berkesimpulan bahwa pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II belum berjalan dengan maksimal.
4.5.2. Analisis Deskriptif Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya adapun lingkup bahasan pemberdayaan masyarakat miskin dalam penelitian ini adalah kemampuan
menciptakan keberdayaan masyarakat miskin untuk mengembangkan diri dan mencapai kemajuan kearah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
Adapun pembahasan terhadap variabel pemberdayaan masyarakat miskin dikelompokkan kedalam 3 tiga dimensi yaitu: penguatan kemampuan
usaha masyarakat miskin, bergainning powerkapasitas memadai masyarakat miskin, kemandirian dan etos kerja masyarakat miskin.
1.
Dimensi Penguatan Kemampuan Usaha Masyarakat Miskin Di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, pelaksanaan Program Penanggulangan
Kemiskinan di Perkotaan P2KP di bidang kegiatan ekonomi diwujudkan dalam bentuk bantuan modal usaha dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
dalam berusaha. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa pelatihan menjahit, pelatihan reparasi HP, pelatihan mengemudi roda 4 empat, pelatihan usaha
pembuatan kue atau tata boga, dan pemberian bantuan dan bergulir untuk pengembangan usaha.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan keterampilan usaha produktif dimaksudkan agar masyarakat miskin yang mengikuti kegiatan tersebut mampu untuk mencari
peluang bekerj, peluang untuk membuka usaha dan bahkan peluang untuk mengembangkan usaha yang telah ada. Begitupula halnya dengan dana bantuan
Universitas Sumatera Utara
bergulir yang diberikan adalah sebuah dana stimulan atau tambahan yang dialokasikan untuk usaha ekonomi produktif. Masyarakat diberikan dana tambahan untuk lebih
meningkatkan modal usahanya. Dari hal tersebut bisa dilakukan pemupukan modal sehingga akan dapat berkembang dan bertambah. Dengan terjadinya pemupukan
modal maka usaha ekonomi masyarakat yang diberikan bantuan akan terus berkembang dan masyarakat akan mempunyai tabungan yang menjadi salah satu
sarana investasi ekonomi. Dengan peningkatan pendapatan maka kesejahteraan masyarakat akan dapat meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut, meskipun secara
umum evaluasi yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya diketahui bahwa pelaksanaan pemberian dana bantuan bergulir dirasakan masih sangat kecil dan hanya
baru sekali saja yaitu sebesar Rp. 500.000,- per orangnya untuk 45 orang penerima manfaat yang tergabung kedalam 9 KSM dan berdasarkan hasil wawancara
sebelumnya terhadap Ibu Najiha selaku Koordinator Unit Pengelola Keuangan diketahui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II di bidang daya ekonomi
diketahui gagal terlaksana dengan baik, karena banyak KSM penerima manfaat yang tidak dapat memenuhi pembayaran iurancicilan bantuan yang telah ditetapkan.
Meskipun demikian, diharapkan kepada masyarakat penerima manfaat bantuan dana ekonomi bergulir kedepannya memiliki kesadaran yang tinggi untuk dapat
memanfaatkan dana tersebut dengan sebaik-baiknya dengan mematuhi segala ketentuan dalam pelaksanaanya.
Universitas Sumatera Utara
Berkenaan dengan dimensi penguatan kemampuan usaha miskin dalam penelitian ini penulis mengelaborasinya dengan beberapa indikator yaitu sebagai
berikut: a.
Peningkatan Pengetahuan Pengembangan Usaha Melalui pelaksanaan P2KP dalam pemberdayaan masyarakat miskin
di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, peningkatan pengetahuan pengembangan usaha merupakan salah satu kondisi yang diharapkan bagi masyarakat miskin dalam
penguatan kemampuan usaha mereka. Adapun manfaat yang dirasakan responden terhadap peningkatan pengetahuan
pengembangan usaha selama berlangsungnya pelaksanaan Program P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.41.
Tabel 4.41. Manfaat Pelaksanaan P2KP terhadap Peningkatan Pengetahuan Pengembangan Usaha Masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 9
18 29
18 3
45 72
87 36
3 11,69
23,38 37,66
23,38 3,89
Jumlah 77
243 100,00
Skor rata-rata : 24377 = 3,15 Kriteria :
Sedang
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.41 menunjukkan sebanyak 29 responden 37,66 berpendapat bahwa
pelaksanaan P2KP Cukup Bermanfaat terhadap peningkatan pengetahuan usaha masyarakat selama pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun
responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 18 responden 23,38 seimbang dengan jumlah responden yang menjawab Kurang Bermanfaat, Responden yang
menjawab Sangat Bermanfaat sebanyak 9 responden 11,69, sedangkan yang menjawab Tidak Bermanfaat sebanyak 3 responden 3,89. Skor rata-rata jawaban
responden adalah 3,15 dan berada pada kriteria Sedang.
Penulis berpendapat bahwa masyarakat miskin harus senantiasa berupaya untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan usaha mereka. Dengan semakin tingginya
tingkat pengetahuan masyarakat miskin terhadap kemampuan berusaha maka dapat menjadi faktor pendorong dalam diri mereka dalam melahirkan ide-ide kreaktif untuk
mencari peluang usaha produktif yang mampu menopang peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin secara berkelanjutan.
b. Peningkatan Keterampilan Usaha
Peningkatan keterampilan usaha merupakan indikotor yang turut diharapkan dari dimensi penguatan kemampuan usaha masyarakat miskin dalam proses
pemberdayaan masyarakat. Adapun manfaat yang dirasakan responden berkenaan dengan hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.42.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.42. Manfaat Pelaksanaan P2KP terhadap Peningkatan Keterampilan Usaha Masyarakat Miskin
No Alternatif Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 11
23 28
6 9
55 92
84 12
9 14,29
29,87 36,36
7,79 11,69
Jumlah 77
252 100,00
Skor rata-rata : 25277 = 3,27 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Jawaban responden seperti yang terlihat pada Tabel 4.42 menunjukkan bahwa sebanyak 28 responden 36,36 memberikan jawaban Cukup Bermanfaat terhadap
pelaksanaan P2KP dalam peningkatan keterampilan usaha masyarakat miskin. Adapun responden yang menjawab Bermanfaat sebanyak 23 responden 29,87, sedangkan
responden yang menjawab Sangat Bermanfaat sebanyak 11 orang 14,29, responden yang menjawab Tidak Bermanfaat sebanyak 9 responden 11,69 dan responden
yang menjawab Kurang Bermanfaat 6 responden 7,79yang. Secara umum skor
rata-rata jawaban responden adalah 3,27 atau berada pada criteria Sedang.
c. Ketersediaan Modal Usaha
Universitas Sumatera Utara
Indikator selanjutnya dalam dimensi penguatan kemampuan usaha masyarakat miskin adalah ketersediaan modal usaha. Adapun jawaban responden terhadap
manfaat yang dirasakan selama mengikuti pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dalam ketersediaan modal usaha yang mereka miliki dapat dilihat pada
Tabel 4.43.
Tabel 4.43. Manfaat Pelaksanaan P2KP terhadap Ketersediaan Modal Usaha Masyarakat Miskin
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 4
13 41
19 16
39 82
19 5,19
16,88 53,25
24,68 Jumlah
77 156
100,00 Skor rata-rata : 15677 = 2,02
Kriteria : Kurang
Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.43 menunjukkan sebanyak 41 responden atau 53,25 memberikan
jawaban bahwa pelaksanaan P2KP Kurang Bermanfaat terhadap ketersediaan modal usaha yang dimiliki oleh masyarakat. Adapun responden yang menjawab Tidak
Bermanfaat sebanyak 19 responden 24,68, selanjutnya responden yang menjawab
Universitas Sumatera Utara
Cukup Bermanfaat sebanyak 13 responden 16,88, dan responden yang menjawab pelaksanaan P2KP Bermanfaat terhadap ketersediaan modal usaha masyarakat miskin
hanya sebanyak 4 responden 5,19. Skor rata-rata jawaban responden adalah 2,02 dan berada pada kriteria kurang.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, rendahnya jawaban responden terhadap manfaat P2KP dalam ketersediaan modal usaha masyarakat dikarenakan
banyak masyarakat miskin yang belum berkesempatan untuk mendapatkan bantuan dana bergulir dalam pelaksanaan P2KP di bidang ekonomi, sementara dalam
pelaksanaannya bantuan dana bergulir tersebut telah berjalan dengan gagal. d.
Kelancaran Kegiatan Usaha Melalui pelaksanaan P2KP indikator selanjutnya yang diharapkan dalam
pemberdayaan masyarakat miskin melalui dimensi penguatan kemampuan usaha masyarakat miskin adalah kelancaran kegiatan usaha. Adapun manfaat yang
dirasakan responden berkenaan dengan hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.44.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.44. Manfaat Pelaksanaan P2KP terhadap Kelancaran Kegiatan Usaha Masyarakat
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Bermanfaat
Bermanfaat Cukup Bermanfaat
Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
5 4
3 2
1 3
9 39
22 4
15 36
117 44
4 3,89
11,69 50,65
28,58 5,19
Jumlah 77
216 100,00
Skor rata-rata : 21677 = 2,80 Kriteria :
Sedang Sumber : Data Primer, 2010.
Berdasarkan Tabel 4.44 diketahui mayoritas responden menjawab pelaksanaan P2KP Cukup Bermanfaat terhadap kelancaran kegiatan usaha masyarakat yaitu
sebanyak 39 responden 50,65, responden yang menjawab Kurang Bermanfaat sebanyak 22 responden 28,58, selanjutnya responden yang menjawab Bermanfaat
hanya 9 responden 11,69. Adapun responden yang menjawab Tidak Bermanfaat sebanyak 4 responden 5,19, selebihnya sebanyak 3 responden atau 3,89 yang
hanya menjawab pelaksanaan P2KP Sangat Bermanfaat terhadap kelancaran kegiatan
Universitas Sumatera Utara
usaha masyarakat. Skor rata-rata jawaban responden bernilai 2,80 dan berada pada kriteria sedang.
Dari keseluruhan jawaban responden terhadap indikator dimensi penguatan kemampuan usaha diatas, penulis berpendapat bahwa pelaksanaan P2KP masih perlu
ditingkatkan lagi, sehingga perwujudan pemberdayaan masyarakat benar-benar semakin kokoh dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini harus
ditunjang dengan peningkatan peran aktif seluruh elemen pelaksana program P2KP, mulai dari pemerintah daerah, kelembagaan BKM yang terbentuk, KSM-KSM yang
menerima dan melaksanakan sasaran program, dukungan tim fasilitator dan konsultan. Disamping itu, bagi seluruh masyarakat di Kelurahan Lubuk Pakam I-II diharapkan
memiliki rasa kepedulian yang tinggi untuk turut mendukung pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan yang sedang dijalankan.
2. Dimensi Bargaining PowerKapasitas Masyarakat Miskin
Dalam penelitian ini penulis mengelaborasi dimensi bargaining powerkapasitas masyarakat miskin kedalam beberapa indikator yaitu rasa memiliki
terhadap organisasi masyarakat, kuatnya kelembagaan masyarakat, keterlibatan masyarakat untuk berperan aktif, kemampuan masyarakat dalam beraspirasi dan
menentukan pilihan. Berdasarkan distribusi jawaban responden terhadap keempat indikator dari
dimensi ini, dijelaskan sebagai berikut: a.
Rasa Memiliki terhadap Organisasi Masyarakat BKM
Universitas Sumatera Utara
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa pelaksanaan P2KP merupakan suatu program yang mengedepankan proses pemberdayaan masyarakat melalui
suatu wadah atau lembaga masyarakat yang dikenal dengan istilah BKM Badan Keswadayaan Masyarakat. Dalam fungsinya, BKM sebagai pengelola
pelaksanaan kegiatan P2KP melaksanakan tugas berdasarkan pada aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang telah ditetapkan dan disepakati secara bersama-sama.
Sasaran utamanya adalah masyarakat miskin yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesejahteraan mereka melalui konsep kegiatan pembangunan TRIDAYA;
daya ekonomi, daya sosial dan daya lingkungan. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat secara pro dan aktif dalam setiap kegiatan merupakan cerminan
terhadap proses pemberdayaan yang dilaksanakan. Berkaitan dengan itu, salah satu cara mengkaji hasil proses pemberdayaan
masyarakat miskin selama pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah dengan adanya rasa
memiliki masyarakat terhadap organisasi tersebut BKM Pakam Bersinar. Semakin besar rasa memiliki masyarakat terhadap organisasi yang telah mereka
bentuk sendiri, maka semakin besar pula kepedulian masyarakat untuk berperan serta dalam setiap sasaran pelaksanaan P2KP yang telah ditetapkan. Begitu pula
sebaliknya, semakin besar peran serta masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap pelaksanaan P2KP maka semakin besar pula rasa memiliki masyarakat
terhadap organisasi BKM tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Adapun jawaban responden mengenai rasa memiliki masyarakat terhadap organisasi BKM yang terbentuk melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk
Pakam I-II dapat penulis sajikan sebagai berikut:
Tabel 4.45. Rasa Memiliki Masyarakat terhadap Organisasi BKM melalui Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Kuat
Kuat Cukup Kuat
Kurang Kuat Tidak Kuat
5 4
3 2
1 7
10 22
33 5
35 40
66 66
5 9,09
12,99 28,57
42,86 6,49
Jumlah 77
212 100,00
Skor rata-rata : 21277 = 2,75 Kriteria :
Sedang Sumber : Data Primer, 2010.
Berdasarkan Tabel 4.45 diketahui sebanyak 33 responden atau 42,86 berpendapat bahwa rasa memiliki masyarakat masih Kurang Kuat terhadap organisasi
kemasyarakatan yang telah terbentuk berupa BKM melalui pelaksanaan P2KP, adapun
Universitas Sumatera Utara
responden yang menjawab Cukup Kuat sebanyak 22 responden 28,57, responden yang menjawab rasa memiliki masyarakat sudah Kuat terhadap organisasi
kemasyarakatan yang telah terbentuk dalam pelaksanaan P2KP sebanyak 10 responden 12,99, sedangkan responden yang menjawab sangat kuat sebanyak 7 responden
9,09 dan responden yang yang berpendapat rasa memiliki yang Tidak Kuat sama sekali terhadap BKM yang dibentuk yaitu sebanyak 5 responden atau 6,49. Skor
rata-rata jawaban responden adalah 2,75 dan berada pada kriteria sedang.
b. Kuatnya Kelembagaan Masyarakat
Indikator selanjutnya dari dimensi bargaining powerkapasitas memadai yang dimiliki masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat miskin adalah Kuatnya
Kelembagaan Masyarakat. Dengan semakin kuatnya kelembagaan masyarakat yang representatif dalam
sendi-sendi kehidupan masyarakat kesehariannya terutama kehidupan masyarakat miskin, maka harapan terhadap proses pemberdayaan masyarakat miskin yang
berkelanjutan akan semakin dapat terwujud. Melalui kelembagaan berupa BKM inilah masyarakat miskin akan ditempa untuk senantiasa belajar dalam
memberdayakan dirinya, yang pada akhirnya akan menempatkan mereka pada masyarakat yang mandiri dan madani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, adapun tanggapan responden terhadap Kuatnya Kelembagaan Masyarakat yang terbentuk dalam pelaksanaan Program
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP, penulis sajikan pada Tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.46. Kelembagaan Masyarakat yang Terbentuk Melalui Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Kuat
Kuat Cukup Kuat
Kurang Kuat Tidak Kuat
5 4
3 2
1 7
10 36
24 -
35 40
108 48
- 9,09
12,99 46,75
31,17 -
Jumlah 77
231 100
Skor rata-rata : 23177 = 3
Kriteria : Sedang
Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 4.46 menunjukkan sebanyak 36 responden atau 46,75, yang
berpendapatan bahwa Kelembagaan Masyarakat yang terbentuk dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II Cukup Kuat, responden yang berpendapat
Kurang Kuat sebanyak 24 responden 31,17, selanjutnya responden yang berpendapat Kuat sebanyak 10 responden 12,99, sedangkan responden yang
menjawab Kuat hanya sebanyak 7 responden 9,09. Skor rata-rata jawaban
responden adalah 3 dan berada pada kritria sedang.
c. Keterlibatan Masyarakat untuk Berperan Aktif
Didalam penelitian ini, indikator keterlibatan masyarakat untuk berperan aktif merupakan bagian dari dimensi bargaining powerkapasitas memadai masyarakat
yang perlu untuk diketahui. Ketercapaian dari indikator ini sangat diharapkan
Universitas Sumatera Utara
sebagai proses pemberdayaan masyarakat miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II melalui pelaksanaan P2KP. Adapun persepsi responden berkenaan hal tersebut
dapat dilihat pada Tabel 4.47.
Tabel 4.47. Keterlibatan Masyarakat untuk Berperan Aktif melalui
Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Berpengaruh
Berpengaruh Cukup Berpengaruh
Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh
5 4
3 2
1 8
17 39
13 -
40 68
117 26
- 10,39
22,08 50,65
16,88 -
Jumlah 77
251 100,00
Skor rata-rata : 25177 = 3,25 Kriteria :
Sedang Sumber: Hasil Olah Data Lapangan,2010
Berdasarkan distribusi jawaban responden pada Tabel 4.47 diketahui mayoritas responden memberikan jawaban Cukup Berpengaruh terhadap keterlibatan masyarakat
untuk senantiasa berperan aktif melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, yaitu sebanyak 39 responden 50,65, selanjutnya diketahui responden
yang menjawab Berpengaruh sebanyak 17 responden 22,080, sedangkan responden yang menjawab Kurang Berpengaruh sebanyak 13 responden 16,88. Adapun
Universitas Sumatera Utara
responden yang menjawab Sangat Berpengaruh hanya sebanyak 8 responden
10,39. Skor rata-rata responden 3,25 dan berada pada kriteria Sedang.
d. Kemampuan Masyarakat untuk Beraspirasi dan Menentukan Pilihan
Indikator selanjutnya dari dimensi bargaining powerkapasitas memadai masyarakat yang diharapkan dalam proses pemberdayaan masyarakat miskin
melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah adanya kemampuan masyarakat untuk beraspirasi dan menentukan pilihan. Indikator ini
sangat penting diwujudkan karena merupakan cerminan konsep pelaksanaan P2KP seperti yang telah diuraikan sebelumnya yaitu sebagai proses pembelajaran
masyarakat. Adapun jawaban responden terhadap tingkat kemampuan masyarakat untuk
beraspirasi dan menentukan pilihan dalam pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat pada Tabel 4.48.
Tabel 4.48.
Tingkat Kemampuan Masyarakat untuk Beraspirasi dan Menentukan Pilihan melalui Pelaksanaan P2KP di Kelurahan
Lubuk Pakam I-II No
Alternatif Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Meningkat
Meningkat Cukup Meningkat
Kurang Meningkat Tidak Meningkat
5 4
3 2
1 9
21 30
17 -
45 84
90 34
- 11,69
27,27 38,96
22,08 -
Universitas Sumatera Utara
Jumlah 77
253 100
Skor rata-rata : 25377 = 3,28 Kriteria :
Sedang Sumber: Hasil Olah Data Lapangan, 2010
Tabel 4.48 menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden 38,96 memberikan jawaban Cukup Meningkat terhadap kemampuan masyarakat untuk beraspirasi dan
menentukan pilihan melalui pelaksanaan. Responden yang berpendapat Meningkat sebanyak 21 responden 27,27, sedangkan responden yang berpendapat P2KP
Kurang Meningkatkan kemampuan masyarakat beraspirasi dan menentukan pilihan sebanyak 17 responden 22,08, dan responden yang berpendapat Sangat Meningkat
sebanyak 9 responden 11,69. Skor rata-rata jawaban responden adalah 3,28 dan berada pada kriteria Sedang.
3.
Dimensi Kemandirian dan Etos Kerja Masyarakat Miskin Dalam penelitian ini penulis mengelaborasi dimensi kemandirian dan etos
kerja masyarakat miskin kedalam beberapa indikator yaitu kepedulian masyarakat dalam bekerja sama, kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah, semangat
masyarakat untuk terus berusaha, terbangunnya jaringan kerja masyarakat yang solid. Berdasarkan hasil distribusi kuesioner terhadap responden berkenaan dengan
keempat indikator tersebut dapat penulis uraikan satu persatu sebagai berikut: a.
Kepedulian Masyarakat dalam Bekerja Sama Melalui pelaksanaan program P2KP indikator yang diharapkan dapat terwujud
dalam pemberdayaan masyarakat miskin dari dimensi kemandirian dan etos kerja
Universitas Sumatera Utara
masyarakat miskin adalah meningkatnya kepedulian masyarakat dalam bekerja sama.
Di dalam pemberdayaan masyarakat atau komunitas, kepedulian untuk bekerja sama merupakan salah satu kondisi yang diharapkan dapat tumbuh dan
berkembang di tengah-tengah masyarakat. Karena melalui kepedulian dan kerjasama yang baik dari seluruh lapisan masyarakat maka permasalahan-
permasalahan yang ada dalam komunitas mereka akan dengan lebih mudah untuk dicarikan solusi dan penyelesaiannya.
Adapun jawaban responden berkenaan dengan kepedulian masyarakat dalam bekerja sama melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat
dilihat pada Tabel 4.49.
Tabel 4.49. Tingkat Kepedulian Masyarakat untuk Bekerja Sama melalui Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif
Jawaban Bobot X
Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Meningkat
Meningkat Cukup Meningkat
Kurang Meningkat Tidak Meningkat
5 4
3 2
1 16
27 18
10 6
80 108
54 20
6 20,78
35,06 23,38
12,99 7,79
Jumlah 77
268 100,00
Universitas Sumatera Utara
Skor rata-rata : 25277 = 3,48 Kriteria :
Baik Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel 4.49 diketahui sebagian besar responden yaitu sebanyak 27 responden 35,06 berpendapat bahwa kepedulian masyarakat dalam bekerja
sama Meningkat melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun responden yang berpendapat Cukup Meningkat sebanyak 18 responden
atau 23,38, 16 responden lainnya 20,78 berpendapat Sangat Meningkat, sedangkan responden yang berpendapat Kurang Meningkat sebanyak 10
responden 12,99 dan adapun responden yang berpendapat Tidak Meningkat
sebanyak 6 responden atau 7,79. Rata-rata skor jawaban responden adalah 3,48 dan berada pada kriteria Baik.
b. Kemampuan Masyarakat untuk Memecahkan Masalah
Adapun tanggapan responden berkenaan dengan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 4.50. Kemampuan Masyarakat untuk Memecahkan Masalah melalui
Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
Sangat Mampu Mampu
5 4
9 19
45 76
11,69 24,68
Universitas Sumatera Utara
3. 4.
5. Cukup Mampu
Kurang Mampu Tidak Mampu
3 2
1 31
13 5
93 26
5 40,26
16,88 6,49
Jumlah 77
245 100,0
Skor rata-rata : 24577 = 3,18 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel 4.50 diketahui sebanyak 31 responden 40,26 berpendapat masyarakat Cukup Mampu untuk memecahkan masalah melalui
pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun responden yang berpendapat Mampu sebanyak 19 responden atau 24,68, 13 reponden lainnya
16,88 berpendapat Kurang Mampu, sedangkan responden yang berpendapat Sangat Mampu hanya 9 responden 11,69 dan 5 responden lainnya 6,49
berpendapat Tidak Mampu. Rata-rata jawaban responden bernilai skor 3,18 dan berada pada kriteria Sedang.
c. Masyarakat Miskin Semangat untuk Terus Berusaha
Melalui pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP dalam pemberdayaan masyarakat miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II,
diharapkan dapat menciptakan situasi dan kondisi dimana masyarakat miskin menjadi semangat untuk terus berusaha.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tanggapan responden terhadap indikator tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.51.
Tabel 4.51. Tingkat Semangat Masyarakat untuk Terus Berusaha melalui
Pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Meningkat
Meningkat Cukup Meningkat
Kurang Meningkat Tidak Meningkat
5 4
3 2
1 7
23 28
19 -
35 92
84 38
- 9,09
29,87 36,36
24,68 -
Jumlah 77
249 100,00
Skor rata-rata : 24977 = 3,23 Kriteria :
Sedang Sumber: Data Primer, 2010
Tabel 4.51 menunjukkan sebanyak 28 responden 36,36 berpendapat bahwa semangat masyarakat untuk terus berusaha Cukup Meningkat melalui pelaksanaan
P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II. Adapun responden yang berpendapat Meningkat sebanyak 23 responden atau 29,87, adapun 19 responden lainnya
24,68 berpendapat semangat masyarakat untuk terus berusaha Kurang Meningkat, sedangkan responden yang berpendapat Sangat Meningkat hanya 7
Universitas Sumatera Utara
responden 9,09. Skor rata-rata jawaban responden adalah 3,23 dan berada pada kriteria Sedang.
d. Terbangunnya Jaringan Kerja Masyarakat yang Solid.
Terbangunnya jaringan kerja mayarakat yang solid merupakan bagian indikator dari dimensi kemandirian dan etos kerja masyarakat miskin dalam proses
pemberdayaan masyarakat melalui pelaksanaan P2KP. Adapun tanggapan responden berkenaan dengan terbangunnya jaringan kerja
masyarakat yang solid melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.52.
Tanggapan Responden terhadap Terbangunnya Jaringan Kerja Masyarakat yang Solid melalui Pelaksanaan P2KP
No Alternatif Jawaban
Bobot X Frekuensi F
FX
1. 2.
3. 4.
5. Sangat Meningkat
Meningkat Cukup Meningkat
Kurang Meningkat Tidak Meningkat
5 4
3 2
1 9
24 29
15 -
45 96
87 30
- 11,69
31,17 37,66
19,48 -
Jumlah 77
258 100,00
Skor rata-rata : 258 77 = 3,35 Kriteria :
Sedang
Sumber: Data Primer, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil jawaban responden pada Tabel 4.52 menunjukkan bahwa sebanyak 29 responden atau 31,17 berpendapat Cukup Meningkat, selanjutnya
sebanyak 24 responden 31,17 yang menjawab Meningkat, adapun responden yang menjawab Kurang Meningkat sebanyak 15 responden 19,48, selanjutnya responden
yang menjawab Sangat Meningkat sebanyak 9 responden 11,69. Skor rata-rata jawaban responden terhadap terbangunnya jaringan kerja masyarakat yang solid
melalui pelaksanaan P2KP adalah 3,35 dan berada pada kriteria Sedang.
Dari keseluruhan uraian tentang pemberdayaan masyarakat miskin melalui 3 tiga dimensi di atas, penulis berpendapat bahwa alokasi dana BLM yang
dimanfaatkan dalam kegiatan Tridaya Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan P2KP tentunya dapat dipandang sebagai sebuah bantuan yang mampu
menunjang proses pemberdayaan masyarakat. Dengan bantuan yang ada tersebut diharapkan masyarakat akan mampu mengembangkannya untuk kegiatan yang dapat
meningkatkan derajad pendapatannya. Dari sisi kegiatan daya lingkungan, dengan semakin tersedianya sarana dan
prasarana lingkungan yang lebih berpihak pada masyarakat miskin sudah barang tentu dapat memberikan kontribusi yang lebih baik dalam menunjang aktivitas kegiatan
usaha keseharian masyarakat. Dalam hal sarana transfortasi jalan gang yang telah diperbaiki melalui P2KP misalnya, akan sangat menunjang masyarakat dalam
beraktivitas untuk akses usaha dan jasa seperti kegiatan berdagang atau membuka usaha jualan kecil-kecilan dirumah maupun bagi masyarakat yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
sarana jalan tersebut sebagai lalu lintas membawa dagangannya dengan menggunakan gerobak sorong atau becak dayung. Begitu pula halnya dengan berbagai kegiatan
pembangunan lingkungan yang telah direalisasikan seperti pembuatan tempat sampah, perbaikan dan pembuatan MCK, serta renovasi rumah tidak layak huni selama
kegiatan P2KP berlangsung di Kelurahan Lubuk Pakam I-II, diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kemampuan usaha dan
kesejahteraan masyarakat terlebih-lebih bagi masyarakat kurang mampu atau miskin. Begitu pula halnya dari sisi daya ekonomi dan daya sosial, kegiatan P2KP dalam
bentuk pemberian bantuan melalui kegiatan simpan pinjam, pelatihan-pelatihan keterampilan usaha, pengembangan usaha ekonomi produktif, dan pemberian bantuan
sembako untuk janda miskin, jompo miskin dan anak yatim piatu memang tidak serta merta dapat mengubah keadaan atau dengan kata lain dapat mengentaskan kemiskinan
bagi masyarakat yang menerima bantuan P2KP tersebut. Melainkan suatu proses yang diharapkan dapat memberdayakan masyarakat secara bertahap dan berkelanjutan.
P2KP bukanlah program yang secara langsung dapat melakukan perubahan drastis dalam waktu yang singkat. Di sinilah P2KP memberikan entry point terhadap
proses-proses sebuah pemberdayaan yaitu pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang. Kedua, meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam membangun melalui berbagai bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pembangunan
kelembagaan di daerah. Ketiga, melindungi dan memihak yang lemah untuk mencegah
Universitas Sumatera Utara
persaingan yang tidak seimbang dengan menciptakan kemitraan saling menguntungkan.
Adapun rekapitulasi skor jawaban responden terhadap pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelaksanaan P2KP di Kelurahan Lubuk Pakam I-II yang
ditinjau dari 3 tiga dimensi yang meliputi; dimensi penguatan kemampuan usaha masyarakat miskin, dimensi bargaining powerKapasitas memadai masyarakat miskin,
serta dimensi kemandirian dan etos kerja masyarakat miskin, dapat penulis sajikan pada Tabel 4.53.
Tabel 4.53. Rekapitulasi Skor Rata-rata Responsi Responden terhadap
Kuesioner Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Kelurahan Lubuk Pakam I-II
Subjek Skor Rata-rata
1 2
3 4
5 6
7 8
9 3,15
3,27 2,02
2,80 2,75
3,00 3,25
3,28 3,48
Universitas Sumatera Utara
10 11
12 3,18
3,23 3,35
Jumlah 36,76
Skor rata-rata : 36,76 12 = 3,06 Kriteria : Sedang
Sumber: Data Primer, 2010
Berdasarkan Tabel 4.53 diketahui rekapitulasi skor rata-rata jawaban responden berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat miskin melalui pelaksanaan P2KP
di Kelurahan Lubuk Pakam I-II adalah 3,06 dan berada pada kriteria Sedang. Hasil ini
dapat menggambarkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat miskin perlu untuk terus ditingkatkan lagi.
4.5.3. Efektivitas