92
tujuan syariat, yaitu kemaslahatan, tanpa adanya perlanggaran kesetaraan dan keadilan.
Sehingga, ketentuan „iddah bagi istri dalam larangan untuk menerima
pinangan dan menikah bukanlah hal yang bisa dinilai sebagai kesenjangan atau ketidakadilan dalam menjaga hak istri dengan adanya nafkah dan tempat
tinggal dan menjaga hak suami dan juga istri untuk masa tenggang harapan memperbaiki hubungan. Sebagai seni Islam dalam putusnya suatu ikatan.
Hukum yang kaya akan kesantunan.
2. Prinsip Nondiskriminasi
Sesuai dengan nama yang disandang oleh konvensi ini, CEDAW pada pasal 1 langsung memberikan penjelasan mengenai makna diskriminaisi, yaitu
“..., the term discrimination against women shall mean any distinction, exclusion or restriction made on the basis of sex which has the effect or
purpose of impairing or nullifying the recognition, enjoyment or exercise by women, irrespective of their marital status, on a basis of equality of men and
women, of human rights and fundamental freedoms in the political, economic, social, cultural, civil or any other field.
” „„diskriminasi terhadap perempuan‟‟ berarti setiap pembedaan,
pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan
pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan- kebebasan pokok di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun
lainnya oleh perempuan, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara laki-laki dan perempuan
.”
Adanya kewajiban „iddah khusus bagi perempuan, sehingga
melahirkan beberapa aturan yang harus dijaga selama masa „iddahnya, baik
berupa anjuran atau larangan. Salah satunya membatasi kesempatan untuk menikah selama masa
„iddah. Sedangkan bagi laki-laki, tidak ada tuntutan
93
melaksanakan „iddah sehingga memiliki akses dan kesempatan yang lebih
dalam membuat ikatan baru pasca perceraian. Ketika kita merujuk kembali makna diskriminasi yaitu
“yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau menghapuskan
pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan- kebebasan pokok
”. Maka diskriminasi yang dimaksud adalah yang mengurangi atau merugikan perempuan.
Sedangkan, ketentuan „iddah pada hakikatnya adalah untuk melindungi
hak perempuan dari berbagai sisi, materil seperti nafkah dan tempat tinggal, ataupun materil berupa kesempatan untuk merenung. Menurut hemat penulis,
hal ini sudah sejalan dengan tujuan yang diinginkan CEDAW yaitu untuk melindungi Hak asasi perempuan.
C. Perbandingan Analisis Konsep Maqashid Syariah dan CEDAW terhadap