Budaya keselamatan juga didefiniskan sebagai lingkungan yang mendukung dilakukannya pelaporan, tidak saling menyalahkan, melibatkan kepemimpinan
tingkat atas dan berfokus pada sistem AORN Journal, 2006. Konsep budaya keselamatan pasien dikembangkan dari konteks budaya keselamatan di dunia
industri dimana budaya keselamatan pasien didefinisikan sebagai keyakinan, nilai, perilaku, yang dihubungkan dengan keselamatan pasien dan dianut bersama oleh
tenaga kesehatan yang berada didalam ruang lingkup rumah sakit Beginta, 2012. Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka budaya keselamatan pasien
dapat diartikan sebagai keyakinan, nilai, perilaku yang mendukung keselamatan pasien dan dianut oleh seluruh anggota organisasi kesehatan yang membentuk
lingkungan yang mendukung dilakukannya pelaporan, tidak saling menyalahkan, melibatkan kepemimpinan tingkat atas dan berfokus pada sistem. Budaya dalam
organisasi kesehatan merupakan hal yang penting dan menentukan proses kemampuan pendeteksian serta penanganan kesalahan yang telah terjadi Kohn
dan Corrigan, 1999.
1. Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien
Pengukuran budaya keselamatan pada umumnya dilakukan pada tiap individu kemudian dijadikan agregat pada tingkat yang lebih tinggi. Derajat
kesamaan persepsi pekerja terhadap budaya keselamatan itulah yang menjadi kelebihan yang patut dipertimbangkan dari pengukuran budaya keselamatan
Flin dkk., 2006. Terdapat berbagai alat ukur untuk mengukur budaya keselamatan dengan
karakteristik organisasi dan dimensi budaya yang berbeda. Budaya
keselamatan pada dunia industri lain memiliki dimensi esensial berupa komitmen manajemen terhadap keselamatan. Sedangkan dimensi yang
umumnya diukur pada tiap alat pengukuran budaya keselamatan di industri adalah manajemen, sistem keselamatan, risiko, pressure pekerjaan,
kompetensi dan prosedur. Organisasi kesehatan sendiri mengembangkan definisi danatau alat pengukuran budaya keselamatan pasien berdasarkan
literatur budaya keselamatan di industri Flin dkk., 2006. C Burns dan S Yulle dalam Flin dkk. 2006 menjabarkan dimensi
budaya keselamatan pasien yang paling umum diukur di rumah sakit adalah manajemen, sistem keselamatan, persepsi risiko, tuntutan pekerjaan, pelaporan
atau pengungkapan, sikap atau perilaku keselamatan, komunikasi atau feedback, kerjasama, sumber daya individu dan faktor organisasional. Berikut
ini adalah karakteristik dari tiap-tiap alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur budaya keselamatan pasien pada seluruh unit secara umum dan
tidak terfokus pada salah satu profesi tenaga kesehatan Robb dan Seddon,
2010; Colla dkk., 2005.
Tabel 2. 1 Matriks Alat Ukur Budaya Keselamatan PasienMatriks Alat Ukur Budaya Keselamatan Pasien
Karakteristik Nama Alat ukur
SLOAPS PSCHO
VHA PSCQ HSOPS
CSS Pengembang
IHI Singer, dkk
Burr, dkk. AHRQ
Weingart, dkk
Karakteristik umum alat ukur
Untuk diisi secara individual
Tidak Ya
Ya Ya
Ya Jumlah pertanyaan
58 45
112 44
34
Dimensi Yang Tercakup
Manajemen Ya
Ya Ya
Ya Ya
Kebijakan dan prosedur
Ya Sebagian
Ya Sebagian
Tidak Penyusunan staf
Ya Sebagian
Ya Ya
Sebagian Komunikasi
Ya Ya
Ya Ya
Ya Pelaporan
Ya Ya
Ya Ya
Ya Cronbach’s Alpha
- -
0.45-0.90 0.63-0.83
Buruk
Penggunaannya pada studi yang telah dilakukan sebelumnya
Perbandingan dengan institusi lain
Tidak Ya
Tidak Ya
Ya Korelasi dengan
pelaporan Tidak
Tidak Tidak
Ya Ya
Sumber : Robb dan Seddon 2010; J.B. Colla 2005 Dari matriks diatas dapat kita lihat masing-masing kelebihan dan kekurangan
dari seluruh alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur budaya keselamatan pasien di rumah sakit secara umum. Instrumen pertama adalah SLOAPS yang
merupakan akronim dari Strategies for Leadership: An Organizational Approach to Patient Safety dan merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh The Institute
of Healthcare Improvement Inoue dkk. yang dpat digunakan untuk mengukur budaya keselamatan pasien pada tiap bagian di rumah sakit namun kelemahan dari
alat ukur ini adalah alat ukur ini tidak dapat mengukur budaya keselamatan secara individual pada tiap tenaga kesehatan melainkan harus diisi oleh manajer tenaga
kesehatan yang telah senior World Health Organization, 2009. Selain itu nilai
Cronbach’s Alpha instrumen ini tidak diketahui sehingga tidak dapat dibandingkan nilai realibilitas dan validitasnya.
PSCHO atau Patient Safety Cultures in Healthcare Organizations merupakan instrumen yang dikembangkan oleh Singer dkk. pada tahun 2003.
Secara umum matriks ini dapat mengukur seluruh dimensi yang umum terdapat pada budaya keselamatan namun tidak didapatkan penelitian yang melakukan
pengukuran budaya keselamatan untuk dikaitkan dengan pelaporan karena instrumen ini memang tidak memiliki outcome spesifik sehingga hanya dapat
menggambarkan budaya keselamatan secara umum. Selain itu nilai Cronbach’s
Alpha dari instrumen juga tidak diketahui secara spesifik. VHA-PSCQ atau Veterans Administration Patient Safety Culture
Questionnaire adalah instrumen yang dikembangkan oleh Burr dkk. pada tahun 2000 yang menjadi cikal bakal dari HSOPS. Jumlah pertanyaan instrumen ini
cenderung terlalu banyak bila dibandingkan dengan instrumen lainnya dengan Cronbach’s Alpha yang masih lebih rendah bila dibandingkan dengan HSOPS.
HSOPS atau Hospital Survey on Patient Safety merupakan pengembangan dari VHA-PSCQ dan mencakup seluruh dimensi yang akan diukur dalam
penelitian ini. Nilai Cronbach’s Alpha dalam instrumen ini juga tergolong lebih
tinggi. HSOPS juga memiliki dimensi outcome berupa pelaporan dan didukung oleh database AHRQ yang dapat diakses. Alat analisa data HSOPS juga mudah
didapatkan yakni berupa aplikasi Hospital Survey on Patient Safety Culture Data Entry and Analysis Tools Agency for Healthcare Research and Quality, 2014.
HSOPS juga memiliki kriteria psikometrik spesifik yang lebih baik dibandingkan
instrumen lain karena telah dilakukan pengujian yang lebih sistematik pada struktur internalnya Flin dkk., 2006.
CSS atau Culture of Safety Survey adalah instrumen yang dikembangkan oleh Weingart dkk. pada tahun 2004 untuk mengukur budaya keselamatan.
Instrumen ini cocok untuk digunakan di tiap unit di rumah sakit dan memiliki jumlah item yang relatif lebih sedikit dibanding instrumen lain namun tidak
mencakup seluruh dimensi yang diinginkan dalam penelitian ini. Selain itu nilai Cronbach’s Alpha dari instrumen ini tidak diketahui dan hanya diberikan
statement bahwa nilai Cronbach’s Alpha CSS berada pada kategori ‗buruk‘.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa HSOPS lebih adekuat untuk digunakan mengukur budaya keselamatan pasien dalam penelitian ini.
2. Dimensi Budaya Keselamatan Pasien Berdasarkan AHRQ