146
penggunaan kalimat sangat lugas disampaikan, terutama pada dialog- dialog panjang yang dialkukan Topan.
Dari semua yang telah dijelaskan diatas, perlu diklarifikasi atas status yang mana sebagai topik pembahasan dan topik wacana.
Demikian juga naskah ini mencoba untuk menjawab pertanyaan “dalam posisi seperti apa kita mengatakan bahwa sebuah kalimat adalah
‘mengandung sesuatu’?” van Dijk menjelaskan dalam buku Text and context mengenai makro struktur bahwa, topik memerlukan sebuah
rangkaian secara keseluruhan. Itu dapat dilihat dari penjabaran dan penjelasan elemen-elemen yang terkandung didalamnya.
9
D. Analisis Naskah Demonstran Melalui Pendekatan Kognisi Sosial
Dalam analisi naskah Demontran dengan melalui pendekatan kognisi sosial tidak hanya difokuskan pada teks semata, tetapi juga
melihat dari pandangan pengarang naskah Demontran yaitu N. Riantiarno dari segi kognisi sosial.
Pada analisis kognisi sosial difokuskan pada bagaiman sebuah teks diproduksi, dipahami dan ditafsirkan. Dari judul “Demonstran” ini
diambil karena berangkat dari akar sebuah perubahan yang hanya bisa dilakukan dengan perlawanan, meskipun hakikatnya merupakan
kontraksi terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini. Di sini dapat diamati dan ditafsirkan ideologi dan ide penulis dalam memahami
cerita, serta tokoh-tokoh yang terdapat di dalam naskah tersebut.
9
Teun A van Dijk, Teks and Context, New York: Longman Group, 1992
147
Pada naskah Demonstran ini penulis berusaha menunjukan sebuah kisah tentang seorang mantan aktifis yang vokal dalam berorasi di
mimbar, bebas untuk mengkritik kepemimpinan pemerintah saat itu namun di dalam cerita ini Topan sang mantan aktifis diposisikan
sebagai saudagar pengusaha kaya. Penulis memandang sebuah polemik mahasiswa masa pasca reformasi yang aksi dan demonstrasinya lebih
cenderung ke arah anarkisme atas nama perubahan. Naskah Demonstran ini berisi bahasa yang sangat lugas, hingga
mudah dicerna dan dipahami, mengandung kisah yang menggugah hati serta mendapat sambutan yang luar bisa dari para penonton ketika
selesai menonton pertunjukan ini. Menurut peneliti, penulis dalam proses penggarapan naskah ini
dibalut penuh dengan pandangan objektif mengenai dinamika sosial, poltik dan ekonomi. Banyak pelajaran yang bisa dipetik untuk dijadikan
pola pikir yang kritis dan stigma yang ditampilkan pada naskah ini mengajarkan kita bahwa selamanya poitik akan selalu kotor. Bersamaan
dengan itu, secara dialog juga ada beberapa pesan yang secara eksplisit dapat langsung ditangkap dan ditafsirkan yaitu mengenai langkah yang
perlu segera diambil oleh pemerintah pemimpin untuk memberi jaminan rasa aman bahwa masa depan bangsa tidak separah yang
selama ini rakyat bayangkan. Jadi yang terpenting bukanlah dialog dan musyawarah dari usaha untuk menyelesaikan masalah ini melainkan
tindakan konkret.
148
Naskah Demonstran banyak menggambarkan dan menceritakan gejolak yang dialami Topan, terlihat kental sekali konflik yang terjadi
antara Topan dan Pejabat T yang awalnya adalah kolega politik yang baik. Perlawanan yang dilakukan Topan banyak mengandung pesan
kritik begitu juga dialog yang terjadi antara Topan dan anak buahnya mengenai ajakan kembali turun kejalan untuk kembali memimpin
demonstrasi. Penulis menggambarkan situasi semacam ini memang masih tetap diharapkan, kehadirannya untuk menjaga era reformasi
tidak didominasi oleh kepentingan-kepentingan sempit partai. Penulis juga
mampu memberi
pelajaran berharga
bahwa mengenai
kepemimpinan dan dukungan moral hendaknya selalu diberikan terhadap mereka yang berpotesi untuk memihak kepada rasa keadilan
sense of justice.
INTERPRETASI
Menurut penelti, pemahaman mengenai kepemimpinan dalam naskah ini tidak selalu sempurna seperti halnya digambarkan dalam
nasakh ini ketika semua orang ingin menjadi pemimpin dan memahami kepemimpinan dalam arti sempit sehingga para tafsiran pemimpin
adalah sebatas memimpin Negara, wilayah perusahaan dsb. Ke-tidak sadaran inilah yang megakibatkan orang selalu membatasi diri dengan
pemimpin seperti munculnya jargon “saya ini rakyat kecil” padahal secara individu dia adalah pemimpin juga untuk dirinya. Sesuai dengan
firman Allah di QS. Al-baqarah Ayat 30 :
149
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata:
Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui
Pada bagian kognisi sosial menjelaskan adanya hubungan antara wacana dan sosial meskipun hubungannya secara tidak langsung namun
harus ditempatkan pada satu rangka, yaitu dalam proses sosial, politik dan reproduksi budaya. Van Dijk dalam sebuah jurnal yang ditulisnya
menjelaskan bahwa proses dari reproduksi dan hubungan dari sebuah dominasi tidak hanya diikutsertakan oleh teks dan pembicaraan atau
rumor, tapi juga terbagi dari representasi terhadap “social mind”.
10
E. Analisis Naskah Demonstran Melalui Pendekatan Konteks Sosial