Uji Validitas Uji daya beda item

Comparison perbandingan 7, 20, 24, 32, 37, 45, 49 3, 12, 16, 28, 41, 53, 55, 59 15 Discrepancy ketidaksesuaian 8, 13, 21, 34, 46 4, 9, 17, 25, 29, 38, 42, 50, 52, 54 15 Total 27 33 60

E. Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keakuratan dan keobjektifan hasil penelitian yang dilakukan. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau individu yang dikenai tes ini Azwar, 2000. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji coba terhadap alat ukur.

1. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat tes atau instrumen pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut Azwar, 2000. Azwar 2000 menyatakan bahwa suatu validitas menunjukkan kecermatan pengukuran mengenai gambaran perbedaan-perbedaan di antara subjek yang satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas Universitas Sumatera Utara isi content validity. Menurut Azwar 2000 validitas isi bertujuan untuk mengungkap sejauh mana alat ukur layak digunakan untuk mengungkap atribut yang dikehendaki oleh perancang skalanya. Pelaksanaan validitas isi dilakukan dengan menggunakan pertimbangan professional judgment, yaitu dosen pembimbing. Dengan menggunakan spesifikasi alat ukur yang telah ada, akan dilakukan analisa logis untuk menetapkan apakah item-item yang telah dikembangkan memang mengukur representatif bagi apa yang dimaksudkan untuk diukur Suryabrata, 2000. Pertama sekali aspek-aspek dan karakteristik yang akan diukur ditentukan terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti akan menyusun item-item yang mengacu pada blue print yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, peneliti meminta pertimbangan professional judgment sebelum item-item dijadikan alat ukur. Kemudian dilakukan seleksi item untuk memilih item-item yang mana yang memenuhi kriteria item valid.

2. Uji daya beda item

Sebelum melakukan pengujian reliabilitas, hendaknya terlebih dahulu melakukan prosedur seleksi item dengan cara menguji karakteristik masing- masing item yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Item-item yang tidak memenuhi syarat kualitas tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes Azwar,2000. Prinsip kerja yang dijadikan dasar untuk melakukan seleksi item dalam hal ini Universitas Sumatera Utara adalah memilih item-item yang fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur skala sebagaimana dikehendaki oleh penyusunnya. Pengujian daya diskriminasi item menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor item dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi item total r ix yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda item. Kriteria pemilihan item berdasarkan korelasi item menggunakan batasan r ix ≥ 0,273. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,273, daya pembedanya dianggap memuaskan. Item yang memiliki harga r ix kurang dari 0,273 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah Azwar, 2003. Pernyataan-pernyataan pada skala diuji daya beda itemnya dengan menghitung antara skor item dengan skor total skala. Teknik statistika yang digunakan adalah koefisiensi Pearson Product Moment. Formulasi koefisien korelasi Pearson Product Moment digunakan bagi tes-tes yang setiap itemnya diberi skor kontinyu. Semakin tinggi koefisien korelasi positif antara skor item dengan skor skala berarti semakin tinggi konsistensi antara item tersebut dengan skala secara keseluruhan yang berarti semakin tinggi daya bedanya. Bila koefisien korelasi rendah mendekati angka nol berarti fungsi item tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala dan daya bedanya tidak baik Azwar, 2000. Universitas Sumatera Utara

3. Uji Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Smart Antenna Pada Perluasan Daerah Jangkauan Dan Penambahan Kapasitas Sistem Komunikasi Code Division Multiple Access (CDMA) Dengan Menggunakan Teknik Space Division Multiple Access (SDMA)

1 41 97

Pengaruh Tarif GSM (Global System For Mobile) Antar Operator Telekomunikasi Indonesia Terhadap Perilaku Konsumen Pengguna Jasa Telekomunikasi Indonesia Pada Mahasiswa FE USU

0 12 72

Analisis Pengaruh Biaya Peralihan (Switching Cost) Terhadap Loyalitas Pelanggan Operator Seluler Dari GSM (Global System For Mobile Communcations) Ke CDMA (Code Division Multiple Access) Di Kota Medan

0 32 91

Analisis Perbedaan Persepsi Konsumen Atas Dimensi Kualitas Produk Handphone GSM (Global System For Mobile) dan CDMA (Code Divission Multiple Access)(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang)

0 19 2

Blood Glucose Test Device Via Global System For Mobile Communication (GSM).

0 2 24

Smart Aquarium Using Global System For Mobile Communication (GSM).

0 2 24

Pressure Monitoring System Interfaced With Global System For Mobile Communication (GSM).

0 4 24

Global System For Mobile Communication (GSM) Kit For Vehicle's Alarm System.

0 2 24

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP OPERATOR TELEPON SELULER CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Unand Angkatan 2003-2007).

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Global System Mobile (GSM) - ALAT PENGACAK SINYAL TELEPON SELULER BERBASIS GSM (Global System for Mobile) - POLSRI REPOSITORY

0 0 15