Kegunaan utama model ini untuk mengkaji sejauh mana suatu Lembaga Penyelenggara dan Pengelola Pelayanan program kepada masyarakat telah berhasil
dalam melaksanakan misinya. Dalam konteks ini maka evaluasi pengaruh diawali dengan mempelajari misi yang terdapat dalam program dan mengidentifikasi hasil-
hasil utama program yang ingin dicapai danatau hasil-hasil program yang tidak tercapai, model ini pada awalnya dikembangkan untuk mengevaluasi proyek-proyek
pengembangan Sumber Daya Manusia yang terdiri atas: a.
Pemantauan proyek untuk mengetahui efesiensi proyek-proyek tertentu, b.
Evaluasi tentang keberhasilan atau kegagalan sementara suatu program. c.
Evaluasi yang mengkaji tujuan-tujuan jangka panjang suatu program dengan melihat keberhasilan dan kegagalan program dalam jangka panjang tersebut.
Sesuai dengan uraian di atas, maka istilah evaluasi mempunyai cakupan yang cukup luas, yang dapat mengarah kepada setiap kegiatan dalam pengambilan
kebijakan. Carol H Weis mengatakan bahwa: “evaluation is an elastic word that strecthes cover judgment of many kinds “ evaluasi adalah suatu kata yang elastis yang
dapat meluas meliputi penilaian kebenaran dan keberhasilan mengenai banyak hal. Ditegaskan pula oleh Weis, bahwa semua penilaian itu berisikan penentuan
keberhasilan dari setiap pelaksanaan suatu program atau keputusan.
2.2. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dilaksanakan sejak tahun 1999 dan sampai saat ini memasuki pelaksanaan tahap III. Program ini ditempuh
sebagai upaya pemerintah untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah
Universitas Sumatera Utara
daerah dalam menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Pelaksanaan program ini sangat strategis karena menyiapkan landasan kemandirian masyarakat berupa
institusi kepemimpinan masyarakat yang representatif, mengakar dan menguat bagi perkembangan modal sosial social capital masyarakat di masa mendatang serta
menyiapkan kemitraan masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk menanggulangi kemiskinan di daerah
perkotaan. Upaya ini membutuhkan dana yang cukup besar sehingga IBRDIDA perlu membantu dalam hal ini memberikan pinjaman untuk mendanai program ini. Agar
program terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan, pihak peminjam menetapkan indikator kinerja bagi keberhasilan program ini yang tercantum dalam
dokumen “Loan Agreement” IBRD 4627IDA 3535-IND. P2KP meyakini bahwa pendekatan yang lebih efektif untuk mewujudkan
proses perubahan prilaku masyarakat adalah melalui pendekatan pemberdayaan atau proses pembelajaran edukasi masyarakat dan penguatan kapasitas untuk
mengedepankan peran pemerintah daerah dalam mengapresiasi dan mendukung kemandirian masyarakatnya.
Dari Pedoman Umum Program Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan 1999: 14 diketahui konsep kegiatan Program di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
1. Kebijaksanaan Umum
Untuk menanggulangi persoalan kemiskinan struktural maupun yang diakibatkan oleh krisis ekonomi, Pemerintah memandang perlu untuk memberikan bantuan
kepada masyarakat miskin di perkotaan melalui Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan P2KP. Kegiatan ini tidak hanya bersifat reaktif terhadap
keadaan darurat yang kini kita alami, namun juga bersifat strategis karena dalam kegiatan ini disiapkan landasan berupa institusi masyarakat yang menguat bagi
perkembangan masyarakat di masa mendatang. 2.
Kebijaksanaan Khusus Bantuan kepada masyarakat miskin ini diberikan dalam bentuk dana yang dapat
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang diusulkan masyarakat dan dalam bentuk pendampingan teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan itu.
Dana bantuan P2KP merupakan dana hibah dan pinjaman yang disalurkan kepada kelompok-kelompok swadaya masyarakat KSM secara langsung dengan
sepengetahuan konsultan yang mengelola P2KP di suatu wilayah kerja, sepengetahuan penanggung jawab operasional kegiatan PJOK yang ditunjuk,
dan sepengetahuan warga masyarakat setempat melalui kelembagaan masyarakat yang dibentuk. Dana tersebut dapat dimanfaatkan sebagai modal usaha produktif,
pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan, serta pengembangan sumber daya manusia.
Dana yang dipergunakan untuk modal usaha produktif merupakan dana pinjaman bergulir yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat melalui suatu
Universitas Sumatera Utara
wadah yang dibentuk oleh masyarakat, dibantu oleh Konsultan Manajemen Wilayah KMW. Wadah dimaksud merupakan kelembagaan masyarakat yang disebut badan
keswadayaan Masyarakat BKM, yang beranggotakan para tokoh masyarakat dan perwakilan KSM, serta warga.
Sementara dana untuk pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan merupakan dana hibah yang tidak perlu dikembalikan, namun masyarakat harus
menunjukkan kesanggupan dan tanggungjawabnya untuk dapat melakukan pemeliharaan serta pengembangan lebih lanjut. Dana hibah ini diprioritaskan kepada
jenis-jenis prasarana dan sarana yang dapat memberikan dampak langsung kepada peningkatan produksi dan pendapatan masyarakat. Pembangunan prasarana dan sarana
yang dimaksud disini dapat berupa pembangunan yang baru dan perbaikan yang lama. Pengelolaan seluruh kegiatan, baik pengembangan usaha maupun
pengembangan prasarana dan sarana, pada prinsipnya dilakukan oleh masyarakat sendiri. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pemeliharaan, semuanya
dilakukan dengan pendekatan bertumpu pada kelompok. Pendekatan semacam ini menuntut adanya partisipasi aktif masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ini sependapat
mungkin bersifat padat karya dan diarahkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, serta memperkuat kelembagaannya.
Mengenai tujuan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan 1999:14 dijelaskan bahwa P2KP bertujuan mempercepat upaya Penanggulangan kemiskinan
melalui hal-hal berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Penyediaan dana pinjaman untuk pengembangan kegiatan usaha produktif dan
pembukaan lapangan kerja baru. 2.
Penyediaan dana hibah untuk pembangunan prasarana dan sarana dasar lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menunjang butir 1
diatas. 3.
Peningkatan kemampuan perorangan dan keluarga miskin melalui usaha bersama berlandaskan kemitraan, yang mampu menumbuhkan usaha-usaha baru yang
bersifat produktif dengan berbasis pada usaha kelompok. 4.
Penyiapan, Pengembangan, dan pemampuan kelembagaan masyarakat ditingkat kelurahan untuk dapat mengkoordinasikan dan memperdayakan masyarakat dalam
melaksanakan program pembangunan. 5.
Pencegahan menurunnya kualitas lingkungan, melalui upaya perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan.
Sasaran penerima bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan
di Perkotaan 1999: 14 adalah sebagai berikut: Usulan-usulan kegiatan KSM pada tingkat kelurahan yang dianggap memenuhi persyaratan akan dibantu melalui:
1. Bantuan kredit modal kerja bergulir bagi upaya peningkatan pendapatan secara
berkelanjutan. 2.
Bantuan hibah untuk pembangunan maupun perbaikan prasarana dan sarana dasar lingkungan.
3. Bantuan penciptaan kesempatan kerja, termasuk pelatihan untuk mencapai
kemampuan pengembangan usaha-usahanya.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan-kegiatan itu harus dilaksanakan dengan melibatkan seluruh warga masyarakat, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaanya, dan harus terbuka untuk
diperiksa. Kelompok swadaya masyarakat KSM yang akan dibantu P2KP adalah KSM
yang terdiri atas perorangan maupun kelompok miskin yang tinggal di wilayah perkotaan. Dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatannya, KSM-KSM akan
mendapatkan pendampingan dari fasilitator kelurahan. Lokasi sasaran penerima bantuan P2KP difokuskan pada satuan permukiman
kelurahan. Satuan permukiman mempunyai makna yang penting mengingat disinilah muncul kebersaamaan dan kesepakatan atas dasar kepentingan yang sama. Selain itu,
pada satua-satuan permukiman terkonsentrasi pula berbagai kegiatan sosial, ekonomi, dan fisik dengan kepranataan sosialnya sendiri. Oleh karenanya, satuan permukiman
perlu dilihat sebagai areal yang memungkinkan adanya intergrasi berbagai kegiatan, termasuk intergrasi berbagai kegiatan pembangunan sektoral.
P2KP menekankan beberapa prinsip sebagai berikut: 1.
Transparansi. P2KP menekankan transparansi dan penyebarluasan informasi di semua tahapan program. Pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan
harus dilaksanakan secara terbuka dan disebarluaskan kepada seluruh masyarakat. 2.
Keberpihakan pada orang miskin. Setiap kegiatan ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan mempertimbangkan dan melibatkan masyarakat
kurang mampu dalam setiap tahap kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
3. Partisipasimelibatkan masyarakat. Partisipasi masyarakat ditekankan, khususnya
pada kelompok miskin dan perempuan. Partisipasi harus menyeluruh, melalui pengambilan keputusan atau kesepakatan seluruh masyarakat.
4. Kompetisi dana. Harus ada kompetisi sehat antar kelurahan untuk mendapatkan
dana P2KP. 5.
Desentralisasi. P2KP memberikan wewenang kepada masyarakat untuk membuat keputusan mengenai jenis kegiatan yang mereka butuhkan atau inginkan, serta
mengelolanya secara mandiri dan partisipatif. Dari Pedoman Umum P2KP juga diketahui gambaran Program
Penanggulangan Kemiskinan Di Perkotaan 1999 : 14 disebutkan bahwa : P2KP memadukan beberapa strategi yang pernah diterapkan pada program-program
penanggulanagan kemiskinan terdahulu. Khususnya yang diselenggarakan di kawasan perkotaan, seperti KIP Kampung Improvement Programme, VIP Village
Improvement Project, KIP MHT Muhammad Husni Thamrin III DKI dengan konsep Tribina, Peremajaan Kampung Kumuh dengan Pendekatan CBD Community-
based development, dan P2BPK Pembangunan Perumahan Bertumpu pada kelompok. Termasuk pula disini adalah pengalaman-pengalaman dalam
penyelenggaraan program IDT, PPK, dan P3DT Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal.
P2KP dilaksanakan melalui strategi-strategi sebagai berikut: 1.
Penyelenggaraan Konsep Tridaya daya pembangunan sosial, daya pembangunan ekonomi, dan daya pembangunan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemberian dana hibah untuk pembangunan prasarana dan sarana dasar
Lingkungan, serta pinjaman dana bergulir untuk modal kerja kegiatan produktif. 3.
Penyelenggaraan pelatihan keterampilan yang dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat membuka peluang usaha baru.
4. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat agar inisiatif mereka dapat ditumbuhkan
dan diwujudkan. 5.
Pendampingan pada KSM. Dari paparan di atas diperoleh beberapa hal pokok yang menjadi prinsip-prinsip
dasar pelaksanaan P2KP, yaitu: Pertama, pelaksanaan P2KP melibatkan para petugas dari unsur pemerintahan
dan partisipan dari unsur kemasyarakatan dimana Program tersebut dilaksanakan. Dengan demikian konsep P2KP tidak hanya mencerminkan adanya penggalangan
sumber daya fungsional kelembagaan tetapi mencerminkan juga adanya penggalangan sumber daya sosial. Penggalangan sumber daya seperti merupakan salah satu bentuk
strategi pendekatan yang tepat untuk melaksanakan suatu kegiatan pembangunan masyarakat, terutama pembangunan yang berbasis pada partisipasi aktif warga
masyarakat. Kedua, tercermin adanya konsep manajemen yang diterapkan dalam proses
pelaksanaan P2KP. Konsep manajemen ini didasarkan pada pedoman-pedoman teknis yang diperlukan untuk melaksanakan keseluruhan tahap kegiatan P2KP. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa secara prinsip P2KP sudah terpolakan sedemikian
Universitas Sumatera Utara
rupa hingga menjadi suatu metode pemberdayaan masyarakat miskin yang konsepsional.
Ketiga, tidak hanya tercermin adanya sejumlah bantuan dana untuk sasaran operasional P2KP yaitu keluarga-keluarga miskin atau kelompok sosial yang dinilai
layak mendapat bantuan, tetapi tercermin juga adanya bantuan teknis untuk mendukung proses pengelolaan usaha oleh keluarga atau kelompok sosial tersebut.
Dengan ketiga cerminan konsep yang terpapar di atas, maka metode pelaksanaan P2KP dapat dianggap sudah konsepsional, dan dapat dipandang sebagai
factor antecedent yang mendahului bagi peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja keluarga miskin di wilayah Kelurahan Lubuk Pakam I-II.
2.3. Pengertian Kemiskinan