tidak individual lagi dan setiap upaya pemberdayaan baik yang dilakukan pemerintah, dunia usaha maupun kelompok peduli masyarakat miskin seharusnya dipandang
sebagai umpan dan pemacu untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Untuk itu maka berbagai upaya penanggulangan kemiskinan memenuhi lima hal pokok sebagai
berikut: a.
Bantuan dana sebagai modal usaha b.
Pembangunan prasarana sebagai pendukung pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
c. Penyediaan sarana untuk memperlancar pemasaran hasil produksi barang dan jasa
masyarakat. d.
Pelatihan bagi aparat dan masyarakat. e.
Penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat. Sumodiningrat, 1997 : 7
4.4. Gambaran Umum Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dimaksudkan sebagai suatu sarana pelaksanaan program dalam upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat miskin di perkotaan. Program ini dilaksanakan dengan mengutamakan pemberdayaan masyarakat dan institusi lokal melalui kelembagaan presentatif
ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap pelaksanaan program sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan
program ini.
Universitas Sumatera Utara
Seperti umumnya pelaksanaan P2KP pada daerah sasaran lain, pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II juga dilatarbelakangi dengan kondisi masih
lemahnya tingkat keberdayaan masyarakat, terlebih-lebih bagi masyarakat miskin. Hal ini dapat ditandai dengan masih terdapatnya kondisi fisik masyarakat miskin yang
belum semua memiliki akses prasarana dan sarana lingkungan dasar yang kurang memadai, dengan kualitas perumahan dan pemukiman yang tidak begitu jauh di bawah
standar kelayakan serta mata pencaharian yang sebagian tidak menentu. Pada hakekatnya, pelaksanaan P2KP didasarkan pada nilai-nilai universal
kemanusiaan moral agar dapat menghasilkan kebijakan pembangunan berdasar prinsip kemasyarakatan good governance dan pembangunan substainability
development. Dalam pelaksanaannya program P2KP dilaksanakan melalui kegiatan Tridaya, baik dalam bidang lingkungan, sosial dan ekonomi.
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP menggunakan pendekatan pembangunan yang bertumpu pada kelompok dalam hal ini masyarakat
kelurahan untuk mendorong tumbuh berkembangnya modal sosial. Modal sosial dalam hal ini adalah nilai-nilai kemanusiaan dan nilai kemasyarakatan yang digunakan
masyarakat yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi dalam menyelesaikan permasalahan kemiskinan secara mandiri.
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP memandang kemiskinan bukan sekedar persoalan ekonomi saja, akan tetapi lebih menekankan pada
persoalan keadilan khususnya keadilan dalam memperoleh kesempatan berusaha.
Universitas Sumatera Utara
Untuk itu upaya penanggulangan kemiskinan diarahkan peada usaha memberantas sumber ketidakadilan, yakni dengan menggunakan tiga pilar, yaitu:
1. Tersedianya aturan main rule of the game yang adil dan disepakati oleh bersama
oleh semua pihak. 2.
Tersedianya institusilembaga yang dipercaya oleh semua pihak untuk menjalankan aturan main yang disepakati dengan jujur dan terbuka, dan
3. Terciptanya kesadaran kolektif seluruh warga komunitas secara bersama menjaga,
menegakkan, dan mengawasi pelaksanaan aturan main. Mengingat bahwa Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP
adalah landasan dan pemicu tumbuhnya gerakan pembangunan berkelanjutan dalam penanggulangan kemiskinan di perkotaan, maka diperlukan rumusan visi dan misi
yang jelas sehingga dapat dipakai sebagai acuan prilaku dan arahan bagi semua pelaku P2KP maupun bagi para pihak stakeholders dalam mengembangkan program-program
kemiskinan di wilayahnya. Pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II mengedepankan
Nilai-nilai universal kemanusiaan yaitu mengedepankan sikap jujur, dapat dipercaya, ikhlas kerelawanan, adil, kesetaraan, kesatuan dalam keragaman. Seperti halnya
pelaksanaan P2KP di daerah lainnya, pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I- II didasarkan pada tahapan atau siklus P2KP yang telah ditetapkan. Siklus tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Pedoman Umum P2KP Tahun 2007
Gambar 4.1 Siklus Kegiatan P2KP di Tingkat Kelurahan
Adapun siklus kegiatan P2KP pada Gambar 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Sosialisasi substansi P2KP dilakukan secara personal maupun melalui forum-
forum pertemuan warga di tingkat kelurahan. Sosialisi juga dilakukan melalui media elektronik, diseminasi melalui poster, brosur spanduk maupun leaflet.
Strategi dilaksanakan mengacu pada hasil pemetaan sosial social mapping tim fasilitator.
5.PEMBENTUKAN BKM
4.PEMETAAN SWADAYA
3.REFLEKSI KEMISKINAN
2.MUSYAWARAH KESIAPAN MASYARAKAT DAN
PENDAFTARAN RELAWAN
1.PEMETAAN SOSIAL DAN SOSIALISASI AWAL
10.PELAKSANAAN KEGIATAN
9.PENCAIRAN DANA BLM DI KSM
8.PENGAJUAN PENCAIRAN DANA BLM
7.KOORDINASI RENCANA PJM PRONANGKIS
DENGAN KELURAHAN 6.PERENCANAAN PJM
PRONANGKIS
Universitas Sumatera Utara
2. RKM Rembug Kesiapan Masyarakat untuk mengkonfirmasikan kembali,
apakah masyarakat kelurahan siap menerima atau menolak melaksanakan P2KP dengan segala konsekuensi partisipasi dan kontribusinya.
3. FGD Focus Group Discussion Refleksi Kemiskinan memiliki tujuan utama
mengidenfikasi kriteria, karakteristik, faktor-faktor penyebab kemiskinan dan menggalang kepedulian untuk warga miskin.
4. Pemetaan Swadaya sebagai proses pemetaan dan analisis potensi, masalah dan
kebutuhan masyarakat need assesment diklarifikasikan dalam : a.
Prasarana Lingkungan fisik, berkaitan dengan kebutuhan pembangunan prasarana pemukiman.
b. Ekonomi produktif, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan pengembangan
usaha kecil ekonomi produktif sektor informal. c.
Pengembangan sosial dan peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan dan kelompok potensial, disamping pemenuhan
kebutuhan warga miskin terhadap bantuan maupun santunan sosial. 5.
Pembentukan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai proses pengorganisasian masyarakat dilaksanakan melalui Rembug Warga.
BKM dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, selanjutnya untuk memfasilitasi kebijakan penangulangan kemiskinan secara demokratis, partisipatif, transparan
dan akunTabel dalam proses penanggulangan kemiskinan partisipatif. BKM diperankan sebagai motor penggerak dalam melembagakan dan
membudayakan kembali modal sosial social capital berupa nilai-nilai sosial,
Universitas Sumatera Utara
kejujuran, solidaritas sosial, tanggung jawab sosial, yang berpotensi menjalin jaring sosial sosial networking.
6. Perencanaan partisipatif diwujudkan dalam proses untuk menyusun PJM
Pronangkis Perencanaan Jangka Menengah Program Penanggulangan Kemiskinan.
PJM Pronangkis dirumuskan berdasarkan data tabulasi potensi dan masalah melalui kegiatan pemetaan swadaya survei kampung sendiri. PJM Pronangkis
selanjutnya dijadikan sebagai acuan pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di kelurahan setempat. Permasalahan dan potensi yang telah
diinventarisir dalam PJM Pronangkis diharapkan dapat mendorong pemecahan masalah berbasis kebutuhan masyarakat.
7. Kelompok Swadaya Masyarakat KSM terbentuk dan tumbuh bersama
masyarakat. Pembentukannya berdasarkan pada data kebutuhan masyarakat di dalam PJM
Pronangkis dilengkapi dengan usulan-usulan proposal kegiatan yang diajukan kepada BKM.
KSM mengakses dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat P2KP melalui kegiatan Tridaya. Rencana kegiatan KSM disesuaikan dengan daftar kebutuhan
yang telah tertuang dalam PJM Pronangkis dan diseleksi berdasarkan skala prioritas. KSM dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan apabila
termasuk dalam kualifikasi dan prioritas yang disetujui melalui rapat BKM.
Universitas Sumatera Utara
Siklus ini dimaksudkan agar apa yang dilakukan masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan berjalan terarah dan bertahap serta tetap berada dalam
koridor yang telah digariskan. Sejak sosialisasi awal pada tahap pemanfaatan BLM telah terjadi proses yang cukup panjang dan melelahkan, namun demikian pada
awalnya memang agak sulit karena masyarakat belum terbiasa dengan kondisi atau proses yang cukup panjang dan melelahkan, namun demikian pada awalnya memang
agak sulit karena masyarakat belum terbiasa dengan kondisi atau proses pelaksanaan program seperti P2KP, akan tetapi dengan berbagai upaya yang dilakukan salah
satunya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya rembug- rembug atau pertemuan untuk menggali informasi serta menanamkan kepada
masyarakat bahwa program ini sifatnya bottom-up. Pada akhirnya masyarakat bisa menerima dan menjalankan program ini dengan antusias, walau seluruhnya belum
terlibai secara langsung, akan tetapi minimal sudah muncul kesadaran kritis masyarakat betapa pentingnya menanggulangi kemiskinan secara bersama-sama dan
itu merupakan tanggung-jawab bersama pula. Pada siklus pemanfaatan BLM juga telah ditekankan bahwa dana yang ada
sifatnya hanya simultan atau rangsangan bagi masyarakat sebagai suatu proses pembelajaran dalam mengelola dana sendiri yang ditujukan untuk pelaksanaan Tridaya
Lingkungan, Sosial dan Ekonomi yang kesemuanya diawali melalui rembug pertemuan guna menemukenali persoalan yang ada di masyarakat, kemudian
dirumuskan dan disepakati secara bersama-sama yang pada akhirnya menjadi sebuah program sesuai kebutuhan yang juga dilaksanakan oleh masyarakat sendiri dengan
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan BLM, swadaya dan bantuan dari pihak-pihak yang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan.
Penyusunan PJM Pronangkis adalah substansi utama dalam perencanaan partisipatif. Perencanaan partisipatif dibuat dengan mempertimbangkan hasil-hasil
pemetaan swadaya yang telah dilakukan masyarakat, keterpaduan dengan rencana dan program Kelurahan Lubuk Pakam I-II maupun Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Pronangkis berisikan: a.
Dokumen strategi penanggulangan kemiskinan, yaitu visi, misi dan strategi penanggulangan kemiskinan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II.
b. Rencana Jangka Menengah penanggulangan, yaitu dalam jangka waktu 3 tahun.
c. Rencana Tahunan Renta yang berisi rencana detail investasi tahunan.
PJM Pronangkis tidak boleh sebagai prasyarat untuk memperoleh dana bantuan P2KP, namun sebagai media pembelajaran masyarakat untuk menyususn program
bersama. Muatan PJM dan Renta Pronangkis bukan hanya berisikan daftar kegiatan yang didanai sumber dana BLM P2KP, melainkan program masyarakat menyeluruh,
termasuk dengan sumber dana swadaya masyarakat, APBD, ataupun channeling dengan perbankan.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kabupaten Deli Serdang, dibentuklah Pembina Kecamatan,
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK Bantuan Langsung Masyarakat BLM dan Pembina Kelurahan.
1. Tugas Pembina Kecamatan adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Melakukan pemasyarakatan program P2KP kepada Lurah dan Perangakat
Kelurahan di wilayah kerjanya. b.
Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya.
c.
Melakukan pemantauan pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya dan menerima serta memverikasi laporan pada Lurah.
d.
Bersama-sama dengan PJOK BLM membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOP Kecamatan
.
2. Tugas Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK BLM adalah :
a. Memantau proses pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya sesuai dengan
pentahapan yang sudah ditentukan. b.
Melaksanakan pengamidminstrasian program yang meliputi menandatangani Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan SPPB, memproses SPP ke KPPN, dan
lain-lain. c.
Membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas setiap bulan. Laporan bulanan dibuat rangkap empat untuk diserahkan sebelum tanggal 15 setiap bulan
kepada Bupati cq Bappeda Kabupaten Deli Serdang. Laporan tersebut dikirim sebagai tembusan kepada Camat, Lurah, dan BKM-BKM di wilayah
kerjanya. d.
Membuat laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya dan menyerahkannya kepada Bupati cq Bappeda Kabupaten Deli Serdang paling
lambat 1 satu bulan setelah masa tugasnya sebagai PJOK berakhir. Jika
Universitas Sumatera Utara
terjadi pergantian PJOK antar waktu, maka PJOK sebelumnya harus menyerahkan satu copy laporan kepada PJOK penggantinya. Laporan
pertanggung jawaban PJOK memuat pesanaan tugas, hasil-hasil kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi serta dilengkapi dengan uraian dan penjelasan
penggunaan BOP-PJOK. e.
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P2KP dengan Konsultan danatau Tim Fasilitator Faskel serta bersama-sama menangani penyelesaian
persoalankonflik dan pengaduan mengenai pelaksanaan P2KP di wilayah kerjanya.
f. Melakukan pengecekan terhadap penggunaan dana yang telah disalurkan
kepada BKMUP maupun KSM dan masyarakat agar sesuai dengan usulan yang diajukan.
3. Tugas Pembina Kelurahan adalah:
a. Membantu sosialisasi awal P2KP ke seluruh masyarakat di wilayahnya.
b. Memfasilitasi proses pemahaman masyarakat mengenai P2KP, dan atas nama
warga mengajukan surat ke KMW dan Bappeda, yang menyatakan kesiapan warga masyarakat melaksanakan P2KP.
c. Memfalitasi pendaftaran dan pengusulan relawan-relawan masyarakat secara
demokratir, transparan dan akunTabel. d.
Memfasilitasi terselenggaranya FGD, rembug warga atau jenis pertemuan lainnya yang melibatkan perangkat Pemerintah Kelurahan termasuk
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan, masyarakatm dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan informasi maupun pelaksanaan tahapan kegiatan P2KP.
e. Membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan BOP Kelurahan dan
menyampaikannya kepada Bupati cq Bappeda Kabupaten Deli Serdang. Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II melibatkan berbagai pihak
seperti warga masyarakat, aparat pemerintah daerah, fasilitator dan konsultan di tingkat Kecamatan.
Pada awalnya fasilitator kelurahan bersama koordinator wilayah melakukan sosialisasi dan penyebaran informasi mengenain program P2KP di tingkat Kecamatan,
yang diikuti oleh wakil dari kelurahan yang ada kepada para warga masyarakat yang diwakili oleh tokoh-tokoh masyarakat, kepala lingkungan, kader PKK, aparat
kelurahan, dan kader masyarakat. Hasil pertemuan tersebut selanjutnya adalah melakukan sosialisasi lanjutan
khusus di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dengan mengundang seluruh elemen masyarakat. Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian dan informasi
yang jelas dan benar mengenai tujuan dan sasaran program kepada masyarakat, sehingga masyarakat memahami dan memiliki kesadaran untuk berpartisipasi aktif
dalam seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun sasaran pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dilaksanakan dalam bentuk: 1.
Pengadaan atau peningkatan sarana dan prasarana umum bagi masyarakat 2.
Peningkatan kualitas jalan-jalan gangdusun
Universitas Sumatera Utara
3. Peningkatan kelayakan hunian warga miskin
4. Peningkatan pelayanan bantuan bagi masyarakat miskin tidak produktif.
5. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin potensial produktif
6. Penyediaan modal usaha bagi masyarakat miskin yang mempunyai usaha kurang
berkembang. 7.
Peningkatan keterampilanSDM warga miskin potensial produktif. Wadah pelaksana kegiatan P2KP seperti yang telah disebutkan dalam uraian
diatas dikenal dengan sebutan BKM. Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang ada bernama Pakam Bersinar. BKM Pakam
Bersinar dibentuk berdasarkan hasil pemilihan langsung oleh seluruh masyarakat di tiap-tiap lingkungan se Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Selanjutnya berdasarkan
pemilihan dan hasil suara terbanyak, secara resmi pengurus BKM Pakam Bersinar yang diketuai Bapak Ok. Jaherli didaftarkan untuk disahkan secara resmi sebagai
pengurus BKM yang ada di Kelurahan Lubuk Pakam dengan Akte Notaris nomor 33WXI2007 pada tanggal 30 Nopember 2007 oleh Notaris Sanjaya Wiratama, SH,
SpN di Lubuk Pakam. Struktur organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat BKM di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data BKM Pakam Bersinar, 2010
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Badan Keswadayaan Masyarakat Pakam Bersinar Kelurahan Lubuk Pakam I-II
Adapun profil susunan pengurus BKM Pakam Bersinar di Kelurahan Lubuk Pakam I-II disajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Profil Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Pakam Bersinar Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Nama
Jabatan Umur
Pendidikan Pekerjaan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
OK. Jaherli Jhoni F Sitepu
M. Jafar Pulungan Safsadar
Siti Fatimah Hj. Mariana S
Mardiati Ipan
Suroto, S.Ag Hotmida
Koordinator Anggota
Anggota Anggota
Anggota Anggota
Anggota Anggota
Anggota Anggota
56 51
54 49
38 54
45 42
41 43
SMP SMA
SMA SMA
SMA SMA
S1 SMA
S1 SMA
Wiraswasta Wiraswasta
Wiraswasta Wiraswasta
Wiraswasta Wiraswasta
Wiraswasta Tk. Listrik
Guru Pedagang
KOORDINATOR
SEKRETARIAT ANGGOTA
ANGGOTA ANGGOTA
ANGGOTA
UNIT PENGELOLA LINGKUNGAN
UNIT PENGELOLA KEUANGAN
UNIT PENGELOLA SOSIAL
Universitas Sumatera Utara
11. 12.
13. 14.
15. 16.
17. Ali Akbar
Salesa Novita Anggreini
Nurlela M. Afri Danil Nst
Najiha Safyatun
Anggota Anggota
Anggota Sekretaris
UPL UPK
UPS 42
40 23
33 38
34 36
SMA SMA
SMA SMA
SMA SMA
SMA Wiraswasta
Honorer Honorer
Wiraswasta IRT
Wiraswasta IRT
Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010
Dengan terbentuknya BKM, selanjutnya BKM secara bersama-sama dengan tim fasilitator kelurahan melakukan pemanfaatan terhadap dana BLM Bantuan
Langsung Masyarakat kepada KSM-KSM yang ada untuk berbagai kegiatan yang terlingkup kedalam Tridaya program P2KP yaitu, Daya Sosial, Daya Ekonomi dan
Daya Lingkungan. Rencana-rencana kegiatan yang telah disetujui tersebut dan didasarkan pada PJM Pronangkis selanjutnya direalisasikan untuk dilaksanakan.
Menurut Pedoman Umum P2KP tahun 2007 diketahui besarnya alokasi dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat ditentukan berdasarkan jumlah penduduk yang
berkategori keluarga miskin pra KS dan KS1 di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, sebagaimana tampak pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Alokasi Dana BLM Ukuran Kelurahan
Kategori Kecil
Sedang Besar
Jumlah KK miskin 300 KK
≥ 300 KK 1000 KK
≥ 1000 KK Jumlah Alokasi Dana
BLM Rp. 200 juta
Rp. 300 juta Rp. 300 juta
Rp.500 juta Pagu maksimal untuk
tiap usulan pinjaman bergulir per KSM
Rp. 30 juta
Universitas Sumatera Utara
Minimal jumlah anggota per KSM
5 orang Sumber: Pedoman Umum P2KP Tahun 2007
Data Tabel 4.14 menunjukkan bahwa distribusi alokasi dana BLM tersebut apabila disesuaikan dengan jumlah KK miskin pada pelaksanaan P2KP di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II yang berjumlah sebanyak 327 KK maka dapat tergolong pada ukuran kelurahan kecil dengan memiliki jumlah KK miskin
≥ 300 KK dengan jumlah alokasi dana BLM sebesar Rp. 300.000.000,-.
Kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II telah dilaksanakan sampai dengan BLM II, dimana pada BLM I dilaksanakan dalam I tahap dan BLM II
dilaksanakan dalam III tahap seperti yang terlihat pada lampiran III. Realisasi Bantuan Langsung Masyarakat BLM I berjumlah sebanyak Rp.
71.562.375,- meliputi kegiatan Program Daya Sosial yaitu sebesar Rp. 29.050.000,-, program Daya Lingkungan sebesar Rp. 28.764.875,- , dan untuk program Daya
Ekonomi sebanyak Rp. 13.747.500,-.
Realisasi penggunaan BLM II Tahap I terealisasi hanya untuk program Daya Lingkungan yaitu sebesar Rp. 60.858.000,-. Untuk BLM II Tahap II Tahun 2010
terealisasi alokasi dana BLM sebanyak Rp. 99.654.500,-. yang dialokasikan untuk 3 tiga daya program P2KP. Adapun alokasi dana untuk program Daya Lingkungan
terealisasi sebanyak Rp. 59.654.500,- , untuk program Daya Ekonomi sebanyak Rp. 22.500.000,- , sedangkan program Daya Sosial sebanyak Rp. 17.500.000,- sedangkan
untuk BLM II Tahap III hanya terealisasi untuk program Daya Lingkungan sebanyak Rp. 41.880.000,-
Universitas Sumatera Utara
Adapun Keseluruhan alokasi dan sumber dana pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dari
tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, secara ringkas disajikan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Keseluruhan Alokasi dan Sumber Dana Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Tahun 2007-2010
Sumber Dana Dalam Rupiah No
Jenis Program
BLM APBD
Swadaya Masyarakat
Jumlah Rp
1. 2.
3. Lingkungan
Sosial Ekonomi
168.681.500,- 29.038.000,-
13.747.500,- -
17.500.000,- 22.500.000,-
22.475.875,- 12.000,-
- 191.157.375,-
46.550.000,- 36.247.500,-
Jumlah 211.467.000,- 40.000.000,-
22.487.875,- 273.954.875,-
Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010 Tabel 4.15 menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan dana yang telah terealisasi
dan dimanfaatkan sejak dimulainya pelaksanaan Program P2KP akhir tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 sebanyak Rp. 273.954.875,-. Penggunaan dana tersebut
untuk program daya lingkungan sebesar Rp. 191.157.375,-, untuk program daya sosial sebesar Rp. 46.550.000,- dan untuk program daya ekonomi Rp. 36.247.500,- dimana
jumlah tersebut terdiri dari Alokasi BLM P2KP yang telah ditetapkan yaitu sebanyak Rp. 211.467.000,- ditambah dengan dana yang berasal dan dinilai dari Swadaya
Masyarakat yaitu sebanyak Rp. 22.487.875,- dan dana yang berasal dari APBD
Universitas Sumatera Utara
Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp. 40.000.000,-. Data di atas menunjukkan bahwa jumlah alokasi dana BLM P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II yang terealisasi sejak
tahun 2007 sampai dengan 2010 tidak terlalu besar, akan tetapi penulis berpendapat dengan adanya rangsangan dana BLM tersebut yang langsung dikelola oleh
masyarakat melalui BKM dan KSM yang telah terbentuk, diharapkan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat miskin yang dijalankan melalui program P2KP dapat
memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan pendapatan dan melatih kemandirian masyarakat miskin.
Berdasarkan gambaran umum pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I- II di atas, selanjutnya penulis melakukan evaluasi atau penilaian terhadap pelaksanaan
P2KP dalam pemberdayaan masyarakat miskin untuk mengetahui tingkat keberhasilan segi efektivitas dalam pelaksanaan program. Hasil penilaian evaluasi tersebut
didasarkan pada analisis deskriptif terhadap dimensi pelaksanaan P2KP yang meliputi dimensi input, dimensi proses, dimensi output dan dimensi outcomes dan analisis
deskriptif terhadap pemberdayaan masyarakat miskin yang meliputi dimensi penguatan kemampuan usaha masyarakat miskin, dimensi bargaining powerkapasitas memadai
masyarakat miskin, serta dimensi kemandirian dan etos kerja masyarakat miskin.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskian di Perkotaan