Definisi Amil Konsep Kinerja Amil

Zakat dalam melaksanakan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat berhak mendapat pembinaan, perlindungan advokasi dan dukungan fasilitas. Pembinaan amil zakat meliputi pengembangan SDM amil zakat yang bertujuan untuk meningkatkan penetahuan dan keterampilan serta pengembangan manajemen pengelolaan zakat lebih rapih dan transparan. Agar dapat melaksanakan kewajiban sebagai amil zakat, maka amil zakat harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yaitu Islam, jujur, mengetahui hukum zakat, dan persyaratan lainnya. Seorang amil zakat harus mempunyai etikat keIslaman secara umum, seperti penyantunan dan ramah kepada para wajib zakat dan selalu mendoakan mereka begitu juga kepada para mustahik, dapat menjelasan permasalahan zakat dan urgensinya dalam masyarakat Islam, menyalurkan zakat sesegera mungkin. Kemudian seorang amil zakat harus jujur dan bertanggung jawab terhadap dana zakat yang dikelolanya dan bertanggung jawab juga mengganti kehilangan dana zakat yang terjadi akibat kecerobohan dan kelalaiannya. b. Tugas dan Fungsi Secara historis pernah dijadikan sebagai salah satu instrumen penerimaan Negara pada masa Rasulullah SAW. Dengan dana tersebut, pemerintah dapat membangun pemerintahannya dengan baik dan mensejahterakan umat dan masyarakat. Jika pada masa sekarang ini, ada upaya untuk menyelesaikan masalah kemiskinan dengan menggunakan instrument zakat, maka perlu difungsikan kembali Lembaga Pengelola Zakat. Tugas dan fungsi amil zakat adalah mengelola dana zakat dan sebagai lembaga pengelola bagi masyarakat yang akan berzakat juga bagi orang yang membutuhkan bantuan. Pelayanan terhadap masyarakat yang akan berzakat dapat berupa konsultasi, perhitungan zakat yang akan dikeluarkan, dan penerimaan zakat. Adapun amanah atau tanggung jawab yang dibebankan kepada amil zakat adalah memperbaiki keadaan dan taraf perekonomian masyarakat. 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh. 26 Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survei, yaitu penulis yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengukuran data yang pokok. 27 Adapun design yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu, prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan melukiskan keadaan subyek obyek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat, dll pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya. 28 B. Penentuan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah BAZIS Provinsi Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta, yang berlokasi di 26 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet-11, h. 38. 27 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, 1995, Cet-2, h. 3. 28 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012, Cet-13, h. 67 Gd. Prasada Sasana Karya Lt.3, Jl. Suryopranoto No. 08 Jakarta Pusat 10130, Telepon: 3901367, 3144023, 3144579, Fax: 63866761. Adapun alasan pemilihan lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut: 1. BAZIS Provinsi DKI Jakarta merupakan Lembaga pengelola zakat di bawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sehingga segala peraturan yang ada merupakan keputusan dari Gubernur Provinsi DKI Jakarta. 2. BAZIS Provinsi DKI Jakarta menjadi lembaga zakat percontohan bagi lembaga-lembaga lain, sehingga manajemen yang diterapkan sudah professional. 3. Program-program yang dibuat oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta berkesinambungan dengan tujuan utama Pemeritah Provinsi DKI Jakarta.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Setiap penelitian ilmiah berhadapan dengan masalah sumber data yang disebut populasi dan sampel. Pemilihan dan penentuan sumber data itu tergantung pada pemasalahan yang akan diselidiki dan hipotesa yang hendak diuji kebenaran atau ketidak benarannya. Sumber data yang tidak tepat menimbulkan kekeliruan bised dalam menarik kesimpulan. Penelitian yang mempergunakan populasi dan atau sampel yag keliru tidak banyak artinya bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

1. Populasi

Menurut Sudjana dalam buku Metoda Statistika dikatakan bahwa, populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung mapun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang leka dan jelas.Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda- benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai test, atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. 29 Populasi dalam penelitian ini adalah mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta khususnya dari bulan Januari 2015 hingga bulan Maret 2015 yang terdiri dari 453 mustahik. Tujuan ditetapkannya populasi adalah untuk menghindari kesalahan generalisasi kesimpulan.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Non Probability Sampling, yaitu dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel 30 karena tidak memperhitungkan variasi antara setiap unit sampling dan kemugkinan kekeliruan sampel. 31 Metode Non Probability Sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan memilih respon secara kebetulan dan cocok sebagai sumber data dengan berbagai pertimbangan, yaitu responden merupakan mustahik BAZIS Provinsi DKI Jakarta. 29 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, h. 150. 30 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, h. 82. 31 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, , h. 166.