Penyusunan staf Gambaran Persepsi Pelaporan Kesalahan Medis oleh Tenaga Kesehatan

menyalahkan juga diperlukan untuk memberikan pembelajaran bagi perawat dan tenaga kesehatan lainnya dari kesalahan medis yang terjadi Ross, 2011.

7. Penyusunan staf

Dimensi penyusunan staf adalah salah satu dimensi budaya keselamatan pasien berdasarkan AHRQ yang menunjukkan adanya persepsi staf bahwa tenaga kerja di rumah sakit cukup untuk menangani semua beban kerja yang ada dan jam kerja yang ditentukan manajemen sudah cukup untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien Robb dan Seddon, 2010. Berdasarkan hasil analisa data, respon positif dari dimensi penyusunan staf di Rumah Sakit X adalah sebesar 61 sedangkan di Rumah Sakit Y adalah sebesar 52. Dimensi ini terdiri dari 4 pertanyaan yang diwakili pada item A2, A5, A7 dan A14 dalam kuesioner penelitian ini. Respon positif dimensi ini yang didapat di Rumah Sakit X cenderung lebih rendah dari Rumah Sakit Y. Respon positif yang lebih rendah di Rumah Sakit Y bisa disebabkan oleh adanya kompleksitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi dan beragam dengan jumlah pasien yang lebih banyak di Rumah Sakit Y mengingat Rumah Sakit Y merupakan rumah sakit rujukan tertinggi sekaligus pusat kanker nasional. Hal-hal tersebut dapat menjadikan respon negatif dimensi ini meningkat yang otomatis mengurangi respon positif dimensi ini. Penyusunan staf yang adekuat merupakan aspek fundamental dalam proses pemberian pelayanan kesehatan pada tiap organisasi kesehatan. Petugas kesehatan seringkali hanya berfungsi sebagai lapisan pertahanan terakhir untuk mencegah kesalahan medis tidak terjadi. Kelebihan beban kerja akibat kurangnya petugas serta kemampuan yang tidak cukup merupakan ancaman besar bagi keselamatan baik petugas maupun pasien di rumah sakit Beuzekom dkk., 2010. Hal ini ditegaskan oleh Aiken dkk. dalam Beginta 2012 yang menyatakan bahwa kesesuaian jumlah tenaga kesehatan dengan beban kerja atau kebutuhan di tiap unit akan berpengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan dalam meningkatkan keselamatan pasien. Berdasarkan hasil uji statistik yang juga dilakukan diketahui bahwa terdapat dimensi penyusunan staf tidak berkorelasi signifikan dengan persepsi pelaporan kesalahan medis oleh tenaga kesehatan di Rumah Sakit X dan Rumah Sakit Y. Hal ini tidak selaras dengan penelitian-penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa dimensi penyusunan staf berkorelasi dengan persepsi pelaporan kesalahan medis El-Jardali dkk., 2011; Agnew dkk., 2013. Hal ini bisa disebabkan oleh karena adanya variabel lain yang mempengaruhi korelasi antara penyusunan staf dengan persepsi pelaporan kesalahan medis pada tenaga kesehatan. Ketika tenaga kesehatan mengalami beban kerja yang tinggi maka masih dapat tercipta persepsi positif terhadap pelaporan karena banyaknya adanya hal lain yang mempengaruhi seperti kepemimpinan keselamatan dalam unit rumah sakit. Kepemimpinan manajer tiap unit di masing-masing rumah sakit sebetulnya memegang peran penting bagi pembentukan persepsi positif tenaga kesehatan terhadap pelaporan kesalahan medis. Kepemimpinan keselamatan yang adekuat di rumah sakit berfungsi sebagai rolemodel yang efektif dalam menciptakan persepsi tenaga kesehatan yang berada dalam tanggung jawabnya. Manajer dapat memotivasi tenaga kesehatan untuk melapor dan meyakinkan tenaga kesehatan bahwa hal itu sangat bermanfaat bagi rumah sakit dan tidak akan merugikan dirinya sendiri selaku pelapor.

8. Dukungan manajemen terhadap upaya keselamatan pasien