

B. Tinjauan Umum tentang CEDAW

1. Sejarah dan Latar Belakang CEDAW

Konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita Convension on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women atau CEDAW adalah instrumen internasional yang merupakan salah satu konvensi Hak Asasi Manusia. Melalui perjalanan panjang sejak dicetuskannya konferensi PBB sedunia tentang perempuan I di Mexico City, perjuangan kaum perempuan untuk mendapatkan perlakuan yang sama dengan kaum laki-laki disahkan oleh PBB pada tahun 1979. 62 Pada tanggal 24 Juli 1984 diundangkan Undang-undang Republik Indonesia No.7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita atau konvensi CEDAW tersebut. Dalam pasal 1 UU tersebut dinyatakan pengesahan konvensi dengan persyaratan reservation terhadap pasal 29 ayat 1 tentang penyelesaian perselisihan mengenai penafsiran atau penerapan konvensi. 63 Pengesahan atau ratifikasi suatu konvensi internasional dengan undang- undang memiliki makna suatu perjanjian antar negara atau treaty yang menciptakan kewajiban dan akuntabilitas negara yang meratifikasinya. Konvensi yang telah disahkan, menjadi sumber hukum dalam arti formal di samping peraturan perundang-undangan, kebiasaan dan yurisprudensi dan 62 Komariah Emong Sapardjaya, dkk, Kopendium tentang Hak-Hak Perempuan, Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2008, h. 1. 63 Achie Sudiarti Luhulima, CEDAW Menegakkan Hak Asasi Perempuan, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014, h.37. 73 doktrin. 64 Sehingga keberadaan CEDAW menjadi salah satu pertimbangan dalam penetapan hukum di Indonesia.

2. Asas-asas Konvensi CEDAW

Dalam mukadimah dinyatakan asas-asas Konvensi, antara lain; 65 1 Keyakinan atas hak asasi manusia, atas martabat dan nilai pribadi manusia dan atas persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. 2 Semua manusia dilahirkan bebas dan sama dalam martabat dan hak, dan bahwa tiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang dimuat di dalamnya, tanpa perbedaan apapun, termasuk perbedaan berdasarkan jenis kelamin. 3 Adanya jaminan hak yang sama laki-laki dan perempuan untuk menikmati semua hak ekonomi, sosial, budaya, sipil dan politik. 4 Diskriminasi terhadap perempuan melanggar asas-asas persamaan hak dan penghargaan terhadap martabat manusia; menghambat partisipasi perempuan dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya; menghambat pertumbuhan kemakmuran masyarakat dan keluarga; menambah sukarnya perkembangan sepenuhnya dari potensi perempuan dalam pengabdiannya pada negara dan kemanusiaan. 5 Sumbangan besar perempuan pada kesejahteraan keluarga dan pembangunan masyarakat, peranan orang tua dalam keluarga dan dalam membesarkan anak-anak, bahwa peranan perempuan dalam 64 Achie Sudiarti Luhulima, CEDAW Menegakkan Hak Asasi Perempuan, h.39. 65 Achie Sudiarti Luhulima, CEDAW Menegakkan Hak Asasi Perempuan, h.44. 74 memperoleh keturunan hendaknya jangan menjadi dasar diskriminasi, akan tetapi bahwa membesarkan anak-anak mewajibkan berbagi tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan dan masyarakat secara keseluruhan. 6 Diperlukan perubahan pada peranan tradisional laki-laki maupun perempuan dalam masyarakat dan dalam keluarga, untuk mencapai kesetaraan sepenuhnya antara laki-laki dan perempuan. 7 Bertekad untuk melaksanakan asas-asas yang tercantum dalam Deklarasi mengenai penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, dan untuk maksud itu melaksanakan langkah tindak yang diperlukan untuk menghapus diskriminasi dalam segala bentuk dan manifestasinya.

3. Prinsip-prinsip Konvensi CEDAW