Penegakan Disiplin di Sekolah

mendidik dan telah disepakati oleh siswa, guru dan wakil orangtua siswa 5 Peraturan yang telah disepakati bersama harus di sebarluaskan, misalnya melalui rapat, surat pemberitahuan dan majalah sekolah sehingga semua pihak terkait memahaminya. Jika perlu dilakukan “kampanye” untuk itu 6 Kegiatan yang terkait dengan aktifitas siswa harus diarahkan dalam pembentukan disiplin sekolah. 45 Dalam membuat tata tertib sekolah, seluruh warga sekolah ikut menyusun dan membuat tata tertib sekolah tersebut. Mereka saling memberikan pendapat dan saling berkontribusi dalam merancang tata tertib sekolah. Selain itu, tata tertib harus dibuat dengan kalimat yang jelas, singkat, mudah diingat dengan bahasa yang baik, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh warga sekolah khususnya siswa. kemudian tata tertib sekolah harus memiliki sanksi bagi warga sekolah yang melanggar yang tentunya disesuaikan dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Sepatutnya sanksi yang diberikan bersifat mendidik agar siapapun yang melanggarnya tidak memiliki dendam serta menyadari kesalahan yang telah dilakukannya. Selanjutnya, setelah tata tertib telah dibuat dan resmi untuk diterapkan maka pihak terkait dapat menyebarluaskan tata tertib sekolah tersebut, misalnya melalui rapat, surat pemberitahuan, pidato upacara, maupun sosialisasi ke setiap kelas. Pada hakikatnya, tata tertib sekolah baik yang berlaku umum maupun khusus meliputi tiga unsure berikut yaitu: 1 Perbuatan atau tingkah laku yang diharuskan dan yang dilarang 2 Sanksi atau akibat yang menjadi tanggung jawab pelanggar peraturan 3 Prosedur untuk menyampaikan tata tertib kepada subjek yang dikenai tata tertib tersebut 46 45 Eka Prihatin, op.cit., h. 97 46 Muhammad Rifa’I, op.cit., h.142 Di sekolah gurulah yang diberi tanggung jawab untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya tata tertib sekolah, maka unsure tata tertib yang diuraikan di atas memiliki makna sebagai berikut ini: 1 Ketentuan yang berisi kewajiban dan larangan yang mengatur perilaku anggota masyarakat di sekolah, 2 Bagi siapapun yang melanggar aturan tata tertib tersebut, mereka harus menanggung sendiri perbuatan yang dilakukannya, 3 Cara menyampaikan peraturan sekolah kepada seluruh anggota masyarakat di sekolah, biasanya dilakukan pada saat mereka baru memasuki sekolah, sehingga mereka mengetahui kewajiban dan larangan yang harus dijalankan selama mengalami proses pendidikan di sekolah tersebut. Menurut Departemen Pendidikan Nasional, peraturan dan tata tertib sekolah secara umum yang harus dipatuhi oleh peserta didik adalah: 1 Peserta didik wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah. 2 Peserta didik wajib memelihara dan menjaga ketertiban serta menjunjung tinggi nama baik sekolah. 3 Peserta didik harus hadir di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran dimulai. 4 Peserta didik harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. 5 Pada jam istirahat para peserta didik tidak dibenarkan ada dalam ruangan kelas atau meninggalkan pekarangan sekolah, kecuali ijin kepada kepala sekolah. 6 Selama jam sekolah berlangsung, peserta didik dilarang meninggalkan sekolah tanpa seijin kepala sekolah. 7 Setiap peserta didik yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus dengan menunjukkan keterangan yang syah. 8 Setiap peserta didik wajib memelihara dan menjaga kebersihan sekolah. 9 Peserta didik tidak dibenarkan membawa rokok atau merokok di dalam kelas maupun halaman sekolah dan lingkungannya. 10 Peserta didik dilarang berpakaian yang berlebihan dan memakai perhiasan yang mencolok. 11 Peserta didik dilarang membawa segala sesuatu yang dapat mengganggu pelajaran. 12 Peserta didik dilarang mengadakan kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu pelajaran di sekolah. 13 Setiap peserta didik wajib membayar SPP setiap bulan selambat- lambatnya tanggan 10 setiap bulan. 14 Pelanggaran atas tata tertib sekolah bisa menjadikan penyebab dikeluarkannya peserta didik dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis dan skorsing sementara. 47 Dengan adanya hakikat tata tertib tersebut, maka tata tertib sekolah harus memiliki sangsi atau hukuman bagi siapapun yang melanggarnya. Hukuman dijatuhkan sebagai jalan keluar terakhir yang harus dipertimbangkan dengan perkembangan siswa. Menurut pendapat H. M. Alisuf Sabri, hukuman termasuk alat pendidikan represif yang digunakan jika siswa melakukan suatu perbuatan yang dianggap bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 48 Dengan tindakan ini diharapkan siswa dapat kembali kepada hal-hal yang baik, benar dan tertib. Dalam buku tersebut terlihat dengan jelas bahwasannya sebelum tindakan hukuman dijatuhkan kepada siswa yang melanggar peraturan, terlebih dahulu mereka akan mendapatkan pemberitahuan tentang kesalahan tindakan mereka dari pihak sekolah lalu teguran, peringatan dan hukuman. Hal ini dilakukan dengan tahapan tersebut guna untuk menyeimbangkan perkembangan psikologi siswa. Hukuman akan dijatuhkan jika pemberitahuan, teguran dan peringatan sudah tidak mampu lagi merubah sikap siswa yang melanggar peraturan sekolah. Ali Imron menjelaskan bahwa “hukuman adalah suatu sangsi yang diterima oleh seseorang sebagai akibat dari pelanggaran atau aturan- aturan yang telah ditetapkan, dapat berupa sangsi material ataupun nonmaterial.” 49 Penjelasan tersebut mengandung arti bahwa hukuman adalah akibat yang diterima oleh seseorang yang melanggar peraturan tata tertib berupa material ataupun nonmaterial sesuai dengan tindakan pelanggaran yang telah dilakukannya. 47 Surya Dharma, Manajemen Kesiswaan Peserta Didik, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2007, h. 77-78 48 H.M Alisuf Sabri, op.cit., h. 36 49 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, h. 169 Sementara itu, menurut Alisuf Sabri menjelaskan bahwa “hukuman adalah tindakan pendidik yang sengaja dan secara sadar diberikan kepada anak didik yang melakukan suatu kesalahan, agar anak didik tersebut menyadari kesalahannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak mengulanginya.” 50 Hukuman ini merupakan cara pendidik atau pihak sekolah yang secara sengaja dilakukan dalam mengambil suatu tindakan hukuman yang akan dijatuhkan kepada siswa pelanggar aturan tata tertib disesuaikan dengan jenis pelanggarannya guna memperbaiki perilaku negatifnya dan tidak akan melakukannya kembali. Ada berbagai dasar pandangan mengenai perlunya pemberian hukuman, yaitu guna: 1 Memperbaiki kesalahan atau perbuatan anak didik 2 Mengganti kerugian akibat perbuatan anak didik 3 Melindungi masyarakat atau orang lain agar tidak meniru perbuatan yang salah 4 Menjadikan anak didik takut mengulangi perbuatan yang salah. 51 Pemberian hukuman pada dasarnya mendidik siswa agar dapat merubah sikap negatifnya melalui berbagai macam tindakan hukuman yang diberikan oleh pihak sekolah. Tindakan hukuman yang dilakukan oleh pihak sekolah biasanya berbentuk hukuman badan, penahanan di kelas dan menghilangkan prevalage, denda dan sanksi tertentu. Tindakan hukuman ini sesuai dengan buku berjudul Manajemen Peserta Didik berbasis Sekolah karangan Ali Imron yang menjelaskan bahwa terdapat beberapa macam hukuman yang diberikan kepada siswa yang melanggar aturan sekolah melalui : 1 Hukuman badan misalnya adalah memukul, menjewer, mencubit, menyepak, menendang dan sebagainya. Sebaiknya hukuman ini dihindari di dunia pendidikan termasuk sekolah. 2 Penahanan di kelas misalnya, yang besangkutan harus mengerjakan soal-soal tertentu, dan yang bersangkutan esoknya diharuskan menyapu kelas, mengepel kelas, dan sebagainya. 50 H.M Alisuf Sabri, op.cit., h. 44 51 H.M Alisuf Sabri, loc.cit.