39
istri, cinta yang memenuhi rasa, saling berbagi dan mengisi sepanjang hidupnya.
B. Keberanjakan Konsep ‘iddah dalam Hukum Keluarga Islam
1. Konsep ‘iddah Pra Islam dan Setelah Datangnya Islam
Jazirah arab, atau lebih khusus mekah, di tempat inilah dilahirkan manusia paling mulia, yaitu nabi Muhammad Saw. Di sini pula, dakwah
Islam pertama kali dikumandangkan sebelum menyebar ke seluruh penjuru bumi.
56
Dari sisi kondisi sosio kultural masyarakat arab, salah satu karakter penduduk jazirah adalah cepat menerima nilai-nilai kebaikan.
Hasan al Nadwi menyatakan bahwa diantara hal-hal positif bangsa yang cepat berperan penting bagi kemajuan agama adalah kebodohan
masyarakat arab jahili ini yang begitu mengakar, tanpa didasari oleh suatu doktrin filosofis tertentu yang kuat, dan sulit dikikis sebagaimana
yang terjadi di daerah sekitarnya.
57
Bangsa romawi telah dipengaruhi doktrin kristianistik-pagan dan bangsa persia telah dinodai oleh ajaran
mazdak-majusi. Bangsa arab yang liar belum pernah dinodai oleh doktrin yang sistematis dan mengakar sangat potensial dan relatif lebih mudah
56
Forum KALIMASADA, Kearifan Syariat Menguak Rasionalitas Syariat dari Perspektif Filosofis, Medis Dan Sosiohistoris, Kediri: Lirboyo Press, 2009, h. 34.
57
Abu al Hasan Ali al Hasani an Nadwi, Al Sirah an Nabawiyah, Cet.VIII, Jedah: Dar al Syuruq, 1989, h. 42.
40
dirubah dan diganti dengan doktrin baru yang sistematik dan lengkap,
58
yaitu Islam. Dalam ruang lingkup pernikahan pada zaman pra Islam, di tanah
arab pernah berkembang beberapa tradisi. Sebagaimana dalam salah satu hadis yang cukup panjang.
ُنْب ُةَوْرُع َلاَق ُْتَرَ بْخَأ َملَسَو ِْيَلَع ُللا ىلَص ِِِلا َجْوَز َةَشِئاَع نَأ ِْرَ بزلا
ِةيِلِاَْْا ِِ َحاَكِلا نَأ َُتيِلَو ِلُجرلا ََِإ ُلُجرلا ُبُطََْ َمْوَ يْلا ِسا لا ُحاَكِن اَهْ ِم ٌحاَكَِف ٍءاََْْأ ِةَعَ بْرَأ ىَلَع َناَك
َُتَْ با ْوَأ يِلِسْرَأ اَهِثْمَط ْنِم ْتَرُهَط اَذِإ ِِتَأَرْم ِا ُلوُقَ ي ُلُجرلا َناَك ُرَخآ ٌحاَكِنَو اَهُحِكَْ ي ُُ اَهُ قِدْصُيَ ف
َهُلََْ َََ بَتَ ي ََح اًدَبَأ اَهسَََ َاَو اَهُجْوَز اَُُِزَتْعَ يَو ُِْم يِعِضْبَتْساَف ٍن َاُف ََِإ ِلُجرلا َكِلَذ ْنِم ا
ًةَبْغَر َكِلَذ ُلَعْفَ ي اََِإَو بَحَأ اَذِإ اَهُجْوَز اَهَ باَصَأ اَهُلََْ َََ بَ ت اَذِإَف ُِْم ُعِضْبَتْسَت يِذلا ِةَباَََ ِِ
رلا ُعِمَتََْ ُرَخآ ٌحاَكِنَو ِعاَضْبِتْس ِاا َحاَكِن ُحاَكِلا اَذَ َناَكَف ِدَلَوْلا ِةَرَشَعْلا َنوُد اَم ُطْ
َعَضَت ْنَأ َدْعَ ب ٍلاَيَل اَهْ يَلَع رَمَو ْتَعَضَوَو ْتَلَََ اَذِإَف اَهُ بيِصُي ْمُهلُك ِةَأْرَمْلا ىَلَع َنوُلُخْدَيَ ف ِع اوُعِمَتََْ ََح َعَِتََْ ْنَأ ْمُهْ ِم ٌلُجَر ْعِطَتْسَي ْمَلَ ف ْمِهْيَلِإ ْتَلَسْرَأ اَهَلََْ
ْدَق ْمَُُ ُلوُقَ ت اَ َدْ َحْلَ يَ ف َِِْاِب ْتبَحَأ ْنَم يِمَسُت ُن َاُف اَي َكُْ با َوُهَ ف ُتْدَلَو ْدَقَو ْمُكِرْمَأ ْنِم َناَك يِذلا ْمُتْ فَرَع
ُق لا ُعِمَتََْ ِعِبارلا ُحاَكِنَو ُلُجرلا ِِب َعَِتََْ ْنَأ ُعيِطَتْسَي َا اَُدَلَو ِِب
ىَلَع َنوُلُخْدَيَ ف ُرِثَكْلا ُسا ًمَلَع ُنوُكَت ٍتاَياَر نِِِاَوْ بَأ ىَلَع َِْْصَْ ي نُك اَياَغَ بْلا نَُو اََءاَج ْن ِِ ُعَِتََْ َا ِةَأْرَمْلا
ْنَمَف ا ُِج اَهَلََْ ْتَعَضَوَو نُاَدْحِإ ْتَلَََ اَذِإَف نِهْيَلَع َلَخَد نَُداَرَأ
ُُ َةَفاَقْلا ْمَُُ اْوَعَدَو اََُ اوُع ٌدمَُُ َثِعُب امَلَ ف َكِلَذ ْنِم ُعَِتََْ َا َُْ با َيِعُدَو ِِب َطاَتْلاَف َنْوَرَ ي يِذلاِب اََدَلَو اوُقََْْأ
ىلَص ُلُك ِةيِلِاَْْا َحاَكِن َمَدَ ِقَْْاِب َملَسَو ِْيَلَع ُللا
َمْوَ يْلا ِسا لا َحاَكِن اِإ
Artinya: Aisyah ra. Istri rasulullah saw. Pernah bercerita kepada urwah bin zubair, bahwa pada masa jahiliyah ada empat tradisi pernikahan.
Pertama, pernikahan seperti halnya yang terjadi sekarang, yaitu seorang laki-laki melamar wanita kepada walinya kemudian dia membayar mahar
dan menikahinya. Kedua, seorang laki-laki berkata kepada istrinya yang
telah suci dari haid; “pergilah kepada seorang laki-laki dan mintalah ia untuk menggaulimu. Kemudian laki-laki tersebut menjauhi istrinya sampai
58
Forum KALIMASADA, Kearifan Syariat Menguak Rasionalitas Syariat Dari Perspektif Filosofis, Medis Dan Sosiohistoris, h.41.
41
waktu kehamilannya, jika ternyata istrinya hamil maka, suami laki-laki yang pertama bisa kembali jika dia suka. Pernikahan dilakukan semata-
mata untuk mendapatkan keturunan. Disebut juga dengan nikah istibdha‟. Ketiga, sekelompok laki-laki sekitar 2-10 orang. Semuanya menggauli
seorang perempuan, jika perempuan tersebut hamil, maka setelah melahirkan, perempuan tersebut memilih sesukanya salah satu dari laki-
laki yang telah menggaulinya untuk mendapatkan nasab untuk anaknya. Keempat, beberapa orang laki-laki menggauli perempuan pezina yang
telah memberikan tanda di depan rumah mereka bahwa mereka adalah pezina sehingga siapapun yang berkehendak bisa menggauli mereka. Jika
perempuan tersebut hamil, maka dipanggil seorang qaif untuk kemudian menentukan siapa ayah dari anak tersebut. Setelah rasulullah saw. Diutus
membawa Islam, maka semua tradisi tersebut dihapus kecuali jenis nikah pertama yaitu pernikahan yang berlaku hingga sekarang.
HR. Bukhori, Abu Daud, Daruquthni, Baihaqi
Hadis di atas menjelaskan beberapa kebiasaan arab jahiliyah dalam pernikahan. Islam yang datang dengan misi menciptakan
kemaslahatan manusia, tidak semata-mata menghapus bersih kebiasaan jahiliah. Jika ada suatu hukum yang berlaku dan dari beberapa sisi
mengandung kebaikan maka Islam akan mempertahankannya dengan sentuhan corak keisalamannya dan membuang sisi-sisi negatifnya.
Termasuk perihal pernikahan. Karena dalam ruang lingkup sosial, segala sesuatu yang berkaitan
dengan pernikahan telah diakomodasi dan diatur oleh agama maupun adat.
59
Islam dalam banyak ajarannya bersikap sangat kooperatif menyikapi fenomena kebudayaan. Adat istiadat sebagai sebuah proses
dialektik-sosial dan kreativitas alamiah manusia tidak harus dieliminasi, dibasmi dan dianggap musuh yang membahayakan. Melainkan dipandang
59
Forum KALIMASADA, Kearifan Syariat Menguak Rasionalitas Syariat dari Perspektif Filosofis, Medis Dan Sosiohistoris, h. 41.
42
sebagai partner dan elemen yang harus diadopsi secara selektif dan proposional.
60
Adapun dalam ketentuan „iddah, pada dasarnya istilah „iddah
sudah dikenal sejak zaman jahiliah. Pada saat itu, mereka hampir tidak pernah meninggalkan kebiasaan ini. Ketika Islam datang, kebiasaan ini
tetap dipertahankan karena di balik pemberlakuan „iddah terdapat
kemaslahatan.
61
Pada masa pra Islam juga terdapat beberapa riwayat yang menceritakan tradisi
„iddah yang berlaku pada perempuan arab. Diantaranya:
ُلوُقَ ت َةَمَلَس مُأ يِمُأ ُتْعََِ ُبَْ يَز ْتَلاَق َملَسَو ِْيَلَع ُللا ىلَص ِللا ِلوُسَر ََِإ ٌةَأَرْما ْتَءاَج
َر َلاَقَ ف اَهُلُحْكََ فَأ اَهُ ْ يَع ْتَكَتْشا ْدَقَو اَهُجْوَز اَهْ َع َُِِوُ ت َِِْ با نِإ ِللا َلوُسَر اَي ْتَلاَقَ ف ُلوُس
رَم َا َملَسَو ِْيَلَع ُللا ىلَص ِللا ٍرُهْشَأ ُةَعَ بْرَأ َيِ اََِإ َلاَق ُُ َا ُلوُقَ ي َكِلَذ لُك اًث َاَث ْوَأ ََِْ ت
ُتْلُ ق ٌدْيََُ َلاَق ِلْوَْْا ِسْأَر ىَلَع ِةَرْعَ بْلاِب يِمْرَ ت ِةيِلِاَْْا ِِ نُكاَدْحِإ ْتَناَك ْدَقَو ٌرْشَعَو ِةَرْعَ بْلاِب يِمْرَ ت اَمَو َبَْ يَزِل
اَهُجْوَز اَهْ َع َُِِوُ ت اَذِإ ُةَأْرَمْلا ْتَناَك ُبَْ يَز ْتَلاَقَ ف ِلْوَْْا ِسْأَر ىَلَع ِب ىَتْؤُ ت ُُ ٌةََس اَِِ رََُ ََح اًئْيَش َاَو اًبيِط سَََ َََْو اَِِاَيِث رَش ْتَسِبَلَو اًشْفِح ْتَلَخَد
ٍةباَد َط ْوَأ ٍةاَش ْوَأ ٍراََِ
يِمْرَ تَ ف ًةَرْعَ ب ىَطْعُ تَ ف ُجُرََْ ُُ َتاَم اِإ ٍءْيَشِب ضَتْفَ ت اَملَقَ ف ِِب ضَتْفَ تَ ف ٍْر ِِْرَغ ْوَأ ٍبيِط ْنِم ْتَءاَش اَم ُدْعَ ب ُعِجاَرُ ت ُُ اَِِ
Artinya: Zainab berkata, bahwa ia pernah mendengar ibunya, ummu salamah pernah bercerita, tentang seorang perempuan yang datang
menemui Rasulullah Saw dan mengadukan masalahnya, bahwa anak perempuan saya suaminya meninggal, dan mata anak saya sakit, bolehkah
kami menggunakan celak. Nabi menjawab, tidak boleh. Sebanyak tiga kali dengan jawaban yang sama. anakmu harus menjalani ihdad selama empat
bulan sepuluh hari. Sungguh pada masa jahiliyah dilempar dengan kotoran unta selama setahun. Zainab berrkata, bahwa pada masa
jahiliyah, jika seorang perempuan ditinggal mati suaminya, maka perempuan tersebut tinggal di gubuk kecil, memakai pakaiannya yang
60
Abdul Haq, dkk, Formulasi Nalar Fikih Telaah Ka‟iddah Fiqh Konseptual, Cet.V,
Surabaya: Khalista, 2009, h. 268.
61
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Penerjemah Abdurrahman dan Masrukhin, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009, h. 118.
43
paling jelek, tidak memakai minyak wangi atau apapun selama setahun. Kemudian didatangkan keledai, kambing atau burung. Setelah selesai
masa „iddahnya ia diperbolehkan keluar dengan syarat berdiri di
pinggiran jalan dan disuruh membuang kotoran hewan yang melewati jalan tersebut. Setelah itu perempuan diperbolehkan memakai minyak
wangi lagi melanjutkan kehidupannya seperti biasa. HR. Bukhari, Abu Daud, at Tirmidzi, dan Ibnu Majah
Dari riwayat tersebut, tampak perlakuan yang kurang bahkan tidak manusia terhadap perempuan yang di tinggal mati oleh suaminya. Bahkan
dalam kasus-kasus tertentu, setelah kematian seorang suami, seorang istri tidak berhak untuk hidup. Dia harus mati bersama suaminya praktik sati
dalam agama hindu dengan melemparkan diri kedalam kobaran api pemakaman.
62
Kewajiban „iddah dengan beragam ketentuannya, ditetapkan oleh
syari‟ bagi setiap perempuan muslim tidak lain adalah untuk memelihara kemuliaan keluarga muslim, memeliharanya dari tahallul,
63
tafakkuk,
64
dan ikhtilath atau bercampurnya nasab, agar diketahui keadaan rahim perempuan yang ber
‟iddah pasca perceraian. Selain itu, „iddah juga mengandung nilai ta‟abbudi sebagai bentuk kepatuhan terhadap perintah
Allah pada kaum perempuan. „iddah sebagai bentuk belasungkawa istri
akan perpisahan dengan suaminya yang wafat, sebagai bentuk pengakuan
62
Ali Hosein Hakeem, Islam And Feminism; Teory, Modeling, And Applications, Membela Perempuan, Menakar Feminism dengan Nalar Agama, Penerjemah; Jemala Gembala,
Adeela Shabaz , Perceraian Sebuah Institusi Islam, Jakarta: Al Huda, 2005, h. 257.
63
Tahallul maksudnya putusnya hubungan silaturahmi antara mantan suami dan mantan istri atau lahirnya permusuhan antara keduanya. Ketentuan
„iddah merupakan cara yang santun pasca putusnya perkawinan agar tidak pihak yang merasa terzalimi.
64
Tafakkuk atau disintegarasi maksudnya suatu keadaan hilangnya keutuhan atau persatuan. Ketentuan
„iddah menghormati keagungan akad pernikahan sebelumnya. Jika tidak ada ketentuan
„iddah, ada kemungkinan antara mantan suami dan mantan istri tidak menjalin hubungan silaturahmi lagi, karena si istri bebas melakukan pernikahan dengan laki-laki lain tanpa
menjalani masa tunggu. Begitu juga dengan suami yang tidak diberikan kesempatan untuk merenung agar rujuk kembali.
44
atau penghormatan terhadap suami. Ketentuan „iddah, menghapus
kebiasaan jahiliah yang tak jarang berupa penindasan, diskriminasi, penghinaan. Bahkan perempuan dianggap sebagai bahan permainan laki-
laki, menjadi barang transaksi, ditindas dan dizalimi. Kemudian Islam datang dengan misi kemaslahatan, salah satunya
menjaga hak-hak perempuan dalam pernikahan, kewarisan dan mengangkat derajatnya dan mengembalikan kemuliaanya yang sempat
terkubur dan mengembalikan kemerdekaanya yang lama terkekang. Sebagaimana disyariatkannya talak untuk melindungi perempuan dari
kezaliman, penindasan dalam perkawinan.
65
2. Konsep ‘Iddah dalam KHI