Kedua rumah sakit telah terakreditasi. Secara khusus, Rumah Sakit Y sendiri telah memiliki sertifikasi sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan yakni OHSAS 18001.
B. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran masing- masing variabel yang diteliti. Response rate yang diperoleh di Rumah Sakit Y
adalah sebesar 86 dengan jumlah kuesioner yang diisi lengkap dan dapat digunakan sebanyak 91 kuesioner. Sedangkan response rate yang diperoleh
di Rumah Sakit X adalah sebesar 95,38 dengan total kuesioner yang terisi lengkap dan dapat digunakan sebanyak 101 kuesioner. Hasil analisis univariat
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden Penelitian
Hasil analisis univariat karakteristik responden di kedua rumah sakit adalah sebagai berikut :
Tabel 5.1 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian No.
Jenis Tenaga Kesehatan
Rumah Sakit Rumah Sakit X
Rumah Sakit Y
n n
1. Dokter
9 8,91
8 8,79
2. Perawat
56 55,44
45 49,45
3. Lainnya
34 30,69
38 41,75
Bidan 4
3,96 1
1,09 Radiografer
3 2,97
9 9,89
Farmasi 13
10,89 5
5,50 Terapis
2 1,98
3 3,29
Gizi 3
2,97 4
4,39 Sanitarian
2 1,98
2 2,19
Analis lab 4
3,96 11
12,10 Safety officer
2 1,98
2 2,19
4. Tidak diketahui
5 4,95
- -
Total 101
100 91
100
Berdasarkan tabel 5.1. diatas karakteristik responden dengan anggota kelompok terbanyak berasal dari kelompok perawat baik di
Rumah Sakit X maupun di Rumah Sakit Y.
2. Persepsi Pelaporan Kesalahan Medis oleh Tenaga Kesehatan
Hasil analisis univariat persepsi pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit X didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 5. 2 Gambaran Persepsi Positif Pelaporan Kesalahan Medis oleh Tenaga Kesehatan 2015
Variabel Rumah Sakit
Rumah Sakit X n = 101
Rumah Sakit Y n = 91
Persepsi positif pelaporan kesalahan
Medis 49,95
46 Berdasarkan tabel 5.2. diatas secara umum persepsi positif
pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit X dan Rumah Sakit Y hampir sama. Meskipun persepsi positif di Rumah Sakit X
lebih tinggi 3,95 dari Rumah Sakit Y.
3. Gambaran Budaya Keselamatan Pasien
Gambaran budaya keselamatan pasien berdasarkan dimensi AHRQ pada tenaga kesehatan tahun 2015 didapatkan hasil sebagai berikut ini.
Tabel 5.3 Gambaran Respon Positif 10 Dimensi Budaya Keselamatan Pasien pada Tenaga Kesehatan Tahun 2015
No Dimensi Budaya Keselamatan Pasien
Rumah Sakit RS X
n=101 RS Y
n=91
1 Tindakan promotif keselamatan oleh
manajer 76
65 2
Organizational learning – perbaikan
berkelanjutan 67
89 3
Kerjasama dalam unit rumah sakit 71
82 4
Keterbukaan komunikasi 68
82 5
Umpan balik dan komunikasi tentang kesalahan medis yang terjadi
65 91
6 Respon yang tidak menyalahkan
67 52
7 Penyusunan staf
61 52
8 Dukungan manajemen terhadap upaya
keselamatan pasien 71
83 9
Kerjasama antar unit di rumah sakit 61
76 10
Serah terima dan transisi pasien dari unit ke unit lain
62 68
Berdasarkan tabel 5.3. diatas dimensi budaya keselamatan pasien dengan respon positif tertinggi di Rumah Sakit X terdapat pada tindakan
promotif keselamatan oleh manajer sebesar 76. Sedangkan respon positif terendah didapatkan pada dimensi penyusunan staf dan kerjasama antar
unut rumah sakit staf yakni sebesar 61. Sedangkan dimensi budaya keselamatan di Rumah Sakit Y yang
memiliki respon positif tertinggi adalah dimensi organizational learning –
perbaikan berkelanjutan sebesar 91. Sedangkan respon positif terendah didapatkan pada dimensi penyusunan staf yakni sebesar 52.
C. Analisis Bivariat