Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

tersebut tentunya mengandung nilai karakter yang akan diuraikan di bawah ini : Indonesia Heritage Foundation merumuskan Sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan karakter tersebut yaitu : a. Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, b. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri, c. Jujur, d. Hormat dan santun, e. Kasih sayang, peduli dan kerja sama, f. Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah, g. Keadilan dan kepemimpinan, h. Baik dan rendah hati, i. Toleransi, cinta damai dan persatuan. 13 Dalam buku panduan pendidikan karakter bangsa, terdapat 18 nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa, diantaranya : a. Religious b. Jujur c. Toleransi d. Disiplin e. Kerja keras f. Kreatif g. Mandiri h. Demokratis i. Rasa ingin tahu j. Semangat kebangsaan k. Cinta tanah air l. Menghargai prestasi m. Bersahabatkomunikatif n. Cinta damai o. Gemar membaca p. Peduli lingkungan q. Peduli social r. Tanggung jawab 14 13 Dharma Kesuma, Cepi Triatna, Johar Permana, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2011, h. 14 14 Kementerian Pendidikan Nasional, op.cit., h. 9-10 Kemudian Ari Ginanjar Agustian dengan teori ESQ menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesungguhnya merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, Ari merangkumnya dalam 7 karakter dasar, yaitu : a. Jujur, b. Tanggung jawab, c. Disiplin, d. Visioner, e. Adil, f. Peduli, g. Kerja sama. Selanjutnya menurut Suyanto, setidaknya terdapat sembilan karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal yaitu sebagai berikut : a. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya b. Kemandirian dan tanggung jawab c. Kejujuran atau amanah d. Hormat dan santun e. Dermawan, suka menolong dan kerja sama f. Percaya diri dan pekerja keras g. Kepemimpinan dan keadilan h. Baik dan rendah hati i. Toleransi, kedamaian dan kesatuan 15 Tiga pilar karakter yang dikembangkan Najib Sulhan berlandaskan kepada sifat-sifat Rasullah, yaitu : a. Pembentukan moral Sifat Rasullah Muhammad SAW sebagai landasan: Siddiq, Amanah, Tabligh, Fathanah b. Pengembangan kecerdasan majemuk Menyadari bahwa setiap anak cerdas dan kecerdasan itu harus dikembangkan hingga pada kondisi terbaik yang dimiliki oleh anak c. Pembelajaran bermakna Mengawal kefitrahan anak dan kecerdasan dengan pembelajaran yang bermakna, hingga memiliki kepribadian yang kuat. 16 15 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, Jogyakarta: Ar-ruzz Media, 2011, h. 29 16 Najib Sulhan, op.cit., h. 205