Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

2. Uji validitas dan uji realibilitas

Uji validitas kuesioner untuk melihat ketepatan alat ukur untuk mengukur variabel yang diukur akan dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Product Moment. Sebelum melakukan uji validitas terlebih dahulu akan dilakukan pencarian nilai korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan jumlah skor total yang merupakan jumlah total skor butir. sedangkan uji realibilitas untuk melihat tingkat keajegan instrumen yang digunakan dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan berupa analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien dan persepsi pelaporan kesalahan medis di masing-masing rumah sakit. Penggambaran kondisi keseluruhan dimensi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis univariat budaya keselamatan pasien akan dilakukan dengan menggunakan Hospital Survey Excel Tool 1.6 milik AHRQ yang dikirimkan oleh pada Januari 2015 kepada penulis. Melalui aplikasi ini, jawaban kuesioner dibagi menjadi 2 jenis yakni jawaban dengan respon positif dan negatif. Jawaban dengan respon positif apabila bernilai 4 dan 5 setuju dan sangat setuju pada pertanyaan yang bersifat positif atau bernilai 1 dan 2 sangat tidak setuju dan tidak setuju pada pertanyaan yang bersifat negatif. Jawaban dengan respon negatif apabila bernilai 1 dan 2 sangat tidak setuju dan tidak setuju pada pertanyaan yang bersifat positif atau bernilai 4 dan 5 setuju dan sangat setuju pada pertanyaan yang bersifat negatif. Setelah diketahui sifat jawaban setiap item pertanyaan maka aplikasi tersebut akan menghitung nilai komposit dimensi masing-masing. Nilai komposit per dimensi didapatkan dengan merata-ratakan persentase respon positif masing-masing pertanyaan sesuai dengan dimensinya masing-masing. Nilai komposit per dimensi ini yang menjadi hasil analisis univariat budaya keselamatan pasien. Sedangkan analisis univariat untuk variabel persepsi dilakukan dengan menggunakan analisis total skor. Skor tiap pertanyaan dengan skala likert 1-7 dijumlahkan keseluruhannya lalu dibuat persentasenya. Selanjutnya kriteria penilaian kuat atau lemahnya variabel persepsi pelaporan kesalahan medis dilihat dari persentase Beginta, 2012. Tabel 4. 2 Kriteria Penilaian Berdasarkan Presentase No. Persentase Kriteria 1. 14 - 42,7 Rendah 2. 42,8 - 71,4 Sedang 3. 71,5 – 100 Tinggi Sumber : Beginta 2012 Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis dalam penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah uji korelasi karena baik variabel independen maupun dependen dalam penelitian ini bersifat numerik. Apabila data terdistribusi normal maka digunakan uji korelasi pearson product moment sedangkan apabila data tidak terdistribusi normal digunakan uji korelasi Spearman. Rumus koefisien korelasi pearson product moment adalah sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ √[ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ] Keterangan : r = koefisien korelasi pearson product moment n = jumlah sampel penelitian Sedangkan rumus koefisien korelasi Spearman adalah sebagai berikut : ∑ Keterangan : rs = koefisien korelasi Spearman ∑ = total kuadrat selisih antar rangking n = jumlah sampel penelitian Menurut Colton Hastono dan Sabri 2011, kekuatan korelasi antara 2 variabel secara kualitatif dapat dibagi kedalam empat area sebagai berikut : 1. r = 0,00-0,25, berarti tidak ada korelasi atau ada korelasi dengan kekuatan lemah 2. r = 0,26-0,50, berarti ada korelasi dengan kekuatan sedang 3. r = 0,51-0,75, berarti ada korelasi dengan kekuatan kuat 4. r = 0,76-1,00, berarti ada korelasi yang sangat kuat atau sempurna Setelah didapatkan koefisien korelasi tersebut, maka dilakukan perbandingan r hitung dengan r tabel untuk menentukan apakah kedua variabel benar-benar berkorelasi secara signifikan.

BAB V HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini dibagi menjadi 5 bagian. Bagian-bagian tersebut terdiri dari gambaran umum Rumah Sakit X dan Rumah Sakit Y, gambaran budaya keselamatan pasien masing-masing rumah sakit, gambaran persepsi pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan di masing-masing rumah sakit dan korelasi budaya keselamatan pasien dengan persepsi pelaporan tenaga kesehatan oleh tenaga kesehatan. Gambaran budaya keselamatan pasien di masing-masing rumah sakit mencakup 10 dimensi budaya keselamatan pasien berdasarkan AHRQ. Dimensi tersebut diantaranya adalah dimensi tindakan promotif keselamatan oleh manajersupervisor, dimensi perbaikan berkelanjutan, dimensi kerjasama dalam rumah sakit, dimensi keterbukaan komunikasi, dimensi umpan balik dan komunikasi terkait kesalahan yang terjadi, dimensi respon yang tidak menyalahkan, dimensi penyusunan staf, dimensi dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien, dimensi kerjasama antar unit di rumah sakit serta dimensi serah terima dan transisi pasien dari unit ke unit lain. Kesepuluh dimensi budaya keselamatan pasien pada masing-masing rumah sakit disajikan dalam bentuk tabel berupa persentase respon positif dari masing-masing dimensi. Gambaran persepsi pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan disajikan dalam bentuk persentase persepsi positif. Dalam penelitian ini variabel persepsi pelaporan kesalahan medis dikategorikan menjadi 3 jenis yakni persepsi