Teks Analisis Wacana Model Teun A. Van Dijk

45 Teks Kognisi Sosial Konteks Sosial Sumber; Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta, Lkis, 2001, h. 225. Gambar2.1 Model Analisis Wacana van Dijk

a. Teks

Van dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa strukturtingkatan yang masing-masing bagian saling mendukung. Ia membaginya kedalam tiga tingkatan. Pertama, struktur makro. Ini merupakan makna umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua, superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun secara utuh. Ketiga, struktur mikro. Adalah makna wacana yang dapat diamati melalui bagian kecil dari suatu teks yakni kata-kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase, dan gambar. 46 Tabel 2.2 Struktur Analisis van Dijk Struktur Makro Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topiktema yang diangkat oleh suatu teks Superstruktur Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan. Struktur Makro Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks. Sumber: Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta, LKiS 2001, h. 227 Menurut van Dijk, meskipun terdisri atas berbagai elemen, semua elemen merupakan suatu kesatuan, saling mendukung. Tabel di atas menunjukan struktur analisis teks van Dijk, berikut adalah penjelasan elemen-elemen yang dianalisa melalui struktur tersebut: 42 1 Tematik Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Sering disebut juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang 42 Eriyanto, Analisis Wacana, h. 225 47 utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh penulis dalam naskahnya. Topik menunjukan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu tulisan. Oleh karena itu, ia sering disebut sebagai tematopik. Topik ini akan didukung oleh subtopik satu dengan subtopik yang lainnya yang saling mendukung terbentuknya topik umum. Subopik ini juga didukung oleh serangkaian fakta yang ditampilkan, yang menunjuk dan menggambarkan subtokpik, sehingga dengan sub bagian yang saling mendukung antara bagian satu dengan bagian lainya. Teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren dan utuh. Gagasan van Dijk ini didaasarkan pada suatu mental pikir tertentu. Kognisi atau mental ini seara jelas dapat dilihat pada topik yang dimunculkan. Karena topik ini dapat dipahami sebagai mental atau kognisi penulis, tidak heran jika semua elemen dalam berita mengacu dan mendukung kepada topik yang diangkat. 2 Skematik Teks atau wawancara umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukan begaimana bagian- bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Jika dalam berita umumnya mempunyai kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead begitu juga dengan sebuah drama teater. Elemen skema ini merupakan elemen skema yang dipandang paling penting. Judul dan lead 48 umumnya mempunyai tema yang ingin ditampilkan. Lead ini umumnya sebagai pengantar ringkasan apa yang ingin dikatakan. Kedua, story yakni isi secara keseluruhan dalam sebuah naskah. Isi ini juga mampunyai dua subkategori. Yang pertama berupa situasi, yakni proses atau jalannya peristiwa, sedang yang kedua adalah sebuah komentar ditampilkan dalam teks. Subkategori situasi yang menggambarkan kisah atau peristiwa umunya terdisri atas dua bagian. Yang pertama mengenai episode atau kisah utama dari peristiwa tersebut, dan yang kedua latar untuk mendukung episode yang disajikan kepada khalayak. Sedangkan subkategori komentar yang menggambarkan bagaimana pihak-pihak yang terlibat memberikan komentar atas suatu peristiwa terdiri atas dua bagian. Pertama, reaksi atau komentar verbal dari tokh yang ada dalam cerita drama tersebut. Kedua, kesimpulan dari komentar beberapa tokoh. Menurut van Dijk, arti penting skematik adalah strategi penulis untuk pendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan-urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya penyembunyian itu dilakukan dengan menepatkan bagian di akhir agar terkesan kurang menonjol. 3 Latar Latar merupakan bagian isi naskah yang dapat dipengaruhi semantik arti yang ingin ditampilkan. Seorang sutradara ketika menulis naskah biasanya mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang dtulis. 49 Latar yang dipilih menentukan kea rah mana panangan masyarkat akan dibawa. Latar umumnya ditampilkan di awal. Oleh karena itu latar membantu menyelidiki bagaimana seorang memberi pemaknaan atas suatu peristiwa. Latar peristiwa itu dipakai untuk menyediakan dasar kehendak ke mana makna teks dibawa. Ini merupakan cerminan ideologis, di mana penulis naskah dapat menyajikan latar belakang dapat juga tidak, tergantung kepada kepentingan mereka. 4 Detail Elemen wacana detail berhubungan dengan control informasi yang ditampilkan seseorang. Komunikator akan menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan dirinya atau citra yang baik. Sebaliknya, ia akan menampilkan informasi dalam jumlah sedikit kalau hal itu merugikan kedudukannya. Elemen detail merupakan strategi bagaimana penulis naskah mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implicit. Dari detail bagian mana yang akan dikembangkan dan mana yang disampaikan dengan detail yang besar, akan mengembangkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media. 5 Maksud Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen wacana detail. Dalam detal, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dngan detail yang pannjang, elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan kommunkator akan diuraikan secara eksplisit dan jelan. Sebaliknya informasi yang merugikan akan diuraikan secara samar, implicit dan tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah pubilk hanya disajikan informasi yang menguntungkan komunikator. 50 6 Koherensi Koherensi adalah pertalian atau jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang berbeda apat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak berhubungan sekalipun tidak dapat menjadi berhubungan ketika seorang menghubungkannya. Koherensi merupakan elemen wacana untu melihat bagaimana seorang secara strategis mengunakan wacana untuk menjelaskan suatu fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa itu dipandang saling terpisah, berhubungan atau malah sebab akibat. Pilihan-pilihan mana yang diambil ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator terhadap sesuatu. 7 Koherensi kondisional Koherensi kondisional diantaranya ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas. Di sini ada dua kalimat, dimana kalimat kedua adalah penjelasan atau keterangan dari proposisi kalimat pertama., yang dihubungkan dengan kata penghubung konjungsi. Kelimat kedua fungsinya dalam kalimat hanya sebagai penjelas anak kalimat sehingga ada atau tidak ada anak kalimat itu tidak akan mengurangi arti kalimat. Arti kalimat itu menjadi cermin kepentingan komunikator karena ia dapat memberi keterangan yang baik dan yang buruk terhadap suatu pertanyaan. Koherensi dalam banyak hal seringkali menggambarkan kepada kita bagaimana sikap penulis atas peristiwa, kelompok, atau seorang yang ditulis. Bagaimana sikat tersebut dilekatkan dan tanpa disadari mengiringi pembaca pada pemahaman dan pemaknaan tertentu. 51 8 Koherensi pembeda Koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa dihubungkandijelaskan, maka koherensi pembeda berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat seolah-olah saling bertentangan dan bersebrangan dengan menggunakan koherensi ini. Efek pemakaian koherensi pembeda ini bermacam-maca,. Akan tetapi, yang terlihat nyata adalah bagaimana pemaknaan yang diterima oleh khalayak berbeda. Karena satu fakta atau realitas dibandingan dengan realitas yang lain. 9 Pengingkaran Elemen wacana pengingkaran adalah bentuk praktik wacana yang menggambarkan bagaimana proses penyembunyian apa yang ingin diekspresika secara eksplisit. Dalam arti yang umum pengingkaran menunjukan seorang penulis menyetujui sesuatu, padahal tidak setuju dengan memberikan argumentasi atau fakta yang emnyangkal persetujuan tersebut. Dengan kata lain, pengibgkaran merupakan bentuk strategi wacana bahawa penyampaian pendapat kepada khalayak dilakukan tidak secara tegas. 10 Bentuk Kalimat Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis yaitu prinsip kasualitas. Dimana ia menyatakan apakah A yang menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. logika kasualitas ini jika diterjemahkan kedalam bahasa menjadi susunan objek yang 52 menerangkan dan predikat yang diterangkan. Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan kalimat. Dalam kalimay yang berstruktur aktif, seorang menjadi subjek dari pernyataan, sedangkan dalam kalimat pasif seorang menjadi objek dari pernyataanya. 11 Kata Ganti Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahas dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukan dimana posisi seseorang dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seorang dapat menggunakan kata ganti “saya” atau “kami” yang menggambarkan bahwa sikap tersebut merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Akan tetapi, ketika memakai kata ganti “kita” menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan khalayak sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap komunitas secara keseluruhan. Pemakaian katganti yang jamak seperti “kita” atau “kami” mempunyai implikasi menumbuhkan solidaritas, aliansi serta mengurangi kritik dan oposisi. 12 Leksikon Elemen ini memandang bagaimana seseorang melakukan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut bukan dilakukan secara kebetulan, tetapi juga seara ideologis emnunjukan bagaimana pemaknaan seorang terhadap faktarealitas. Pemilihan kata-kata 53 yang dipakai menunjukan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat digambarkan dengan pilihan kata yang berbeda-beda. 13 Hiperbola Dalam suatu wacana, pokok pesan tidak hanya disampaikan melalui pesan teks, tetapi juga kiasan, ungkapan, hiperbola, yang dimaksud dari ornament atau bumbu dari sebuah cerita. Akan tetapi, pemakaian hiperbola tentu saja bisa menjadi petunjuk utama untuk memaknai dan mengerti akan isi suatu teks.

b. Kognisi Sosial