Analisis Deskriptif Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di

4.5. Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskian di Perkotaan

P2KP dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II

4.5.1. Analisis Deskriptif Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II 1. Dimensi Input Program P2KP Dimensi input atau masukan dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dielaborasi kedalam beberapa indikator yaitu sebagai berikut: a. Konsep Dasar P2KP Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa P2KP adalah singkatan dari Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan. P2KP merupakan salah satu Program Nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan urban. Konsep dasar pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP merupakan suatu proses pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat SDM melalui suatu wadah atau kelembagaan representatif yang dibentuk oleh masyarakat berupa Badan Keswadayaan Masyarakat BKM yang dilakukan melalui pendekatan Tri-Daya yaitu Daya Lingkungan, Daya Sosial dan Daya Ekonomi. Universitas Sumatera Utara Sumber : www.p2kp.com Gambar 4.3 Konsep Tri-Daya P2KP Dalam pendekatan TRI-DAYA seperti yang terlihat pada Gambar 4.3 fokus program diarahkan untuk memberdayakan masyarakat membangun manusianya, sehingga; secara sosial akan membangun sosial kapital di masyarakat untuk mewujudkan komunitas yang efektif, secara ekonomi mampu mewujudkan komunitas yang produktif, dan secara lingkungan, mampu menumbuhkan daya pembangunan di masyarakat untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang sehat, produktif dan lestari. Dari uraian tersebut di atas, penulis selanjutnya mengkaitkannya terhadap pemahaman responden mengenai konsep dasar pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP seperti yang terlihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16. Pemahaman terhadap Konsep Dasar Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Paham Paham Cukup Paham Kurang Paham Tidak Paham 5 4 3 2 1 5 12 40 13 7 25 48 120 26 7 6,50 15,58 51,95 16,88 9,09 Jumlah 77 226 100,00 Skor rata-rata : 22677 = 2,93 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.16 menunjukkan responden yang menjawab Cukup Paham terhadap konsep dasar pelaksanaan P2KP yaitu sebanyak 40 responden 51,95, selanjutnya responden yang menjawab Kurang Paham sebanyak 13 responden 16,88, menjawab Paham sebanyak 12 responden 15,58, sedangkan responden yang menjawab Sangat Paham sebanyak 5 responden 6,50. Adapun responden yang menjawab tidak paham sebanyak 7 orang 9,09. Rata-rata skor nilai jawaban responden adalah 2,93 dan berada pada kriteria sedang. Dari hasil jawaban responden di atas, menunjukkan bahwa pemahaman masyarakat miskin masih rendah terhadap konsep dasar pelaksanaan P2KP dan perlu Universitas Sumatera Utara untuk terus ditingkatkan. Penulis berpendapat bahwa dengan semakin tingginya tingkat pemahaman masyarakat terhadap konsep dasar P2KP maka akan turut mempengaruhi implementasi pelaksanaan P2KP khususnya di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, sehingga mampu mendorong “gerakan masyarakat” dan “gerakan kemitraan” dalam penanggulangan kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui sosialisasi dan pembinaan yang tepat dan terarah. b. Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Program P2KP Kemampuan pemerintah daerah untuk dapat mengakomodasi segala potensi- potensi yang ada di tengah-tengah masyarakat dan memanfaatkannya untuk sebesar- besar kepentingan masyarakat menjadi salah satu hal penting dalam upaya-upaya pemberdayaan masyarakat. Begitu pula halnya dengan keterlibatan pemerintah daerah untuk mendukung upaya-upaya pemberdayaan yang dijalankan melalui pelaksanaan program P2KP. Di era Otonomi Daerah dewasa ini, aparatur pemerintah yang langsung terjun di tengah-tengah masyarakat dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi dalam mendukung penuh setiap upaya-upaya pemberdayaan masyarakat yang telah diprogramkan tersebut. Dengan adanya kepedulian dan dukungan pemerintah daerah tersebut, diharapkan keberhasilan dan pencapaian tujuan pelaksanaan program P2KP dapat terwujud dengan maksimal. Aparat pemerintahan daerah yang berperan langsung dalam Universitas Sumatera Utara keberhasilan pelaksanan program P2KP dalam hal ini adalah Camat, PJOK penanggung jawab operasional kecamatan, Lurah dan Kepala Lingkungan. Adapun persepsi responden terhadap peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17. Peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Maksimal Maksimal Cukup Maksimal Kurang Maksimal Tidak Maksimal 5 4 3 2 1 3 15 35 18 6 15 60 105 36 6 3,90 19,48 45,45 23,37 7,80 Jumlah 77 222 100,00 Skor rata-rata : 22277 = 2,88 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer , 2010 Tabel 4.17 menunjukkan sebanyak 35 responden 45,45 menjawab peran Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup Makasimal. Selanjutnya 18 responden 23,37 menjawab Kurang Maksimal. Adapun responden yang menjawab Maksimal dan Tidak Maksimal secara berturut-turut yaitu Universitas Sumatera Utara sebanyak 15 responden 19,48 dan 6 responden 7,80. Sedangkan responden yang menjawab peran Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan P2KP terlaksana dengan Sangat Maksimal hanya sebanyak 3 responden 3,90. Dari keseluruhan jawaban responden di atas maka skor rata-rata jawaban responden adalah 2,88 atau berada pada kriteria sedang. c. Peran Konsultan dan Fasilitator dalam Pelaksanaan Program P2KP Keberhasilan pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP tidak terlepas dari peran konsultan dan tim fasilitator sebagai pendamping baik dari perencanaan maupun realisasi program. Pendampingan yang dilakukan konsultan dan fasilitator kelurahan adalah untuk mengenalkan dan membantu masyarakat dalam melaksanakan suatu pendekatan baru dalam pembangunan, dengan mendorong peran serta masyarakat secara aktif dalam menanggulangi kemiskinan melalui usaha sendiri, oleh karena itu partisipasi aktif pendamping sangat diperlukan dalam rangka proses pemberdayaan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Bapak Ok. Jaherli selaku Koordinator BKM Pakam Bersinar di Aula Kantor Kelurahan Lubuk Pakam I- II, pada tanggal 24 Nopember 2010, beliau mengatakan bahwa “...Keberadaan Konsultan dan Fasilitator Kelurahan sangat membantu proses pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, tanpa mereka tim fasilitator kelurahan proses pelaksanaan baik dari perencanaan sampai realisasi program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II tidak akan dapat terwujud dengan baik. Banyak pemahaman dan pola pikir baru yang kami dapatkan dari mereka, sehingga membuka wacana bagi kami Universitas Sumatera Utara selaku pengurus BKM untuk dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan dilaksanakannya program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II”. Adapun tanggapan responden terhadap peran konsultan dan tim fasilitator kelurahan dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Peran Konsultan dan Tim Fasilitator dalam Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Membantu Membantu Cukup Membantu Kurang Membantu Tidak Membantu 5 4 3 2 1 13 35 20 9 - 65 140 60 18 - 16,88 45,46 25,97 11,69 Jumlah 77 283 100,00 Skor rata-rata : 283 77 = 3,67 Kriteria : Baik Sumber: Data Primer, 2010 Berdasarkan hasil jawaban responden pada Tabel 4.18 mengenai peran konsultan dan tim fasilitator dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, dari jawaban yang terbanyak sampai yang sedikit secara berturut-turut diketahui sebanyak 35 responden 45,46 menjawab Membantu, 20 responden 25,97 menjawab Cukup Membantu, 13 responden 16,88 menjawab Sangat Membantu Universitas Sumatera Utara dan 9 responden 11,69 menjawab Kurang Membantu. Skor rata-rata jawaban responden adalah 3,67 dan berada pada kriteria baik. Hal lain yang dapat penulis jelaskan mengenai peran Konsultan dan Tim Fasilitator P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah selain keaktifan mereka dalam menjalankan tugas, para konsultan dan tim fasilitator juga terlihat sangat memahami tugas dan fungsi mereka, sehinga proses-proses pelaksanaan P2KP dapat berjalan dengan baik, disamping itu sikap ramah dan pendekatan kekeluargaan senantiasa mereka tunjukkan kepada masyarakat dalam kesehariannya. Hal ini menjadi sangat penting dikarenakan sebagian besar masyarakat miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II masih membutuhkan panduan dan arahan dalam artian sebagian besar masyarakat miskin kurang mempunyai inisiatif untuk bangkit dikarenakan faktor- faktor kemiskinan yang mereka alami, seperti tingkat pendidikan yang rendah dan kurangnya keterampilan dalam berkarya. Dengan demikian, keberadaan konsultan dan tim fasilitator secara tidak langsung turut memberikan warna dalam proses pembelajaran bagi masyarakat dengan memupuk keinisiatifan masyarakat, kemandirian dan keberdayaan masyarakat untuk beranjak bangkit dari masalah kemiskinan yang sedang masyarakat alami. d. Masyarakat sebagai subyek sekaligus obyek dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan program P2KP merupakan suatu program pemberdayaan melalui perkuatan kelembagaan masyarakat. Oleh karena itu, subyek sekaligus obyek dalam pelaksanaan program P2KP adalah masyarakat itu sendiri melalui suatu wadah atau kelembagaan yang telah terbentuk. Universitas Sumatera Utara Sehingga bisa dikatakan bahwa program P2KP merupakan program yang mengandung prinsip dari, oleh dan untuk masyarakat DOUM, terlebih-lebih bagi kepentingan masyarakat kurang mampumiskin. Sebagai salah satu indikator dari dimensi input masukan terhadap pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, keberadaan masyarakat dalam pelaksanaan program sangat penting kedudukannya. Tanpa adanya keterlibatan masyarakat terhadap pelaksanaan suatu program kemasyarakatan termasuk halnya dengan pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, sungguh niscaya pencapaian tujuan pelaksanaan progam P2KP dapat terwujud dengan maksimal. Dari dimensi input atau masukan terhadap pelaksanaan P2KP, pemahaman masyarakat dalam fungsinya sebagai obyek dan subyek pelaksanaan program P2KP sangat penting untuk mereka sadari dan pahami, karena dengan semakin besarnya kesadaran masyarakat terhadap fungsi mereka dalam pelaksanaan program akan sangat mendukung keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran pelaksanaan program P2KP. Adapun pemahaman responden terhadap pertanyaan masyarakat merupakan subyek sekaligus obyek di dalam pelaksanaan P2KP dapat dilihat pada Tabel 4.19. Tabel 4.19. Pemahaman Responden terhadap Kedudukan Masyarakat sebagai Subyek sekaligus Obyek dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP Universitas Sumatera Utara No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Paham Paham Cukup Paham Kurang Paham Tidak Paham 5 4 3 2 1 30 35 12 - - 150 140 36 - - 38,96 45,45 15,59 - - Jumlah 77 326 100,00 Skor rata-rata : 326 77 = 4,23 Kriteria : Sangat Baik Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.19 menunjukkan sebanyak 34 responden 45,45 menjawab Paham terhadap kedudukan masyarakat sebagai subyek sekaligus objek pelaksanaan P2KP, responden yang memberikan jawaban Sangat Paham sebanyak 30 responden 38,96 dan yang menjawab Cukup Paham sebanyak 12 responden 15,59. Secara umum rata-rata jawaban responden bernilai 4,23 atau berkategori Sangat Baik. Berdasarakan hal tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa peran serta masyarakat dalam pelaksanaan program P2KP sangat penting kedudukannya. Hal ini adalah sebagai konsekuensi bahwa pelaksanaan program P2KP adalah benar-benar untuk mensejahterakan masyarakat, yang pada akhirnya pelaksanaan kegiatan yang dibangun melalui program P2KP adalah merupakan milik masyarakat dan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Hasil distribusi jawaban pada Tabel 4.19 di atas dapat menggambarkan bahwa secara umum responden telah paham dan sadar akan Universitas Sumatera Utara kedudukannya dalam proses pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Dengan tingkat pemahaman dan kesadaran tersebut, diharapkan masyarakat benar- benar mampu mengaplikasikannya dalam pelaksanaan program dan bukan hanya sebatas keinginan, harapan, dan angan-angan semata. 2. Dimensi prosespelaksanaan program P2KP Dalam penelitian ini adapun dimensi prosespelaksanaan program P2KP dielaborasi kedalam beberapa indikator, yang meliputi kegiatan sosialisasi P2KP, pembentukan kelembagaan, pelaksanaan sasaran kegiatan P2KP, dan tingkat partisipasi masyarakat. Secara lebih jelas, penulis uraikan sebagai berikut : a. Sosialisasi Program P2KP Sosialisasi pelaksanaan program merupakan hal sangat perlu dan mendasar untuk dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh pengurus dan peserta suatu organisasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan program P2KP. Sasaran pelaksanaan sosialisasi program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dibagi menjadi 2 dua sasaran sebagai berikut: 1. Sasaran Primer, yaitu: Warga masyarakat di tingkat kelurahan yang dianggap layak menjadi penerima dan pemanfaat BLM secara langsung. 2. Sasaran Sekunder, yaitu: a. Seluruh warga masyarakat pada lokasi kelurahan sasaran b. Kelompok strategis yang terdiri dari; para pemegang kunci yang dianggap dapat mempengaruhi kebijakan atau mempunyai kemampuan mendorong Universitas Sumatera Utara gerakan penanggulangan kemiskinan sebagai gerakan moral, seperti pengusaha, pejabat pemerintah legislatif dan eksekutif dan pihak-pihak penyandang dana. c. Kelompok peduli yang terdiri dari orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap masalah penanggulangan kemiskinan namun tidak memiliki jabatanposisi strategis. d. Masyarakat umum yaitu seluruh warga masyarakat di tingkat nasional maupun daerah. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa Kelurahan Lubuk Pakam I-II dijadikan sebagai sasaran pelaksanaan P2KP sejak akhir tahun 2007. Pelaksanaan Sosialisasi tingkat basis atau tingkat lingkungan merupakan tahap awal perkenalan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun realisasi pelaksanaan sosialisasi pada tingkat basis atau tingkat lingkungan dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.20. Realisasi Pelaksanaan Sosialiasi Tingkat Basis di Kelurahan Lubuk Pakam I-II JK No Lingkungan Tempat Tanggal L P Total 1. 2. 3. 4. II II XI XI Rumah Kepling II Rumah Kepling II Perwiridan Lingk. XI Rumah Warga 16 - 08 - 2007 20 - 08 - 2007 22 - 08 - 2007 23 - 08 - 2007 - 14 - 20 22 40 29 - 22 54 29 20 Universitas Sumatera Utara 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. V X III IV VII VIII XI I Aula Kelurahan Rumah Warga Rumah Kepling III Rumah Kepling IV Rumah Kepling VII Rumah Kepling VIII Mushalla Lingk. XI Rumah Kepling I 24 - 08 - 2007 25 - 08 - 2007 26 - 08 - 2007 28 - 08 - 2007 29 - 08 - 2007 30 - 08 - 2007 30 - 08 - 2007 30 - 08 – 2007 7 - 16 10 - 2 - 19 22 35 14 12 29 27 12 9 29 35 30 22 29 29 12 28 Total 92 233 325 Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010 Tabel 4.20 memperlihatkan bahwa pelaksanaan sosialisasi tingkat basis di Kelurahan Lubuk Pakam I-II hanya diikuti sebanyak 325 orang masyarakat dan belum memenuhi indikator ketercapaian 30 dari penduduk dewasa sehingga tidak semua masyarakat kelurahan yang dapat tersentuh pada tahap sosialisasi awal. Hasil wawancara dengan Bapak Mas’ud selaku Ketua LKMD Kelurahan Lubuk Pakam I-II diketahui mayoritas masyarakat yang hadir untuk mengikuti sosialisasi pada tingkat basis seperti yang terlihat pada Tabel di atas adalah masyarakat kurang mampumiskin yang tergolong sebagai sasaran primer, sedangkan sasaran sekunder yang diharapkan hadir untuk mengikuti sosialisasi berupa masyarakat umum, masyarakat golongan mampu, kelompok-kelompok strategis dalam masyarakat seperti pengusaha, pejabat dan pihak-pihak penyandang dana sangat sedikit jumlahnya. Berdasarkan hasil wawancara tersebut juga dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan sosialisasi basis cenderung dilaksanakan di tiap-tiap lingkungan ataupun di rumah warga, Universitas Sumatera Utara sedangkan aula Kelurahan Lubuk Pakam I-II hanya dijadikan sekali saja sebagai tempat pelaksanaan kegiatan sosialisasi tahap awal. Hal ini disebabkan karena kesibukan warga yang berbeda-beda, sehingga waktu yang tidak bisa ditetapkan secara formal dari Kelurahan. Berdasarkan hasil distribusi jawaban kuesioner yang diberikan kepada responden, mengenai pemahaman responden terhadap subtansi sosialisasi program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.21. Pemahaman Responden terhadap Substansi Sosialisasi Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Paham Paham Cukup Paham Kurang Paham Tidak Paham 5 4 3 2 1 4 11 40 13 9 20 44 120 26 9 5,19 14,28 51,95 16,89 11,69 Jumlah 77 219 100,00 Skor rata-rata : 21977 = 2,84 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21 menunjukkan bahwa pemahaman responden terhadap substansi sosialisasi Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, secara umum memberikan jawaban Cukup Paham yaitu sebanyak 40 responden 51,95, 13 responden 16,89 menjawab Kurang Paham, 11 Responden 14,28 menjawab Paham, dan 9 responden 11,69 menjawab Tidak Paham. Adapun jawaban responden yang menjawab Sangat Paham hanya sebanyak 4 responden 5,19. Secara umum rata-rata jawaban responden bernilai 2,84 atau berkategori Sedang. Tingkat pemahaman responden yang demikian menggambarkan kondisi masyarakat yang belum benar-benar paham terhadap subtansi sosialisasi dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Hasil pengamatan penulis, dapat dijelaskan bahwa masyarakat miskin kurang memahami substansi sosialisasi kegiatan P2KP yang dilaksanakan ditandai dengan masih adanya tanggapan dari masyarakat miskin yang menganggap bahwa kehadiran P2KP ditengah-tengah kehidupan mereka adalah untuk membagi-bagi pinjaman atau bantuan dana dari Pemerintah yang dihibahkan tanpa wajib untuk diganti. Selain itu masih ada masyarakat yang beranggapan bahwa tujuan program P2KP adalah untuk kegiatan-kegiatan renovasi rumah kumuh dan rabat beton jalan gang yang rusak semata. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat miskin belum semua memahami filosopi pelaksanaan program P2KP sebagai salah satu proses pembelajaran masyarakat dengan pendekatan pemberdayaan melalui peran aktif mereka dalam wadah kelembagaan yang telah terbentuk berupa BKM. Universitas Sumatera Utara Berkenaan dengan hal tersebut diatas, dan didasarkan telaahan penulis terhadap dokumentasi BKM Pakam Bersinar mengenai pelaksanaan P2KP diketahui tingkat keaktifan masyarakat untuk hadir mengikuti musyawarah, sosialisasi dan rapat-rapat koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II sangat rendah. Senada dengan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Ok. Jaherli di Aula Kantor Lurah Lubuk Pakam I-II pada tanggal 9 Nopember 2010, dimana beliau mengatakan bahwa “pelaksanaan koordinasi dengan masyarakat miskin sasaran program P2KP belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Tingkat kehadiran masyarakat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi antara 30 sampai dengan 60 saja, meskipun undangan-undangan rapat koordinasi selalu disebar kepada masyarakat miskin, tetapi banyak dari mereka yang tidak bisa menghadirinya. Akibatnya, masyarakat tidak sepenuhnya memahami substansi utama pelaksanaan P2KP dan bagaimana untuk memanfaatkannya secara maksimal didasarkan pada petunjuk- petunjuk yang telah ditetapkan. Kebanyakan dari mereka masyarakat mendapatkan informasi dari rekan-rekan mereka yang telah mengikuti rapat..”. b. Pembentukan Kelembagaan Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pelaksanaan kegiatan Program P2KP dilakukan dengan terlebih membentuk suatu organisasi atau wadah dalam menampung aspirasi masyarakat. Organisasi atau wadah tersebut dikenal dengan sebutan BKM Badan Keswadayaan Masyarakat yang dibentuk melalui suatu mekanisme pemilihan langsung oleh seluruh masyarakat dan pembentukan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang terdiri dari beberapa masyarakat yang pembentukannya berdasarkan pada data-data kebutuhan masyarakat Universitas Sumatera Utara di dalam PJM Pronangkis dilengkapi dengan usulan-usulan proposal kegiatan yang diajukan kepada BKM. Adapun tanggapan responden terhadap kesesuaian pembentukan organisasi BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.22. Tanggapan Responden terhadap Kesesuaian Pembentukan Organasasi BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 5 4 3 2 1 6 9 46 16 - 30 36 138 32 - 7,79 11,69 59,74 20,78 - Jumlah 77 236 100,00 Skor rata-rata : 23677 = 3,06 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.22 menunjukkan bahwa skor rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan kesesuaian pembentukan organisasi P2KP berupa kelembagaan BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II bernilai 3,06 atau berada pada kategori Sedang. Data ini menggambarkan bahwa secara keseluruhan pelaksanaan pembentukkan Universitas Sumatera Utara kelembagaan berupa BKM dan KSM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II masih perlu ditingkatkan. Hal ini terlihat dengan sebagian besar responden yaitu sebanyak 46 orang atau 59,74 yang menganggap pembentukan kelembagaan berupa Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dan Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Cukup Sesuai. Sedangkan yang menganggap pembentukan kelembagaan Sesuai dan Sangat Sesuai secara berturut-turut yaitu sebanyak 9 responden atau 11,69 dan 6 responden atau 7,79 dan atas 2 dua kategori jawaban responden tersebut terlihat lebih sedikit daripada responden yang menjawab Kurang Sesuai terhadap kesesuaian pembentukan kelembagaan berupa BKM dan KSM yaitu sebanyak 16 responden atau 20,78. Data di atas bila dikomparasikan dengan hasil observasi dan wawancara penulis di lapangan, kondisi di atas secara faktual disebabkan karena peran serta dan keaktifan masyarakat dalam proses pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat sebelumnya belum maksimal. Pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai wadah organisasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP tidak diikuti dengan serius oleh seluruh masyarakat di tiap-tiap lingkungan. Senada dengan hasil wawancara dengan Ketua LKMD Kelurahan Lubuk Pakam I-II pada tanggal 8 Nopember 2010 di Kediamannya, Bapak Mas’ud berpendapat bahwa pembentukan pengurus BKM melalui pemilihan langsung yang sebelumnya dilaksanakan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II memang tidak diikuti oleh seluruh masyarakat di tiap-tiap lingkungan, hanya sebagian besar dari masyarakat yang memberikan suara untuk pemilihan sedangkan yang lain tidak sama sekali. Meskipun demikian, susunan kepengurusan Universitas Sumatera Utara BKM yang ada saat ini terdiri dari perwakilan masyarakat yang benar-benar mau bekerja dan berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan P2KP. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Bapak OK. Jaherli selaku Koordinator BKM Pakam Bersinar pada tanggal 24 Nopember 2010 di Kediamannya, berkenaan dengan organisasi yang dipimpinnya beliau mengatakan bahwa: dalam pelaksanaan pemilihan pengurus BKM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, perwakilan dari masing-masing lingkungan yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan pemilihan yang berlangsung sebelumnya, berkumpul di Aula Kelurahan Lubuk Pakam I-II untuk dilakukan pemilihan pengurus BKM yang difasilitasi oleh Tim Fasilitator, pihak Kelurahan dan Kecamatan. Secara aklamasi beliau dipilih oleh keseluruhan peserta dan mayarakat yang hadir pada saat berlangsungnya pemilihan pengurus BKM, meskipun beliau menyadari bahwa jumlah peserta dan masyarakat yang hadir dalam pemilihan pengurus tidak terlalu banyak. Peranan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM sebagai wadah penggerak dalam pelaksanaan kegiatan P2KP sangat diharapkan fungsinya. Salah satu peran penting lembaga ini adalah untuk mensosialisasikan program-program pembangunan kemasyarakatan yang berkenaan dengan P2KP. Melalui keberadaan dan keaktifan kelembagaan masyarakat berupa BKM, diharapkan dapat memacu partisipasi masyarakat untuk turut berperan aktif mewujudkan tujuan sasaran pelaksanaan P2KP, mengingat bahwa partisipasi yang diharapkan adalah memberdayakan semua warga, baik berupa materil maupun dalam bentuk tenaga kerja. Meskipun demikian, keberhasilan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dalam menjalankan tugas dan Universitas Sumatera Utara fungsinya harus pula didukung oleh Pemerintah Kelurahan selaku perpanjangan tangan Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan kemasyarakatan, pembangunan dan kepemerintahan. c. Pelaksanaan Sasaran Kegiatan dan Alokasi Anggaran P2KP Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa tujuan pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin. Adapun sasaran kegiatan dalam pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan : 1. Pengadaan atau peningkatan sarana dan prasarana umum bagi masyarakat 2. Peningkatan kualitas jalan-jalan gangdusun 3. Peningkatan kelayakan hunian warga miskin 4. Peningkatan pelayanan bantuan bagi masyarakat miskin tidak produktif. 5. Penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat miskin potensial produktif 6. Penyediaan modal usaha bagi masyarakat miskin yang mempunyai usaha kurang berkembang. 7. Peningkatan keterampilanSDM warga miskin potensial produktif. Adapun hasil jawaban responden mengenai kesesuaian sasaran pelaksanaan kegiatan program P2KP terhadap aspirasi dan harapan masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dalam dapat dilihat pada Tabel 4.23 sebagai berikut : Tabel 4.23. Tanggapan Responden terhadap Sasaran Pelaksanaan Kegiatan P2KP No Alternatif Bobot X Frekuensi F FX Universitas Sumatera Utara Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 5 4 3 2 1 - 13 29 23 12 - 52 87 46 12 - 16,88 37,66 29,87 15,58 Jumlah 77 197 100,00 Skor rata-rata : 19777 = 2,56 Kriteria : Kurang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.23 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat bahwa pelaksanaan sasaran kegiatan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup Sesuai dengan aspirasi dan harapan masyarakat, yaitu sebanyak 29 responden 37,66. Sedangkan yang menjawab Kurang Sesuai menempati urutan kedua yaitu sebanyak 23 responden atau 29,87. Responden yang menjawab Sesuai sebanyak 13 orang atau 16,88 sedangkan yang menjawab Tidak Sesuai sebanyak 12 orang atau 15,58. Hasil rata-rata jawaban responden berada pada nilai 2,56 atau berada pada kategori rendah. Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, pelaksanaan tujuan dan sasaran program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II perlu untuk terus ditingkatkan, terutama dari segi perencanaan. Dengan semakin baik perencanaan dan tepatnya pelaksanaan sasaran kegiatan yang telah disepakati dan berdasarkan kebutuhan di Universitas Sumatera Utara tengah-tengah masyarakat, diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar- besarnya bagi masyarakat miskin yang menjadi sasaran utama pelaksanaan program. Sehingga tujuan pelaksanaan program benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat kurang mampumiskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Dimensi proses distribusipelaksanaan Program P2KP selanjutnya dilihat dari indikator Penyediaan dan Alokasi dana Program P2KP. Adapun jawaban responden terhadap realisasi alokasi anggaran P2KP bagi masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel dibawah berikut ini : Tabel 4.24. Tanggapan Responden terhadap Alokasi Anggaran Program P2KP No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Membantu Membantu Cukup Membantu Kurang Membantu Tidak Membantu 5 4 3 2 1 - 16 29 24 8 - 64 87 48 8 - 20,78 37,66 31,17 10,39 Jumlah 77 207 100,00 Universitas Sumatera Utara Skor rata-rata : 20777 = 2,68 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa terdapat 8 responden atau 10,39 yang memberikan jawaban Alokasi Anggaran Program P2KP Tidak Membantu masyarakat miskin, sedangkan mayoritas responden menjawab realisasi alokasi anggaran program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup Membantu masyarakat miskin yaitu sebanyak 29 orang 37,66 . Sedangkan responden yang menjawab realisasi alokasi anggaran P2KP kurang membantu sebanyak 24 orang atau 31,17, dan responden yang menjawab Membantu sebanyak 16 responden atau 20,78. Berdasarkan hasil Tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum jawaban responden terhadap realisasi alokasi anggaran program P2KP bernilai 2,68 atau berada pada kategori Sedang. Hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap Bapak. OK. Jaherli sebagai Koordinator BKM Pakam Bersinar bertempat di Aula Kantor Lurah Lubuk Pakam I- II, pada tanggal 10 Nopember 2010, beliau berpendapat bahwa; “ walaupun realisasi alokasi anggaran untuk tujuan pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II tidak terlalu besar jumlahnya, namun BKM dan pengurus lainnya berupaya memanfaatkan dana yang ada dengan semaksimal mungkin untuk 3tiga daya pelaksanaan kegiatan P2KP yaitu, daya lingkungan, daya sosial dan daya ekonomi. Prioritas utama adalah perbaikan prasarana umum yang dapat menunjang keberdayaan masyarakat miskin, misalnya perbaikan dan betonisasi gang-gang sempit untuk Universitas Sumatera Utara kepentingan mobilitas masyarakat miskin yang berjualan menggunakan gerobak dorong, perbaikan MCK untuk kepentingan umum yang menunjang peningkatan kesehatan dan kebersihan lingkungan, perbaikan rumah-rumah kumuh keluarga miskin serta pelatihan-pelatihan bagi masyarakat miskin yang diharapkan mampu menciptakan keterampilan untuk usaha kerja. Sedangkan program kegiatan daya ekonomi dalam hal pemberian bantuan dana bergulir memang sangat dirasakan kecil yaitu hanya sebesar Rp. 22.500.000,- yang terdiri 9 KSM dengan jumlah keseluruhan anggota sebanyak 45 orang rumah tangga miskin penerima manfaat atau sebesar Rp.500.000,- per rumah tangga miskin. Dalam hal pelaksanaan program daya sosial kegiatan yang dilaksanakan masih sebatas pemberian bantuan berupa sembako kepada anak yatim piatu, janda miskin, dan jompo. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan bapak M. Afri Danil Nasution selaku pengurus BKM, pada tanggal 13 Nopember 2010 di Kantor Lurah Lubuk Pakam I-II, beliau berpendapat bahwa Sumber dana dalam pelaksanaan program P2KP selain bersumber dari Alokasi BLM juga berasal dari Swadaya Masyarakat baik dalam bentuk materil maupun dalam bentuk moril. Namun peran serta masyarakat untuk memberikan bantuan baik moril maupun materil tersebut swadaya masyarakat masih sangat rendah dan terlalu mengandalkan alokasi dana BLM dari pemerintah. Akibatnya banyak rencana kegiatan yang belum dapat terealisasi dengan baik. Hal ini senada dengan hasil pengolahan data lapangan penulis pada Tabel 4.13 sebelumnya, terlihat bahwa bantuan dana yang bersumber dari swadaya masyarakat dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I- Universitas Sumatera Utara II masih sangat rendah. Pada BLM Tahap I, bantuan swadaya masyarakat berjumlah Rp. 13.314.875,- sedangkan bantuan swadaya masyarakat pada BLM Tahap II mengalami penurunan menjadi Rp. 3.405.000,- Padahal apabila semakin besar jumlah bantuan swadaya masyarakat yang dapat diserap dalam pelaksanaan kegiatan P2KP maka dapat diartikan semakin besar pula tingkat partisipasi masyarakat untuk turut serta membantu dan mensukseskan pelaksanaan kegiatan program P2KP. d. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Program P2KP Ketentuan tentang partisipasi memang tidak ada, namun hampir semua kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat memberikan andil yang cukup besar dalam mendukung kegiatan program P2KP. Jauh dari pada itu Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II memberikan peneguhan yang mendalam pada arti partisipasi yang seungguhnya, yaitu terdapat budaya malu jika partisipasi dan atau swadaya tidak mendukung terselesaikannya pelaksanaan pekerjaan proyek. Partisipasi nampak nyata untuk kegiatan pekerjaan fisik sarana dan prasarana yaitu keikutsertaan warga dalam pembangunan berupa tenaga, sedangkan untuk kegiatan ekonomi diwujudkan dalam bentuk ‘self capital’ dalam menunjang usaha kelompok atau individu. Untuk mengevaluasi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses pelaksanaan program P2KP, penulis mengelompokkannya kedalam 3 tiga tingkat peran serta atau partisipasi masyarakat yaitu partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dapat berupa keikutsertaan masyarakat dalam musyawarah atau rapat koordinasi P2KP, melalui Tabel dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.25. Tingkat Partisipasi Masyarakat Mengikuti Musyawarah dan Rapat Koordinasi P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX Universitas Sumatera Utara 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif 5 4 3 2 1 10 20 31 16 - 50 80 91 32 - 12,99 25,97 40,26 20,78 - Jumlah 77 253 100,00 Skor rata-rata : 25377 = 3,28 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.25 menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden 40,26 menjawab masyarakat Cukup Aktif untuk mengikuti musyawarahkoordinasi P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Responden yang menjawab Aktif sebanyak 20 orang 25,97, selanjutnya responden yang menjawab Kurang Aktif sebanyak 16 orang 20,78 dan yang menjawab Sangat Aktif hanya 10 responden 12,99. Skor Rata-rata jawaban responden adalah 3,28 dan berada pada kategori sedang. Penulis berpendapat bahwa partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dan terlibat dalam perencanaan program P2KP perlu untuk terus ditingkatkan. Adapun Tingkat Partisipasi masyarakat untuk mendukung pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat berupa moril, maupun materil. Adapun jawaban responden terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP dapat dilihat pada Tabel 4.26. Tabel 4.26. Partisipasi Masyarakat Miskin dalam Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX Universitas Sumatera Utara 1. 2. 3. 4. 5. Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif Kurang Aktif Tidak Aktif 5 4 3 2 1 9 16 26 24 2 45 64 78 48 2 11,69 20,78 33,77 31,17 2,59 Jumlah 77 237 100,00 Skor rata-rata : 23777 = 3,07 Kriteria : sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.26 memperlihatkan sebanyak 26 responden atau 33,77 memberikan jawaban masyarakat Cukup Aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, responden yang memberikan jawaban Kurang Aktif berpartisipasi sebanyak 24 responden 31,17, responden yang menjawab Aktif berpartisipasi sebanyak 16 responden 20,78, selanjutnya responden yang menjawab Aktif berpartisipasi sebanyak 9 responden 11,69 sedangkan yang menjawab Tidak Aktif sama sekali yaitu sebanyak 2 responden 2,59. Skor rata-rata jawaban responden bernilai 3,07 atau berkategori Sedang. Hasil wawancara penulis dengan Bapak M. Afri Daniel Nasution selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan UPL P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II berkenaan dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP, secara garis besar beliau mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II lebih banyak dalam bentuk bantuan moril dari Universitas Sumatera Utara material. Adapun bentuk bantuan moril yang diberikan masyarakat berupa bantuan tenaga kerja dan dukungan masyarakat dengan memberikan sebagian tanah miliknya di Rabat Beton untuk lalu lintas kepentingan umum. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam bentuk bantuan material berupa penghimpunan danaswadaya dari masyarakat masih sangat minim, sesuai dengan hasil olah data BKM pada Tabel 4.13 sebelumnya terlihat bahwa bantuan swadaya masyarakat dalam bentuk materi selama pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dari tahun 2007 – 2010 hanya berjumlah Rp. 22.487.875,- Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa partisipasi masyarakat baik dalam bentuk moril maupun materil dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II perlu untuk terus ditingkatkan lagi. Selanjutnya adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam pengawasan. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa pelaksanaan P2KP dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat seharusnya tidak sebatas pada perencanaan dan pelaksanaan, tetapi sekaligus juga terlibat dalam fungsi kontrol atau pengawasan. Hal ini adalah sebagai konsekuensi bahwa program P2KP adalah benar-benar untuk mensejahterakan masyarakat. Adapun tingkat partisipasi masyarakat berdasarkan jawaban responden terhadap pengawasan pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 4.27. Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. Sangat Aktif Aktif Cukup Aktif 5 4 3 - 15 24 - 60 72 - 19,48 31,17 Universitas Sumatera Utara 4. 5. Kurang Aktif Tidak Aktif 2 1 32 6 64 6 41,56 7,79 Jumlah 77 202 100,00 Skor rata-rata : 20277 = 2,62 Kriteria : sedang Sumber: Data Primer, 2010 Hasil distribusi jawaban responden pada Tabel 4.27 menunjukkan responden yang menjawab masyarakat Kurang Aktif untuk berpartisipasi melakukan pengawasan dalam pelaksanaan program P2KP yaitu sebanyak 32 responden atau 41,56, selanjutnya yang memberikan jawaban Cukup Aktif berpartisipasi sebanyak 24 responden atau 31,17, adapun responden yang menjawab Aktif berpartisipasi hanya 15 responden atau 19,48 dan yang menjawab Tidak Aktif berpartisipasi 6 responden atau 7,79. Rata-rata jawaban responden bernilai 2,62 atau berada pada kriteria sedang. Penilaian secara keseluruhan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, baik dari segi partisipasi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat tersebut adalah : a. Menumbuh kembangkan kesadaran yang berasal dalam diri masyarakat melalui proses sosialisasi dan penanaman pemahaman yang tepat dan terarah dari seluruh unsur-unsur pelaksana P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Universitas Sumatera Utara b. Meningkatkan peran aktif Badan Keswadayaan Masyarakat BKM Pakam Bersinar dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga representatif dan tanggap terhadap persoalan kemiskinan yang sedang dialami masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh Konsultan dan Tim Fasilitator. c. Kepedulian pemerintah daerah setempat yang terdiri pihak pemerintah Kecamatan, Pihak Kelurahan dan seluruh aparat Kepala Lingkungan untuk menyokong peningkatan kesadaran masyarakat. 3. Dimensi Output Hasil Pelaksanaan Program P2KP Adapun Dimensi Output Hasil Pelaksanaan Program P2KP dielaborasi dalam 3 tiga indikator yaitu realisasi di bidang lingkungan, dibidang sosial, dan di bidang ekonomi. Ketiga indikator ini merupakan kegiatan Tri-Daya yang menjadi konsep dasar dalam setiap pelaksanaan P2KP, yaitu daya lingkungan, daya ekonomi dan daya sosial. Dari kegiatan Tri-Daya inilah proses-proses pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan. Adapun realisasi kegiatan Tri-Daya P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Realisasi dibidang daya lingkungan Adapun realisasi kegiatan P2KP dibidang lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.28. Tabel 4.28. Realisasi Kegiatan P2KP di Bidang Daya Lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Universitas Sumatera Utara No Jenis Kegiatan Cakupan lokasi Volume Jlh. Anggaran Rp 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Pembuatan Sumur Bor Pembuatan Tempat Sampah Rehab MCK Rehab Rumah KK Miskin Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan Rehab Rumah Rehab Rumah Rehab Rumah Rabat Beton Jalan + titi Rehab MCK Rehab Rumah KK Miskin Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan Rabat Beton Jalan + Titi Rehab Rumah Rehab Rumah Lingk XI Se Kelurahan Lingk VIII Lingk IV V Lingk II Lingk I Lingk II Lingk XI Lingk IV Lingk III Lingk XI Lingk XI Lingk X Lingk III V Lingk V Lingk II Lingk XI Lingk II Lingk II 1 Unit 12 Unit 1 Unit 2 Unit 60 m 60 m 70 m 100 m 1 unit 1 unit 3 unit 330 m 1 Unit 2 Unit 160 m 100 m 55 m 1 unit 1 unit 7.108.000,- 8.253.375,- 11.403.500,- 2.000.000,- 5.043.000,- 4.428.000,- 7.468.000,- 7.798.000,- 2.760.000,- 9.949.000,- 23.412.000,- 40.664.500,- 3.551.000,- 15.439.000,- 8.612.000,- 5.806.000,- 7.063.000,- 8.449.000,- 11.950.000,- Jumlah Rp.191.157.375,- Sumber : BKM Pakam Bersinar, 2010 Tabel 4.28 menujukkan bahwa realisasi pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II di Bidang Lingkungan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 sebanyak 19 kegiatan dengan alokasi dana sebesar Rp. 191.157.375,-. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa pembangunan fisik rabat beton jalangang, perbaikan titi, pembuatan tempat sampah, rehab rumah dan rehab MCK. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak M. Afri Daniel Nasution, selaku Koordinator Unit Pengelola Lingkungan BKM Pakam Bersinar, dikatakan bahwa :..”pelaksanaan program kegiatan P2KP di bidang lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II lebih diorientasikan pada kegiatan Universitas Sumatera Utara pembangunan sarana fisik. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan kemudahan perbaikan sarana dan prasarana lingkungan masyarakat yang pembangunannya belum terealisasikan oleh Pemerintah Daerah. Pembangunan fisik seperti rabat beton jalan gang dan titi ditujukan untuk kemudahan akses transfortasi masyarakat terlebih-lebih bagi masyarakat miskin yang banyak menggunakan jalan gang tersebut untuk kegiatan yang dapat menunjang kegiatan ekonominya, seperti: untuk kegiatan berjualan dengan menggunakan becak dorong, maupun berjalan kaki. Pembangunan tempat sampah dibeberapa titik dimaksudkan untuk meningkatkan kebersihan lingkungan pemukiman masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II sekaligus untuk memberikan pelajaran budaya bersih dan tertib agar masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Selanjutnya pembangunan rehab rumah miskin ditujukan agar rumah tangga miskin tersebut menjadi layak sebagai tempat tinggal. Dengan demikian masyarakat miskin tersebut dapat lebih berkonsentrasi dalam pemenuhan kebutuhannya sehari-hari, apakah dengan membuka usaha berjualan makanan ringan dan lain sebagainya, selain itu penghasilan dan pendapatan dari pekerjaan yang didapatkan masyarakat miskin tersebut dapat terkonsentrasi untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya, tanpa harus terus menerus memikirkan kondisi rumah yang sudah tidak layak seperti seng bocor, mck yang tidak memenuhi syarat dan untuk mencegah air hujan masuk kerumah akibat lantai dasar rumah yang beralaskan tanah. Mayoritas rumah tangga miskin yang mendapat bantuan renovasi rumah mempunyai pekerjaan sebagai buruhjasa dan pekerjaan yang tidak menentu atau tidak tetap...”. Universitas Sumatera Utara Adapun pandangan responden terhadap realisasi kegiatan P2KP di bidang daya lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 4.29. Tanggapan Responden terhadap Realisasi Kegiatan P2KP di Bidang Daya Lingkungan di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 5 4 3 2 1 19 36 15 7 - 95 144 45 14 - 24,68 46,75 19,48 9,09 - Jumlah 77 298 100,00 Skor rata-rata : 29877 = 3,87 Kriteria : Baik Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.29 menunjukkan bahwa sebanyak 36 responden 46,75 berpendapat bahwa realisasi kegiatan P2KP di bidang daya lingkungan Sesuai dengan harapan masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, responden yang berpendapat Sangat Sesuai sebanyak 19 responden 24,68, sedangkan responden yang menjawab Cukup Sesuai dan Kurang Sesuai secara berturut-turut adalah sebanyak 15 responden Universitas Sumatera Utara 19,48 dan 7 responden 9,09. Rata-rata jawaban responden bernilai 3,87 dan berada pada kriteria Baik. b. Realisasi dibidang daya sosial Adapun realisasi kegiatan P2KP dibidang daya sosial di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.30. Tabel 4.30. Realisasi Kegiatan P2KP Bidang Daya Sosial di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Jenis Kegiatan Volume Org Jlh. Anggaran Rp 1. 2. 3. Santunan Jompo Miskin Santunan Anak Yatim Santunan JandaDuda 61 50 169 15.112.000,- 13.938.000,- 17.500.000,- Jumlah 280 46.550.000,- Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010 Tabel 4.30 menunjukkan adapun realisasi kegiatan P2KP di bidang daya sosial yang dilaksanakan sebanyak 3 kegiatan berupa kegiatan santunan jompo miskin, santunan anak yatim, dan santunan jandaduda dengan alokasi anggaran BLM sebesar Rp. 46.550.000,- untuk 280 warga miskin penerima manfaat. Berdasarkan uraian diatas, penulis berpendapat bahwa pelaksanaan P2KP di bidang sosial kurang efektif dalam memberdayakan masyarakat. Hal ini disebabkan kegiatan di bidang sosial tersebut sebatas hanya memberi bantuan sesaat dan habis pakai berupa bantuan sembako. Sehingga bisa dikatakan pelaksanaan kegiatan di bidang sosial tidak memberikan manfaat yang cukup panjang. Adapun pandangan responden terhadap realisasi kegiatan P2KP di bidang Daya Sosial dapat penulis sajikan pada Tabel di bawah ini sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31. Pandangan Responden terhadap Realisasi Kegiatan P2KP di Bidang Daya Sosial di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat sesuai Sesuai Cukup Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai 5 4 3 2 1 9 17 29 14 8 45 68 87 28 8 11,69 22,08 37,66 18,18 10,39 Jumlah 77 236 100,00 Skor rata-rata : 23677 = 3,06 Kriteria : Baik Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.31 menunjukkan sebanyak 29 responden atau 37,66 berpendapat bahwa realisasi kegiatan P2KP di bidang daya sosial Cukup Sesuai dengan harapan masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun responden yang berpendapatan Sesuai sebanyak 17 responden 22,08, sedangkan responden yang menjawab Kurang Sesuai sebanyak 14 responden 18,18. Selanjutnya responden yang Universitas Sumatera Utara menjawab Sangat Sesuai dan Tidak Sesuai secara berturut-turut adalah sebanyak 9 responden 11,69 dan 8 responden 10,39. Rata-rata jawaban responden bernilai 3,06 dan berada pada kriteria Sedang. Hasil wawancara yang penulis lakukan berkenaan dengan hal tersebut di atas terhadap Ibu Safiatun selaku Koordinator Uni Pengelola Sosial di Aula Kelurahan Lubuk Pakam I-II pada tanggal 27 Nopember 2010, beliau berpendapat “...memang pelaksanaan kegiatan di bidang sosial belum berjalan dengan efektif dan maksimal untuk mewujudkan keberdayaan masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena masyarakat kurang berperan aktif dalam melahirkan ide-ide cemerlang untuk mengusulkan kegiatan di bidang sosial ini. Mayoritas masyarakat menginginkan kegiatan sosial dalam bentuk santunan sembako seperti yang telah berjalan selama ini. Kedepannya, kami pengurus UPS dan BKM secara keseluruhan berupaya untuk membuat ide pelaksanaan kegiatan di bidang sosial yang lebih bermanfaat panjang, salah satunya rencana untuk mendirikan Koperasi khusus bagi Masyarakat Miskin dengan harga jual yang lebih murah, dan keuntungannya dapat terus diputar dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat miskin kedepannya.” c. Realisasi dibidang daya ekonomi Adapun realisasi pelaksanaan P2KP dibidang ekonomi di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel berikut: Tabel 4.32. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan P2KP di Bidang Daya Ekonomi Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Jenis Kegiatan Volume Org Jumlah Anggaran Rp Universitas Sumatera Utara 1. 2. 3. 4. 5. Pelatihan Mengemudi Mobil Pelatihan Tata Boga Pelatihan Reparasi HP Pelatihan Menjahit Bantuan Pinjaman Bergulir 12 18 18 18 45 3.250.000,- 2.420.000,- 3.400.000,- 4.677.500,- 22.500.000,- Jumlah 111 36.247.500,- Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.32 menunjukkan bahwa realisasi kegiatan P2KP di bidang daya ekonomi sampai dengan penelitian ini dilaksanakan sebanyak 5 kegiatan yaitu berupa kegiatan pelatihan mengemudi mobil, pelatihan tata boga, pelatihan reparasi HP, pelatihan menjahit, bantuan pinjaman bergulir dengan menggunakan alokasi anggaran BKM sebesar Rp. 36.247.500,-. Adapun masyarakat yang telah menerima manfaat pelaksanaan di bidang ekonomi sebanyak 111 orang warga miskin. Output hasil pelaksanaan program P2KP di bidang daya ekonomi salah satuya dapat dilihat dari penilaian langsung yang diberikan responden terhadap hal tersebut seperti pada tabel 4.33. Tabel 4.33. Pandangan Responden terhadap Pelaksanaan P2KP di Bidang Daya Ekonomi di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. Sangat sesuai Sesuai Cukup Sesuai 5 4 3 11 39 - 44 117 - 14,29 50,65 Universitas Sumatera Utara 4. 5. Kurang Sesuai Tidak Sesuai 2 1 27 - 54 - 35,06 - Jumlah 77 215 100,00 Skor rata-rata : 21577 = 2,79 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Berdasarkan distribusi jawaban responden pada Tabel 4.33 menunjukkan mayoritas responden berpendapat Cukup Sesuai terhadap realisasi kegiatan P2KP di bidang daya ekonomi bagi masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, yaitu sebanyak 39 responden atau 50,65. responden yang menjawab Kurang Sesuai sebanyak 27 orang atau 35,06. Sedangkan responden yang menjawab Sesuai sebanyak 11 respoden 14,29. Rata-rata jawaban responden bernilai 2,79 atau berada pada kriteria sedang. Hasil observasi yang penulis lakukan terhadap pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II terlihat adanya rasa kekurangpuasan responden dikarenakan banyaknya responden yang berharap mendapatkan Bantuan Dana Bergulir untuk pengembangan usaha mereka tetapi malah belum mendapat kesempatan sama sekali. Sesuai Tabel di atas terlihat bahwa Bantuan Dana Bergulir yang terealisasi hanya sebesar Rp. 22.500.000 untuk 9 sembilan KSM dengan 5 lima anggota per KSM. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan kepada Ibu Najiha selaku Petugas Pelaksana UPK Unit Pengelola Keuangan pada tanggal 15 Nopember 2010 Universitas Sumatera Utara bertempat di Aula Kantor Lurah Lubuk Pakam I-II mengenai minimnya alokasi BLM untuk kegiatan Dana Bantuan Bergulir yang disepakai dan dialokasikan untuk pengembangan usaha ekonomi produktif masyarakat, beliau mengatakan “...alokasi Dana Bantuan Bergulir baru disalurkan sekali pada BLM II Tahap II sebesar Rp. 22.500.000,- untuk 45 orang masyarakat miskin yang tergabung kedalam 9 sembilan KSM. Adapun tiap anggota masing-masing KSM mendapat Bantuan Dana Bergulir sebesar Rp. 500.000,- dengan bunga 2 perbulan selama 10 bulan. Memang benar banyak masyarakat miskin yang sangat mengharapkan Bantuan Dana Bergulir ini untuk pengembangan usaha ekonomi mereka namun karena alokasi dana yang tersedia cukup minim maka tidak semua yang dapat diprioritaskan untuk dapat menerima manfaat Dana Bergulir tersebut. Mengenai bunga pinjaman telah disepakati bersama oleh seluruh masyarakat miskin penerima manfaat Dana Bergulir untuk dimasukkan ke kas UPL agar dapat dikelola kembali menjadi Dana Bantuan Bergulir bagi masyarakat miskin yang belum mendapatkan pada tahap selanjutnya. Namun ketika pelaksanaan Dana Bergulir telah berjalan selama beberapa bulan, banyak masyarakat miskin penerima manfaat Dana Bergulir yang tidak dapat mencicil pengembaliannya dengan lancar, sehingga pada akhirnya BKM mendapat sanksi tidak dapat mengalokasikan Dana Bergulir pada tahap selanjutnya dan dialokasikan untuk kegiatan program yang lain...” Dari uraian tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa Kegiatan Tri-Daya pada pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II lebih berhasil di bidang daya lingkunganfisik dibandingkan dengan dibidang sosial terlebih-lebih di bidang Universitas Sumatera Utara ekonomi. Terlihat bahwa sasaran pelaksanaan kegiatan P2KP di Bidang Daya Ekonomi kurang menjadi perhatian yang lebih dari BKM selaku wadah pelaksana program. Data BKM Pakam Bersinar tahun 2010 menunjukkan bahwa selama pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II diketahui pada tahun 2007 jumlah KSM yang terbentuk sebanyak 17 KSM dan pada tahun 2010 telah terbentuk sebanyak 45 KSM yang terdiri dari 29 KSM Lingkungan, 13 KSM Ekonomi dan 3 KSM Sosial. Dari 13 KSM Ekonomi, 9 KSM diantaranya merupakan KSM yang dibentuk untuk kegiatan ekonomi bergulir yang dalam pelaksanaannya diketahui berjalan gagal seperti yang telah diuraikan di atas dikarenakan banyak anggota KSM yang tidak menepati pembayaran terhadap cicilan yang telah ditetapkan, sedangkan 4 KSM lainnya dibentuk untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan keterampilan usaha. Atas dasar tersebut, penulis berkesimpulan bahwa pelaksanaan tujuan dan sasaran program P2KP belum tercapai secara maksimal. Hal ini cukup beralasan mengingat alokasi dana yang terealisasi dan tersedia masih sangat minim dibandingkan dengan banyaknya masukan usulan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam. 4. Dimensi OutcomesDampak Pelaksanaan Program P2KP Adapun dimensi outcome atau dampak pelaksanaan program P2KP dielaborasi dalam beberapa indikator meliputi terbentuknya kelembagaan yang refresentatif, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, peningkatan kesejahteraan masyarakat. Secara lebih jelas, penulis uraikan sebagai berikut: a. Terbentuknya Kelembagaan yang representatif Universitas Sumatera Utara Adapun salah satu indikator dampak utama outcomes yang dievaluasi dalam pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah terbentuknya Kelembagaan yang representatif yaitu kelembagaan yang mengakar dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjadi wadah dalam memperjuangkan dan merealisasikan harapan masyarakat khususnya harapan masyarakat miskin untuk perwujudan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berbagai program penanggulangan kemiskinan yang pernah ada sering berupaya untuk menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Sayangnya sebagian besar pelaksanaannya terjebak dengan pendekatan formalitas partisipasi, dimana rancangan dan proses kegiatan yang dikembangkan di masyarakat lebih banyak direncanakan serta diarahkan pihak luar atau setidak-tidaknya lebih didominiasi oleh elite-elite masyarakat setempat, sehingga hasil yang diharapkan berupa permasalahan dan potensi masyarakat secara murni seringkali tidak muncul ke permukaan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa kelembagaan dalam pelaksanaan P2KP disebut dengan Badan Keswadayaan Masyarakat BKM. Badan ini BKM merupakan kelembagaan pimpinan kolektif sebagai wadah bersinergi yang representatif, mengakar, dan dapat dipercaya. Sebagai wadah lembaga generik, BKM yang ingin dibangun dalam rangka pelaksanaan P2KP tersebut adalah lembaga yang didasarkan pada ciri-ciri sukarela, kemitraan, inklusif, transparan, akuntabel, demokrasi, kemandirian, otonomi, semangat Universitas Sumatera Utara saling membantu, yang dibentuk memiliki dan diperuntukkan bagi kebutuhan bersama masyarakat. Keberadaan BKM Pakam Bersinar sebagai wadah pelaksana P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dituntut untuk dapat mampu membina dan memberdayakan KSM maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan demikian tujuan pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat terwujud dengan semaksimalnya yaitu untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan jawaban kuesioner yang diberikan kepada 77 orang responden terhadap manfaat yang dirasakan dengan terbentuknya BKM Pakam Bersinar sebagai wadah pelaksanaan P2KP di Lubuk Pakam I-II dapat terlihat pada Tabel berikut: Tabel 4.34. Tanggapan Responden terhadap Manfaat Terbentuknya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup Bermanfaat 5 4 3 7 21 39 35 84 117 9,09 27,27 50,65 Universitas Sumatera Utara 4. 5. Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat 2 1 10 - 20 - 12,99 - Jumlah 77 256 100,00 Skor rata-rata : 256 77 = 3,32 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.34 menunjukkan bahwa 39 responden 50,65 menjawab merasakan Cukup Bermanfaat dengan adanya Badan Keswadayaan Masyarakat BKM sebagai wadah pelaksanaan program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 21 responden 27,27, selanjutnya responden yang menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 10 responden 12,99, sedangkan yang menjawab Sangat Bermanfaat sebanyak 7 responden 9,09. Rata-rata jawaban responden bernilai 3,32 atau berada pada kriteria sedang. Dengan demikian BKM Pakam Bersinar kedepannya harus mampu meningkatkan perannya dalam pelaksanaan P2KP terutama proses pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan terhadap Badan Keswadayaan Masyarakat Pakam Bersinar diketahui bahwa permasalahan pembentukan BKM di Kelurahan Lubuk Pakam I-II merupakan permasalahan substansi yang secara umum menjadi permasalahan pada daerah-daerah pelaksanaan P2KP lainnya. Permasalahan tersebut ada di tingkat masyarakat, hal ini karena program P2KP merupakan program yang baru mereka pahami dan baru mereka kenal sehingga masih perlu terus adanya pendampingan yang maksimal dan sosialisasi Universitas Sumatera Utara secara terus menerus oleh fasilitator kelurahan. Sehingga proses pembentukan BKM dari pemilihan langsung yang dilakukan di tiap-tiap lingkungan membutuhkan ekstra sosialisasi agar kepengurusan BKM yang terbentuk merupakan perwakilan masyarakat yang benar-benar berjiwa masyarakat, ulet, ikhlas, jujur, bijaksana, dan memiliki integritas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Terkait dengan pembentukan Badan Keswadayaan Masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, adapun hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap Lurah Kelurahan Lubuk Pakam I-II, yaitu Bapak Yopi Husada, S.Sod pada tanggal 26 Nopember 2010 bertempat ruang kerjanya, beliau berpendapat bahwa Pembentukan BKM Pakam Bersinar sebagai wadah pelaksana kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II memberika arti dan nuansa yang baru dalam proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini dikarenakan program kerja yang diusung BKM merupakan program yang berasal dari masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat, sehingga dampaknya dapat dirasakan masyarakat secara langsung. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan koordinasi dengan BKM, saya senantiasa terus mengingatkan BKM agar pelaksanaan program kegiatan P2KP dapat dilaksanakan dengan semaksimalnya walaupun imbal jasa yang mereka dapatkan dalam melaksanakan tugas sebagai pengurus BKM tidak terlalu besar dan hanya mengandalkan Bantuan Operasional BOP yang sangat minim. b. Tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang memadai Universitas Sumatera Utara Indikator outcomedampak pelaksanaan P2KP lainnya adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Dalam uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa sasaran pelaksanaan program P2KP dilaksanakan melalui kegiatan Tridaya yaitu daya lingkungan, daya ekonomi, dan daya sosial. Tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang memadai tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembangunan di bidang lingkungan daya lingkungan. Karena pelaksanaan kegiatan daya lingkungan fisik merupakan kegiatan yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dengan tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang dapat menunjang keberdayaan masyarakat umumnya dan masyarakat miskin khususnya. Berdasarkan hasil jawaban responden berkenaan dengan manfaat sarana dan prasana lingkungan dalam pelaksanaan kegiatan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.35. Tabel 4.35. Tanggapan Responden terhadap Manfaat Pembangunan Sarana dan Prasarana Lingkungan melalui P2KP No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat 5 4 3 2 1 28 36 13 - - 140 144 39 - - 36,37 46,75 16,88 - - Jumlah 77 323 100,00 Universitas Sumatera Utara Skor rata-rata : 323 77 = 4,19 Kriteria : Baik Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.35 menunjukkan bahwa skor rata-rata jawaban responden terhadap pertanyaan manfaat yang dirasakan responden terhadap pembangunan sarana dan prasarana lingkungan Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II bernilai 4,19 atau berada pada kategori baik. Hal ini terlihat dengan sebagian besar responden menjawab bahwa pembangunan sarana dan prasana P2KP Bermanfaat yaitu sebanyak 36 orang atau 46,75, selanjutnya yang menjawab sangat bermanfaat yaitu sebanyak 28 responden 36,37, sedangkan yang menjawab cukup bermanfaat sebanyak 13 responden 16,88. Hasil observasi lapangan yang penulis laksanakan berkenaan dengan indikator dimensi dampak pelaksanaan P2KP yaitu tersedianya sarana dan prasarana lingkungan yang memadai, dapat penulis jelaskan bahwa masyarakat benar-benar merasakan manfaat sarana dan prasarana pembangunan yang dilakukan melalui program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Hal ini dapat terlihat dengan tepatnya lokasi sasaran pembangunan sarana fisik yang telah dilaksanakan. Misalnya Pembangunan rabat beton jalan gang dan rehab titi yang telah dilaksanakan di lingkungan XI seluas 330 meter persegi, dimana lokasi rabat beton jalan gang tersebut merupakan sarana akses yang sering dilalui masyarakat sekitar untuk kegiatan lalu lintas membawa dagangan dengan menggunakan becak dorong. Selama ini, sebelum adanya program P2KP Universitas Sumatera Utara kondisi jalan tersebut sangat memperihatinkan karena parahnya kondisi jalan yang sering becek dan berlumpur disaat musim penghujan datang, sehingga sangat menghambat lalu lintas masyarakat miskin membawa dagangannya ke kota. c. Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Selama berlangsungnya pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II telah terealisasi berbagai macam kegiatan pembangunan kemasyarakatan. Kegiatan tersebut adalah kegiatan lingkunganfisik, kegiatan ekonomi dan kegiatan social. Dari berbagai kegiatan tersebut secara umum dapat dinikmati langsung oleh masyarakat Kelurahan Lubuk Pakam I-II, walaupun pelaksanaan kegiatan pembangunan di tiap-tiap lingkungan berbeda-beda karena disesuaikan dengan skala prioritas yang paling mendesak dan berdasarkan alokasi anggaran yang tersedia. Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II ditinjau dari indikator dampak pelaksanaan P2KP berupa peningkatan kesejehateraan masyarakat dapat dikatakan berhasil apabila manfaat dari program ini benar-benar dirasakan oleh masyarakat sasaran program dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Meningkatnya kondisi kehidupan dan prilaku sosial, serta tingkat kesejahteraan masyarakat. 2. Terciptanya lapangan kerja baru dan memiliki sumber pendapatan sampingan. 3. Terciptanya peningkatan fungsi sarana sosial ekonomi masyarakat. Penekanan sasaran utama penerima manfaat program adalah orang-orang yang diklasifikasikan ke dalam masyarakat tidak mampu atau miskin, meskipun dengan memanfaatkan dana Bantuan Langsung Masyakat BLM yang tidak terlalu besar jumlahnya seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Universitas Sumatera Utara Adapun persepsi responden tentang manfaat pelaksanaan P2KP terhadap peningkatan kondisi kehidupan dan prilaku sosial serta kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada Tabel dibawah ini sebagai berikut: Tabel 4.36. Manfaat P2KP dalam Peningkatan Kondisi Kehidupan dan Prilaku Sosial serta Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat 5 4 3 2 1 - 28 32 17 - - 112 66 34 - - 36,36 41,56 22,08 - Jumlah 77 212 100,00 Skor rata-rata : 212 77 = 2,75 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.36 menunjukkan sebanyak 32 responden atau 41,56 menjawab pelaksanaan P2KP Cukup Bermanfaat terhadap peningkatan kondisi kehidupan dan prilaku sosial serta kesejahteraan masyarakat. Adapun responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 28 responden atau 36,36, sedangkan responden yang Universitas Sumatera Utara menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 17 responden atau 22,08. Rata-rata jawaban responden bernilai 2,75 atau berada pada kriteria Sedang. Selanjutnya adalah persepsi masyarakat tentang manfaat program P2KP terhadap terciptanya lapangan kerja baru dan memiliki sumber pendapatan sampingan, seperti yang terlihat pada Tabel 4.37. Tabel 4.37. Manfaat P2KP terhadap Terciptanya Lapangan Kerja Baru dan Sumber Pendapatan Sampingan Masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. 3. 4. 5. Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat 5 4 3 2 1 - 27 36 14 - - 108 108 28 - - 35,06 46,76 18,18 - Jumlah 77 244 100,00 Skor rata-rata : 244 77 = 3,17 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.37 menunjukkan sebanyak 36 responden atau 46,76 menjawab pelaksanaan P2KP Bermanfaat terhadap peningkatan kondisi kehidupan terciptanya lapangan kerja baru dan sumber pendapatan sampingan masyarakat. Adapun Universitas Sumatera Utara responden yang menjawab Sangat Bermanfaat sebanyak 14 responden 18,18, sedangkan responden yang menjawab Cukup Bermanfaat sebanyak 27 responden atau 35,06. Rata-rata jawaban responden bernilai 3,17 atau berada pada kriteria sedang. Berkenaan dengan hal tersebut di atas dan berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, dapat dijelaskan bahwa seiring dengan berjalannya pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, terutama untuk kegiatan fisik jelas memerlukan tenaga kerja. Tenaga kerja tersebut akan menerima gajiimbalan sesuai dengan bidang tugasnya. Dengan bekerja maka pendapatan masyarakat akan bertambah yang pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Selain itu multiplier effect dari pelaksanaan kegiatan P2KP ini dimana pekerja memerlukan makan dan minum yang menambah pendapatan masyarakat yang berjualan nasi ataupun kedai kopi disekitar lokasi pelaksanaan kegiatan fisik. Adapun jumlah tenaga kerja yang telah diserap dalam pelaksanaan program P2KP dikelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.38. Tabel 4.38. Jumlah Tenaga Kerja yang Terpakai Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Link Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja I II III IV V VI VII Tempat Sampah Tempat Sampah - Tempat Sampah Rehab Rumah Tempat Sampah Rehab Rumah - Tempat Sampah 2 org 4 org - 4 org 5 org 4 org 5 org - 4 org Rabat Beton Rabat Beton Rehab Rumah - Rehab Rumah - - - 9 org 15 org 6 org - 6 org - - - Rehab Rumah Rabat Beton Rehab Rumah - Rehab Rumah Rabat Beton - - - 8 org 9 org 6 org - 5 org 7 org - - Universitas Sumatera Utara VIII IX X XI Tempat Sampah Renovasi MCK Tempat Sampah - Sumur Bor 4 org 3 org 2 org - 3 org - - - Rehab Rumah Rabat Beton - - - 15 org 8 org - - Rehab MCK Rehab MCK Rabat Beton - - 3 org 3 org 35 org Jumlah 40 org Jumlah 59 org Jumlah 76 org Sumber: BKM Pakam Bersinar, 2010 Tabel 4.38 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang terpakai pada tahun 2008 sebanyak 40 orang, pada tahun 2009 bertambah menjadi 59 orang dan pada tahun 2010 bertambah menjadi 76 orang. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang terpakai selama pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II sebanyak 175 orang. Persepsi responden terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat selanjutnya adalah manfaat pelaksanaan program P2KP dalam peningkatan fungsi sarana sosial ekonomi masyarakat seperti yang terlihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 4.39. Manfaat P2KP dalam Peningkatan Fungsi Sarana Sosial Ekonomi Masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II No Alternatif Jawaban Bobot X Frekuensi F FX 1. 2. Sangat Bermanfaat Bermanfaat 5 4 - 11 - 44 - 14,29 Universitas Sumatera Utara 3. 4. 5. Cukup Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat 3 2 1 37 25 4 111 50 4 48,05 32,47 5,19 Jumlah 77 209 100,00 Skor rata-rata : 20977 = 2,71 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.39 menunjukkan bahwa sebanyak 37 responden atau 48,05 terhadap manfaat program P2KP dalam peningkatan sarana sosial ekonomi masyarakat, mayoritas menjawab Cukup Bermanfaat yaitu sebanyak 37 responden 48,05, kemudian responden yang menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 25 responden 32,47, sedangkan responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 11 orang 14,29 dan responden yang menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 4 responden 5,19. Secara umum skor rata-rata jawaban responden adalah 2,71 dan berada pada kriteria sedang. Hasil distribusi jawaban responden pada Tabel 4.36, Tabel 4.37, dan Tabel 4.39 diketahui rata- rata jawaban responden berada pada kriteria sedang. Maka atas dasar tersebut, penulis berpendapat bahwa secara umum dampak atau outcomes pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II khususnya terhadap indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat belum terwujud dengan baik, meskipun demikian berbagai upaya perlu senantiasa terus dilakukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat agar semakin berdaya dan mandiri. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, adapun rekapitulasi jawaban responden terhadap evaluasi pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Universitas Sumatera Utara Kelurahan Lubuk Pakam I-II yang ditinjau dari 4 empat dimensi yang meliputi; dimensi input masukan, dimensi proses pelaksanaan program, dimensi outputs hasil pelaksanaan P2KP dan dimensi outcomes dampak pelaksanaan P2KP dapat penulis sajikan pada Tabel 4.40. Tabel 4.40. Rekapitulasi Skor Rata-rata Responsi Responden terhadap Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Subjek Skor Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2,93 2,88 3,67 4,23 2,84 3,06 2,56 2,68 3,28 3,07 2,62 3,87 3,06 2,79 3,32 4,19 2,75 3,27 2,71 Jumlah 59,78 Skor rata-rata : 59,78 19 = 3,14 Kriteria : Sedang Sumber: Data Primer, 2010 Hasil rekapitulasi rata-rata skor responsi responden berkenaan dengan pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II seperti yang terlihat pada Tabel

4.40 adalah 3,14 dan berada pada kriteria Sedang. Dengan kata lain, penulis

Dokumen yang terkait

Analisis Perubahan Tutupan Lahan Kota Lubuk Pakam Antara Tahun 2012 Dengan 2015

3 63 68

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) (Studi Pada Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi ).

3 59 97

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (PNPM-P2KP) Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Sidikalang Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi

1 51 128

Pengaruh Pelaksanaan Program Penaggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal)

1 41 126

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP)(Studi Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli )

6 52 86

Respon Masyarakat Terhadap Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Di Kelurahan Pekan Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang

1 39 127

Analisis Zat Pewarna Pada Minuman Sirup Yang Dijual Di Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III Kecamatan Lubuk Pakam

0 31 78

Implementasi Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan (P2kp) Di Kecamatan Medan Maimun

2 47 125

Penanggulangan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang

2 77 121

Upaya pemberdayaan masyarakat miskin melalui Program Penanggulangan Kamiskinan Di Perkotaan (P2KP) : studi kasus di BKM Bimas Kelurahan Pajang-Benda Kota Tangerang

6 69 112