Skala Kepuasan Konsumen Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode skala digunakan karena data yang ingin diukur berupa konstruk atau konsep psikologis yang dapat diungkap secara tidak langsung melalui indikator- indikator perilaku yang diterjemahkan dalam bentuk item-item pernyataan Azwar, 2000. Azwar mengungkapkan skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek sikap. Dari respon subjek diharapkan pada setiap pernyataan tersebut kemudian dapat disimpulkan mengenai arah dan intensitas sikap seseorang. Hadi 2000 menyatakan bahwa skala dapat digunakan dalam penelitian berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut: a. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya. b. Apa yang dikatakan oleh subjek tentang kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. c. Interpretasi subjek tentang pernyataan–pernyataan yang diajukan sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti Penelitian ini menggunakan penskalaan model Likert. Penskalaan ini merupakan model penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai sikap Azwar, 2000.

1. Skala Kepuasan Konsumen

Skala kepuasan konsumen disusun berdasarkan elemen-elemen yang dikemukakan oleh Wilkie 1994, yaitu: a. Expectations harapan Universitas Sumatera Utara Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Ketika barang atau jasa sesuai atau melebihi harapan mereka, maka konsumen akan merasa puas. b. Performance kinerja Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka. Ketika kinerja aktual barang atau jasa berhasil tanpa dipengaruhi oleh harapan mereka, maka konsumen merasa puas. c. Comparison perbandingan Membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas ketika harapan sebelum pembelian sesuai atau melebihi persepsi mereka terhadap kinerja aktual produk. d. Discrepancy ketidaksesuaian Ketika tingkat kinerja produk tidak sama, ketidaksesuaian diukur dengan mengindikasikan perbedaan yang satu harapan konsumen dengan yang lain kinerja aktual produk. Ketika konsumen puas, maka konsumen akan menggunakan barang atau jasa yang sama, dan ketika konsumen merasa tidak puas maka konsumen akan melakukan menuntut perbaikan atau komplain terhadap perusahaan. Setiap elemen-elemen di atas akan diuraikan ke dalam sejumlah pernyataan favorabel mendukung dan unfavorabel tidak mendukung, dimana subyek akan diberikan alternatif pilihan jawaban yaitu: Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Netral Universitas Sumatera Utara N, Tidak Sesuai TS, dan Sangat Tidak Sesuai STS. Nilai setiap pilihan bergerak dari 1 sampai 5. Untuk item yang favorabel, pilihan SS akan mendapatkan skor lima, pilihan S akan mendapatkan skor empat, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor dua, dan pilihan STS akan mendapatkan skor satu. Sedangkan untuk item yang unfavorabel pilihan SS akan mendapatkan skor satu, pilihan S mendapatkan skor dua, pilihan N akan mendapatkan skor tiga, pilihan TS akan mendapatkan skor empat, dan pilihan STS akan mendapatkan skor lima. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen. Sebaliknya semakin rendah skor jawaban maka semakin rendah tingkat kepuasan konsumen. Adapun blue-print yang digunakan dalam penyusunan skala yang mengukur skala kepuasan konsumen adalah sebagai berikut: Tabel 1. Blue Print Uji Coba Skala Kepuasan Konsumen Komponen Objek Sikap Komponen Sikap Total Favorabel Unfavorabel Jumlah Expectation harapan 1, 5, 14, 18, 26, 30, 39, 43 10, 22, 35, 47, 57, 58, 60 15 Performance kinerja 2, 11, 15, 27, 33, 40, 51 6, 19, 23, 31, 36, 44, 48, 56 15 Universitas Sumatera Utara Comparison perbandingan 7, 20, 24, 32, 37, 45, 49 3, 12, 16, 28, 41, 53, 55, 59 15 Discrepancy ketidaksesuaian 8, 13, 21, 34, 46 4, 9, 17, 25, 29, 38, 42, 50, 52, 54 15 Total 27 33 60

E. Validitas dan Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Smart Antenna Pada Perluasan Daerah Jangkauan Dan Penambahan Kapasitas Sistem Komunikasi Code Division Multiple Access (CDMA) Dengan Menggunakan Teknik Space Division Multiple Access (SDMA)

1 41 97

Pengaruh Tarif GSM (Global System For Mobile) Antar Operator Telekomunikasi Indonesia Terhadap Perilaku Konsumen Pengguna Jasa Telekomunikasi Indonesia Pada Mahasiswa FE USU

0 12 72

Analisis Pengaruh Biaya Peralihan (Switching Cost) Terhadap Loyalitas Pelanggan Operator Seluler Dari GSM (Global System For Mobile Communcations) Ke CDMA (Code Division Multiple Access) Di Kota Medan

0 32 91

Analisis Perbedaan Persepsi Konsumen Atas Dimensi Kualitas Produk Handphone GSM (Global System For Mobile) dan CDMA (Code Divission Multiple Access)(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang)

0 19 2

Blood Glucose Test Device Via Global System For Mobile Communication (GSM).

0 2 24

Smart Aquarium Using Global System For Mobile Communication (GSM).

0 2 24

Pressure Monitoring System Interfaced With Global System For Mobile Communication (GSM).

0 4 24

Global System For Mobile Communication (GSM) Kit For Vehicle's Alarm System.

0 2 24

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP OPERATOR TELEPON SELULER CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Unand Angkatan 2003-2007).

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Global System Mobile (GSM) - ALAT PENGACAK SINYAL TELEPON SELULER BERBASIS GSM (Global System for Mobile) - POLSRI REPOSITORY

0 0 15