Perbaikan kinerja dapat dilakukan terhadap seluruh proses, meliputi perumusan tujuan dan sasaran, proses perencanaan kinerja, proses
pelaksanaan kinerja, coaching dan mentoring sumber daya manusia, proses penilaian dan review, pengukuran kinerja dan dalam melakukan evaluasi
kinerja. 1 Pengembangan
Kinerja suatu organisasi tergantung pada kompetensi sumber daya manusia di dalamnya, baik sebagai individu maupun sebagai tim.
Sumber daya manusia adalah asset bagi organisasi. Sumber daya manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu kuantitas dan
kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia yang sangat penting kontribusinya. Sedangkan aspek kualitas menyangkut
mutu dari sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik yang menyangkut kemampuan
bekerja, berpikir dan kemampuan keterampilan-keterampilan lainnya.
17
Untuk itu organisasi yang cerdas dan berkeinginan meningkatkan kinerjanya, harus berupaya mengembangkan sumber daya manusianya
secara berkelanjutan. Dalam perspektif Islam, pengembangan sumber daya manusia
merupakan suatu keharusan. Artinya, Islam sangat peduli terhadap
17
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 188.
peningkatan harkat dan martabat manusia, karena dalam Islam manusia berada pada posisi yang terhormat. Ada beberapa parameter yang harus
diperhatikan sebagai sebuah rumusan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, yaitu: pertama, peningkatan kualitas iman dan
takwa; kedua, peningkatan kualitas hidup; ketiga, peningkatan kualitas kerja; keempat, peningkatan kualitas karya; kelima, peningkatan kualitas
pikir.
18
Strategi dapat ditempuh antara lain dapat berupa pelatihan, baik dilakukan di tempat kerja maupun dengan mengirim ke tempat pelatihan
di luar tempat kerjanya. Menurut Muhammad Imanudin Ibrahim, dalam peningkatan job performance seorang karyawan dalam tugas yang
sedang dijalankan digunakan istilah latihan training. Sementara dalam mempersiapkan karyawan untuk suatu tugas masa depan atau promosi
jabatan ke depan digunakan istilah pendidikan education. Sedangkan dalam rangka pertumbuhan pribadi yang tidak berhubungan langsung
dengan tugas, digunakan istilah pengembangan development.
19
Rotasi penugasan ke bidang pekerjaan yang berbeda akan memberikan
tambahan pengalaman bagi tenaga kerja, karena memiliki keterampilan beragam.
18
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah,, h. 188-190.
19
M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, h. 190-191.
Kepada mereka yang mempunyai kelebihan kemampuan dapat diberikan tugas yang lebih berat dan menantang sehingga memberikan
kontribusi lebih besar pada organisasi.
2. Definisi Amil
Amil adalah orang atau sekelompok orang atau institusi yang bertugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat. Dalam UU
Nomor 21 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat ang dimaksud dengan amil zakat adalah Badan Amil Zakat BAZ yang dibentuk pemerintah dari tingkat
pusat sampai tingkat Kecamatan dan Lembaga Amil Zakat LAZyang dibentuk masyarakat dan dikukuhkan peerintah.
20
Amilin adalah penguruspengelola zakat, infaq, shadaqah.
21
Yang dimaksud dengan amil zakat ialah, mereka yang melaksanakan segala
kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai dengan bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari para pencatat ampa kepada penghitung
yang mencatat keluar masuk zakat, dan membagi kepada para mustahiknya. Allah menyediakan upah bagi mereka dari harta zakat sebagai imbalan dan
tidak diambil dari selain harta zakat.
22
Para ‘amilin, yaitu orang-orang yang ditugaskan oleh imam, Kepala
Pemerintah atau Wakilya, buat mengumpulkan zakat. Jadi, para pemungut-
20
Kementerian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, Jakarta : Kementerian Agama RI, 2012, h. 71
21
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 dan 51 Tahun 2006, BAB I Ketentuan Umum Pasal 1.
22
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2011, cet-12, h. 545.
pemungut zakat, termasuk para penyimpan pengembala-pengembala ternak dan yang mengurus administrasinya.
23
Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan. Semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal zakat. Yaitu soal
sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya. Juga besar harta yang wajib dizakat, kemudian
mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan
urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan para petugas serta para pembantunya. Mereka hendaklah terambil dari kaum Muslimin, dan
bukan dari golongan yang tidak dibenarkan a. Hak dan Kewajiban Amil
Orang-orang atau golongan yang berhak menerima zakat telah diatur dalam ajaran Islam, yakni ada delapa golongan. Ketentuan ini diatur
dalam al- Qur’an surat at-Taubah ayat 60. Ada delapan golongan yang
berhak menerima, salah satunya amil. Jadi, amil berhak mendapat seperdelapan dari dana zakat yang terkumpul. Dana seperdelapan
tersebut tidak hanya untuk gaji amil, tapi juga untuk biaya operasional amil termasuk biaya sosialisasi dan penyuluhan serta biaya sarana dan
prasarana kerja. Berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang pegelolaan zakat
bahwa amil zakat yang terdiri dai Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil
23
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, h. 91.
Zakat dalam melaksanakan tugas mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat berhak mendapat pembinaan, perlindungan
advokasi dan dukungan fasilitas. Pembinaan amil zakat meliputi pengembangan SDM amil zakat yang bertujuan untuk meningkatkan
penetahuan dan
keterampilan serta
pengembangan manajemen
pengelolaan zakat lebih rapih dan transparan. Agar dapat melaksanakan kewajiban sebagai amil zakat, maka amil
zakat harus memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yaitu Islam, jujur, mengetahui hukum zakat, dan persyaratan lainnya. Seorang amil zakat
harus mempunyai etikat keIslaman secara umum, seperti penyantunan dan ramah kepada para wajib zakat dan selalu mendoakan mereka begitu
juga kepada para mustahik, dapat menjelasan permasalahan zakat dan urgensinya dalam masyarakat Islam, menyalurkan zakat sesegera
mungkin. Kemudian seorang amil zakat harus jujur dan bertanggung jawab
terhadap dana zakat yang dikelolanya dan bertanggung jawab juga mengganti kehilangan dana zakat yang terjadi akibat kecerobohan dan
kelalaiannya. b. Tugas dan Fungsi
Secara historis pernah dijadikan sebagai salah satu instrumen penerimaan Negara pada masa Rasulullah SAW. Dengan dana tersebut,
pemerintah dapat membangun pemerintahannya dengan baik dan