7
Berangkat dari latar belakan diatas, perlu kiranya dilakukan penelitian lebih mendalam pada aspek cerita pertunjukan ini, guna memahami pesan apa
yang sebenarnya hendak disampaikan melalui sekenario yang ditulis. Dengan pendekatan wacana Teun A. Van djik sebagai mata pisau, serta untuk
memeberikan apresiasi terhadap karya seorang pekerja seni yang tentunya memiliki ideologi dan pemikiran tertentu dalam memandang realitas
kehidupan. Kemudian dijadikan sebagai isu untuk ditonjolkan kepada masyarakat. Penelitian diberi judul
“Kritik Kepemimpinan dan Perubahan Sosial Pada Naskah Demonstran Karya N.Riantiarno Studi Analisis
WAcana Kritis ” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wacana dan
nilai-nilai yang dibangun pada pementasan tersebut untuk menyampaikan sebuah kritik pada kasus dan konflik yang terjadi di Tanah Air dewasa ini.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatsan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang peneliti telah paparkan sebelumnya, maka dalam hal ini dibuat pembatasan masalah. Untuk lebih
memfokuskan penulisan penelitian ini dibatasi hanya pada seputar naskah pementasan teataer
yang berjudul “Demonstran”. 2.
Perumusan Masalah Untuk mengetahui permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti
akan merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: a.
Bagaimana kontruksi wacana pada level teks pada naskah teater Demonstran?
8
b. Bagaimana konteks sosial, dan kognisis sosial yang dibangun dalam
penyampaian kritik sosial pada naskah teater Demonstran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk meneliti dan mengetahui kritik sosial yang dibangun pada
naskah teater Demonstran. b.
Untuk meneliti dan mengetahui kognisi serta konteks sosial yang melatarbelakangi keluarnya wacana dalam naskah teater Demonstran.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a.
Manfaat akademis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
wawasan dalam penelitian tekstual, khususnya dalam menggunakan metode analisis wacana. Juga dapat memberikan gambaran kepada
siapa saja yang akan melakukan penelitian seputar naskah teater. Serta dapat mempermudah dan membantu mahasiswa dalam melakukan
penelitian menggunakan analisis wacana. b.
Manfaat praktis Kajian tentang kausa bahasa ini diharapkan dapat memberi
kontribusi positif dalam penelitian yang berkaitan dalam bidang seni. Juga penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk
memperkaya wawasan bagi para praktisi seni pertunjukan.
9
D. Tinjauan Pustaka
Beberapa skripsi mahasiswaI yang mengangkat dan menggunakan metode wacana dantaranya:
Analisis Wacana Pemberitaan Harian Republika Tentang Makanan CAlon Haji Berformalin Karya Yusuf Gandang Pamuncak,
Analisis Wacana Teun Van Djik Berita Tentang Calon Presiden RI 2009 Partai Keadilan Sejahtera di Harian Republika karya Mochamad
Arifin, Analisis Wacana Citra Perempuan Dalam Tabloid Nova Edisi Khusus Kecantikan Tanggal 21-27 november 2011 karya Tiara
Mustika. Dari ketiga judul skripsi tersebut memiliki focus penelitian terhadap telaah pemberitaan metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis wacana Teun A. van Djik. Dari ketiga skrisi tersebut memiliki perbedaan dengan skripsi peneliti yaitu dari segi kasus yang
diteliti, dan media yang menjadi objek penelitiannya.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian tentang naskah teater Demonstran dari teater koma karya N. Riantiarno ini menggunakan metode penelitian kualitatif
deskripstif dengan metode analisis wacana Teun A. van Djik. Peneliti menganalisis teks drama Demosntran karya N. Riantiarno lalu
menyimpulkan hasil dari temuan analisis tersebut. Hasil penelitian ini bersifat deskriptif. Dalam mengamati kasus dari berbagai sumber data
yang digunakan untuk menelti, menguraikan, dan menjelaskan secara komperhensif, berbagai aspek individu, kelompok suatu program atau
peristiwa secara sistematis.
7
Dengan menggunakan metode kualitatif
7
Rachmat Kiryanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: 2007, Cet. Ke. 2, h. 102
10
deskriptif peneliti berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik bidang tertentu secara faktual dan cermat.
8
Ciri lain dalam metode analisis kualitatif deskriptif adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah natural setting. Peneliti
bertindak sebagai pengamat. Peneliti hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala dan mencatatnya dalam buku observasinya. Hasil
penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang bagaimana naskah teater Demonstran karya N. Riantiarno mengkonstruksi
permsalahan dan kritik sosial. Analisis wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks hanya hasil daru suatu
praktek yang harus diamati.
9
Analisis wacana merupakan salah satu alternatif dari analisis isi selain kuantitatif yang dominan dan banyak
dipakai. Jika analisis kuantitatif lebih memfokuskan pada sisi komunikasi yang tampak tersuratmanifestnyata. Sedangkan untuk menjelaskan hal-
hal yang tersirat latent, misalnya ideologi apa yang ada di balik suatu berita, maka dilakukan riset analisis isi kualitatif. Dalam perkembangan
Ilmu Komunikasi, metode analisis kualitatif berkembang menjadi beberapa varian metode, analisis wacana salah satunya disamping analisis
framing dan semiotic.
10
Pretense analisis wacana adalah pada muatan, nuansa dan makna latent tersembunyi dalam teks media.
11
Wacana oleh Van Djik digambarkan mempunyai tiga dimensi bangunan: teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Inti analisis Van Djik
8
Jalaludin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005, h. 22.
9
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media Yogyakarta: Lkis, 2001 ,
10
Rachmat Kiryanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: 2007, Cet. Ke. 2, h. 62
11
Alex Sobur, Analisis Teks Media. Bandung: Rosadakarya. 2004, Cet. Ke. 4, h. 70
11
adalah menggabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang diteliti adalah bagaimana
struktur teks dan bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial, dipelajari
prosoes produksi naskah yang melibatkan kognisi individu dan pembuat naskah. Sedangkan aspek ketiga menjelaskan dan memepelajari bangunan
wacana yang berkembang dimasyarakat akan suatu masalah, dalam penelitian ini tentu saja berkenaan dengan sebuah kritik sosial dan
kaitannya dengan perubahan yg sekarang ini marak diperbincangkan. Analisis Van Djik disini menggabungkan analisis tekstual yang
memusatkan perhatian selalu kepada teks.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Untuk melakukan penelitian ini, yang menjadai subjek penelitian adalah kritik sosial dalam pementasan drama. Objek yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah “Naskah Drama yang Berjudul Demonstran Karya N. Riantiarno”. Peneliti memilih naskah tersebut karena menilai bahwa ada
relevansi dan tujuan yang dimaksud terhadap realitas kehidupan sosial dan politik di Indonesia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara-cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Pada riset kualitatif ini
yang peneliti pakai adalah observasi teks dan dokumentasi. Penelitian ini
12
dengan sengaja memilih forman atau dokumen atau bahan-bahan visual lain yang dapat memeberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian.
12
a. Obesrvasi Teks
Analisis wacana lebih menekankan pada pemaknaan teks dari pada penjumblahan unit kategori, dasar dari analisis wacana adalah
interpretasi, karena analisis wacana merupakan bagian dari metode interpretative yang mengandalkan penafsiran peneliti, setiap teks pda
dasarnya dapat dimaknai berbeda, dan ditafsirkan secara beragam.
13
Dalam hal ini peneliti mengamati dan memeperhatikan secara menyeluruh dengan disesuaikan pada kerangka analisis wacana yang
dikemukakan oleh Teun Van Djik. b.
Dokumentasi Peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui literature
dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan masalah yang dibahas dan mendukung penelitian. Prosedur dokumentasi ini
dilakukan karena merupakan sumber yang stabil, dan sangat berguna untuk penguatan terhadap bahan penelitian.
4. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data peneliti menggabungkan hasil melalui pengumpulan data kemudian diolah melalui kajian analisis wacana Teun
Van Djik. Dalam penelitian ini mata pisau yang diangkat adalah metode analisis wacana, model ini kerap disebut kognisi sosial, istilah ini
12
John W. Creswell, Desain Penelitian: Pendekatan kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: KIK Press, 2003 h. 143
13
Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Semiotik dan Framing Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, cet. Ke. 4, h. 11
13
sebenarnya diadopsi dari pendekatan psikologis sosial, terutama untuk menjelaskan struktur dan terbentuknya teks.
Berikut prosedur pengolahan data yang akan dilakukan ole peneliti: a.
Pengamatan Struktur Makro Untuk analisis data teks dalam mengamati struktur makro,
peneliti memecah tulisan tersebut menjadi makrostruktur sesuai dengan urutan paragraf. Setelah menemukan makrostruktur tingkat
pertama yang merupakan tema per paragraf, peneliti mereduksi untuk mendapatkan makrostruktur dengan tingkatan yang lebih tinggi yaitu
makrostruktur tingkat kedua. Pengeliminasian terakhir menjadikan makrostruktur tingkat ketiga merupakan tema dari berita tersebut.
b. Pengamatan Struktur Mikro
Untuk analisis data teks dalam mengamati superstruktur dan struktur mikro, peneliti memberikan nomor pada tiap lima barisnya hal
ini diperuntukan agar mempermudah pencarian kalimat atau tulisan yang dimaksud. Setelah itu peneliti meneliti elemen skema untuk
mengamati superstruktur serta meneliti elemen latar, detail maksud, bentuk kalimat, koherensi, leksikon, dan grafis untuk mengamati
struktr mikro. c.
Analisis Kognisis Sosial Untuk analisis kognisi sosial peneliti melakukan observasi
dokumen terkait untuk mengetahui latar belakang dan wawasan penulis naskah dalam menyampaian pesan. Setelah itu diolah untuk
mengetahui kognisi pembuat berita.
14
d. Analisis Konteks Sosial
Untuk analisis konteks sosial peneliti menelusuri literature yang berkembang dimasyarakat mengenai keadaan sosial politik di
Indonesia. Setelah itu diolah untuk mengetahui wawasan khalayak tentang kritik sosial yang telah disampaikan.
5. Analisis Data
Melihat pengkonstruksian yang dilakukan di dalam naskah “Demonstran” mengenai kritik sosial, peneliti menggunakan metode
analisis wacana Teun A. Van Djik. Wacana oleh Van Djik digambarkan mempunyai dimensibangunan: teks, kognisis sosial, dan konteks sosial.
Inti analisis Van Djik adalah mengabungkan ketiga dimensi wacana tersebut kedalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang akan
diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegasakan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial
depelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dan wartawan. Sedangkan aspek ketiga mempelajari bangunan wacana
yang berkembang dalm masyarakat akan suatu masalah.
14
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengemukakan tentang pesan dari pertunjukan teater yang bertemakan kriik sosial yaitu
“Demonstran” yang diproduksi pada tahun 2013-2014 dan dipentaskan pada tanggal 1-15 Maret 2014. Untuk melihat pesan tersebut, peneliti
mencoba menganalisa unsur dari pertunjukan tersebut yaitu melalui narasi sekenarionaskah yaitu dengan menganalisis teks sekenario pertunjukan
14
Eriyanto, Op. Cit., Analisis Wacana Pengantar Teks Media, h. 4.
15 teater “Demostran” melalui teks tersebut akan diketahui pesan yang
terkandung dalam pertunjukan tater tersebut. Selanjutnya, penelitian ini akan menggunakan beberapa referensi dan sumber-sumber yang terkait
dengan penelitian, yang akan mendukung penelitian ini. Analisis data teks yang dikemukakan Van Djik dapat digambarkan
sebagai berikut:
Tabel 1.1 StrukturElemen Wacana Model Van Djik
Struktur Wacana Hal yang Diamati
Elemen
Struktur Makro Tematik apa yang dikatakan
Topik Seperstruktur
Skematik bagaimana pendapat disususn dan dirangkai
Skema
Strukur Mikro Semantik makna yang ingin
ditekankan dakm teks berita Latar, Detail, Maksud,
Pra-anggapan, Nominalisasi.
Sruktur Mikro Sintaksis bagaimana pendapat
disamaikan Bentuk
Kalimat, Koherensi, Kata ganti.
Struktur Mikro Stilistik pilihan kata apa yang
dipakai Leksikon
Struktur Mikro Retoris
bagaimana dan
dengan cara apa penekanan dilakukan
Grafis, Metafora,
Ekspresi
Peneliti juga menganalisis data untuk mendapatkan konteks sosial. Hal ini dilakuakn agar peneliti mengetahui wawasan yang berkembang di
masyarakat, wacana yang diyakini oleh masyarakat, serta pengetahuan masyarakat tentang sebuah kritik sosial. Konteks sosial memperlihatkan
bagaimana teks itu dihubungkan lebih jauh dengan struktur sosial.
16
F. Sistematika Penulisan
Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, yakni :
BAB I PENDAHULUAN membahas tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI membahas pada ruang lingkup
krangka teori yang akan membangun struktur wacana terhadap objek penelitian. Berdasarkan kerangka teori dalam bab ini, maka terdapat beberapa
poin pembahasan yaitu: pembahasan mengenai analisis wacana serta ruang lingkupnya dan yang paling utama adalah pendalaman teori-teori wacana
model Teun A. Van Djik. BAB III GAMBARAN UMUM PROFIL Teater Koma membahas
sekilas tentang biografi sanggar Teater Koma, hasil karya Teater Koma, dan sekilas tentang naskah
“Demonstran”. BAB IV ANALISIS PENELITIAN membahas hasil penelitian yang
berisi tentang analisis lirik sekenarionaskah “Demonstran” karya N.
Riantiarno yang dibawakan oleh Teater Koma. BAB V
PENUTUP membahas kesimpulan dan saran-saran.
17
BAB II KERANGKA TEORI
A. Drama Secara Umum
1. Pengertian Drama
Setiap orang tentu mengenal drama. Drama merupakan proyeksi kehidupan manusia yang ditampilkan dalam bentuk pementasan. Sebagai
interpretasi kehidupan, drama erat hubungannya dengat berita yang terjadi di kehidupan nyata masyarakat. Drama juga disebut sebagai potret
kehidupan, baik potret suka duka, pahit manis, maupun hitam putih kehidupan manusia. Dewasa ini, drama mengalami banyak perkembangan.
Berbagai jenis drama banyak dipentaskan. Baik di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Pentas drama semakin berkembang
setelah drama dijadikan sebagai salah satu tujuan pembelajaran.
1
Juga sebagai media penyampaian kritik sosial.
Drama, begitulah orang mengenalnya untuk pertama kali. Di Indonesia drama ini mempunyai istilah tersendiri yang kita kenal dengan
kata sandiwara.
2
Drama ialah kesenian yang bersifat nyata untuk dilihat, didengar dan dimengerti akan motifasi yang dituju, apa yang
diketengahkan seni drama tidak jauh beda dengan kejadian disekeliling kita, ada adegan lucu sedih juga ketegangan yang mencekam.
3
Kata drama berasal dari bahasa yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku,
bertindak, dan beraksi. Drama juga berarti perbuatan. Ada orang yang
1
Bintang Angkasa Putra, Drama Teori dan Pementasan, Yogyakarta: PT Intan Sejati, 2012
2
Adhy Asmara dr, Apresiasi Drama, Yogyakarta: Nur Cahya, 1979
3
Djoddy M, Mengenal Permainan Seni Drama, Surabaya: Arena Ilmu