Kemudian Ari Ginanjar Agustian dengan teori ESQ menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesungguhnya merujuk kepada
sifat-sifat mulia Allah, Ari merangkumnya dalam 7 karakter dasar, yaitu : a.
Jujur, b.
Tanggung jawab, c.
Disiplin, d.
Visioner, e.
Adil, f.
Peduli, g.
Kerja sama. Selanjutnya menurut Suyanto, setidaknya terdapat sembilan karakter
yang berasal dari nilai-nilai luhur universal yaitu sebagai berikut : a.
Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya b.
Kemandirian dan tanggung jawab c.
Kejujuran atau amanah d.
Hormat dan santun e.
Dermawan, suka menolong dan kerja sama f.
Percaya diri dan pekerja keras g.
Kepemimpinan dan keadilan h.
Baik dan rendah hati i.
Toleransi, kedamaian dan kesatuan
15
Tiga pilar karakter yang dikembangkan Najib Sulhan berlandaskan kepada sifat-sifat Rasullah, yaitu :
a. Pembentukan moral
Sifat Rasullah Muhammad SAW sebagai landasan: Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathanah
b. Pengembangan kecerdasan majemuk
Menyadari bahwa setiap anak cerdas dan kecerdasan itu harus dikembangkan hingga pada kondisi terbaik yang dimiliki oleh anak
c. Pembelajaran bermakna
Mengawal kefitrahan anak dan kecerdasan dengan pembelajaran yang bermakna, hingga memiliki kepribadian yang kuat.
16
15
Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, Jogyakarta: Ar-ruzz Media,
2011, h. 29
16
Najib Sulhan, op.cit., h. 205
Uraian tentang nilai-nilai karakter yang harus diterapkan dan diajarkan kepada siswa di sekolah sebenarnya telah mengandung amanat Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia yang meliputi ke-lima sila dalam Pancasila. Selain itu, nilai tambahan lainnya juga mendukung nilai
karakter dasar yang harus diterapkan dalam pengembangan karakter siswa. Point nilai karakter tentang kedisiplinan merupakan pembinaan karakter
melalui kegiatan kesiswaan yang dapat mengembangkan karakter siswa secara terus menerus melalui penerapan tata tertib di sekolah. Diharapkan
dengan acuan nilai karakter ini, para siswa dapat mengukur ketercapaian karakternya sesuai dengan nilai karakter tersebut.
B. Pembinaan Karakter Siswa
1. Pengertian Pembinaan Karakter Siswa
Secara etimologi, arti “pembinaan yaitu proses, cara, perbuatan,
membina, pembaharuan, penyempurnaan, usaha dan tindakan”. Secara terminology dalam Kamus Bahasa Indonesia
“pembinaan diartikan sebagai tindakan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh
hasil yang lebih baik.”
17
Pengertian pembinaan tersebut disimpulkan sebagai usaha yang dilakukan melalui pembaharuan maupun perubahan
guna menghasilkan sesuatu menjadi lebih baik dan memiliki daya guna yang bermanfaat.
Dalam pengertian yang lebih khusus, pembinaan memiliki arti sebagai “usaha atau kegiatan memberikan bimbingan, arahan, pemantapan,
peningkatan, arahan terhadap pola pikir, sikap mental, perilaku serta minat, bakat dan keterampilan para siswa melalui program ekstrakurikuler
dalam mendukung keberhasilan program kurikuler .”
18
Secara khusus, pembinaan merupakan suatu kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan
kurikuler di sekolah yang dilakukan melalui arahan, bimbingan dan binaan
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h. 152
18
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, h. 241
kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan, minat, bakat dan keterampilannya secara maksimal. Dengan demikian pembinaan
disimpulkan sebagai usaha yang dilakukan dengan terencana dan terarah untuk mengembangkan moral dan keterampilan siswa agar bakat dan
minat yang dimiliki dapat dilaksanakan dengan optimal melalui arahan, bimbingan dan pengawasan melalui pendidikan formal maupun
nonformal. Sementara itu,
Ary H Gunawan
mendefinisikan pembinaan peserta didik adalah
“mengusahakan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia seutuhnya sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila.”
19
Penjelasan pembinaan peserta didik tersebut dimaknai sebagai usaha yang dilakukan melalui pengarahan, pembimbingan dan
pengawasan agar siswa dapat meningkatkan sikap, pengetahuan, bakat dan minatnya mencapai kedewasaan dan manusia seutuhnya sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Dilihat dari berbagai pengertian yang telah diuraikan, maka pembinaan
karakter siswa adalah membimbing dan mengarahkan perilaku siswa menuju kearah yang lebih baik guna untuk mengembangkan moral siswa
dalam kehidupan.
2. Dasar Hukum dan Tujuan Pembinaan Karakter Siswa
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan, Instruksi Presiden nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional
tahun 2010 menyatakanmenghendakimemerintahkan pengembangan karakter peserta didik melalui pendidikan di sekolah.
20
19
Ary H Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996, h. 12
20
Kementrian Pendidikan Nasional, Peningkatan Manajemen melalui Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas di SekolahMadrasah, Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2011, h. 243
Dasar hukum ini menjadi acuan dan pedoman dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah dan memiliki peranan yang sangat penting
dalam menerapkan pengembangan karakter dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi dasar dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas No. 39
Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, Bab I : tujuan, sasaran dan ruang lingkup pasal 1 tujuan pembinaan kesiswaan adalah sebagai
berikut : a.
Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yang meliputi bakat, minat, dan kreativitas;
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan
sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan
pendidikan;
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi
unggulan sesuai bakat dan minat; d.
Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani civil society.
21
Sementara itu, tujuan pembinaan kesiswaan menurut Wahjosumidjo adalah untuk :
a. Mengusahakan agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional; b.
Meningkatkan peran serta dan inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai wiyatamandala sehingga terhindar
dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional;
c. Menumbuhkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh
negative yang datang dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah;
d. Memantapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menunjang
pencapaian kurikulum; e.
Meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni; f.
Menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara;
21
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008, Tentang Pembinaan Kesiswaan, Jakarta: Depdiknas, 2008, h. 4