Dasar Hukum Pelaksanaan Program P2KP

4.3. Dasar Hukum Pelaksanaan Program P2KP

Dasar Hukum yang paling utama didalam Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP adalah UUD 1945 pada pasal 34 UUD 1945 yang terdiri dari 4 ayat, dicantumkan secara jelas landasan program kemiskinan sebagai berikut: Ayat 1 : Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Ayat 2 : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 3 : Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Ayat 4 : Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang. Khusus pada ayat 1 terlihat bahwa program bantuan untuk anak-anak terlantar dan fakir miskin bukanlah bantuan yang bertujuan untuk merangsang kemampuan ekonomi, setidaknya dalam waktu dekat. Kemudian dalam pasal 28 ayat 5 yang berbunyi “setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan”. Ayat ini menunjukkan bahwa pemerintah diperbolehkan memberikan perlakuan yang khusus kepada satu kelompok Universitas Sumatera Utara masyarakat, sehingga prinsip “adil dalam peluang” dapat dikedepankan dengan memberikan kemampuan yang relatif seimbang pada mereka yang membutuhkan. Pada tingkat yang lebih implementatif dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional Propenas, disebutkan empat strategi penanggulangan kemiskinan, yaitu: 1. Penciptaan kesempatan create opportunity melalui pemulihan ekonomi makro, pembangunan yang baik, dan peningkatan pelayanan umum. 2. Pemberdayaan masyarakat people empowerment dengan meningkatkan akses terhadap sumber daya ekonomi dan politik. 3. Peningkatan kemampuan increasing capacity melalui pendidikan dan perumahan. 4. Perlindungan sosial social protection untuk mereka yang memiliki cacat fisik, fakir miskin, kelompok masyarakat yang terisolir, serta terkena pemutusan hubungan kerja PHK, dan korban konflik sosial. Poin keempat menunjukkan secara tegas perlunya kebijakan yang segmentatif, salah satunya berupa program perlindungan sosial yang mengkhususkan kelompok paling bawah. Tiga bentuk program sebelumnya poin 1, 2, dan 3 belum dapat diakses oleh kelompok paling miskin. Pemerintah juga menyadari bahwa keluarga miskin tidak saja berlokasi pada desa-desa miskin di wilayah terpencil dimana telah tercakup dalam pelaksanaan program IDT sebelumnya, tetapi juga di tempat-tempat lain yang kurang terpencil bahkan di Perkotaan. Karena itu paradigma baru dalam penanggulangan kemiskinan dilakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui sasaran kelompok masyarakat Universitas Sumatera Utara tidak individual lagi dan setiap upaya pemberdayaan baik yang dilakukan pemerintah, dunia usaha maupun kelompok peduli masyarakat miskin seharusnya dipandang sebagai umpan dan pemacu untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Untuk itu maka berbagai upaya penanggulangan kemiskinan memenuhi lima hal pokok sebagai berikut: a. Bantuan dana sebagai modal usaha b. Pembangunan prasarana sebagai pendukung pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. c. Penyediaan sarana untuk memperlancar pemasaran hasil produksi barang dan jasa masyarakat. d. Pelatihan bagi aparat dan masyarakat. e. Penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat. Sumodiningrat, 1997 : 7

4.4. Gambaran Umum Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

Dokumen yang terkait

Analisis Perubahan Tutupan Lahan Kota Lubuk Pakam Antara Tahun 2012 Dengan 2015

3 63 68

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Respon Masyarakat Terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Di Kelurahan Pekan Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

1 39 127

Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam

0 31 78

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

2 77 121

Upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Penanggulangan Kamiskinan Di Perkotaan (P2KP) : studi kasus di BKM Bimas Kelurahan Pajang-Benda Kota Tangerang

6 69 112