Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
sama-sama menjadi tujuannya. Bagi Islam, zakat adalah alat pembangunan umat Islam.
3
Selain itu juga dengan zakat dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera karena hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun,
damai dam harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang tentram, aman lahir batin. Dalam masyarakat seperti itu tidak akan ada lagi
kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya komunisme atheis dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan. Sebab dengan fungsi ganda zakat,
persoalan yang dihadapi kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya dengan sesuai janji Allah Swt, akan terciptalah sebuah
masyarakat yang baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur.
4
Lembaga zakat merupakan lembaga dakwah Islam yang mengandung nilai sosial ekonomi yang memiliki peran dan fungsi penting dan strategis
untuk perwujudan keadilan sosial dalam agama Islam, apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik dan tepat guna. Pada umumnya lembaga pengelola
zakat telah mendayagunakan dana zakat untuk hal-hal yang memberikan manfaat bagi masyarakat yang tak mampu terutama diperuntukkan bagi
masyarakat lapisan bawah kaum dhuafa agar mereka memiliki kemandirian ekonomi secara bertahap diperbaiki kualitas hidupnya menjadi terangkat ke
tingkat yang layak. Lembaga pengelola zakat juga telah ikut berperan dalam program pemberdayaan Usaha kecil, Menengah dan Mikro.
3
Iqbalkautsar.blogspot.com, diakses pada hari jum’at, 14 November 2014, pukul: 13.10
WIB
4
Ali Mustafa Ya’kub, dkk, PANDUAN ZAKAT:Petunjuk Praktis Zakat dan Cara Penghitungannya, Jakarta : BAZIS PROV. DKI Jakarta, 2010, h. 43 dan 45-46, cet.2
4
Lembaga Pengelola Zakat LPZ yang semakin berkembang membuktikan bahwa potensi zakat dewasa ini cukup tinggi, Menteri Agama
RI ketika itu dijabat oleh Said Agil Husein Al-Munawwar menyatakan bahwa potensi dana zakat di Indonesia pertahun mencapai Rp. 7,5 Triliun, sementara
hasil survey yang dilakukan PIRAC mengenai pola dan kecenderungan masyarakat berzakat di 11 kota besar menyebutkan bahwa nilai zakat per
muzakki sebesar Rp.124.200tahun. Sedangkan nilai zakat yang dibayarkan berkisar antara Rp.44.000,- sampai Rp.339.000,- pertahun. Dari data tersebut
PIRAC memperkirakan jumlah dana ZIS yang digalang Indonesia pertahun berjumlah sekitar Rp.4 triliun.
5
Potensi demikian tampaknya belum bisa dioptimalkan dengan baik oleh lembaga sosial keagamaan khususnya yang bergerak dibidang pengelolaan
zakat, pengelolaan zakat masih banyak dilakukan secara tradisional baik dalam pengumpulan maupun dalam pendistribusian. Padahal jika potensi umat
itu dapat dikelola dengan baik tentu sangat membantu dalam pembangunan sosial.
Oleh karena itu, optimalisasi fungsi dan peran lembaga zakat dianggap penting untuk dilakukan. LPZ dituntut untuk selalu memperbaiki kualitas
kinerja para amilin, agar mendapat kepercayaan publik. Kinerja para amil mungkin dapat mencapai tujuan dan sasaran seperti diharapkan, namun dapat
pula tidak mencapai harapan. Perbaikan terhadap kinerja harus dilakukan karena prestasi kerja yang dicapai tidak seperti diharapkan. Dengan
5
Masdar F. Masudi, dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatan ZIS, Jakarta : PIRAMEDIA,2004, h.xii
5
melakukan perbaikan kinerja diharapkan tujuan LPZ dimasa depan dapat dicapai dengan lebih baik.
Perbaikan kinerja harus pula dilakukan walaupun para amilin, atau LPZ telah mampu mencapai prestasi kerja yang diharapkan, karena dengan begitu
LPZ maupun para amil dimasa depan dapat menetapkan target kuantitatif yang lebih tinggi atau dengan kualitas yang lebih tinggi.
Dengan cara pendekatan seperti ini maka dapat membuka peluang bagi LPZ untuk mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya. Perbaikan kinerja
dilakukan dengan melibatkan segenap sumber daya manusia amil dalam LPZ dan meliputi perbaikan seluruh proses kinerja.
Jauh sebelum lahirnya UU No. 381999 tentang pengelolaan zakat, dimana di dalamnya terdapat ketentuan bahwa pemerintah baik pusat maupun
daerah berkewajiban untuk memfasilitasi terbentuknya Badan Amil Zakat baik nasional, yaitu BAZNAS, maupun Daerah, yaitu BAZDA, pemeritah
Provinsi DKI Jakarta telah mendirikan badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah BAZIS Provinsi DKI Jakarta.
BAZIS Provinsi DKI Jakarta merupakan LPZ yang menjadi percontohan bagi LPZ yang sedang berkembang di Indonesia. Keberadaannya yang sudah
ada sejak 1968 ini sangat strategis di tengah kondisi ekonomi warga Jakarta yang sangat kompleks. Program-program BAZIS Provinsi DKI Jakarta
memiliki peluang yang besar untuk bersinergi dengan program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta.
6
Pengumpulan dana ZIS yang dilakukan oleh BAZIS Provinsi DKI Jakarta selama ini lebih banyak melalui mekanisme pengumpulan rutin dari
muzakki perorangan, perusahaan daerah dan perusahaan swasta mitra Pemerintah DKI Jakarta.
Sebagai Lembaga Zakat yang professional, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tentu tidak dengan mudah mempertahankan keberadaannya di tengah
masyarakat. Apalagi BAZIS Provinsi DKI Jakarta mendapat dukungan penuh melalui APBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, untuk
melihat keberadaannya di tengah-tengah masyarakat Jakarta dengan kualitas produktivitas yang baik, juga mutu pelayanan kepada masyarakat penulis
bermaksud melakukan penelitian mengenai
“Respon Mustahik Terhadap Kinerja Amil Pada Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah BAZIS
Provinsi Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta”.