Sumber Lemak Sumber Protein

ini berbeda dengan hasil yang didapatkan peneliti, kemungkinan disebabkan karena tidak lengkapnya anak mengisi food recall yang diberikan dan perbedaan desain penelitian yang digunakan. Karbohidrat memiliki kapasitas penyimpanan dalam bentuk glikogen hanya dalam jumlah kecil. Bila cadangan lemak tubuh rendah dan asupan karbohidrat berlebihan maka kelebihan energi dari karbohidrat sekitar 60-80 disimpan dalam bentuk lemak tubuh. Beberapa penelitian di Amerika mengemukakan banyak masyarakat telah meningkatkan konsumsi karbohidrat gula mereka melalui minuman ringan berkarbonasi dan minuman olahraga. Tambahan gula ini disebut juga kalori kosong karena mereka memiliki sedikit atau tidak ada nilai gizi tetapi memberikan kontribusi kalori tambahan untuk makanan atau minuman. Konsumsi minuman manis telah dikaitkan dengan kejadian obesitas anak.

2. Sumber Lemak

Sepuluh tahun yang lalu minuman ringan tersedia dalam kaleng 375 ml, tetapi saat ini minuman ringan tersedia dalam kemasan botol 600 ml dan menyediakan hingga 16 sendok teh gula. Untuk seorang gadis rata-rata berusia 14 tahun, 600 ml minuman ringan saja telah memberikan lebih dari 12 persen dari kebutuhan energi sehari- hari. Berdasarkan hubungan jenis makanan sumber lemak terhadap kejadian obesitas anak, hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan yang signifikan antara jenis makanan sumber lemak terhadap kejadian obesitas anak. Universitas Sumatera Utara Penelitian di Amerika dan Finlandia dalam Fukuda, 2001 menunjukan bahwa kelompok dengan asupan tinggi lemak memiliki risiko peningkatan berat badan lebih besar dibanding kelompok dengan asupan rendah lemak dengan OR=1,7. Keadaan ini disebabkan karena makanan berlemak memiliki densitas energi yang lebih besar, lebih tidak mengenyangkan,dan memiliki efek termogenesis yang lebih kecil dibandingkan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan protein. Makanan berlemak juga memiliki rasa yang lezat sehingga akan meningkatkan selera makan yang mengakibatkan asupan energi yang berlebih Kopelman dalam Huda, 2009. Hal yang sama dikemukakan Drapeau dkk, 2004 dimana asupan makanan berlemak dapat meningkatkan lingkar perut dan berat badan. Lemak memiliki densitas energi lebih tinggi dibandingkan zat gizi makro lain. Satu gram lemak menyumbang 9 kilokalori. Makanan berlemak mengatur sinyal yang mengontrol perilaku makan dengan cara melemahkan dan menunda rasa kenyang pada waktu seseorang mengonsumsi makanan berlemak WHO, 2006.

3. Sumber Protein

Berdasarkan hubungan jenis makanan sumber protein terhadap kejadian obesitas anak, hasil penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan jenis makanan sumber protein terhadap kejadian obesitas anak. Randi G dkk, 2006 yang meneliti hubungan jenis sumber protein dengan kejadian obesitas mengungkapkan bahwa asupan protein berhubungan dengan Body Mass Indeks BMI pada perempuan di Italia. Hal ini didukung Universitas Sumatera Utara Rosenbloom, 1999 mengemukakan protein memiliki efek yang mengenyangkan dari makronutrien lain. Meningkatkan asupan protein mungkin bermanfaat bagi beberapa individu untuk Kapasitas penyimpanan makronutrien juga menentukan keseimbangan energi. Protein memiliki kapasitas penyimpanan sebagai protein tubuh dalam jumlah terbatas dan metabolisme asam amino diregulasi dengan ketat sehingga bila asupan protein berlebihan dapat dipastikan akan dioksidasi. Hal ini yang menyebabkan jenis sumber protein tidak meningkatkan risiko untuk terjadinya obesitas. mengendalikan berat badan dan mencegah terjadinya obesitas. Hasil penelitian ini berbeda, kemungkinan disebabkan tidak lengkapnya anak mengisi food recall yang diberikan dan perbedaan jenis kuesioner yang digunakan.

5.2.3 Hubungan Frekuensi Makan terhadap Kejadian Obesitas Anak

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMP Harapan 1 Medan Dan SMP Negeri 10 Medan Tahun 2004

0 32 88

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

0 2 13

Hubungan Riwayat Obesitas pada Orangtua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

Hubungan Antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadian Kelebihan Berat Badan Pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Getasan Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadia

0 0 48

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

1 3 7