4.5. Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskian di Perkotaan
P2KP dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
4.5.1. Analisis Deskriptif Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II 1.
Dimensi Input Program P2KP Dimensi input atau masukan dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dielaborasi kedalam beberapa indikator yaitu sebagai berikut:
a. Konsep Dasar P2KP
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa P2KP adalah singkatan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan. P2KP merupakan salah satu
Program Nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya
bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan urban.
Konsep dasar pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP merupakan suatu proses pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat SDM
melalui suatu wadah atau kelembagaan representatif yang dibentuk oleh masyarakat berupa Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang dilakukan melalui pendekatan
Tri-Daya yaitu Daya Lingkungan, Daya Sosial dan Daya Ekonomi.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : www.p2kp.com
Gambar 4.3 Konsep Tri-Daya P2KP
Dalam pendekatan TRI-DAYA seperti yang terlihat pada Gambar 4.3 fokus program diarahkan untuk memberdayakan masyarakat membangun manusianya,
sehingga; secara sosial akan membangun sosial kapital di masyarakat untuk mewujudkan komunitas yang efektif, secara ekonomi mampu mewujudkan komunitas
yang produktif, dan secara lingkungan, mampu menumbuhkan daya pembangunan di masyarakat untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, produktif dan
lestari. Dari uraian tersebut di atas, penulis selanjutnya mengkaitkannya terhadap
pemahaman responden mengenai konsep dasar pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP seperti yang terlihat pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16.
Pemahaman terhadap Konsep Dasar Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Paham
Paham Cukup Paham
Kurang Paham Tidak Paham
5 4
3 2
1 5
12 40
13 7
25 48
120 26
7 6,50
15,58 51,95
16,88 9,09
Jumlah 77
226 100,00
Skor rata-rata : 22677 = 2,93 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.16 menunjukkan responden yang menjawab Cukup Paham terhadap konsep dasar pelaksanaan P2KP yaitu sebanyak 40 responden 51,95, selanjutnya
responden yang menjawab Kurang Paham sebanyak 13 responden 16,88, menjawab Paham sebanyak 12 responden 15,58, sedangkan responden yang
menjawab Sangat Paham sebanyak 5 responden 6,50. Adapun responden yang menjawab tidak paham sebanyak 7 orang 9,09. Rata-rata skor nilai jawaban
responden adalah 2,93 dan berada pada kriteria sedang.
Dari hasil jawaban responden di atas, menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat miskin masih rendah terhadap konsep dasar pelaksanaan P2KP dan perlu
Universitas Sumatera Utara
untuk terus ditingkatkan. Penulis berpendapat bahwa dengan semakin tingginya tingkat pemahaman masyarakat terhadap konsep dasar P2KP maka akan turut mempengaruhi
implementasi pelaksanaan P2KP khususnya di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, sehingga mampu mendorong “gerakan masyarakat” dan “gerakan kemitraan” dalam
penanggulangan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui sosialisasi dan pembinaan yang tepat dan
terarah. b.
Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Program P2KP Kemampuan pemerintah daerah untuk dapat mengakomodasi segala potensi-
potensi yang ada di tengah-tengah masyarakat dan memanfaatkannya untuk sebesar- besar kepentingan masyarakat menjadi salah satu hal penting dalam upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat. Begitu pula halnya dengan keterlibatan pemerintah daerah untuk mendukung upaya-upaya pemberdayaan yang dijalankan melalui pelaksanaan
program P2KP. Di era Otonomi Daerah dewasa ini, aparatur pemerintah yang langsung terjun
di tengah-tengah masyarakat dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi dalam mendukung penuh
setiap upaya-upaya pemberdayaan masyarakat yang telah diprogramkan tersebut. Dengan adanya kepedulian dan dukungan pemerintah daerah tersebut, diharapkan
keberhasilan dan pencapaian tujuan pelaksanaan program P2KP dapat terwujud dengan maksimal. Aparat pemerintahan daerah yang berperan langsung dalam
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan pelaksanan program P2KP dalam hal ini adalah Camat, PJOK penanggung jawab operasional kecamatan, Lurah dan Kepala Lingkungan.
Adapun persepsi responden terhadap peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel
4.17.
Tabel 4.17. Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Maksimal
Maksimal Cukup Maksimal
Kurang Maksimal Tidak Maksimal
5 4
3 2
1 3
15 35
18 6
15 60
105 36
6 3,90
19,48 45,45
23,37 7,80
Jumlah 77
222 100,00
Skor rata-rata : 22277 = 2,88 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer , 2010
Tabel 4.17 menunjukkan sebanyak 35 responden 45,45 menjawab peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup
Makasimal. Selanjutnya 18 responden 23,37 menjawab Kurang Maksimal. Adapun responden yang menjawab Maksimal dan Tidak Maksimal secara berturut-turut yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 15 responden 19,48 dan 6 responden 7,80. Sedangkan responden yang menjawab peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan P2KP terlaksana dengan
Sangat Maksimal hanya sebanyak 3 responden 3,90. Dari keseluruhan jawaban
responden di atas maka skor rata-rata jawaban responden adalah 2,88 atau berada pada kriteria sedang.
c. Peran Konsultan dan Fasilitator dalam Pelaksanaan Program P2KP
Keberhasilan pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP tidak terlepas dari peran konsultan dan tim fasilitator sebagai pendamping baik
dari perencanaan maupun realisasi program. Pendampingan yang dilakukan konsultan dan fasilitator kelurahan adalah untuk
mengenalkan dan membantu masyarakat dalam melaksanakan suatu pendekatan baru dalam pembangunan, dengan mendorong peran serta masyarakat secara aktif dalam
menanggulangi kemiskinan melalui usaha sendiri, oleh karena itu partisipasi aktif pendamping sangat diperlukan dalam rangka proses pemberdayaan tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Bapak Ok. Jaherli selaku Koordinator BKM Pakam Bersinar di Aula Kantor Kelurahan Lubuk Pakam I-
II, pada tanggal 24 Nopember 2010, beliau mengatakan bahwa “...Keberadaan Konsultan dan Fasilitator Kelurahan sangat membantu proses pelaksanaan P2KP di
Kelurahan Lubuk Pakam I-II, tanpa mereka tim fasilitator kelurahan proses pelaksanaan baik dari perencanaan sampai realisasi program P2KP di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II tidak akan dapat terwujud dengan baik. Banyak pemahaman dan pola pikir baru yang kami dapatkan dari mereka, sehingga membuka wacana bagi kami
Universitas Sumatera Utara
selaku pengurus BKM untuk dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan dilaksanakannya program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II”.
Adapun tanggapan responden terhadap peran konsultan dan tim fasilitator kelurahan dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada
Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Peran Konsultan dan Tim Fasilitator dalam Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Membantu
Membantu Cukup Membantu
Kurang Membantu Tidak Membantu
5 4
3 2
1 13
35 20
9 -
65 140
60 18
- 16,88
45,46 25,97
11,69
Jumlah 77
283 100,00
Skor rata-rata : 283 77 = 3,67 Kriteria :
Baik Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan hasil jawaban responden pada Tabel 4.18 mengenai peran konsultan dan tim fasilitator dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II,
dari jawaban yang terbanyak sampai yang sedikit secara berturut-turut diketahui sebanyak 35 responden 45,46 menjawab Membantu, 20 responden 25,97
menjawab Cukup Membantu, 13 responden 16,88 menjawab Sangat Membantu
Universitas Sumatera Utara
dan 9 responden 11,69 menjawab Kurang Membantu. Skor rata-rata jawaban
responden adalah 3,67 dan berada pada kriteria baik.
Hal lain yang dapat penulis jelaskan mengenai peran Konsultan dan Tim Fasilitator P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah selain keaktifan mereka
dalam menjalankan tugas, para konsultan dan tim fasilitator juga terlihat sangat memahami tugas dan fungsi mereka, sehinga proses-proses pelaksanaan P2KP dapat
berjalan dengan baik, disamping itu sikap ramah dan pendekatan kekeluargaan senantiasa mereka tunjukkan kepada masyarakat dalam kesehariannya. Hal ini menjadi
sangat penting dikarenakan sebagian besar masyarakat miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II masih membutuhkan panduan dan arahan dalam artian sebagian besar
masyarakat miskin kurang mempunyai inisiatif untuk bangkit dikarenakan faktor- faktor kemiskinan yang mereka alami, seperti tingkat pendidikan yang rendah dan
kurangnya keterampilan dalam berkarya. Dengan demikian, keberadaan konsultan dan tim fasilitator secara tidak langsung turut memberikan warna dalam proses
pembelajaran bagi masyarakat dengan memupuk keinisiatifan masyarakat, kemandirian dan keberdayaan masyarakat untuk beranjak bangkit dari masalah
kemiskinan yang sedang masyarakat alami. d.
Masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan program P2KP merupakan suatu program pemberdayaan melalui perkuatan kelembagaan masyarakat.
Oleh karena itu, subyek sekaligus obyek dalam pelaksanaan program P2KP adalah masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah atau kelembagaan yang telah terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga bisa dikatakan bahwa program P2KP merupakan program yang mengandung prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat DOUM, terlebih-lebih bagi kepentingan
masyarakat kurang mampumiskin. Sebagai salah satu indikator dari dimensi input masukan terhadap
pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, keberadaan masyarakat dalam pelaksanaan program sangat penting kedudukannya. Tanpa adanya keterlibatan
masyarakat terhadap pelaksanaan suatu program kemasyarakatan termasuk halnya dengan pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, sungguh niscaya
pencapaian tujuan pelaksanaan progam P2KP dapat terwujud dengan maksimal. Dari dimensi input atau masukan terhadap pelaksanaan P2KP, pemahaman
masyarakat dalam fungsinya sebagai obyek dan subyek pelaksanaan program P2KP sangat penting untuk mereka sadari dan pahami, karena dengan semakin besarnya
kesadaran masyarakat terhadap fungsi mereka dalam pelaksanaan program akan sangat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan program
P2KP. Adapun pemahaman responden terhadap pertanyaan masyarakat merupakan
subyek sekaligus obyek di dalam pelaksanaan P2KP dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19. Pemahaman Responden terhadap Kedudukan Masyarakat sebagai Subyek sekaligus Obyek dalam Pelaksanaan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP
Universitas Sumatera Utara
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Paham
Paham Cukup Paham
Kurang Paham Tidak Paham
5 4
3 2
1 30
35 12
- -
150 140
36 -
- 38,96
45,45 15,59
- -
Jumlah 77
326 100,00
Skor rata-rata : 326 77 = 4,23 Kriteria :
Sangat Baik
Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.19 menunjukkan sebanyak 34 responden 45,45 menjawab Paham terhadap kedudukan masyarakat sebagai subyek sekaligus objek pelaksanaan P2KP,
responden yang memberikan jawaban Sangat Paham sebanyak 30 responden 38,96 dan yang menjawab Cukup Paham sebanyak 12 responden 15,59. Secara umum
rata-rata jawaban responden bernilai 4,23 atau berkategori Sangat Baik.
Berdasarakan hal tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program P2KP sangat penting kedudukannya. Hal ini
adalah sebagai konsekuensi bahwa pelaksanaan program P2KP adalah benar-benar untuk mensejahterakan masyarakat, yang pada akhirnya pelaksanaan kegiatan yang
dibangun melalui program P2KP adalah merupakan milik masyarakat dan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Hasil distribusi jawaban pada Tabel 4.19 di atas dapat
menggambarkan bahwa secara umum responden telah paham dan sadar akan
Universitas Sumatera Utara
kedudukannya dalam proses pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Dengan tingkat pemahaman dan kesadaran tersebut, diharapkan masyarakat benar-
benar mampu mengaplikasikannya dalam pelaksanaan program dan bukan hanya sebatas keinginan, harapan, dan angan-angan semata.
2. Dimensi prosespelaksanaan program P2KP
Dalam penelitian ini adapun dimensi prosespelaksanaan program P2KP dielaborasi kedalam beberapa indikator, yang meliputi kegiatan sosialisasi P2KP, pembentukan kelembagaan, pelaksanaan
sasaran kegiatan P2KP, dan tingkat partisipasi masyarakat. Secara lebih jelas, penulis uraikan sebagai berikut :
a. Sosialisasi Program P2KP
Sosialisasi pelaksanaan program merupakan hal sangat perlu dan mendasar untuk dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh pengurus dan peserta suatu organisasi
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program P2KP. Sasaran pelaksanaan sosialisasi program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
dibagi menjadi 2 dua sasaran sebagai berikut: 1.
Sasaran Primer, yaitu: Warga masyarakat di tingkat kelurahan yang dianggap layak menjadi penerima
dan pemanfaat BLM secara langsung. 2.
Sasaran Sekunder, yaitu: a.
Seluruh warga masyarakat pada lokasi kelurahan sasaran b.
Kelompok strategis yang terdiri dari; para pemegang kunci yang dianggap dapat mempengaruhi kebijakan atau mempunyai kemampuan mendorong
Universitas Sumatera Utara
gerakan penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan moral, seperti pengusaha, pejabat pemerintah legislatif dan eksekutif dan pihak-pihak
penyandang dana. c.
Kelompok peduli yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah penanggulangan kemiskinan namun tidak memiliki
jabatanposisi strategis. d.
Masyarakat umum yaitu seluruh warga masyarakat di tingkat nasional maupun daerah.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa Kelurahan Lubuk Pakam I-II dijadikan sebagai sasaran pelaksanaan P2KP sejak akhir tahun 2007. Pelaksanaan
Sosialisasi tingkat basis atau tingkat lingkungan merupakan tahap awal perkenalan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam
I-II. Adapun realisasi pelaksanaan sosialisasi pada tingkat basis atau tingkat lingkungan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.20. Realisasi Pelaksanaan Sosialiasi Tingkat Basis di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
JK No
Lingkungan Tempat
Tanggal L
P Total
1. 2.
3. 4.
II II
XI XI
Rumah Kepling II Rumah Kepling II
Perwiridan Lingk. XI Rumah Warga
16 - 08 - 2007 20 - 08 - 2007
22 - 08 - 2007 23 - 08 - 2007
- 14
- 20
22 40
29 -
22 54
29 20
Universitas Sumatera Utara
5. 6.
7. 8.
9. 10.
11. 12.
V X
III IV
VII VIII
XI I
Aula Kelurahan Rumah Warga
Rumah Kepling III Rumah Kepling IV
Rumah Kepling VII Rumah Kepling VIII
Mushalla Lingk. XI Rumah Kepling I
24 - 08 - 2007 25 - 08 - 2007
26 - 08 - 2007 28 - 08 - 2007
29 - 08 - 2007 30 - 08 - 2007
30 - 08 - 2007 30 - 08 – 2007
7 -
16 10
- 2
- 19
22 35
14 12
29 27
12 9
29 35
30 22
29 29
12 28
Total 92
233 325
Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010
Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa pelaksanaan sosialisasi tingkat basis di Kelurahan Lubuk Pakam I-II hanya diikuti sebanyak 325 orang masyarakat dan belum
memenuhi indikator ketercapaian 30 dari penduduk dewasa sehingga tidak semua masyarakat kelurahan yang dapat tersentuh pada tahap sosialisasi awal. Hasil
wawancara dengan Bapak Mas’ud selaku Ketua LKMD Kelurahan Lubuk Pakam I-II diketahui mayoritas masyarakat yang hadir untuk mengikuti sosialisasi pada tingkat
basis seperti yang terlihat pada Tabel di atas adalah masyarakat kurang mampumiskin yang tergolong sebagai sasaran primer, sedangkan sasaran sekunder yang diharapkan
hadir untuk mengikuti sosialisasi berupa masyarakat umum, masyarakat golongan mampu, kelompok-kelompok strategis dalam masyarakat seperti pengusaha, pejabat
dan pihak-pihak penyandang dana sangat sedikit jumlahnya. Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan sosialisasi
basis cenderung dilaksanakan di tiap-tiap lingkungan ataupun di rumah warga,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan aula Kelurahan Lubuk Pakam I-II hanya dijadikan sekali saja sebagai tempat pelaksanaan kegiatan sosialisasi tahap awal. Hal ini disebabkan karena
kesibukan warga yang berbeda-beda, sehingga waktu yang tidak bisa ditetapkan secara formal dari Kelurahan.
Berdasarkan hasil distribusi jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden, mengenai pemahaman responden terhadap subtansi sosialisasi program
P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21. Pemahaman Responden terhadap Substansi Sosialisasi Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot
X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Paham
Paham Cukup Paham
Kurang Paham Tidak Paham
5 4
3 2
1 4
11 40
13 9
20 44
120 26
9 5,19
14,28 51,95
16,89 11,69
Jumlah 77
219 100,00
Skor rata-rata : 21977 = 2,84 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21 menunjukkan bahwa pemahaman responden terhadap substansi sosialisasi Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, secara umum memberikan
jawaban Cukup Paham yaitu sebanyak 40 responden 51,95, 13 responden 16,89 menjawab Kurang Paham, 11 Responden 14,28 menjawab Paham, dan 9 responden
11,69 menjawab Tidak Paham. Adapun jawaban responden yang menjawab Sangat Paham hanya sebanyak 4 responden 5,19. Secara umum rata-rata jawaban
responden bernilai 2,84 atau berkategori Sedang. Tingkat pemahaman responden yang
demikian menggambarkan kondisi masyarakat yang belum benar-benar paham terhadap subtansi sosialisasi dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan
di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Hasil pengamatan penulis, dapat dijelaskan bahwa masyarakat miskin kurang
memahami substansi sosialisasi kegiatan P2KP yang dilaksanakan ditandai dengan masih adanya tanggapan dari masyarakat miskin yang menganggap bahwa kehadiran
P2KP ditengah-tengah kehidupan mereka adalah untuk membagi-bagi pinjaman atau bantuan dana dari Pemerintah yang dihibahkan tanpa wajib untuk diganti. Selain itu
masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa tujuan program P2KP adalah untuk kegiatan-kegiatan renovasi rumah kumuh dan rabat beton jalan gang yang rusak
semata. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat miskin belum semua memahami filosopi pelaksanaan program P2KP sebagai salah satu proses
pembelajaran masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan melalui peran aktif mereka dalam wadah kelembagaan yang telah terbentuk berupa BKM.
Universitas Sumatera Utara
Berkenaan dengan hal tersebut diatas, dan didasarkan telaahan penulis terhadap dokumentasi BKM Pakam Bersinar mengenai pelaksanaan P2KP diketahui tingkat
keaktifan masyarakat untuk hadir mengikuti musyawarah, sosialisasi dan rapat-rapat koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II sangat
rendah. Senada dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Ok.
Jaherli di Aula Kantor Lurah Lubuk Pakam I-II pada tanggal 9 Nopember 2010, dimana beliau mengatakan bahwa “pelaksanaan koordinasi dengan masyarakat miskin
sasaran program P2KP belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Tingkat kehadiran masyarakat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi antara 30 sampai dengan 60 saja,
meskipun undangan-undangan rapat koordinasi selalu disebar kepada masyarakat miskin, tetapi banyak dari mereka yang tidak bisa menghadirinya. Akibatnya,
masyarakat tidak sepenuhnya memahami substansi utama pelaksanaan P2KP dan bagaimana untuk memanfaatkannya secara maksimal didasarkan pada petunjuk-
petunjuk yang telah ditetapkan. Kebanyakan dari mereka masyarakat mendapatkan informasi dari rekan-rekan mereka yang telah mengikuti rapat..”.
b. Pembentukan Kelembagaan
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pelaksanaan kegiatan Program P2KP dilakukan dengan terlebih membentuk suatu organisasi atau wadah dalam menampung aspirasi
masyarakat. Organisasi atau wadah tersebut dikenal dengan sebutan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat yang dibentuk melalui suatu mekanisme pemilihan langsung oleh
seluruh masyarakat dan pembentukan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang terdiri dari beberapa masyarakat yang pembentukannya berdasarkan pada data-data kebutuhan masyarakat
Universitas Sumatera Utara
di dalam PJM Pronangkis dilengkapi dengan usulan-usulan proposal kegiatan yang diajukan kepada BKM.
Adapun tanggapan responden terhadap kesesuaian pembentukan organisasi BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.22.
Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Pembentukan Organasasi BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
5 4
3 2
1 6
9 46
16 -
30 36
138 32
- 7,79
11,69 59,74
20,78 -
Jumlah 77
236 100,00
Skor rata-rata : 23677 = 3,06 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.22 menunjukkan bahwa skor rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan kesesuaian pembentukan organisasi P2KP berupa kelembagaan BKM dan
KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II bernilai 3,06 atau berada pada kategori Sedang.
Data ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan pembentukkan
Universitas Sumatera Utara
kelembagaan berupa BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dengan sebagian besar responden yaitu sebanyak 46 orang
atau 59,74 yang menganggap pembentukan kelembagaan berupa Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Cukup
Sesuai. Sedangkan yang menganggap pembentukan kelembagaan Sesuai dan Sangat Sesuai secara berturut-turut yaitu sebanyak 9 responden atau 11,69 dan 6 responden
atau 7,79 dan atas 2 dua kategori jawaban responden tersebut terlihat lebih sedikit daripada responden yang menjawab Kurang Sesuai terhadap kesesuaian pembentukan
kelembagaan berupa BKM dan KSM yaitu sebanyak 16 responden atau 20,78. Data di atas bila dikomparasikan dengan hasil observasi dan wawancara
penulis di lapangan, kondisi di atas secara faktual disebabkan karena peran serta dan keaktifan masyarakat dalam proses pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat
sebelumnya belum maksimal. Pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai wadah organisasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP tidak diikuti dengan serius
oleh seluruh masyarakat di tiap-tiap lingkungan. Senada dengan hasil wawancara dengan Ketua LKMD Kelurahan Lubuk Pakam I-II pada tanggal 8 Nopember 2010 di
Kediamannya, Bapak Mas’ud berpendapat bahwa pembentukan pengurus BKM melalui pemilihan langsung yang sebelumnya dilaksanakan di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II memang tidak diikuti oleh seluruh masyarakat di tiap-tiap lingkungan, hanya sebagian besar dari masyarakat yang memberikan suara untuk pemilihan
sedangkan yang lain tidak sama sekali. Meskipun demikian, susunan kepengurusan
Universitas Sumatera Utara
BKM yang ada saat ini terdiri dari perwakilan masyarakat yang benar-benar mau bekerja dan berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan P2KP.
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Bapak OK. Jaherli selaku Koordinator BKM Pakam Bersinar pada tanggal 24 Nopember
2010 di Kediamannya, berkenaan dengan organisasi yang dipimpinnya beliau mengatakan bahwa: dalam pelaksanaan pemilihan pengurus BKM di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II, perwakilan dari masing-masing lingkungan yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan pemilihan yang berlangsung sebelumnya, berkumpul di Aula
Kelurahan Lubuk Pakam I-II untuk dilakukan pemilihan pengurus BKM yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator, pihak Kelurahan dan Kecamatan. Secara aklamasi
beliau dipilih oleh keseluruhan peserta dan mayarakat yang hadir pada saat berlangsungnya pemilihan pengurus BKM, meskipun beliau menyadari bahwa jumlah
peserta dan masyarakat yang hadir dalam pemilihan pengurus tidak terlalu banyak. Peranan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM sebagai wadah penggerak
dalam pelaksanaan kegiatan P2KP sangat diharapkan fungsinya. Salah satu peran penting lembaga ini adalah untuk mensosialisasikan program-program pembangunan
kemasyarakatan yang berkenaan dengan P2KP. Melalui keberadaan dan keaktifan kelembagaan masyarakat berupa BKM, diharapkan dapat memacu partisipasi
masyarakat untuk turut berperan aktif mewujudkan tujuan sasaran pelaksanaan P2KP, mengingat bahwa partisipasi yang diharapkan adalah memberdayakan semua warga,
baik berupa materil maupun dalam bentuk tenaga kerja. Meskipun demikian, keberhasilan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dalam menjalankan tugas dan
Universitas Sumatera Utara
fungsinya harus pula didukung oleh Pemerintah Kelurahan selaku perpanjangan tangan Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kemasyarakatan,
pembangunan dan kepemerintahan. c.
Pelaksanaan Sasaran Kegiatan dan Alokasi Anggaran P2KP
Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa tujuan pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan
kerja masyarakat miskin. Adapun sasaran kegiatan dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
: 1.
Pengadaan atau peningkatan sarana dan prasarana umum bagi masyarakat 2.
Peningkatan kualitas jalan-jalan gangdusun 3.
Peningkatan kelayakan hunian warga miskin 4.
Peningkatan pelayanan bantuan bagi masyarakat miskin tidak produktif. 5.
Penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin potensial produktif 6.
Penyediaan modal usaha bagi masyarakat miskin yang mempunyai usaha kurang berkembang. 7.
Peningkatan keterampilanSDM warga miskin potensial produktif.
Adapun hasil jawaban responden mengenai kesesuaian sasaran pelaksanaan kegiatan program P2KP terhadap aspirasi dan harapan masyarakat di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II dalam dapat dilihat pada Tabel 4.23 sebagai berikut :
Tabel 4.23. Tanggapan Responden terhadap Sasaran Pelaksanaan Kegiatan P2KP
No Alternatif
Bobot X Frekuensi F
FX
Universitas Sumatera Utara
Jawaban
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
5 4
3 2
1 -
13 29
23 12
- 52
87 46
12 -
16,88 37,66
29,87 15,58
Jumlah 77
197 100,00
Skor rata-rata : 19777 = 2,56 Kriteria :
Kurang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.23 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa pelaksanaan sasaran kegiatan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup
Sesuai dengan aspirasi dan harapan masyarakat, yaitu sebanyak 29 responden 37,66. Sedangkan yang menjawab Kurang Sesuai menempati urutan kedua yaitu
sebanyak 23 responden atau 29,87. Responden yang menjawab Sesuai sebanyak 13 orang atau 16,88 sedangkan yang menjawab Tidak Sesuai sebanyak 12 orang atau
15,58. Hasil rata-rata jawaban responden berada pada nilai 2,56 atau berada pada kategori rendah.
Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, pelaksanaan tujuan dan sasaran program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II perlu untuk terus ditingkatkan,
terutama dari segi perencanaan. Dengan semakin baik perencanaan dan tepatnya pelaksanaan sasaran kegiatan yang telah disepakati dan berdasarkan kebutuhan di
Universitas Sumatera Utara
tengah-tengah masyarakat, diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi masyarakat miskin yang menjadi sasaran utama pelaksanaan program.
Sehingga tujuan pelaksanaan program benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat kurang mampumiskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II.
Dimensi proses distribusipelaksanaan Program P2KP selanjutnya dilihat dari indikator Penyediaan dan Alokasi dana Program P2KP. Adapun jawaban responden
terhadap realisasi alokasi anggaran P2KP bagi masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel dibawah berikut ini :
Tabel 4.24. Tanggapan Responden terhadap Alokasi Anggaran Program P2KP
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi
F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Membantu
Membantu Cukup Membantu
Kurang Membantu Tidak Membantu
5 4
3 2
1 -
16 29
24 8
- 64
87 48
8 -
20,78 37,66
31,17 10,39
Jumlah 77
207 100,00
Universitas Sumatera Utara
Skor rata-rata : 20777 = 2,68 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 responden atau 10,39 yang memberikan jawaban Alokasi Anggaran Program P2KP Tidak Membantu
masyarakat miskin, sedangkan mayoritas responden menjawab realisasi alokasi anggaran program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup Membantu
masyarakat miskin yaitu sebanyak 29 orang 37,66 . Sedangkan responden yang menjawab realisasi alokasi anggaran P2KP kurang membantu sebanyak 24 orang atau
31,17, dan responden yang menjawab Membantu sebanyak 16 responden atau 20,78. Berdasarkan hasil Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum
jawaban responden terhadap realisasi alokasi anggaran program P2KP bernilai 2,68 atau berada pada kategori Sedang.
Hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap Bapak. OK. Jaherli sebagai Koordinator BKM Pakam Bersinar bertempat di Aula Kantor Lurah Lubuk Pakam I-
II, pada tanggal 10 Nopember 2010, beliau berpendapat bahwa; “ walaupun realisasi alokasi anggaran untuk tujuan pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam
I-II tidak terlalu besar jumlahnya, namun BKM dan pengurus lainnya berupaya memanfaatkan dana yang ada dengan semaksimal mungkin untuk 3tiga daya
pelaksanaan kegiatan P2KP yaitu, daya lingkungan, daya sosial dan daya ekonomi. Prioritas utama adalah perbaikan prasarana umum yang dapat menunjang keberdayaan
masyarakat miskin, misalnya perbaikan dan betonisasi gang-gang sempit untuk
Universitas Sumatera Utara
kepentingan mobilitas masyarakat miskin yang berjualan menggunakan gerobak dorong, perbaikan MCK untuk kepentingan umum yang menunjang peningkatan
kesehatan dan kebersihan lingkungan, perbaikan rumah-rumah kumuh keluarga miskin serta pelatihan-pelatihan bagi masyarakat miskin yang diharapkan mampu
menciptakan keterampilan untuk usaha kerja. Sedangkan program kegiatan daya ekonomi dalam hal pemberian bantuan dana bergulir memang sangat dirasakan kecil
yaitu hanya sebesar Rp. 22.500.000,- yang terdiri 9 KSM dengan jumlah keseluruhan anggota sebanyak 45 orang rumah tangga miskin penerima manfaat atau sebesar
Rp.500.000,- per rumah tangga miskin. Dalam hal pelaksanaan program daya sosial kegiatan yang dilaksanakan masih sebatas pemberian bantuan berupa sembako kepada
anak yatim piatu, janda miskin, dan jompo. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan bapak M. Afri Danil
Nasution selaku pengurus BKM, pada tanggal 13 Nopember 2010 di Kantor Lurah Lubuk Pakam I-II, beliau berpendapat bahwa Sumber dana dalam pelaksanaan
program P2KP selain bersumber dari Alokasi BLM juga berasal dari Swadaya Masyarakat baik dalam bentuk materil maupun dalam bentuk moril. Namun peran
serta masyarakat untuk memberikan bantuan baik moril maupun materil tersebut swadaya masyarakat masih sangat rendah dan terlalu mengandalkan alokasi dana
BLM dari pemerintah. Akibatnya banyak rencana kegiatan yang belum dapat terealisasi dengan baik. Hal ini senada dengan hasil pengolahan data lapangan penulis
pada Tabel 4.13 sebelumnya, terlihat bahwa bantuan dana yang bersumber dari swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-
Universitas Sumatera Utara
II masih sangat rendah. Pada BLM Tahap I, bantuan swadaya masyarakat berjumlah Rp. 13.314.875,- sedangkan bantuan swadaya masyarakat pada BLM Tahap II
mengalami penurunan menjadi Rp. 3.405.000,- Padahal apabila semakin besar jumlah bantuan swadaya masyarakat yang dapat diserap dalam pelaksanaan kegiatan P2KP
maka dapat diartikan semakin besar pula tingkat partisipasi masyarakat untuk turut serta membantu dan mensukseskan pelaksanaan kegiatan program P2KP.
d. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program P2KP
Ketentuan tentang partisipasi memang tidak ada, namun hampir semua kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat memberikan andil yang cukup besar dalam mendukung kegiatan
program P2KP. Jauh dari pada itu Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II memberikan peneguhan yang mendalam pada arti partisipasi yang
seungguhnya, yaitu terdapat budaya malu jika partisipasi dan atau swadaya tidak mendukung terselesaikannya pelaksanaan pekerjaan proyek. Partisipasi nampak nyata untuk kegiatan pekerjaan fisik
sarana dan prasarana yaitu keikutsertaan warga dalam pembangunan berupa tenaga, sedangkan untuk kegiatan ekonomi diwujudkan dalam bentuk ‘self capital’ dalam menunjang usaha kelompok atau
individu. Untuk mengevaluasi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan program P2KP,
penulis mengelompokkannya kedalam 3 tiga tingkat peran serta atau partisipasi masyarakat yaitu partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dapat berupa keikutsertaan masyarakat dalam musyawarah atau rapat koordinasi P2KP, melalui Tabel dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 4.25. Tingkat Partisipasi Masyarakat Mengikuti Musyawarah dan Rapat Koordinasi
P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
Universitas Sumatera Utara
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Aktif
Aktif Cukup Aktif
Kurang Aktif Tidak Aktif
5 4
3 2
1 10
20 31
16 -
50 80
91 32
- 12,99
25,97 40,26
20,78 -
Jumlah 77
253 100,00
Skor rata-rata : 25377 = 3,28 Kriteria :
Sedang
Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.25 menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden 40,26 menjawab masyarakat
Cukup Aktif untuk mengikuti musyawarahkoordinasi P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Responden yang menjawab Aktif sebanyak 20 orang 25,97, selanjutnya responden yang menjawab
Kurang Aktif sebanyak 16 orang 20,78 dan yang menjawab Sangat Aktif hanya 10 responden
12,99. Skor Rata-rata jawaban responden adalah 3,28 dan berada pada kategori sedang. Penulis
berpendapat bahwa partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dan terlibat dalam perencanaan program P2KP perlu untuk terus ditingkatkan.
Adapun Tingkat Partisipasi masyarakat untuk mendukung pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat berupa moril, maupun materil. Adapun jawaban responden terhadap partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan P2KP dapat dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26. Partisipasi Masyarakat Miskin dalam Pelaksanaan P2KP di
Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F
FX
Universitas Sumatera Utara
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Aktif
Aktif Cukup Aktif
Kurang Aktif Tidak Aktif
5 4
3 2
1 9
16 26
24 2
45 64
78 48
2 11,69
20,78 33,77
31,17 2,59
Jumlah 77
237 100,00
Skor rata-rata : 23777 = 3,07 Kriteria :
sedang
Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.26 memperlihatkan sebanyak 26 responden atau 33,77 memberikan jawaban masyarakat Cukup Aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan Program P2KP di
Kelurahan Lubuk Pakam I-II, responden yang memberikan jawaban Kurang Aktif berpartisipasi sebanyak 24 responden 31,17, responden yang menjawab Aktif
berpartisipasi sebanyak 16 responden 20,78, selanjutnya responden yang menjawab Aktif berpartisipasi sebanyak 9 responden 11,69 sedangkan yang menjawab Tidak
Aktif sama sekali yaitu sebanyak 2 responden 2,59. Skor rata-rata jawaban
responden bernilai 3,07 atau berkategori Sedang.
Hasil wawancara penulis dengan Bapak M. Afri Daniel Nasution selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan UPL P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
berkenaan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP, secara garis besar beliau mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP
di Kelurahan Lubuk Pakam I-II lebih banyak dalam bentuk bantuan moril dari
Universitas Sumatera Utara
material. Adapun bentuk bantuan moril yang diberikan masyarakat berupa bantuan tenaga kerja dan dukungan masyarakat dengan memberikan sebagian tanah miliknya
di Rabat Beton untuk lalu lintas kepentingan umum. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam bentuk bantuan material berupa penghimpunan danaswadaya dari masyarakat
masih sangat minim, sesuai dengan hasil olah data BKM pada Tabel 4.13 sebelumnya terlihat bahwa bantuan swadaya masyarakat dalam bentuk materi selama pelaksanaan
P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dari tahun 2007 – 2010 hanya berjumlah Rp. 22.487.875,- Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa partisipasi masyarakat baik
dalam bentuk moril maupun materil dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II perlu untuk terus ditingkatkan lagi.
Selanjutnya adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pelaksanaan P2KP dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat.
Oleh karena itu keterlibatan masyarakat seharusnya tidak sebatas pada perencanaan dan pelaksanaan, tetapi sekaligus juga terlibat dalam fungsi kontrol atau pengawasan. Hal ini adalah sebagai konsekuensi
bahwa program P2KP adalah benar-benar untuk mensejahterakan masyarakat. Adapun tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan jawaban responden terhadap pengawasan pelaksanaan P2KP di
Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.27. Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. Sangat Aktif
Aktif Cukup Aktif
5 4
3 -
15 24
- 60
72 -
19,48 31,17
Universitas Sumatera Utara
4. 5.
Kurang Aktif Tidak Aktif
2 1
32 6
64 6
41,56 7,79
Jumlah 77
202 100,00
Skor rata-rata : 20277 = 2,62 Kriteria :
sedang
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil distribusi jawaban responden pada Tabel 4.27 menunjukkan responden yang menjawab masyarakat Kurang Aktif untuk berpartisipasi melakukan pengawasan
dalam pelaksanaan program P2KP yaitu sebanyak 32 responden atau 41,56, selanjutnya yang memberikan jawaban Cukup Aktif berpartisipasi sebanyak 24
responden atau 31,17, adapun responden yang menjawab Aktif berpartisipasi hanya 15 responden atau 19,48 dan yang menjawab Tidak Aktif berpartisipasi 6 responden
atau 7,79. Rata-rata jawaban responden bernilai 2,62 atau berada pada kriteria sedang.
Penilaian secara keseluruhan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, baik dari segi partisipasi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tersebut adalah :
a. Menumbuh kembangkan kesadaran yang berasal dalam diri masyarakat
melalui proses sosialisasi dan penanaman pemahaman yang tepat dan terarah dari seluruh unsur-unsur pelaksana P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II.
Universitas Sumatera Utara
b. Meningkatkan peran aktif Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Pakam
Bersinar dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga representatif dan tanggap terhadap persoalan kemiskinan yang sedang dialami masyarakat. Hal
ini dapat dilakukan melalui peningkatan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Konsultan dan Tim Fasilitator.
c. Kepedulian pemerintah daerah setempat yang terdiri pihak pemerintah
Kecamatan, Pihak Kelurahan dan seluruh aparat Kepala Lingkungan untuk menyokong peningkatan kesadaran masyarakat.
3. Dimensi Output Hasil Pelaksanaan Program P2KP
Adapun Dimensi Output Hasil Pelaksanaan Program P2KP dielaborasi dalam 3 tiga indikator yaitu realisasi di bidang lingkungan, dibidang sosial, dan di bidang
ekonomi. Ketiga indikator ini merupakan kegiatan Tri-Daya yang menjadi konsep dasar dalam setiap pelaksanaan P2KP, yaitu daya lingkungan, daya ekonomi dan daya
sosial. Dari kegiatan Tri-Daya inilah proses-proses pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan. Adapun realisasi kegiatan Tri-Daya P2KP di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Realisasi dibidang daya lingkungan
Adapun realisasi kegiatan P2KP dibidang lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28. Realisasi Kegiatan P2KP di Bidang Daya Lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
Universitas Sumatera Utara
No Jenis Kegiatan
Cakupan lokasi
Volume Jlh. Anggaran
Rp
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16. 17.
18. 19.
Pembuatan Sumur Bor Pembuatan Tempat Sampah
Rehab MCK
Rehab Rumah KK Miskin
Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan
Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan
Rehab Rumah Rehab Rumah
Rehab Rumah
Rabat Beton Jalan + titi Rehab MCK
Rehab Rumah KK Miskin
Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan
Rabat Beton Jalan + Titi Rehab Rumah
Rehab Rumah
Lingk XI Se Kelurahan
Lingk VIII Lingk IV V
Lingk II Lingk I
Lingk II Lingk XI
Lingk IV Lingk III
Lingk XI
Lingk XI Lingk X
Lingk III V Lingk V
Lingk II Lingk XI
Lingk II
Lingk II
1 Unit 12 Unit
1 Unit
2 Unit
60 m 60 m
70 m 100 m
1 unit 1 unit
3 unit
330 m 1 Unit
2 Unit 160 m
100 m
55 m 1 unit
1 unit
7.108.000,- 8.253.375,-
11.403.500,- 2.000.000,-
5.043.000,- 4.428.000,-
7.468.000,- 7.798.000,-
2.760.000,- 9.949.000,-
23.412.000,-
40.664.500,- 3.551.000,-
15.439.000,- 8.612.000,-
5.806.000,- 7.063.000,-
8.449.000,-
11.950.000,-
Jumlah Rp.191.157.375,-
Sumber : BKM Pakam Bersinar, 2010
Tabel 4.28 menujukkan bahwa realisasi pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II di Bidang Lingkungan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010
sebanyak 19 kegiatan dengan alokasi dana sebesar Rp. 191.157.375,-. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pembangunan fisik rabat beton jalangang,
perbaikan titi, pembuatan tempat sampah, rehab rumah dan rehab MCK. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak M. Afri
Daniel Nasution, selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan BKM Pakam Bersinar, dikatakan bahwa :..”pelaksanaan program kegiatan P2KP di bidang
lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II lebih diorientasikan pada kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pembangunan sarana fisik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan kemudahan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan masyarakat yang
pembangunannya belum terealisasikan oleh Pemerintah Daerah. Pembangunan fisik seperti rabat beton jalan gang dan titi ditujukan untuk kemudahan akses transfortasi
masyarakat terlebih-lebih bagi masyarakat miskin yang banyak menggunakan jalan gang tersebut untuk kegiatan yang dapat menunjang kegiatan ekonominya, seperti:
untuk kegiatan berjualan dengan menggunakan becak dorong, maupun berjalan kaki. Pembangunan tempat sampah dibeberapa titik dimaksudkan untuk meningkatkan
kebersihan lingkungan pemukiman masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II sekaligus untuk memberikan pelajaran budaya bersih dan tertib agar masyarakat
membuang sampah pada tempatnya. Selanjutnya pembangunan rehab rumah miskin ditujukan agar rumah tangga miskin tersebut menjadi layak sebagai tempat tinggal.
Dengan demikian masyarakat miskin tersebut dapat lebih berkonsentrasi dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari, apakah dengan membuka usaha berjualan
makanan ringan dan lain sebagainya, selain itu penghasilan dan pendapatan dari pekerjaan yang didapatkan masyarakat miskin tersebut dapat terkonsentrasi untuk
pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, tanpa harus terus menerus memikirkan kondisi rumah yang sudah tidak layak seperti seng bocor, mck yang tidak memenuhi
syarat dan untuk mencegah air hujan masuk kerumah akibat lantai dasar rumah yang beralaskan tanah. Mayoritas rumah tangga miskin yang mendapat bantuan renovasi
rumah mempunyai pekerjaan sebagai buruhjasa dan pekerjaan yang tidak menentu atau tidak tetap...”.
Universitas Sumatera Utara
Adapun pandangan responden terhadap realisasi kegiatan P2KP di bidang daya lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 4.29. Tanggapan Responden terhadap Realisasi Kegiatan P2KP di Bidang Daya Lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
5 4
3 2
1 19
36 15
7 -
95 144
45 14
- 24,68
46,75 19,48
9,09 -
Jumlah 77
298 100,00
Skor rata-rata : 29877 = 3,87 Kriteria :
Baik Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.29 menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden 46,75 berpendapat bahwa realisasi kegiatan P2KP di bidang daya lingkungan Sesuai dengan harapan
masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, responden yang berpendapat Sangat Sesuai sebanyak 19 responden 24,68, sedangkan responden yang menjawab Cukup
Sesuai dan Kurang Sesuai secara berturut-turut adalah sebanyak 15 responden
Universitas Sumatera Utara
19,48 dan 7 responden 9,09. Rata-rata jawaban responden bernilai 3,87 dan berada pada kriteria Baik.
b. Realisasi dibidang daya sosial
Adapun realisasi kegiatan P2KP dibidang daya sosial di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30. Realisasi Kegiatan P2KP Bidang Daya Sosial di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Jenis Kegiatan
Volume Org Jlh. Anggaran Rp
1. 2.
3.
Santunan Jompo Miskin Santunan Anak Yatim
Santunan JandaDuda 61
50 169
15.112.000,- 13.938.000,-
17.500.000,-
Jumlah 280
46.550.000,-
Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010 Tabel 4.30 menunjukkan adapun realisasi kegiatan P2KP di bidang daya sosial
yang dilaksanakan sebanyak 3 kegiatan berupa kegiatan santunan jompo miskin, santunan anak yatim, dan santunan jandaduda dengan alokasi anggaran BLM sebesar
Rp. 46.550.000,- untuk 280 warga miskin penerima manfaat. Berdasarkan uraian diatas, penulis berpendapat bahwa pelaksanaan P2KP di
bidang sosial kurang efektif dalam memberdayakan masyarakat. Hal ini disebabkan kegiatan di bidang sosial tersebut sebatas hanya memberi bantuan sesaat dan habis
pakai berupa bantuan sembako. Sehingga bisa dikatakan pelaksanaan kegiatan di bidang sosial tidak memberikan manfaat yang cukup panjang.
Adapun pandangan responden terhadap realisasi kegiatan P2KP di bidang Daya Sosial dapat penulis sajikan pada Tabel di bawah ini sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.31. Pandangan Responden terhadap Realisasi Kegiatan P2KP di Bidang Daya Sosial di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
5 4
3 2
1 9
17 29
14 8
45 68
87 28
8 11,69
22,08 37,66
18,18 10,39
Jumlah 77
236 100,00
Skor rata-rata : 23677 = 3,06 Kriteria :
Baik Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.31 menunjukkan sebanyak 29 responden atau 37,66 berpendapat bahwa realisasi kegiatan P2KP di bidang daya sosial Cukup Sesuai dengan harapan
masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun responden yang berpendapatan Sesuai sebanyak 17 responden 22,08, sedangkan responden yang menjawab
Kurang Sesuai sebanyak 14 responden 18,18. Selanjutnya responden yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab Sangat Sesuai dan Tidak Sesuai secara berturut-turut adalah sebanyak 9 responden 11,69 dan 8 responden 10,39. Rata-rata jawaban responden bernilai
3,06 dan berada pada kriteria Sedang.
Hasil wawancara yang penulis lakukan berkenaan dengan hal tersebut di atas terhadap Ibu Safiatun selaku Koordinator Uni Pengelola Sosial di Aula Kelurahan
Lubuk Pakam I-II pada tanggal 27 Nopember 2010, beliau berpendapat “...memang pelaksanaan kegiatan di bidang sosial belum berjalan dengan efektif dan maksimal
untuk mewujudkan keberdayaan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena masyarakat kurang berperan aktif dalam melahirkan ide-ide cemerlang untuk
mengusulkan kegiatan di bidang sosial ini. Mayoritas masyarakat menginginkan kegiatan sosial dalam bentuk santunan sembako seperti yang telah berjalan selama ini.
Kedepannya, kami pengurus UPS dan BKM secara keseluruhan berupaya untuk membuat ide pelaksanaan kegiatan di bidang sosial yang lebih bermanfaat panjang,
salah satunya rencana untuk mendirikan Koperasi khusus bagi Masyarakat Miskin dengan harga jual yang lebih murah, dan keuntungannya dapat terus diputar dan
dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat miskin kedepannya.” c.
Realisasi dibidang daya ekonomi Adapun realisasi pelaksanaan P2KP dibidang ekonomi di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.32. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan P2KP di Bidang Daya Ekonomi Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Jenis Kegiatan
Volume Org Jumlah Anggaran Rp
Universitas Sumatera Utara
1. 2.
3. 4.
5.
Pelatihan Mengemudi Mobil Pelatihan Tata Boga
Pelatihan Reparasi HP Pelatihan Menjahit
Bantuan Pinjaman Bergulir 12
18 18
18
45 3.250.000,-
2.420.000,- 3.400.000,-
4.677.500,-
22.500.000,-
Jumlah 111
36.247.500,-
Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.32 menunjukkan bahwa realisasi kegiatan P2KP di bidang daya
ekonomi sampai dengan penelitian ini dilaksanakan sebanyak 5 kegiatan yaitu berupa kegiatan pelatihan mengemudi mobil, pelatihan tata boga, pelatihan reparasi HP,
pelatihan menjahit, bantuan pinjaman bergulir dengan menggunakan alokasi anggaran BKM sebesar Rp. 36.247.500,-. Adapun masyarakat yang telah menerima manfaat
pelaksanaan di bidang ekonomi sebanyak 111 orang warga miskin. Output hasil pelaksanaan program P2KP di bidang daya ekonomi salah
satuya dapat dilihat dari penilaian langsung yang diberikan responden terhadap hal tersebut seperti pada tabel 4.33.
Tabel 4.33. Pandangan Responden terhadap Pelaksanaan P2KP di Bidang Daya Ekonomi di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. Sangat sesuai
Sesuai Cukup Sesuai
5 4
3 11
39 -
44 117
- 14,29
50,65
Universitas Sumatera Utara
4. 5.
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
2 1
27 -
54 -
35,06 -
Jumlah 77
215 100,00
Skor rata-rata : 21577 = 2,79 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan distribusi jawaban responden pada Tabel 4.33 menunjukkan mayoritas responden berpendapat Cukup Sesuai terhadap realisasi kegiatan P2KP di
bidang daya ekonomi bagi masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, yaitu sebanyak 39 responden atau 50,65. responden yang menjawab Kurang Sesuai sebanyak 27
orang atau 35,06. Sedangkan responden yang menjawab Sesuai sebanyak 11
respoden 14,29. Rata-rata jawaban responden bernilai 2,79 atau berada pada kriteria sedang.
Hasil observasi yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II terlihat adanya rasa kekurangpuasan responden
dikarenakan banyaknya responden yang berharap mendapatkan Bantuan Dana Bergulir untuk pengembangan usaha mereka tetapi malah belum mendapat
kesempatan sama sekali. Sesuai Tabel di atas terlihat bahwa Bantuan Dana Bergulir yang terealisasi hanya sebesar Rp. 22.500.000 untuk 9 sembilan KSM dengan 5
lima anggota per KSM. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Ibu Najiha selaku
Petugas Pelaksana UPK Unit Pengelola Keuangan pada tanggal 15 Nopember 2010
Universitas Sumatera Utara
bertempat di Aula Kantor Lurah Lubuk Pakam I-II mengenai minimnya alokasi BLM untuk kegiatan Dana Bantuan Bergulir yang disepakai dan dialokasikan untuk
pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat, beliau mengatakan “...alokasi Dana Bantuan Bergulir baru disalurkan sekali pada BLM II Tahap II sebesar Rp.
22.500.000,- untuk 45 orang masyarakat miskin yang tergabung kedalam 9 sembilan KSM. Adapun tiap anggota masing-masing KSM mendapat Bantuan Dana Bergulir
sebesar Rp. 500.000,- dengan bunga 2 perbulan selama 10 bulan. Memang benar banyak masyarakat miskin yang sangat mengharapkan Bantuan Dana Bergulir ini
untuk pengembangan usaha ekonomi mereka namun karena alokasi dana yang tersedia cukup minim maka tidak semua yang dapat diprioritaskan untuk dapat menerima
manfaat Dana Bergulir tersebut. Mengenai bunga pinjaman telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat miskin penerima manfaat Dana Bergulir untuk dimasukkan ke
kas UPL agar dapat dikelola kembali menjadi Dana Bantuan Bergulir bagi masyarakat miskin yang belum mendapatkan pada tahap selanjutnya. Namun ketika pelaksanaan
Dana Bergulir telah berjalan selama beberapa bulan, banyak masyarakat miskin penerima manfaat Dana Bergulir yang tidak dapat mencicil pengembaliannya dengan
lancar, sehingga pada akhirnya BKM mendapat sanksi tidak dapat mengalokasikan Dana Bergulir pada tahap selanjutnya dan dialokasikan untuk kegiatan program yang
lain...” Dari uraian tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa Kegiatan Tri-Daya
pada pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II lebih berhasil di bidang daya lingkunganfisik dibandingkan dengan dibidang sosial terlebih-lebih di bidang
Universitas Sumatera Utara
ekonomi. Terlihat bahwa sasaran pelaksanaan kegiatan P2KP di Bidang Daya Ekonomi kurang menjadi perhatian yang lebih dari BKM selaku wadah pelaksana
program. Data BKM Pakam Bersinar tahun 2010 menunjukkan bahwa selama pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II diketahui pada tahun 2007 jumlah
KSM yang terbentuk sebanyak 17 KSM dan pada tahun 2010 telah terbentuk sebanyak 45 KSM yang terdiri dari 29 KSM Lingkungan, 13 KSM Ekonomi dan 3 KSM Sosial.
Dari 13 KSM Ekonomi, 9 KSM diantaranya merupakan KSM yang dibentuk untuk kegiatan ekonomi bergulir yang dalam pelaksanaannya diketahui berjalan gagal seperti
yang telah diuraikan di atas dikarenakan banyak anggota KSM yang tidak menepati pembayaran terhadap cicilan yang telah ditetapkan, sedangkan 4 KSM lainnya
dibentuk untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan usaha. Atas dasar tersebut, penulis berkesimpulan bahwa pelaksanaan tujuan dan
sasaran program P2KP belum tercapai secara maksimal. Hal ini cukup beralasan mengingat alokasi dana yang terealisasi dan tersedia masih sangat minim dibandingkan
dengan banyaknya masukan usulan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam.
4. Dimensi OutcomesDampak Pelaksanaan Program P2KP
Adapun dimensi outcome atau dampak pelaksanaan program P2KP dielaborasi dalam beberapa indikator meliputi terbentuknya kelembagaan yang refresentatif, tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara lebih jelas, penulis uraikan sebagai berikut:
a. Terbentuknya Kelembagaan yang representatif
Universitas Sumatera Utara
Adapun salah satu indikator dampak utama outcomes yang dievaluasi dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah terbentuknya
Kelembagaan yang representatif yaitu kelembagaan yang mengakar dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjadi wadah dalam memperjuangkan dan
merealisasikan harapan masyarakat khususnya harapan masyarakat miskin untuk perwujudan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Berbagai program penanggulangan kemiskinan yang pernah ada sering berupaya untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Sayangnya
sebagian besar pelaksanaannya terjebak dengan pendekatan formalitas partisipasi, dimana rancangan dan proses kegiatan yang dikembangkan di masyarakat lebih
banyak direncanakan serta diarahkan pihak luar atau setidak-tidaknya lebih didominiasi oleh elite-elite masyarakat setempat, sehingga hasil yang diharapkan
berupa permasalahan dan potensi masyarakat secara murni seringkali tidak muncul ke permukaan.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa kelembagaan dalam pelaksanaan P2KP disebut dengan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM.
Badan ini BKM merupakan kelembagaan pimpinan kolektif sebagai wadah bersinergi yang representatif, mengakar, dan dapat dipercaya. Sebagai wadah
lembaga generik, BKM yang ingin dibangun dalam rangka pelaksanaan P2KP tersebut adalah lembaga yang didasarkan pada ciri-ciri sukarela, kemitraan,
inklusif, transparan, akuntabel, demokrasi, kemandirian, otonomi, semangat
Universitas Sumatera Utara
saling membantu, yang dibentuk memiliki dan diperuntukkan bagi kebutuhan bersama masyarakat.
Keberadaan BKM Pakam Bersinar sebagai wadah pelaksana P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dituntut untuk dapat mampu membina dan
memberdayakan KSM maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian tujuan pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat terwujud dengan
semaksimalnya yaitu untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan jawaban kuesioner yang diberikan kepada 77 orang responden
terhadap manfaat yang dirasakan dengan terbentuknya BKM Pakam Bersinar sebagai wadah pelaksanaan P2KP di Lubuk Pakam I-II dapat terlihat pada Tabel
berikut:
Tabel 4.34. Tanggapan Responden terhadap Manfaat Terbentuknya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. Sangat bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
5 4
3 7
21 39
35 84
117 9,09
27,27 50,65
Universitas Sumatera Utara
4. 5.
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
2 1
10 -
20 -
12,99 -
Jumlah 77
256 100,00
Skor rata-rata : 256 77 = 3,32 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.34 menunjukkan bahwa 39 responden 50,65 menjawab merasakan Cukup Bermanfaat dengan adanya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM sebagai
wadah pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 21 responden 27,27, selanjutnya responden yang
menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 10 responden 12,99, sedangkan yang menjawab Sangat Bermanfaat sebanyak 7 responden 9,09. Rata-rata jawaban
responden bernilai 3,32 atau berada pada kriteria sedang. Dengan demikian BKM
Pakam Bersinar kedepannya harus mampu meningkatkan perannya dalam pelaksanaan P2KP terutama proses pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan terhadap Badan Keswadayaan Masyarakat Pakam Bersinar diketahui bahwa permasalahan
pembentukan BKM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II merupakan permasalahan substansi yang secara umum menjadi permasalahan pada daerah-daerah pelaksanaan
P2KP lainnya. Permasalahan tersebut ada di tingkat masyarakat, hal ini karena program P2KP merupakan program yang baru mereka pahami dan baru mereka kenal
sehingga masih perlu terus adanya pendampingan yang maksimal dan sosialisasi
Universitas Sumatera Utara
secara terus menerus oleh fasilitator kelurahan. Sehingga proses pembentukan BKM dari pemilihan langsung yang dilakukan di tiap-tiap lingkungan membutuhkan ekstra
sosialisasi agar kepengurusan BKM yang terbentuk merupakan perwakilan masyarakat yang benar-benar berjiwa masyarakat, ulet, ikhlas, jujur, bijaksana, dan memiliki
integritas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Terkait dengan pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II, adapun hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap Lurah Kelurahan Lubuk Pakam I-II, yaitu Bapak Yopi Husada, S.Sod pada tanggal 26
Nopember 2010 bertempat ruang kerjanya, beliau berpendapat bahwa Pembentukan BKM Pakam Bersinar sebagai wadah pelaksana kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II memberika arti dan nuansa yang baru dalam proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini dikarenakan program kerja yang diusung BKM merupakan
program yang berasal dari masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat, sehingga dampaknya dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaan koordinasi dengan BKM, saya senantiasa terus mengingatkan BKM agar pelaksanaan program kegiatan P2KP dapat dilaksanakan dengan semaksimalnya
walaupun imbal jasa yang mereka dapatkan dalam melaksanakan tugas sebagai pengurus BKM tidak terlalu besar dan hanya mengandalkan Bantuan Operasional
BOP yang sangat minim.
b. Tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang memadai
Universitas Sumatera Utara
Indikator outcomedampak pelaksanaan P2KP lainnya adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Dalam uraian sebelumnya telah dijelaskan
bahwa sasaran pelaksanaan program P2KP dilaksanakan melalui kegiatan Tridaya yaitu daya lingkungan, daya ekonomi, dan daya sosial.
Tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang memadai tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembangunan di bidang lingkungan daya
lingkungan. Karena pelaksanaan kegiatan daya lingkungan fisik merupakan kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dengan tersedianya
sarana dan prasarana lingkungan yang dapat menunjang keberdayaan masyarakat umumnya dan masyarakat miskin khususnya.
Berdasarkan hasil jawaban responden berkenaan dengan manfaat sarana dan prasana lingkungan dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.35.
Tabel 4.35. Tanggapan Responden terhadap Manfaat Pembangunan Sarana dan Prasarana Lingkungan melalui P2KP
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 28
36 13
- -
140 144
39 -
- 36,37
46,75 16,88
- -
Jumlah 77
323 100,00
Universitas Sumatera Utara
Skor rata-rata : 323 77 = 4,19 Kriteria :
Baik Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.35 menunjukkan bahwa skor rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan manfaat yang dirasakan responden terhadap pembangunan sarana dan
prasarana lingkungan Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II bernilai 4,19 atau berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dengan sebagian besar responden menjawab
bahwa pembangunan sarana dan prasana P2KP Bermanfaat yaitu sebanyak 36 orang atau 46,75, selanjutnya yang menjawab sangat bermanfaat yaitu sebanyak 28
responden 36,37, sedangkan yang menjawab cukup bermanfaat sebanyak 13 responden 16,88.
Hasil observasi lapangan yang penulis laksanakan berkenaan dengan indikator dimensi dampak pelaksanaan P2KP yaitu tersedianya sarana dan prasarana lingkungan
yang memadai, dapat penulis jelaskan bahwa masyarakat benar-benar merasakan manfaat sarana dan prasarana pembangunan yang dilakukan melalui program P2KP di
Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Hal ini dapat terlihat dengan tepatnya lokasi sasaran pembangunan sarana fisik yang telah dilaksanakan. Misalnya Pembangunan rabat
beton jalan gang dan rehab titi yang telah dilaksanakan di lingkungan XI seluas 330 meter persegi, dimana lokasi rabat beton jalan gang tersebut merupakan sarana akses
yang sering dilalui masyarakat sekitar untuk kegiatan lalu lintas membawa dagangan dengan menggunakan becak dorong. Selama ini, sebelum adanya program P2KP
Universitas Sumatera Utara
kondisi jalan tersebut sangat memperihatinkan karena parahnya kondisi jalan yang sering becek dan berlumpur disaat musim penghujan datang, sehingga sangat
menghambat lalu lintas masyarakat miskin membawa dagangannya ke kota.
c. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
Selama berlangsungnya pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II telah terealisasi berbagai macam kegiatan pembangunan kemasyarakatan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan
lingkunganfisik, kegiatan ekonomi dan kegiatan social. Dari berbagai kegiatan tersebut secara umum dapat dinikmati langsung oleh masyarakat
Kelurahan Lubuk Pakam I-II, walaupun pelaksanaan kegiatan pembangunan di tiap-tiap lingkungan berbeda-beda karena disesuaikan dengan skala prioritas yang paling mendesak dan
berdasarkan alokasi anggaran yang tersedia. Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II ditinjau dari indikator dampak pelaksanaan P2KP berupa peningkatan kesejehateraan masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila manfaat dari program ini benar-benar
dirasakan oleh masyarakat sasaran program dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Meningkatnya kondisi kehidupan dan prilaku sosial, serta tingkat kesejahteraan
masyarakat.
2. Terciptanya lapangan kerja baru dan memiliki sumber pendapatan sampingan.
3. Terciptanya peningkatan fungsi sarana sosial ekonomi masyarakat.
Penekanan sasaran utama penerima manfaat program adalah orang-orang yang diklasifikasikan ke dalam masyarakat tidak mampu atau miskin, meskipun dengan memanfaatkan dana Bantuan
Langsung Masyakat BLM yang tidak terlalu besar jumlahnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun persepsi responden tentang manfaat pelaksanaan P2KP terhadap peningkatan kondisi kehidupan dan prilaku sosial serta kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada Tabel dibawah ini
sebagai berikut:
Tabel 4.36. Manfaat P2KP dalam Peningkatan Kondisi Kehidupan dan Prilaku Sosial serta Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 -
28 32
17 -
- 112
66 34
- -
36,36 41,56
22,08 -
Jumlah 77
212 100,00
Skor rata-rata : 212 77 = 2,75 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.36 menunjukkan sebanyak 32 responden atau 41,56 menjawab pelaksanaan P2KP Cukup Bermanfaat terhadap peningkatan kondisi kehidupan dan
prilaku sosial serta kesejahteraan masyarakat. Adapun responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 28 responden atau 36,36, sedangkan responden yang
Universitas Sumatera Utara
menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 17 responden atau 22,08. Rata-rata jawaban
responden bernilai 2,75 atau berada pada kriteria Sedang.
Selanjutnya adalah persepsi masyarakat tentang manfaat program P2KP terhadap terciptanya lapangan kerja baru dan memiliki sumber pendapatan sampingan,
seperti yang terlihat pada Tabel 4.37.
Tabel 4.37. Manfaat P2KP terhadap Terciptanya Lapangan Kerja Baru dan Sumber Pendapatan Sampingan Masyarakat di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II
No Alternatif Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 -
27 36
14 -
- 108
108 28
- -
35,06 46,76
18,18 -
Jumlah 77
244 100,00
Skor rata-rata : 244 77 = 3,17 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.37 menunjukkan sebanyak 36 responden atau 46,76 menjawab pelaksanaan P2KP Bermanfaat terhadap peningkatan kondisi kehidupan terciptanya
lapangan kerja baru dan sumber pendapatan sampingan masyarakat. Adapun
Universitas Sumatera Utara
responden yang menjawab Sangat Bermanfaat sebanyak 14 responden 18,18, sedangkan responden yang menjawab Cukup Bermanfaat sebanyak 27 responden atau
35,06. Rata-rata jawaban responden bernilai 3,17 atau berada pada kriteria sedang.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas dan berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, dapat dijelaskan bahwa seiring dengan berjalannya pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, terutama untuk kegiatan fisik jelas memerlukan tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut akan menerima gajiimbalan sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan
bekerja maka pendapatan masyarakat akan bertambah yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Selain itu multiplier effect dari pelaksanaan kegiatan P2KP ini dimana pekerja
memerlukan makan dan minum yang menambah pendapatan masyarakat yang berjualan nasi ataupun kedai kopi disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan fisik.
Adapun jumlah tenaga kerja yang telah diserap dalam pelaksanaan program P2KP dikelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.38.
Tabel 4.38. Jumlah Tenaga Kerja yang Terpakai
Tahun 2008 Tahun 2009
Tahun 2010 Link
Kegiatan Jumlah
Tenaga
Kerja Kegiatan
Jumlah Tenaga
Kerja Kegiatan
Jumlah Tenaga
Kerja
I II
III IV
V VI
VII Tempat Sampah
Tempat Sampah -
Tempat Sampah Rehab Rumah
Tempat Sampah Rehab Rumah
- Tempat Sampah
2 org 4 org
- 4 org
5 org 4 org
5 org -
4 org Rabat Beton
Rabat Beton Rehab Rumah
- Rehab Rumah
- -
- 9 org
15 org 6 org
- 6 org
-
- -
Rehab Rumah Rabat Beton
Rehab Rumah -
Rehab Rumah Rabat Beton
- -
- 8 org
9 org 6 org
- 5 org
7 org -
-
Universitas Sumatera Utara
VIII IX
X XI
Tempat Sampah Renovasi MCK
Tempat Sampah -
Sumur Bor 4 org
3 org 2 org
- 3 org
- -
- Rehab Rumah
Rabat Beton -
- -
15 org 8 org
- -
Rehab MCK Rehab MCK
Rabat Beton -
- 3 org
3 org 35 org
Jumlah 40 org
Jumlah 59 org
Jumlah 76 org
Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010
Tabel 4.38 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang terpakai pada tahun 2008 sebanyak 40 orang, pada tahun 2009 bertambah menjadi 59 orang dan pada tahun
2010 bertambah menjadi 76 orang. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang terpakai selama pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II sebanyak 175
orang. Persepsi responden terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat selanjutnya
adalah manfaat pelaksanaan program P2KP dalam peningkatan fungsi sarana sosial ekonomi masyarakat seperti yang terlihat pada Tabel dibawah ini:
Tabel 4.39. Manfaat P2KP dalam Peningkatan Fungsi Sarana Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
Sangat Bermanfaat Bermanfaat
5 4
- 11
- 44
- 14,29
Universitas Sumatera Utara
3. 4.
5. Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
3 2
1 37
25 4
111 50
4 48,05
32,47 5,19
Jumlah 77
209 100,00
Skor rata-rata : 20977 = 2,71 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.39 menunjukkan bahwa sebanyak 37 responden atau 48,05 terhadap manfaat program P2KP dalam peningkatan sarana sosial ekonomi masyarakat,
mayoritas menjawab Cukup Bermanfaat yaitu sebanyak 37 responden 48,05, kemudian responden yang menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 25 responden
32,47, sedangkan responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 11 orang 14,29 dan responden yang menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 4 responden
5,19. Secara umum skor rata-rata jawaban responden adalah 2,71 dan berada pada kriteria sedang.
Hasil distribusi jawaban responden pada Tabel 4.36, Tabel 4.37, dan Tabel 4.39 diketahui rata-
rata jawaban responden berada pada kriteria sedang. Maka atas dasar tersebut, penulis berpendapat
bahwa secara umum dampak atau outcomes pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II khususnya terhadap indikator peningkatan
kesejahteraan masyarakat belum terwujud dengan baik, meskipun demikian berbagai upaya perlu senantiasa terus dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat agar semakin berdaya dan
mandiri. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, adapun rekapitulasi jawaban responden
terhadap evaluasi pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di
Universitas Sumatera Utara
Kelurahan Lubuk Pakam I-II yang ditinjau dari 4 empat dimensi yang meliputi; dimensi input masukan, dimensi proses pelaksanaan program, dimensi outputs hasil pelaksanaan P2KP dan
dimensi outcomes dampak pelaksanaan P2KP dapat penulis sajikan pada Tabel 4.40.
Tabel 4.40. Rekapitulasi Skor Rata-rata Responsi Responden terhadap Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II Subjek
Skor Rata-rata
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
2,93 2,88
3,67 4,23
2,84 3,06
2,56 2,68
3,28 3,07
2,62 3,87
3,06 2,79
3,32 4,19
2,75 3,27
2,71
Jumlah 59,78
Skor rata-rata : 59,78 19 = 3,14 Kriteria : Sedang
Sumber: Data Primer, 2010
Hasil rekapitulasi rata-rata skor responsi responden berkenaan dengan pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II seperti yang terlihat pada Tabel
4.40 adalah 3,14 dan berada pada kriteria Sedang. Dengan kata lain, penulis