Penerapan Tata Tertib Sekolah

Guru piket pada hari senin-kamis, tidak melakukan pencatatan disebabkan karena buku piket belum ada dan tidak ada inisiatif untuk melakukan pencatatan dibuku lain untuk sementara waktu. Dengan ini terlihat bahwa kesiapan sekolah untuk penerapan tata tertib masih kurang berjalan dengan baik dan kesadaran guru piket untuk bertanggungjawab terhadap tugasnya juga masih rendah. Selain itu, selama seminggu guru piket dalam melakukan peneguran kepada siswa yang melanggar hanya beberapa kali saja saat siswa datang terlambat. Bagi siswa yang seragamnya berantakan, sepatunya tidak sesuai ketentuan, penggunaan badge yang salah dan penggunaan rok yang menggantung tidak sering dilakukan peneguran, apalagi saat istirahat tiba. Kebanyakan guru piket terlihat cuek dan lelah untuk menegur siswa, karena banyak pula siswa yang susah untuk diatur. Terlihat pada tabel pengamatan di bawah ini: Tabel. 4.4 Menegur siswa yang melakukan pelanggaran No Alternatif Jawaban F 2 a. Selalu b. Sering 3 c. Kadang-kadang 3 d. Tidak Pernah Jumlah 6 Selaras dengan kejadian tersebut, guru piket mengutarakan bahwa “semua tergantung dari guru piket. Jika guru piket cuek, maka siswa akan mengulangi tindakan tersebut. Jika guru piket kiler, maka siswa yang terlambat akan berkurang”. 12 Semua hal ini memang tergantung dari diri masing-masing bagaimana melaksanakan tanggungjawabnya dalam melaksanakan tugas. Kurangnya pengawasan, komitmen dan kesadaran diri akan membuat lemahnya penerapan tata tertib yang akan meningkatkan pelanggaran dari tata tertib. 12 Indriani, Guru Piket, Senin 11 Agustus 2014, 15.30-16.10 WIB Kemudian, SMK Sumpah Pemuda memiliki tindakan-tindakan khusus yang terdapat dalam buku tata tertib siswa jika siswa yang melanggar telah mendapatkan peringatan sebanyak tiga kali. Sebagaimana yang diutarakan ibu Indriani selaku guru piket, bahwa : “yang menangani pelanggaran tata tertib sekolah adalah wali kelas, jika pelanggaran termasuk tingkat rendah maka akan ditegur dan dinasehati, jika pelanggaran tingkat tinggi maka akan dipanggil orangtuanya. Jika wali kelas tidak dapat menanganinya sendiri akan meminta bantuan kepada BP atau wakil kesiswaan”. 13 Pernyataan tersebut dipertegas pula dengan ungkapan ibu Riwi selaku wali kelas XII, bahwa : “tindakan yang diberikan tergantung dari pelanggaran yang dilakukan. Tidak adanya hukuman fisik dalam sekolah ini. Jika melanggar 1x maka akan ditegur, 2x juga ditegur hingga 3x akan dipanggil orangtua…….Pelanggaran pakaian biasanya setelah peneguran maka rok yang gantung akan disobek, baju yang ketat disuruh diganti dengan baju sumbangan dari para alumni, tidak memakai dasi disuruh beli di koperasi sekolah”. 14 Dengan adanya tindakan-tindakan khusus yang tertera dalam buku tata tertib siswa, diharapkan guru dan wali kelas dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan siswa agar dapat memberikan efek jera kepada siswa sehingga siswa tidak lagi melakukan kesalahan yang sama. Meskipun masih terdapat guru piket atau guru lainnya yang belum memberikan tindakan khusus kepada siswa yang melanggar peraturan. Pemberian hukuman yang dilakukan guru piket selama seminggu ini belum sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan siswa. Banyak siswa terlambat lebih dari 20 menit tidak diberi hukuman berupa membaca Al-Quran di depan pintu gerbang, hanya ditegur dan segera masuk kelas. Selain itu, banyak diantara siswa yang telah menerima peneguran sampai 3 kali tetapi tidak dilakukan tindakan khusus kepada siswa tersebut. Misalnya saja penggunaan rok yang menggantung, guru piket terlihat acuh dan tidak peduli dengan kerapian seragam siswa. 13 Indriani, Guru Piket, Senin 11 Agustus 2014, 15.30-16.10 WIB 14 Riwi Indarti, Wali Kelas XII AK4, Selasa 10 Juni 2014, 14.30-15.22 WIB Seharusnya bagi siswa yang telah dikenai peneguran sebanyak 2 kali maka rok siswa tersebut akan digunting. Begitu pula dengan penggunaan badge siswa yang tidak sesuai, belum adanya tindakan tegas dari guru piket maupun guru yang lain. Hal ini terlihat dalam tabel pengamatan: Tabel. 4.5 Memberi hukuman sesuai dengan pelanggaran No Alternatif Jawaban F 3 a. Selalu b. Sering 2 c. Kadang-kadang 4 d. Tidak Pernah Jumlah 6 Dalam mengontrol kelas, guru piket telah melakukannya sering kali, biasanya saat jam pertama saja dimana masih banyak guru yang belum datang dan jika ada tugas dari guru bersangkutan maka akan disampaikan melalui guru piket, jika tidak maka diberikan tugas dari guru piket. Hal ini terlihat bahwa dari ketiga guru piket yang bertugas, mereka telah membagi tugas masing-masing. Ada yang menjaga di ruang piket, mengontrol kelas gedung A, dan mengontrol kelas gedung B. Dengan pembagian tugas tersebut, akan memudahkan pekerjaan guru piket. Meskipun selama seminggu masih terdapat intensitas pengontrolan yang jarang dilakukan guru piket. Tabel. 4.6 Mengontrol seluruh kelas No Alternatif Jawaban F 4 a. Selalu b. Sering 5 c. Kadang-kadang 1 d. Tidak Pernah Jumlah 6 Intensitas guru piket dalam menertibkan siswa saat kelas kosong masuk ke dalam kategori seimbang. Dimana dalam seminggu ini, sebagian guru piket ada yang sering melakukan penertiban siswa dan ada pula yang kadang-kadang ditertibkan, sehingga masih terdapat siswa yang keluar kelas saat guru tidak ada dan masih terdapat siswa yang bercanda dan mengaktifkan handphone saat kegiatan belajar sedang berlangsung. Ini menunjukkan, bahwa tidak semua guru piket bertanggungjawab dalam menertibkan siswa saat kelas kosong. Tabel. 4.7 Menertibkan siswa saat kelas kosong No Alternatif Jawaban F 5 a. Selalu b. Sering 3 c. Kadang-kadang 3 d. Tidak Pernah Jumlah 6 Saat jam istirahat, sebagian guru piket melakukan pengawasan dan ada pula guru piket yang kadang-kadang melakukannya, sehingga masih terdapat siswa yang seragamnya berantakan, tidak melaksanakan shalat ashar dan membuang sampah sembarangan. Ini menunjukkan, bahwa kesadaran guru piket dalam melaksanakan tugasnya belum didasari komitmen yang kuat untuk melaksanakan tata tertib dengan baik. Tabel. 4.8 Mengawasi siswa saat jam istirahat No Alternatif Jawaban F 6 a. Selalu b. Sering 3 c. Kadang-kadang 3 d. Tidak Pernah Jumlah 6 Begitupun saat pulang sekolah, tidak semua guru piket memantau siswa saat pulang sekolah, guru piket hanya memantau di ruang piket menunggu seluruh siswa turun dari kelas tanpa dilakukan pengecekan ulang ke seluruh kelas dan saat siswa sudah turun guru piket pun tidak memantau siswa saat menunggu bis atau di luar lingkungan sekolah. Kebanyakan guru piket, saat siswa pulang mereka juga ikut pulang. Semestinya sesuai dengan ungkapan kepala sekolah, guru piket pulang paling akhir setelah seluruh siswa telah pulang. Tabel. 4.9 Memantau siswa saat pulang sekolah No Alternatif Jawaban F 7 a. Selalu b. Sering 2 c. Kadang-kadang 4 d. Tidak Pernah Jumlah 6 Kemudian untuk memaksimalkan penerapan tata tertib, SMK Sumpah Pemuda bekerja sama dengan pihak berwajib. Sebagaimana yang diutarakan oleh kepala sekolah, bahwa : “Adanya hubungan kerja sama dengan pihak berwajib diantaranya kapolsek dan ABRI. Sebulan sekali mendatangkan Pembina upacara dari kapolsek bulan kemarin adalah Pak Heru dan adanya penyuluhan langsung, pada tahun kemarin datang ke ABRI melalui permintaan kepala sekolah dan ternyata dari pihak ABRI memang sedang melaksanakan program penyuluhan bagi sekolah menengah kejuruan, maka sekitar 200 siswa ikut serta dalam kegiatan tersebut”. 15 Sejalan dengan ungkapan kepala sekolah, menurut guru piket kerja sama dengan pihak berwajib juga dilakukan bersama polisi Kembangan dalam bentuk penyuluhan tentang narkoba. Dengan adanya penyuluhan tersebut, diharapkan seluruh siswa mengetahui bahayanya penggunaan narkoba dan menjauhi barang terlarang tersebut. Selain bekerja sama 15 Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB dengan pihak berwajib, SMK Sumpah Pemuda juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Hal ini diutarakan ka Mami selaku Pembina OSIS, bahwa “sekolah selalu bersosialisasi dengan masyarakat dalam penerapan tata tertib sekolah, jika ada siswa yang kabur masyarakat melapor ke sekolah”. 16 Dapat diartikan, penerapan tata tertib ini juga melibatkan masyarakat sekitar sekolah sehingga jika terjadi pelanggaran yang dilakukan siswa misalnya kabur dari sekolah maka masyarakat dapat melaporkan kejadian tersebut ke sekolah. Ungkapan Pembina OSIS tersebut diperkuat dalam pengamatan peneliti saat melakukan wawancara dengan Pembina OSIS dan terdapat masyarakat yang melapor kasus siswa yang kabur dari sekolah. Tata tertib sekolah di SMK Sumpah Pemuda dalam penerapannya pun memiliki instrument administrasi berupa buku tata tertib siswa, dimana dalam buku ini terdapat tindakan khusus yang harus diberikan kepada siswa yang melanggar tata tertib dan akan dicatat setiap siswa yang melanggar ke dalam buku tersebut, seperti yang diucapkan oleh ibu Riwi bahwa “Instrument tata tertib sekolah dimiliki oleh setiap wali kelas, dimana jika terjadi pelanggaran akan ditulis dalam buku tersebut. Jadi siswa tidak akan mengelak jika dila porkan kepada orangtua mereka”. 17 Setelah penerapan tata tertib telah berjalan,untuk mengetahui apakah tata tertib ini memiliki efek signifikan terhadap karakter disiplin siswa maka SMK Sumpah Pemuda selalu mengadakan kegiatan evaluasi tata tertib sekolah setiap tahun ajaran baru. Seperti halnya yang diungkapkan oleh bapak Marali selaku wali kelas X, bahwa “evaluasi tata tertib sekolah dilaksanakan setiap setahun sekali atau setiap tahun ajaran baru. Kemarin diadakan di Ciawi, dimana yayasan yang menyelenggarakan dari TK-MI-SMP-SMA- SMK”. 18 Hal tersebut mengandung arti bahwa pengadaan evaluasi tata tertib dilakukan sebagai 16 Hamami, Pembina OSIS, Kamis 12 Juni 2014, 10.00-10.21 WIB 17 Riwi Indarti, Wali Kelas XII AK4, Selasa 10 Juni 2014, 14.30-15.22 WIB 18 Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB bentuk mempererat tali silahturahmi antara guru di yayasan Al-Mujahidin selain untuk memperbaiki tata tertib yang ada di sekolah. Selaras dengan pendapat bapak Marali, ibu Riwi selaku wali kelas XII juga mengutarakan bahwa : “Evaluasi tata tertib sekolah dilakukan setiap tahun ajaran baru atau satu tahun sekali dengan melibatkan stakeholders yang terkait dalam penyusunan tata tertib. Setiap peraturan yang sudah berjalan dengan baik akan terus ditingkatkan dan yang belum berjalan akan diperbaharui”. 19 Dengan demikian, kegiatan evaluasi tata tertib ini selain untuk memperbaiki tata tertib yang telah berjalan dimana jika terdapat hal yang kurang harus diperbaiki dan hal yang harus ditingkatkan, kegiatan evaluasi ini juga sebagai bentuk mempererat tali silahturahmi antar para guru di yayasan Al-Mujahidin sehingga akan tercipta rasa tanggungjawab terhadap penerapan tata tertib sekolah. Kemudian dalam penerapan tata tertib ini masih terdapat hambatan yang harus diantisipasi oleh pihak sekolah agar penerapannya dapat berjalan dengan lancar. Seperti halnya yang diutarakan oleh Ka Mami selaku Pembina OSIS bahwa : “Terdapat tiga hambatan untuk menangani siswa, yaitu: 1 Menangani anak berbelit-belit, 2 Terkadang anak iya-iya saja jika diberitahu tetapi tidak dilaksanakan. 3 Tidak benar-benar masuk ke dalam pikirannya dan tidak menyadari arahan dari kita. ” Dan upayanya adalah kita dekatkan baik-baik dan adakan sharing dengan siswa yang terkait. Selain itu, harus bekerja sama dengan pihak lainnya seperti wali kelas, guru BK, kesiswaan dan Kepala sekolah. 20 Selaras dengan pendapat di atas, kepala sekolah juga mengungkapkan terdapat hambatan dalam penerapan tata tertib yaitu “masih banyak yang belum memahami tata tertib sekolah terutama orangtua dan masih banyak yang tidak mau disiplin, maka upaya yang 19 Riwi Indarti, Wali Kelas XII AK4, Selasa 10 Juni 2014, 14.30-15.22 WIB 20 Hamami, Pembina OSIS, Kamis 12 Juni 2014, 10.00-10.21 WIB dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah memanggil orangtua dan siswa untuk diberikan arahan tentang pentingnya tata tertib sekolah”. 21 Setiap suatu kegiatan pasti memiliki hambatan dan upaya yang harus diantisipasi, begitu pula dengan tata tertib di SMK Sumpah Pemuda. Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, pihak sekolah telah melakukan upaya sebaik mungkin dengan mempertemukan orangtua dan siswa kepada pihak sekolah untuk saling membantu dan bekerja sama agar penerapan tata tertib ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

c. Karakter Disiplin Siswa Di Sekolah

Karakter siswa di sekolah memiliki banyak sifat dan sikap yang berbeda, banyak hal yang mempengaruhi karakter disiplin siswa diantaranya latar belakang keluarga, keadaan ekonomi keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya. Di sekolah karakter disiplin siswa dapat dibentuk dan dibina melalui kegiatan pembinaan kesiswaan berupa penerapan tata tertib sekolah. Dengan adanya tata tertib yang berlaku di sekolah, sikap dan tingkah laku siswa akan dibatasi. Hal apa saja yang harus ditaati dan hal apa saja yang harus dijauhi. Dengan itu, diharapkan siswa akan memiliki karakter disiplin yang diinginkan sekolah sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. SMK Sumpah Pemuda memiliki siswa yang mencapai 1397 siswa pada tahun ajaran 20132014. Dengan begitu banyaknya siswa, pada tahun ini setiap harinya terdiri dari 3 guru piket yang mengawasi seluruh siswa. Pada saat bel sekolah berbunyi pukul 12.30, masing-masing guru piket membagi-bagi tugasnya. Ada yang mengawasi siswa datang terlambat, mengontrol setiap kelas dan ada pula yang berjaga di ruang piket. Menurut pendapat guru piket, b ahwa “siswa yang datang terlambat sekitar 1 kelas saja, saat awal tahun ajaran baru memang cukup banyak yang telat tapi semakin lama akan berkurang”. 22 Begitu pula dengan pendapat wali kelas 21 Rohman, Kepala Sekolah, Senin 10 Juni 2014, 15.49 – 16.30 WIB 22 Indriani, Guru Piket, Senin 11 Agustus 2014, 15.30-16.10 WIB XII, bahwa “secara umum kehadiran siswa baik dan tidak terlambat, meskipun ada yang telat tetapi hanya sebagian kecil”. 23 Kedua pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa dengan banyaknya siswa yang mencapai 1397 orang, meskipun yang datang terlambat sekitar 1 kelas atau 40 orang masih terhitung sebagian kecil saja sebab 40 orang diantara 1397orang memang termasuk kategori kecil. Terlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel. 4.10 Terlambat hadir dalam proses pembelajaran No Alternatif Jawaban F 1 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar c. Sebagian Kecil 6 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Begitupun dengan kehadiran siswa yang meliputi sakit, izin atau alfa, masih dalam kategori sebagian kecil saja. Setiap kelas sekitar 1-5 orang siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit, izin dan alfa. Dengan demikian, ketidakhadiran siswa menunjukkan intensitas baik. Tabel. 4.11 Ketidakhadiran di sekolah No Alternatif Jawaban F 2 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar c. Sebagian Kecil 6 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Siswa yang datang terlambat bukan hanya siswa yang naik angkutan umum saja, tetapi terdapat beberapa siswa yang mengendarai sepeda motor juga terlambat. Terlebih lagi, siswa tersebut tidak 23 Riwi Indarti, Wali Kelas XII AK4, Selasa 10 Juni 2014, 14.30-15.22 WIB menggunakan perlengkapan berkendara seperti helm dan jaket. Tidak hanya terlihat saat siswa berkendara, saat parkiran penuh pun jarang sekali terlihat helm di area parkir. Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak memakai helm saat berkendara. Tabel. 4.12 Membawa sepeda motor tanpa helm No Alternatif Jawaban F 8 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar 6 c. Sebagian Kecil d. Tidak Satupun Jumlah 6 Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang membawa sepeda motor tidak menggunakan helm. Jarak antara sekolah dan rumah siswa yang tidak jauh menjadi alasan siswa tidak memakai helm saat berkendara menuju sekolah, begitupun dengan jarangnya razia di sekitar lingkungan sekolah. sebagaimana yang diungkapkan oleh bapak Marali selaku wali kelas, bahwa “terkait perlengkapan kendaraan sudah sering disosialisasikan seperti saat upacara tetapi banyaknya rumah siswa yang berada dalam gang maka banyak pula yang tidak memakai helm dan jaket. Hal tersebut masih dalam proses penerapan ”. 24 Selain itu, beberapa guru juga tidak memakai helm saat ke sekolah, hal ini tentu akan ditiru oleh para siswa. Kurangnya ketegasan pihak sekolah ini membuat siswa tidak khawatir tanpa menggunakan helm. Padahal tanpa menggunakan helm saat berkendara akan membahayakan pengendara dan orang lain disekitarnya. Selanjutnya, penerapan piket yang dilakukan siswa masih tergolong baik, dimana hanya sebagian kecil saja yang tidak melaksanakan tugas piket. Biasanya sebagian besar kelas, siswa putra yang paling jarang untuk melaksanakan piket. Penerapan piket pun hanya menyapu kelas dan tidak mengepel kelas karena akan membuang banyak waktu. 24 Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB Tabel. 4.13 Tidak melaksanakan piket No Alternatif Jawaban F 3 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar c. Sebagian Kecil 6 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Al- Qur’an setiap hari harus dibawa ke sekolah, sebab sebelum memulai pelajaran diwajibkan membaca Al- Qur’an terlebih dahulu. Siswa yang tidak membawa Al- Qur’an setiap sekolah masuk ke dalam kategori baik. Dimana hanya sebagian kecil siswa yang tidak membawa Al- Qur’an, biasanya siswa yang tidak membawa Al- Qur’an dikarenakan lupa dan terburu-buru datang ke sekolah. Terlihat dari tabel di bawah ini: Tabel. 4.14 Tidak membawa Al- Qur’an No Alternatif Jawaban F 4 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar c. Sebagian Kecil 6 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Dilihat dalam pengamatan karakter disiplin siswa selama seminggu, selama 2 hari tertentu sebagian besar siswa menggunakan sepatu tidak sesuai dengan ketentuan dan selama 4 hari tertentu sebagian kecil siswa masih memakai sepatu bebas. Seharusnya siswa hanya memakai sepatu hitam bertali, tetapi selama seminggu ini banyak siswa yang menggunakan sepatu slop, sepatu flat dan berwarna selain hitam. Kurangnya ketegasan guru piket dalam memberikan hukuman mengakibatkan semakin banyaknya siswa yang menggunakan sepatu bebas. Tabel. 4.15 Menggunakan sepatu tidak sesuai ketentuan No Alternatif Jawaban F 1 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar 2 c. Sebagian Kecil 4 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Begitu pula dengan pemakaian seragam siswa yang tidak sesuai ketentuan. Hal ini merupakan karakter disiplin siswa yang perlu untuk ditingkatkan seperti yang diungkapkan oleh wali kelas dan guru BK bahwa “karakter siswa yang perlu ditingkatkan adalah seragam siswa yang masih berantakan karena setiap siswa berasal dari sekolah yang berbeda, tentunya berbeda juga dengan kedisiplinannya sehingga sulit untuk membiasakan disiplin”. 25 Selain itu, pencatatan terhadap siswa yang salah seragam baru dilakukan saat hari Jum’at tanggal 22 Agustus 2014 melalui selembar kertas folio. Dihari lain tidak dilakukan pencatatan bagi siswa yang terlambat maupun yang salah seragam. Tabel. 4.16 Memakai seragam tidak sesuai ketentuan No Alternatif Jawaban F 2 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar 3 c. Sebagian Kecil 3 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Terlihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa pemakaian seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagian besar dan sebagian kecil siswa masih melanggar. 25 Marali, Wali Kelas X AP8, Rabu 11 Juni 2014, 14.15-15.00 WIB Sebagian besar siswa yang melanggar misalnya, banyak baju siswa yang keluar baik putra maupun putri, banyak siswa putri memakai rok menggantung, dan pemakaian baju yang tidak sesuai dengan harinya dan sebagian kecil siswa yang melanggar, biasanya karena belum mendapatkan baju muslim saja di hari jum’at. Selain penggunaan seragam yang tidak sesuai dengan ketentuan dari sekolah, pelanggaran terhadap siswa yang mewarnai rambutnya terjadi pada sebagian kecil siswa. Dimana hal tersebut dilakukan pada siswa putra dan putri, ada yang berwarna pirang dan ada pula yang sedikit dimerahin. Siswa tersebut sebenarnya sudah mendapat teguran dari guru piket, tetapi siswa tidak menghiraukannya dan tidak merubah warna rambut mereka. Tabel. 4.17 Mencat rambut No Alternatif Jawaban F 3 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar c. Sebagian Kecil 6 d. Tidak Satupun Jumlah 6 Untuk memberikan ciri kepada seluruh siswa SMK, maka sekolah memberikan badge khusus SMK berwarna biru segi lima agar para guru dapat membedakan antara siswa SMA dengan siswa SMK. Tetapi pada penerapannya masih terdapat siswa yang belum menggunakan badge khusus tersebut, terlihat dalam tabel pengamatan di bawah ini: Tabel. 4.18 Tidak menggunakan badge No Alternatif Jawaban F 4 a. Seluruhnya b. Sebagian Besar 4 c. Sebagian Kecil 1