73
Teater Koma yakin, teater bisa menjadi slah satu jembatan menuju suatu keseimbangan batin dan jalan bagi terciptanya kebahagiaan yang
manusiawi. Jujur, bercermin lewat teater, diyakini pula sebagai salah satu cara untuk mengasah daya akal sehat, daya budi dan hati nurani. Teater Koma
adalah kelompok kesenian yang konsisten dan produktif. Pentas-pentasnya sering digelar lebih dari dua minggu oleh karna itu dengan minat dari
masyarakat yang banyak menjadikan Teater Koma sebagai salah satu grup teater yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia teater.
B. Profil Teater Koma
Teater Koma adalah salah satu grup teater yang bisa dikatakan sebagai
teater yang paling popular saat ini. Teater ini merupakan teater yang banyak menginspirasi banyak seniman maupun dramawan dalam dunia seni peran.
Dapat dilihat dari pendiri sekaligus sutradaranya Nano Riantiarno yang merupakan salah satu penggagas teater kritikan selain Rendra. Disamping itu
teater ini memiliki banyak aktor-aktor yang sudah mempuni dalam dunia akting teater sehingga tokoh yang diperankan terlihat seperti sesungguhnya.
Teater ini berada di daerah Bintaro, tepatnya di jalan Cempaka Raya No. 15. Galeri teater ini mudah dijumpai karena berada di pinggir jalan yang
sangat strategis untuk kegiatan teater ini. Keberadaan teater ini juga didukung oleh sikap dari masyarakat sekitar. Terlihat dari hubungan kekerabatan yang
baik dari anggota Teater Koma kepada masyarakat di daerahnya. Suasana galeri yang artistic sangat mendukung bagi para aktor Teater Koma
mengeluarkan energi positif dalam setiap latihan. Dalam struktur
74
organisasinya Teater Koma tidak terlalu seperti organisasi pada umumnya yang bersifat formal.
Teater Koma mempunyai stuktur yang sangat sederhana, namun dalam pelaksanaan sistem organisasinya, Teater Koma menjalankan asas
kekeluargaan dan gotong royong kepada anggotanya. Dapat terbentuk bahwa struktur yang terdapat di Teater Koma ialah tidak terlalu sulit. Dimulai dari
adanya pimpinan sekaligus pendiri Teater Koma ini juga berperan sebagai sutradara yang menciptakan karya-karyanya utnuk diproduksi kedalam
pertunjukan teater. Ratna Riantiarno yang bertugas sebagai manager sangat berperan dari setiap pertunjukan Teater Koma. Untuk melaksanakan
pertnjukan, Teater Koma mendapatkan dana melalui sponsor untuk menunjang kegiatan pementasannya. Ada pula sekertaris di sini yang bertugas mengurus
keperluan yang dibutuhkan oleh Teater Koma dari penulisan naskah hingga perlengkapan. Yang terakhir adalah terdapatnya Humas yang bertugas
mempublikasikan pertunjukan teater melalui media cetak maupun online. Dengan usia Teater Koma yang saat ini sudah menginjak 36 tahun,
teater ini sudah banyak memberikan karya-karyanya bagi bidang dunia seni teater Indonesia. Banyaknya pengalaman yang sudah dirasakan Teater Koma
maka dapat dilihat pertunjukan Teater Koma yang semakin matang dalam mementaskan seni teater. Selain itu di galeri ini juga terdapat poster-poster
produksi pertunjukan yang telah dimainkan oleh Teater Koma sejak 1977 hingga sekarang 2014. Karya pertama yang dipentaskan oleh Teater Koma
adalah cerita “Rumah Kertas” karya N. Riantiarno. Disamping itu juga untuk menghormati rekan-rekan seperjuanganya dalam dunia seni peran tertempel
75
photo-photo almarhum Rendra dan sebagian aktor lainya dalam dunia seni teater.
Teater Koma bukan merupakan akademi maupun lembaga pendidikan yang formal dalam dunia seni peran. Teater ini merupakan suatu perkumpulan
atau kelompok kesenian yang berkumpul untuk mempertunjukan seni teater. Seperti halnya sosio-edukasi, teater ini membimbing aktor maupun
penontonya dalam seni pertunjukan. Dalam kesempatan ini penulis melihat bahwa selain komitmenya membawakan tema kritikan politik. Dengan melihat
pertunjukan dari Teater Koma masayarakat dapat melihat situasi politik ataupun aspirasi politik dari rakyat yang disampaikan daam pertunjukan teater
dengan bahasa dan cerita yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat dengan baik.
Dengan melihat sejarah teataer ini, dapat diketahui bahwa perjalanan teater ini tidaklah mudah hingga menjadi seperti saat ini banya pengalaman
yang sudah dialami Teater Koma maupun N. Riantiarno dalam membangun Teater Koma dalam dunia seni. Sekilas merupakan gambaran umum mengenai
Teater Koma. Dari penulusuran penulis, penulis melihat melihat sesuatu yang unik mengenai galeri Teater Koma. Galeri ini terdapat di halaman belakang
rumah N. Riantiarno. Apabila melihat sekilas dari luar tidak terlihat keberadaan galeri ini. Galeri atau sanggar ini cukup kompetitif dalam latihan
teater. Dengan bangunan permanen yang dilengkapi panggung yang berornamen seni membuat sanggar ini sangat artistic dan nyaman dalam
proses latihan seni peran Teater Koma.
76
Sanggar yang berdiri sejak tahun 1994 ini masih terlihat kokoh dengan arsitektur ala Jawa. Sebelum menjalani latihan di sanggar ini Teater Koma
melaksanakan kegiatannya di Setiabudi. Sejak kediaman tempat tinggal N. Riantiarno pindah, maka rumah yang dibuat sekaligus memilki sanggar ini
menjadi tempat kegiatan bagi Teater Koma. Sanggar ini memiliki perlengkapan yang lengkap dari perpustakaan kecil milik N. Riantiarno,
penyimpanan kostum, dan properti-properti yang digunakan saat pementasan. Namun juga kendala tetap dialami oleh sanggar ini yaitu keterbatasan luas dan
atap yang seperti layaknya rumah biasa dapat menghambat latihan produksi teater ini. Tidak jarang juga mereka masih melakukan latihan di luar sanggar.
Dalam setiap kegiatan produksinya teater ini tidaklah selalu mudah. Namun kendala tersebut dapat dipecahkan melalui mekanisme kerjasama yang
baik. Sejak awal didirikan, grup teater ini lambat atau cepat ternyata dapat membentuk masyarakatnya sendiri. Mereka lahir atau terbentuk mulanya
memang hanya sebagai penonton biasa. Belum ada keterkaitan, sebagaimana halnya penonton bioskop. Akan tetapi, lambat laun para penonton itu secara
alamiah menyeleksi kelompoknya sendiri. Kemudian sebagian besar dari mereka merasa terikat oleh kebutuhan yang sama dimana terdapat rasa satu
keinginan yang sama. Dengan hasil dari setiap produksi yang bisa dikatakan hampir
sempurna ini teater tersebut selalu dinantikan oleh para penggemar seni teater. Bahkan baru setelah pementasan selesai tidak sedikit ada yang menanyakan
kapan produksi cerita selanjutnya. Dengan sikap konsisten yang seperti ini Teater Koma dapat sedikitnya memproduksi 1 karya dalam setahun. Jadi
77
untuk saat ini Teater Koma seolah-olah masih memegang hegemoni dalam dunia teater karena teater ini banyak menginspirasi bagi kelompok teater-
teater lain dan juga masyarakat.
C. Menyutradarai Koma