Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan teknologi merupakan hal yang patut untuk kita syukuri, sebab dengan sentuhan teknologi berbagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia menjadi lebih mudah. Pada dasarnya teknologi membawa implikasi positif dalam sejarah kehidupan manusia, bahkan kemajuan teknologi menjadi bukti perkembangan kemampuan manusia untuk menggunakan nalar dan pikirannya dalam mengelola alam dan potensi diri manusia itu sendiri Rahardjo, 2007. Sejalan dengan kemajuan teknologi, perkembangan teknologi komunikasi dan informasi melalui handphone atau telepon seluler telah membawa kemudahan bagi manusia di belahan manapun di dunia ini untuk berkomunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi ini menjadikan manusia untuk dapat memperpendek jarak tempuh sehingga tidak perlu bertemu secara fisik, namun di udara bisa saling bertukar informasi dan menyampaikan pesan Rahardjo, 2007. Manfaat lain yang dirasakan dapat mempererat hubungan antar keluarga, mempermudah bisnis, hingga meningkatkan perekonomian. Saat ini, telepon seluler tidak hanya dinikmati oleh orang-orang yang berada kota besar saja. Pembangunan infrastruktur yang secara terus-menerus dilakukan menjadikan telepon seluler terjangkau hingga ke wilayah kecamatan dan daerah terpencil di seluruh nusantara Tisnowati, 2008. Universitas Sumatera Utara Perkembangan ini menyebabkan penggunaan telepon seluler terus meningkat dan sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Menurut Ekos 2008, pada tahun 2008 jumlah pengguna telepon seluler mencapai angka lebih dari seratus juta orang. Jumlah ini menyebabkan munculnya berbagai jenis pilihan merek yang berbeda bersaing untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen. Sebagai produk ‘komersil’ yang membutuhkan jaringan dan layanan seluler, operator sebagai pihak penyedia jaringan dan layanan berusaha memenuhi harapan konsumen yang selalu berubah Anton, 2006. Saat ini masyarakat Indonesia mengenal dua kelompok besar operator telepon seluler, yaitu GSM dan CDMA Anton, 2006. Pada tahun 1980-an layanan seluler pertama adalah sistem analog dengan pelayanan terbatas dan berkerja secara lokal. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1991 Satelindo hadir dengan kartu SIM Global System for Mobile Communications yang lebih dikenal dengan istilah GSM Tisnowati, 2008. Kartu SIM adalah kartu penyimpan identitas konsumen secara elektronik dan berfungsi sebagai sarana dan alat utama untuk melakukan hubungan komunikasi serta menikmati jasa dan fasilitas yang disediakan oleh operator seluler Priyanto, 2007. Global System for Mobile Communications GSM merupakan salah satu standar sistem komunikasi tanpa kabel wireless dengan sistem digital yang beroperasi secara global Purwakarta 2005. Keseragaman standar GSM membuat jaringan ini dapat roaming antar operator seluruh dunia, dimana konsumen telepon seluler dengan nomor yang sama bisa menggunakannya di banyak tempat di seluruh dunia. Tisnowati 2008. Sebelumnya, fungsi utama GSM hanya Universitas Sumatera Utara digunakan sebagai komunikasi suara voice communication untuk melakukan percakapan. Sejalan perkembangan teknologi dan meningkatnya kebutuhan konsumen, kini operator GSM menyediakan layanan yang lebih beragam seperti short message service yang lebih dikenal dengan SMS, multimedia messaging service MMS, hingga transmisi data dan layanan internet. Jaringan dan layanan seluler menjadi lahan potensial bagi para operator dalam mendapatkan keuntungan Wijaya, 2008. Selama sepuluh tahun operator GSM menguasai pasar di Indonesia, hingga akhirnya hadir teknologi generasi ketiga Code Division Multiple Access yang dikenal dengan CDMA. Infrastruktur yang lebih sederhana dibandingkan GSM dan adanya bantuan modal dari mancanegara yang cukup besar mendorong teknologi CDMA berkembang lebih cepat Tisnowati, 2008. Kehadiran CDMA di Indonesia menyebabkan kekhawatiran pada para operator GSM, dimana masyarakat mulai memberi respon yang positif terhadap kehadiran CDMA karena operator CDMA menawarkan tarif yang jauh lebih murah dibandingkan GSM. CDMA juga memiliki akses data yang cepat hingga mencapai 2,4 Mbs Wijaya, 2008. Mengikuti persaingan yang dihadirkan oleh CDMA dan untuk mempertahankan konsumen GSM, kini para operator GSM mulai menetapkan tarif murah namun dengan beberapa ketentuan dan syarat yang sebelumnya harus dipenuhi oleh konsumen serta terus meningkatkan fitur dan kualitas layanannya Priyanto, 2007. Seleksi alami terus terjadi, dimana persaingan antara GSM dan CDMA menjadi topik yang makin sering dibicarakan, yang akhirnya menjadi persaingan Universitas Sumatera Utara bisnis di sektor telekomunikasi yang tidak dapat terhindari karena didorong perkembangan teknologi yang selalu akan memberikan kualitas lebih baik guna memenuhi harapan konsumen. Hartono, 2007. Operator GSM dan CDMA harus memilih strategi yang tepat dalam persaingan industri seluler yang amat ketat. Para operator saling bersaing dalam merebut dan mempertahankan konsumen dengan memperluas area jaringannya, meningkatkan kualitas jaringan, dan peka terhadap tuntutan konsumen. Operator GSM dan CDMA mulai memperhatikan kebutuhan konsumen dan makin menyadari bahwa ”konsumen adalah raja” dengan berbagai promosi yang menyerang kompetitornya Tisnowati, 2008. Kemajuan teknologi di bidang telekomunikasi seluler harus diimbangi dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa seluler yang andal, aman, mudah, berkualitas, dan murah. Kebanggaan atas keandalan teknologi yang digunakan harus diubah menjadi kebanggaan atas kemampuan dalam melayani konsumen dengan baik, karena teknologi harus bermanfaat bagi konsumen. Operator yang unggul adalah mereka yang terus mengembangkan layanan nilai tambah dan perbedaan dalam layanan melalui komunitas konsumennya. Untuk itu, operator harus selalu berorientasi pada pelayanan yang berkualitas demi kepuasan konsumen. Kegagalan dalam mengimplementasikan orientasi tersebut berarti kegagalan pula bagi operator untuk mempertahankan konsumen yang sudah ada, apalagi untuk merebut konsumen baru karena konsumen yang puas cenderung akan menjadi konsumen setia Priyanto, 2007. Universitas Sumatera Utara Kepuasan konsumen menjadi fokus penting bagi para pelaku bisnis karena akan mempengaruhi perilaku pembelian selanjutnya. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan dengan konsumennya menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas konsumen serta membentuk suatu rekomendasi dari individu yang satu ke individu yang lain yang menguntungkan bagi perusahaan Tjiptono Chandra, 2005. Band dalam Nasution, 2005 menyatakan bahwa kepuasan tercapai ketika kualitas memenuhi atau melebihi harapan, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Selanjutnya, ketika kepuasan tercapai maka akan timbul pembelian ulang dan kesetiaan. Oliver dalam Nasution, 2005 mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai penilaian konsumen terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri, apakah dapat memenuhi tingkat keinginan, hasrat, dan tujuan konsumen. Dengan kata lain, kepuasan merupakan tanggapan konsumen. Pada dasarnya kepuasan konsumen merupakan penilaian konsumen terhadap penampilan dan kinerja barang atau jasa itu sendiri, apakah dapat memenuhi tingkat keinginan, hasrat, dan tujuan konsumen Nasution, 2005. Kertajaya dalam Ibrahim, 2000 mengemukakan bahwa konsumen cenderung memilih tawaran yang paling sesuai dengan kebutuhan dan harapan masing-masing serta membeli berdasarkan pandangan nilai mereka. Konsumen memiliki banyak pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan kemampuan mereka dalam membeli suatu barang atau jasa. Operator telepon seluler harus tetap bersaing untuk memberikan jasa atau layanan terbaik kepada Universitas Sumatera Utara konsumennya sehingga tercapai kepuasan Priyanto, 2007. Lupiyadi dalam Hendroyono, 2007 menyatakan bahwa terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu kualitas barang atau jasa, kualitas pelayanan, emosi, harga, dan biaya. Ketika kualitas barang atau jasa dan pelayanan sesuai atau memenuhi harapan konsumen, maka konsumen akan merasa puas. Konsumen juga akan merasa puas ketika barang atau jasa yang mereka gunakan memberi nilai sosial dimana orang lain akan bangga terhadap dia ketika menggunakan barang atau jasa tersebut. Harga yang lebih murah dan kemudahan tanpa membuang waktu untuk mendapatkan suatu barang atau jasa cenderung membuat konsumen merasa puas Hermana Johan, 2008. Persoalan yang muncul adalah apakah terdapat perbedaan kepuasan pada penggunaan operator GSM dan CDMA yang memiliki kualitas, harga dan biaya yang berbeda. Berkaitan dengan permasalahan di atas, maka peneliti ingin melihat apakah ada perbedaan kepuasan konsumen antara pengguna operator telepon seluler GSM dan CDMA.

B. Pertanyaaan Penelitian

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Smart Antenna Pada Perluasan Daerah Jangkauan Dan Penambahan Kapasitas Sistem Komunikasi Code Division Multiple Access (CDMA) Dengan Menggunakan Teknik Space Division Multiple Access (SDMA)

1 41 97

Pengaruh Tarif GSM (Global System For Mobile) Antar Operator Telekomunikasi Indonesia Terhadap Perilaku Konsumen Pengguna Jasa Telekomunikasi Indonesia Pada Mahasiswa FE USU

0 12 72

Analisis Pengaruh Biaya Peralihan (Switching Cost) Terhadap Loyalitas Pelanggan Operator Seluler Dari GSM (Global System For Mobile Communcations) Ke CDMA (Code Division Multiple Access) Di Kota Medan

0 32 91

Analisis Perbedaan Persepsi Konsumen Atas Dimensi Kualitas Produk Handphone GSM (Global System For Mobile) dan CDMA (Code Divission Multiple Access)(Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang)

0 19 2

Blood Glucose Test Device Via Global System For Mobile Communication (GSM).

0 2 24

Smart Aquarium Using Global System For Mobile Communication (GSM).

0 2 24

Pressure Monitoring System Interfaced With Global System For Mobile Communication (GSM).

0 4 24

Global System For Mobile Communication (GSM) Kit For Vehicle's Alarm System.

0 2 24

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP OPERATOR TELEPON SELULER CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) (Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA Unand Angkatan 2003-2007).

0 0 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Global System Mobile (GSM) - ALAT PENGACAK SINYAL TELEPON SELULER BERBASIS GSM (Global System for Mobile) - POLSRI REPOSITORY

0 0 15