9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelaporan Kesalahan Medis
Laporan adalah suatu pernyataan baik secara lisan atau tulisan yang menjelaskan tentang suatu kejadian atau tindakan yang telah Siswandi, 2011.
Pelaporan kesalahan medis digunakan sebagai pembelajaran bagi organisasi dalam memperbaiki sistem pelayanan dan pelaporan sebagai hal yang sangat
penting dalam upaya membangun budaya keselamatan pasien terutama dalam mencegah pengulangan kesalahan yang sama Wolf dan Hughes, 2005; Gulley,
2007. Espin dkk. 2007 juga menyatakan bahwa pembangunan mekanisme pelaporan kesalahan medis adalah strategi yang pertama ditekankan oleh IOM.
Penerapan strategi tersbeut di Indonesia diimplementasikan melalui tujuh standar keselamatan pasien yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
1. Definisi Kesalahan Medis
Kesalahan medis diartikan oleh AHRQ sebagai kesalahan yang terjadi pada proses perawatan dan berpotensi menciderai pasien. Kesalahan medis
diantaranya adalah kegagalan melakukan tindakan yang telah direncanakan atau penggunaan rencana yang tidak tepat untuk mencapai tujuan tertentu.
Kesalahan medis dapat berupa output dari tindakan yang dilakukan atau tindakan yang tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan Agency for Healthcare
Research and Quality, 2003.
Kesalahan medis adalah kegagalan dalam proses tetapi tidak dilakukan secara sengaja untuk menciderai pasien. Kesalahan medis yang tidak
menimbulkan bahaya disebut hampir celaka atau near-miss White dan Gallagher, 2013. Kesalahan medis juga dapat didefinisikan sebagai kegagalan
proses yang tidak secara esensial membahayakan pasien namun kesalahan medis dapat berujung pada timbulnya kejadian tidak diharapkan atau jenis
insiden keselamatan lainnya Ghazal dkk., 2014. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan
medis adalah kegagalan tenaga kesehatan dalam suatu proses yang berpotensi menimbulkan insiden keselamatan pasien.
2. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pelaporan Kesalahan Medis
Pelaporan kesalahan medis memerlukan pengungkapan kesalahan yang tepat Wolf dan Hughes, 2005. Dan untuk mencapai pelaksanaan pelaporan
kesalahan medis yang optimal diperlukan faktor pendukung. Faktor pendukung persepsi pelaporan kesalahan medis adalah :
a. Kesempatan untuk belajar langsung dari kesalahan medis yang terjadi learning opportunity Waters dkk., 2012.
b. Sikap proaktif terhadap keselamatan pasien Waters dkk., 2012. c. Kewajiban profesi Waters dkk., 2012.
d. Budaya keselamatan pasien Sorra dan Nieva, 2004
Selain faktor pendukung, terdapat juga beberapa penghambat dari pelaporan kesalahan medis diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Standar operasional prosedur pelaporan kesalahan medis yang menyulitkan Wolf dan Hughes, 2005.
b. Kurangnya feedback dan dukungan organisasi terhadap pelaporan insiden Winsvold Prang dan Jelsness-Jørgensen, 2014; White dan
Gallagher, 2013; Lederman dkk., 2013. c. Budaya yang menyalahkan apabila kesalahan medis tersebut terungkap
Winsvold Prang dan Jelsness-Jørgensen, 2014; Waters dkk., 2012; Espin dkk., 2007.
d. Waktu yang dibutuhkan untuk melapor Winsvold Prang dan Jelsness- Jørgensen, 2014; White dan Gallagher, 2013; Lederman dkk., 2013;
Sinicki dkk., 2012. e. Derajat keparahan cidera akibat kesalahan medis yang terjadi
Winsvold Prang dan Jelsness-Jørgensen, 2014; Williams dkk., 2013; White dan Gallagher, 2013; Wolf dan Hughes, 2005.
B. Konsep Pembentukan Persepsi