E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan tata tertib sekolah sebagai salah satu upaya pembinaan karakter disiplin siswa di SMK Sumpah
Pemuda, Joglo Jakarta Barat yang meliputi strategi yang diterapkan dan tingkat keberhasilan strategi tersebut sebagai salah satu upaya pembinaan karakter
disiplin siswa.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengambilan kebijakan dalam menerapkan tata tertib sekolah guna membina karakter disiplin siswa di
SMK Sumpah Pemuda, Joglo, Jakarta Barat.
7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Karakter Siswa
1. Pengertian Karakter Siswa
Siswa merupakan makhluk yang sedang mengalami perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik di lingkungan sekolah. Sekolah
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkarakter. Dalam mengembangkan
sumber daya manusia yang berkarakter membutuhkan waktu yang terus menerus dan berkelanjutan. Setiap siswa pada umumnya memiliki karakter
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, karakter tidak bisa terbentuk dengan begitu saja harus dibimbing dan dibina. Siswa yang
berkarakter akan dapat membantu sekolah untuk mengembangkan pembangunan pendidikan nasional.
Bila ditelusuri, asal karakter berasal dari bahasa Latin “kharakter”,
“kharassein”, “kharax”, dalam bahasa Inggris “character” dan bahasa Indonesia “karakter”, dalam bahasa Yunani “character dari charassein”
yang berarti membuat tajam, membuat dalam.
1
Pengertian ini memberikan arti bahwa karakter adalah sesuatu yang memiliki makna sangat
mendalam, dimana karakter tumbuh dan timbul dari dalam diri seseorang yang melekat dengan kepribadiannya. Karakter juga bisa diartikan watak
yaitu sifat batin manusia yang memengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku atau kepribadian.
2
Karakter tersebut lebih menekankan kepada suatu hal atau tindakan seseorang yang dilakukan terus menerus dan akan
menjadi kebiasaan, sehingga hal ini akan membentuk karakter dalam diri seseorang.
1
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Prespektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 11
2
Najib Sulhan, Karakter Guru Masa Depan Sukses dan Bermartabat, Surabaya: Jaring Pena, 2011, h. 201
Dalam materi pendidikan karakter bangsa, karakter adalah perilaku yang dilandasi oleh nilai-nilai berdasarkan norma agama, kebudayaan,
hukumkonstitusi, adat istiadat dan estetika.
3
Dapat dipahami bahwa karakter merupakan tingkah laku seseorang dalam bersikap dan melakukan
suatu tindakan yang dibatasi oleh norma-norma yang berlaku di masyarakat. Muchlas Samani dan Hariyanto, mendefinisikan karakter
sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan yang
membedakannya dengan orang lain serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
4
Karakter ini membentuk suatu pondasi kepribadian atau watak seseorang yang tumbuh dari adanya faktor
internal berupa keturunan dari keluarga dan faktor eksternal berupa pengaruh lingkungan yang dapat memengaruhi perkembangan karakter
seseorang dalam kehidupannya yang diwujudkan dalam sikap, sehingga karakter ini berkaitan dengan sikap seseorang. Dalam buku Sutarjo Adi
Susilo, J.R dimana Allport mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan
memberikan pengaruh langsung kepada respons individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.
5
Sementara itu, menurut Sutarjo Adi Susilo
“karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup sehingga menjadi sifat tetap
dalam diri seseorang. ”
6
Pendapat tersebut menjelaskan bahwa karakter terbentuk dari kebiasaan perilaku seseorang yang melekat dalam
kehidupannya dan menjadi ciri khas yang unik bagi diri seseorang. Mengacu kepada berbagai definisi karakter di atas, maka karakter
dapat dimaknai sebagai sifat khas individu yang terlihat dari tingkah
3
Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta: Kemendiknas, 2010, h.245
4
Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, h. 43
5
Sutarjo Adi Susilo, J.R, Pembelajaran Nilai Karakter Konstruksivisme dan VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif, Jakarta: Rajawali Pers, 2012, h. 67
6
Ibid, h. 77-78
lakunya sehingga membentuk kepribadian diri yang tumbuh dari adanya faktor internal berupa keturunan dari keluarga dan faktor eksternal berupa
pengaruh lingkungan yang dapat memengaruhi perkembangan karakter seseorang dalam kehidupannya.
Peserta didik atau siswa atau murid merupakan suatu kata yang memiliki makna sama. Kata murid berasal dari kata
‘arada yuridu iradatan, maridan yang berarti orang yang menginginkan the willer.
7
Dalam literatur bahasa Arab, peserta didik dikenal dengan sebutan Thalib dan Thilmidz. Thalib artinya orang yang sedang belajar mencari ilmu
secara sungguh-sungguh dengan menggunakan berbagai kekuatan potensi yang dimilikinya sehingga menemukan ilmu pengetahuan melalui proses
pendidikan. Thalib biasanya digunakan untuk menyebut peserta didik pada.jenjang perguruan tinggi dan Thilmidz
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.
8
Dengan demikian peserta didik adalah seseorang yang ingin memperoleh pendidikan guna mendapatkan ilmu sehingga
dapat dijadikan sebagai bekal mereka di dunia maupun di akhirat. Alisuf Sabri mendefinisikan anak didik sebagai anak yang memiliki
sifat ketergantungan kepada pendidiknya, karena secara alami mereka tidak berdaya dan sangat memerlukan bantuan pendidiknya untuk dapat
menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik secara jasmaniah maupun rohaniah.
9
Terlihat dengan jelas anak didik memiliki arti sebagai seeorang yang membutuhkan pengarahan, bimbingan dan pembinaan oleh
pendidik untuk
dapat mengembangkan
kemampuannya dalam
menjalankan kehidupannya baik secara jasmani maupun rohani. Selain itu, menurut Maswardi Muhammad Amin, peserta didik adalah anak manusia
yang sedang mengalami perkembangan.
10
Dengan ini peserta didik perlu untuk mendapatkan perhatian yang penuh dalam mengembangkan segala
7
Fadhilah Suralaga, Dkk, Psikologi Pendidikan dalam Prespektif Islam, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 111
8
A. Fatah Yasin, Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam, Malang: UIN Malang Press, 2008, h. 102
9
H.M Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1999, h. 10
10
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, Jakarta: Badouse Media Jakarta, 2011, h. 61
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dimiliki agar dapat terbentuk dengan baik dan menjadi manusia yang seutuhnya.
A.Fatah Yasin juga menuliskan tentang pengertian peserta didik, ”peserta didik adalah siapa saja yang berusaha untuk melibatkan diri
sebagai peserta didik dalam kegiatan pendidikan sehingga tumbuh dan berkembang potensinya, baik yang masih berstatus sebagai anak yang
belum dewasa maupun orang yang sudah dewasa. ”
11
Pengertian ini memiliki makna bahwa peserta didik adalah seseorang yang sedang
mengalami proses untuk mengembangkan potensi diri sehingga mereka membutuhkan arahan, binaan dan bimbingan agar menjadi manusia yang
berguna bagi bangsa dan Negara. Secara umum peserta didik adalah makhluk yang sedang mengalami proses tumbuh dan berkembang untuk
dapat mengoptimalkan bakat secara optimal, oleh karena itu diperlukan suatu pendidikan.
Mengacu kepada pengertian yang telah diuraikan di atas, maka karakter siswa adalah sifat atau watak yang dimiliki siswa sehingga
membedakan siswa yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, karakter siswa dapat dibentuk melalui bimbingan dan pembinaan tingkah
laku serta kepribadiannya, sehingga karakter siswa dapat terbentuk dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sekolah.
2. Nilai-Nilai Karakter
Setiap sekolah yang ingin mengajarkan pendidikan nilai harus meyakini bahwa terdapat nilai-nilai universal yang disepakati bersama dan
berharga sehingga dapat dan harus diajarkan sekolah di tengah-tengah masyarakat yang pluralistic dan sekolah juga harus membantu para siswa
memahami, menghayati dan bertindak berdasarkan nilai-nilai tersebut.
12
Nilai-nilai yang telah diajarkan dan diterapkan kepada siswa akan membawa dampak positif terhadap perilaku siswa di sekolah, nilai-nilai
11
A. Fatah Yasin, op.cit., h. 95
12
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa menjadi Pintar dan Baik, Bandung: Nusa Media, 2013, h. 55