Sarana dan Prasarana Sekolah

Selanjutnya yang dilakukan SMK Sumpah Pemuda untuk mengikutsertakan orangtua siswa dalam penerapan tata tertib sekolah diantaranya melalui komunikasi antara sekolah dengan orangtua dan dalam bentuk kunjungan ke rumah. Pernyataan tersebut selaras dengan hasil wawancara bapak Marali, yang mengungkapkan bahwa “wali kelas merupakan penghubung antara orangtua dengan sekolah,…” 7 sehingga adanya komunikasi antara wali kelas dengan orangtua akan memudahkan keikutsertaan orangtua dalam penerapan tata tertib. Komunikasi ini dapat dilakukan saat undangan rapat dan panggilan orangtua, sesuai dengan ungkapan kepala sekolah bahwa “pihak sekolah telah memberikan undangan rapat kepada orangtua mengenai sikap dan tingkah laku siswa dan s osialisasi tata tertib”. 8 Meskipun masih terdapat orangtua yang tidak bisa ikut rapat . Sebagaimana yang diutarakan oleh Kepala Sekolah “Selain itu, terdapat beberapa orangtua yang tidak bisa hadir dalam rapat sehingga diberikan surat pemberitahuan hasil ra pat kepada seluruh orangtua”. 9 Dengan cara tersebut, diharapkan orangtua senantiasa ikut terlibat dalam penerapan tata tertib sekolah karena karakter disiplin siswa tidak hanya terbentuk di lingkungan sekolah tetapi juga akan terbentuk dan terpengaruh di lingkungan keluarga. Penerapan tata tertib sekolah dapat dilakukan dengan mengikutsertakan OSIS, sebab anggota OSIS dapat dijadikan sebagai contoh untuk teman-temannya dalam bersikap dan berpenampilan baik. Begitupun di SMK Sumpah Pemuda, anggota OSIS menjadi pionir dalam proses tata tertib sekolah. Sesuai dengan pernyataan kepala sekolah yang mengutarakan bahwa “yang termasuk dalam anggota OSIS adalah orang terpilih yang memiliki karakter disiplin dan pintar, sehingga anggota OSIS dapat menjadi contoh yang baik untuk teman- temannya”. 10 Selain peran anggota OSIS, Pembina OSIS juga ikut berperan dalam penerapan tata 7 Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB 8 Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB 9 Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB 10 Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB tertib sekolah seperti halnya ikut serta dalam penerapan razia yang dilakukan secara incidental. Ka mami selaku Pembina OSIS mengungkapkan bahwa “Pembina OSIS memiliki program razia pertigawulan, biasanya merazia benda senjata tajam, pakaian, dan HP boleh dibawa ke sekolah asalkan tidak dimainkan saat belajar dan tidak berbahaya”. 11 Dengan adanya penerapan razia di sekolah secara incidental, pihak sekolah akan melakukan tindakan atau langkah-langkah untuk menangani siswa yang terbukti melanggar aturan. Seperti halnya saat masuk sekolah, bagi siswa yang terlambat biasanya mereka akan mendapatkan sangki selain berupa peneguran dan pengecekan kerapihan seragam, siswa tersebut akan memunguti sampah yang terlihat di sekitar sekolah. Dengan adanya siswa yang terlambat, hari efektif belajar yang telah dimulai sejak tanggal 7 Agustus 2014 hanya hari jum’at 15 Agustus 2014 baru dilakukan pencatatan terhadap siswa yang terlambat dan itupun dicatat dengan selembar kertas folio yang tidak direkap ke dalam buku piket sebab buku piket belum ada. Kemudian, hari sabtu tanggal 23 Agustus 2014 buku piket baru diberikan kepada guru piket dan guru piketpun belum merekap data siswa yang terlambat ke dalam buku piket hanya ditulis diselembar kertas folio. Data siswa tersebut terdapat dalam studi dokumentasi yang terlampir dan kejadian ini diperkuat dengan pengamatan yang dilakukan peneliti melalui tabel di bawah ini. Tabel. 4.3 Mencatat Siswa yang Terlambat ke Dalam Buku Piket No Alternatif Jawaban F 1 a. Selalu b. Sering 2 c. Kadang-kadang d. Tidak Pernah 4 Jumlah 6 11 Hamami, Pembina OSIS, Kamis 12 Juni 2014, 10.00-10.21 WIB