Data Peserta Didik SMK Sumpah Pemuda, Joglo Jakarta Barat
mengikutsertakan orangtua siswa agar dalam penerapannya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Langkah-langkah yang dilakukan SMK Sumpah Pemuda dalam menyebarluaskan tata tertib sekolah melalui beberapa cara, seperti yang
diungkapkan oleh bapak Marali yaitu : “Pada tahun ajaran baru siswa diberikan sosialisasi tata tertib
sekolah oleh wali kelas masing-masing. Memberikan sebuah buku terkait tata tertib sekolah untuk para wali kelas, dimana buku
tersebut akan ditulis berbagai pelanggaran yang dilakukan siswanya. Pada saat upacara. Dalam bentuk banner atau spanduk
yang berisi perintah, anjuran dan motivasi yang diletakkan disudut dan lorong sekolah. Serta pada saat siswa mendaftar di sekolah
akan diberitahu tentang tata
tertib sekola yang ada”.
4
Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan adanya kesamaan jawaban dengan narasumber lainnya, seperti kepala sekolah, wali kelas,
guru piket, komite sekolah, dan siswa. Salah satu siswa mengungkapkan bahwa mereka dapat mengetahui tata tertib sekolah saat guru mengajar,
saat upacara, di mading kelas dan di mading sekolah. Dengan adanya cara- cara tersebut diharapkan seluruh warga sekolah mengetahui adanya tata
tertib yang berlaku di sekolah dan tidak ada alasan untuk mereka melanggar tata tertib. Selain itu, siswa juga tidak dapat menghindari dari
sikap dan tingkah lakunya selama di sekolah karena prilaku mereka akan dicatat dalam buku tata tertib siswa yang dimiliki oleh wali kelas masing-
masing. Kemudian dalam membangun rasa tanggungjawab warga sekolah untuk mentaati tata tertib, SMK Sumpah Pemuda melakukannya dengan
cara pemberian reward dan punishment. Dimana menurut bapak Rohman selaku kepala sekolah mengatakan bahwa :
“Dalam membangun rasa tanggungjawab pada warga sekolah, sekolah telah memberikan Reward dan Punishment bagi warga
sekolah yang menaati dan melanggar tata tertib sekolah. Reward yang diberikan biasanya dalam bentuk pujian, baik yang dilakukan
saat mereka menaati tata tertib sekolah, saat dalam upacara bendera dan bisa pula dalam bentuk nilai moral yang dapat membantu
4
Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB
penambahan nilai dalam raportnya. Tidak ada bentuk materi dalam memberikan reward. Pemberian punishment disesuaikan dengan
bentuk pelanggaran yang dilakukan. Poin sanksi telah tertera dalam tata tertib sekolah, biasanya untuk pelanggaran ringan yang
pertama dilakukan diberikan sanksi penegurun hingga 2x, ketiga kali diberikan surat panggilan orangtua, skorsing hingga dropout.
Untuk pelanggaran yang berat misalnya narkoba, tawuran dan asusila, tind
akan dropout langsung diberikan”.
5
Dengan adanya reward dan punishment, diharapkan warga sekolah akan memiliki rasa tanggungjawab untuk mentaati dan melaksanakan tata
tertib sekolah dengan baik. Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan studi dokumentasi yang terdapat dalam buku tata tertib siswa, dimana
dalam buku tersebut terdapat point prestasi bagi siswa yang tidak melakukan pelanggaran. Selain studi dokumentasi, narasumber lain seperti
bapak Marali selaku wali kelas X mengatakan bahwa “sekolah telah
menyampaikan tata tertib sekolah dalam bentuk rapat dewan guru, dimana sosialisasi tata tertib tugas dari semua guru”.
6
Dari ungkapan tersebut terdapat arti bahwa untuk membangun rasa tanggungjawab terhadap tata
tertib bukan hanya tugas wali kelas semata, tetapi semua gurupun ikut terlibat. Sejalan dengan pernyataan tersebut, guru piket mengungkapkan
bahwa dalam membangun rasa tanggungjawab warga sekolah, kepala sekolah telah menghimbau kepada para guru untuk dapat memberikan
contoh yang baik kepada seluruh siswa seperti jangan datang terlambat dan tidak merokok di lingkungan sekolah. Dengan demikian, seluruh
siswa dapat melihat dan menirukan sikap para gurunya tersebut, sebab jika para guru hanya memberitahukan tata tertib tanpa memberikan contoh hal
tersebut bagaikan berjalan dengan satu kaki. Dengan kata lain, tata tertib sekolah akan berjalan percuma tanpa adanya suri tauladan dari para guru.
Meskipun pada kenyataannya masih terdapat guru yang datang terlambat dan merokok di lingkungan sekolah.
5
Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB
6
Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB
Selanjutnya yang dilakukan SMK Sumpah Pemuda untuk mengikutsertakan orangtua siswa dalam penerapan tata tertib sekolah
diantaranya melalui komunikasi antara sekolah dengan orangtua dan dalam bentuk kunjungan ke rumah. Pernyataan tersebut selaras dengan
hasil wawancara bapak Marali, yang mengungkapkan bahwa “wali kelas
merupakan penghubung antara orangtua dengan sekolah,…”
7
sehingga adanya komunikasi antara wali kelas dengan orangtua akan memudahkan
keikutsertaan orangtua dalam penerapan tata tertib. Komunikasi ini dapat dilakukan saat undangan rapat dan panggilan orangtua, sesuai dengan
ungkapan kepala sekolah bahwa “pihak sekolah telah memberikan undangan rapat kepada orangtua mengenai sikap dan tingkah laku siswa
dan s osialisasi tata tertib”.
8
Meskipun masih terdapat orangtua yang tidak bisa ikut rapat
. Sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Sekolah “Selain itu, terdapat beberapa orangtua yang tidak bisa hadir dalam rapat sehingga
diberikan surat pemberitahuan hasil ra pat kepada seluruh orangtua”.
9
Dengan cara tersebut, diharapkan orangtua senantiasa ikut terlibat dalam penerapan tata tertib sekolah karena karakter disiplin siswa tidak hanya
terbentuk di lingkungan sekolah tetapi juga akan terbentuk dan terpengaruh di lingkungan keluarga.
Penerapan tata
tertib sekolah
dapat dilakukan
dengan mengikutsertakan OSIS, sebab anggota OSIS dapat dijadikan sebagai
contoh untuk teman-temannya dalam bersikap dan berpenampilan baik. Begitupun di SMK Sumpah Pemuda, anggota OSIS menjadi pionir dalam
proses tata tertib sekolah. Sesuai dengan pernyataan kepala sekolah yang mengutarakan bahwa “yang termasuk dalam anggota OSIS adalah orang
terpilih yang memiliki karakter disiplin dan pintar, sehingga anggota OSIS dapat menjadi contoh yang baik untuk teman-
temannya”.
10
Selain peran anggota OSIS, Pembina OSIS juga ikut berperan dalam penerapan tata
7
Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB
8
Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB
9
Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB
10
Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB