Sasaran dan Materi Pembinaan Karakter Siswa

Selanjutnya, menurut pendapat Maswardi Muhammad Amin tata tertib sekolah merupakan ketentuan atau peraturan yang di akui oleh lebih dari dua orang yang saling berinteraksi di sekolah, di mana tingkah laku atau sikap mereka banyak di pengaruhi oleh tata tertib sekolah tersebut. 31 Penjelasan ini mengandung arti bahwa tata tertib sekolah adalah aturan yang telah disepakati bersama oleh seluruh warga sekolah agar setiap tingkah laku mereka memiliki batasan tertentu yang sesuai dengan aturan tata tertib sekolah yang telah diterapkan, sehingga mereka dapat berperilaku disiplin dan teratur. Melihat dari uraian definisi di atas, disimpulkan bahwa tata tertib dalam suatu sekolah merupakan peraturan yang mengikat, dimana semua warga sekolah wajib mentaati dan melaksanakan setiap butir tata tertib sekolah agar semua warga sekolah dapat terbentuk suatu karakter disiplin yang tinggi. Apabila ada yang melanggar tata tertib, maka pelanggar tersebut akan mendapatkan sanksi sesuai dengan apa yang telah dilanggar itu. Oleh sebab itu, tata tertib di sekolah setiap butirnya memiliki point pelanggaran yang berbeda-beda. Tata tertib sekolah akan membentuk sikap disiplin warga sekolah terutama dalam diri siswa. Sesuai dengan pendapat Heri Gunawan yang mengungkapkan bahwa “kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa”. 32 Hal ini mengandung arti bahwa dengan adanya tata tertib sekolah maka siswa akan memiliki pedoman untuk berperilaku sesuai dengan noram dan aturan yang harus ditaati dan dilaksanakan, sehingga muncul sikap disiplin dalam diri siswa dengan sendirinya. Selanjutnya menurut Eka Prihatin menyatakan bahwa “disiplin menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya”. 33 Pendapat ini lebih 31 Maswardi Muhammad Amin, op.cit., h. 64 32 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter:Konsep dan Implementasi, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 266 33 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 94 terlihat kepada kesadaran siswa untuk melaksanakan tata tertib dengan senang hati tanpa adanya tekanan, sehingga dapat muncul suatu sikap disiplin dalam diri siswa. Kesadaran yang muncul dari dalam diri siswa tanpa adanya tekanan akan lebih memudahkan siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi. Dengan adanya tata tertib sekolah, diharapkan warga sekolah dapat mengembangkan pola sikap dan perilaku yang lebih disiplin dan produktif. 34 Hal ini menunjukkan bahwa penerapan tata tertib sekolah memegang peranan yang penting dalam menumbuhkan sikap disiplin dalam diri siswa sehingga siswa akan patuh dan taat dalam menumbuhkan sikap disiplin dalam melaksanakan segala aturan yang ada di sekolah sesuai dengan norma yang berlaku di sekolah tersebut.

b. Penegakan Disiplin di Sekolah

Penegakan disiplin merupakan hal yang penting dilakukan guna membina karakter disiplin siswa. Rendahnya kedisiplinan siswa akan mengganggu proses pendidikan, untuk itu di sekolah menerapkan kedisiplinan bagi seluruh warga sekolah melalui penerapan tata tertib. Secara etimologis, kata disiplin berasal dari kata Latin discipulus murid. Disiplin senantiasa dikaitkan dengan konteks relasi antara murid dan guru serta lingkungan yang menyertainya, seperti tata peraturan, tujuan pembelajaran dan pengembangan kemampuan murid. 35 Menurut H.M Alisuf Sabri, disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan atau peraturan-peraturan yang berlaku. 36 Dapat diartikan bahwa disiplin merupakan kesadaran dari setiap individu untuk mentaati peraturan yang ada di setiap lingkungan. Selain itu, disiplin sekolah menurut F.W Foerster merupakan keseluruhan ukuran bagi tindakan-tindakan yang menjamin kondisi-kondisi moral yang diperlukan sehingga proses pendidikan 34 Heri Gunawan, op.cit., h. 268 35 Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, Jakarta: Grasindo, 2010 h. 236-237 36 H.M Alisuf Sabri, op.cit., h. 40 berjalan lancar dan tidak terganggu. 37 Adanya disiplin sekolah ini menjadi alat pendidikan preventif atau pencegahan bagi sekolah untuk mengatasi penyimpangan moral yang mungkin terjadi pada diri siswa agar proses pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Selanjutnya, bagi Komensky kedisiplinan juga berarti dampak-dampak dari sebuah tata aturan yang diterapkan dimana individu menyesuaikan dirinya dengan aturan itu dan kesediaan individu meneriman peraturan itu secara bebas. 38 Dengan demikian disiplin merupakan kesediaan untuk menerima, mematuhi dan melaksanakan tata tertib sebagai alat preventif atau pencegahan bagi sekolah untuk mengatasi penyimpangan moral yang mungkin terjadi pada diri siswa agar proses pendidikan dapat berjalan dengan lancar. Disiplin sekolah sebagai alat pendidikan preventif bertujuan untuk mencegah hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran proses pelaksanaan atau pencapaian tujuan pendidikan. 39 Dengan ini terlihat bahwa disiplin sekolah dijadikan sebagai alat pendidikan yang dapat membantu kelancaran proses pendidikan. Kemudian, Komensky melihat ada tiga tujuan yang berkaitan dengan kedisiplinan, yaitu : 1 Kedisiplinan hanya diterapkan bagi mereka yang melanggar agar mereka tidak mengulanginya kembali. 2 Materi bagi kedisiplinan berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan buruk siswa. 3 Perlu dipakai cara-cara yang selaras dengan perkembangan dan kebutuhan siswa. 40 Dilihat dari tujuan kedisiplinan di atas menunjukkan bahwa kedisiplinan diterapkan kepada siswa yang melanggar tata tertib agar siswa tersebut jera dan tidak mengulangi kesalahan lagi sehingga materi dari kedisiplinan adalah kebiasaan-kebiasaan buruk siswa yang harus diperbaiki dan dihilangkan dari diri siswa melalui cara-cara yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa, jangan menggunakan 37 Doni Koesoema A, op.cit., h. 233 38 Ibid, h. 236 39 H.M Alisuf Sabri, op.cit., h. 36 40 Doni Koesoema A, op.cit., h. 236 kekerasan fisik dan emosional yang tentunya akan mempengaruhi psikologi dan pertumbuhan siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah harus bersikap lembut dan ramah agar siswa dapat menyadari betapa pentingnya kedisiplinan demi kebaikannya. Dalam buku Nurla Isna Aunillah, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru untuk membentuk karakter disiplin pada diri peserta didik, diantaranya: 1 Konsisten Guru harus berusaha bersikap konsisten dengan cara tidak mengubah kesepakatan apalagi demi kepentingannya. 2 Bersifat jelas Peraturan harus dibuat dengan jelas dan sederhana agar peserta didik dapat melakukannya dengan mudah. 3 Memperhatikan harga diri Guru memberikan nasihat kepada peserta didik yang melanggar secara personal sehigga cara ini akan membuatnya merasa dihargai. 4 Sebuah alasan yang bisa dipahami Sebuah peraturan yang telah dibuat harus disertai dengan alasan- alasan dari adanya peraturan tersebut. 5 Menghadiahkan pujian Sebuah pujian dikatakan secara jujur dan terbuka oleh guru agar peserta didika merasa dihargai. 6 Memberikan hukuman Hukuman hendaknya tidak sampai menyakiti fisik dan psikologi peserta didik. 7 Bersikap luwes Guru harus mampu bersikap luwes dalam menegakkan disiplin, agar peserta didik tidak merasa tertekan. 8 Melibatkan peserta didik Dalam membuat peraturan sebaiknya peserta didik dilibatkan. 9 Bersikap tegas Keseriusan guru dalam menerapkan peraturan kedisiplinan. 10 Jangan emosional Sebaiknya guru menghindari emosi yang berlebihan. 41 Dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk karakter disiplin pada siswa melalui penerapan tata tertib guru harus bersikap konsisten, tegas dan luwes terhadap peraturan yang telah dibuat, tidak boleh emosional 41 Nurla Isna Aunillah, op.cit.,. h. 56-60