Penyusunan Tata Tertib Sekolah.
tertib sekolah seperti halnya ikut serta dalam penerapan razia yang dilakukan secara incidental. Ka mami selaku Pembina OSIS
mengungkapkan bahwa “Pembina OSIS memiliki program razia pertigawulan, biasanya merazia benda senjata tajam, pakaian, dan HP
boleh dibawa ke sekolah asalkan tidak dimainkan saat belajar dan tidak berbahaya”.
11
Dengan adanya penerapan razia di sekolah secara incidental, pihak sekolah akan melakukan tindakan atau langkah-langkah untuk
menangani siswa yang terbukti melanggar aturan. Seperti halnya saat masuk sekolah, bagi siswa yang terlambat biasanya mereka akan
mendapatkan sangki selain berupa peneguran dan pengecekan kerapihan seragam, siswa tersebut akan memunguti sampah yang terlihat di sekitar
sekolah. Dengan adanya siswa yang terlambat, hari efektif belajar yang telah dimulai sejak tanggal 7 Agustus 2014 hanya hari jum’at 15 Agustus
2014 baru dilakukan pencatatan terhadap siswa yang terlambat dan itupun dicatat dengan selembar kertas folio yang tidak direkap ke dalam buku
piket sebab buku piket belum ada. Kemudian, hari sabtu tanggal 23 Agustus 2014 buku piket baru diberikan kepada guru piket dan guru
piketpun belum merekap data siswa yang terlambat ke dalam buku piket hanya ditulis diselembar kertas folio. Data siswa tersebut terdapat dalam
studi dokumentasi yang terlampir dan kejadian ini diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti melalui tabel di bawah ini.
Tabel. 4.3 Mencatat Siswa yang Terlambat ke Dalam Buku Piket
No Alternatif Jawaban
F 1
a. Selalu
b. Sering
2 c.
Kadang-kadang d.
Tidak Pernah 4
Jumlah
6
11
Hamami, Pembina OSIS, Kamis 12 Juni 2014, 10.00-10.21 WIB
Guru piket pada hari senin-kamis, tidak melakukan pencatatan disebabkan karena buku piket belum ada dan tidak ada inisiatif untuk
melakukan pencatatan dibuku lain untuk sementara waktu. Dengan ini terlihat bahwa kesiapan sekolah untuk penerapan tata tertib masih kurang
berjalan dengan baik dan kesadaran guru piket untuk bertanggungjawab terhadap tugasnya juga masih rendah. Selain itu, selama seminggu guru
piket dalam melakukan peneguran kepada siswa yang melanggar hanya beberapa kali saja saat siswa datang terlambat. Bagi siswa yang
seragamnya berantakan, sepatunya tidak sesuai ketentuan, penggunaan badge yang salah dan penggunaan rok yang menggantung tidak sering
dilakukan peneguran, apalagi saat istirahat tiba. Kebanyakan guru piket terlihat cuek dan lelah untuk menegur siswa, karena banyak pula siswa
yang susah untuk diatur. Terlihat pada tabel pengamatan di bawah ini:
Tabel. 4.4 Menegur siswa yang melakukan pelanggaran
No Alternatif Jawaban
F 2
a. Selalu
b. Sering
3 c.
Kadang-kadang 3
d. Tidak Pernah
Jumlah 6
Selaras dengan kejadian tersebut, guru piket mengutarakan bahwa “semua tergantung dari guru piket. Jika guru piket cuek, maka siswa akan
mengulangi tindakan tersebut. Jika guru piket kiler, maka siswa yang terlambat akan berkurang”.
12
Semua hal ini memang tergantung dari diri masing-masing bagaimana melaksanakan tanggungjawabnya dalam
melaksanakan tugas. Kurangnya pengawasan, komitmen dan kesadaran diri akan membuat lemahnya penerapan tata tertib yang akan
meningkatkan pelanggaran dari tata tertib.
12
Indriani, Guru Piket, Senin 11 Agustus 2014, 15.30-16.10 WIB