Analisa Data TEMUAN DAN ANALISA DATA

unsur yang ada di dalamnya.Pertama, motivasi intrinsik.Motivasi ini adalah dorongan yang muncul dari dalam diri seseorang.Dengan motivasi ini, para petugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta diharapkan dapat bekerja dengan ikhlas.Karena bekerja di BAZIS adalah bekerja untuk kemashlahatan umat.Dimana pahalaya tidak tampak secara langsung.Motivasi ini secara kontinu dan berjenjang selalu disampaikan pihak pimpinan kepada pegawai BAZIS yang ada disemua tingkatan. Kedua, motivasi ekstrinsik.Merupakan dorongan yang muncul dari luar diri seseorang. Secara individual bagi pegawai BAZIS yang berprestasi akan diberikan penghargaan dan hadiah. Secara Geografis, bagi wilayah yang berprestasi juga diberikan penghargaan, misalnya dengan menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah percontohan BAZIS. 44 Hadiah yang diberikan dapat berupa piagam dan umrah yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. 45 Hadiah ini diberikan sekali dalam setahun.Pada kenyataannya motivasi ekstrinsik ini berdampak positif karena dapat meningkatkan penghimpunanZIS dan kinerja pegawai BAZIS di masing-masing wilayah. 3. Pengawasan Sebagai lembaga yang memiliki spirit agama, tentunya semua unsur di BAZIS Provinsi DKI Jakarta sedapat mungkinberbuat sesuai dengan koridor agama. Kontrol atau pengawasan merupakan proses amar ma’ruf nahi munkar.Dengan pengawasan diharapkan dapat terjamin tercapainya tujuan organisasi.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari rencana organisasi, 44 M. Sukanta, kepala BAZIS DKI Jakarta, wawancara, 05 September 2005 45 Pos Kota, “Jaksel Terbaik Dalam Pengumpulan ZIS”, Jum’at 30 Agustus 2002 karena pengawasan merpakan usaha untuk mengembalikan, meluruskan, dan mengantisipasi brebagai penyimpangan agar sesuai dengan perencanaan. Dengan spirit agama, secara fungsional, sesungguhnya semua unsur di BAZIS Provinsi DKI Jakarta sudah berfungsi sebagai pengawas inheren, paling tidak, bagi diri sendiri.Karena setiap mereka bertanggungjawab terhadap tugas yang sudah diamanahkan.Sedangkan pengawasan secara formal adalah dengan kehadiran Komisi Pengawas di dalam strukturBAZIS Provinsi DKI Jakarta. Upaya pengawasan dilakuan BAZIS Provinsi DKI Jakarta ada yang bersifat preventif.Pengawas ini dilakukan dengan penertiban administrasi, keuangan, dalam penghimpunan, pendistribusian, pendayagunaan, dan pengembangan ZIS. Namun secara rinci upaya ini dilakukan dengan hal- hal berikut : a. Dalam hal penghimpunan upaya kontrol ini dilakukan dengan menertibkan kartu kendali, kupon, Formulir menghitung zakat sendiri MZS, formulir tanda bukti setoran ZIS, pembukuan, akuntansi. b. Menurunkan Tim setiap 2 bulan untuk melakukan control pembukuan. c. Berkoordinasi dengan Badan Pengawas Daerah BAWASDA. d. Melibatkan akuntan publik setiap tahun untuk mengaudit keuangan dari program yang diselenggarakan BAZIS. Auditor ini dipilih secara terbuka. e. Membuat Standard Operasional Prosedure SOP. Dengan SOP ini diharapkan pengelolaan BAZIS memiliki sistem yang terkontrol. f. Adanya Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. Secara khusus, kehadiran Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawasbagi lembaga seperti BAZIS memiliki peran yang sangat signifikan.Karena dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang terus berkembang memerlukan perspektif baru. Betapapun juga, pembicaraan zakat bukan hanya membahas perintah pelaksanaan zakat, tetapi pada saat yang sama juga membicarakan realitas ekonomi, sosial, dan politik yang terus berkembang. Pembacaan terhadap realitas yang baru ini, sudah tentu tidakmudah, hal ini memerlukan ragam perspektif, baik syari’ah, ekonomi, dan sebagainya.Disinilah salah satu signifikan kehadiran Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas dengan ragam latar belakang. Ada beberapa praktik pengawas yang dilakukan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta.Pertama, pengawasan awal.Pengawasan ini dilakukan sebagai upaya preventif untuk menjaga agar tujuan tercapai sesuai rencana dan tetap menjaga koridor agama.Kedua, pengawasan berjalan.Yaitu pengawasan yang dilakukan pada saat kegiatan sedang berjalan.Pengawasan ini memungkinkan adanya evaluasi di tengah berlangsungnya kegiatan. Sehingga memungkinkan adaya pula pendapat untuk lebih melancarkan proses kegiatan. Ketiga, pengawasan akhir.Pengawasan ini dilakukan diakhir kegiatan. Karena dilakukan di akhir, maka pengawasan ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan bagi proses kegiatan yang sudah dilaksanakan. Pengawasan ini hanya akan bermanfaat bagi program selanjutnya. Dalam hal terjadinya kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan oleh pengelola, baik di BAZIS Provinsi DKI Jakarta maupun di wilayah naungannya, berdasarkan laporan dan bukti maka BAZIS Provinsi DKI Jakarta akan mengajukan secara hukum. Bila benar-benar terbukti maka akan diberikan sanksi tegas sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku dan hukum yang ada tindakan represif atau sanksi.

B. Karakteristik Responden

Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kuesioner sebanyak 24 pertanyaan, ditemukan beberapa hal untuk menjadi temuan lapangan. Penelitian ini diadakan untuk mengetahui respon mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta, maka pada penelitian ini yang menjadi sampel populasi sebanyak 82mustahik khususnya dari bulan Januari 2015 hingga bulan Maret 2015. Dari 24 kuesioner yang valid, peneliti menemukan data-data untuk data responden dan selanjutnya peneliti klasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu usia, pekerjaan, lama menjadi mustahik. 1. Usia Sesuai dengan data yang diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dikelompokkan dalam beberapa tinkatan usia yaitu: a. Kurang dari 20 tahun b. 20 - 30 tahun c. 31 - 40 tahun d. Lebih dari 1 tahun Table 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Persentase 1. Kurang dari 20 tahun 17 22 2. 20 – 30 tahun 29 35 3. 31 – 40 tahun 15 18 4. Lebih dari 41 tahun 21 25 Jumlah 82 100 Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa pada usia 20 – 30 tahun mendominasi sebagian besar responden dengan frekuensi 29 responden atau persentase 35.Pada usia lebih dari 41 tahun dengan frekuensi 21 responden atau persentase 25. Sedangkan kurang dari 20 tahun denan frekuensi 17responden atau persentase 22. Dan 31 – 40 tahun dengan frekunesi 15 responden atau persentase 18.Sehingga total pada frekuensi 82 responden dengan persentase 100. 2. Pekerjaan Pekerjaan merupakan aktivitas antar manusia untuk saling memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini pendapatan atau penghasilan. 46 Sehingga karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sesuai dengan data yang diperoleh dibagi menjadi empat kelompok yaitu : a. PNS b. Wiraswasta c. Mahasiswa Pelajar d. Lain – lain……………… Table 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No.