Pada orang-orang yang mengalami obesitas, terjadi keadaan resistensi leptin dimana meskipun kadar leptin tinggi dalam
darah, namun reseptor leptin mengalami defek sehingga tidak dapat berfungsi secara optimal. Studi lain juga menunjukan
bahwa disfungsi aksis saluran cerna-otak-hipotalamus melalui jalur hormonal ghrelinleptin merupakan faktor penyebab dari
sepuluh persen pada penderita obesitas Schwarz, 2011. 2.1.4. Komplikasi
Obesitas memiliki berbagai komplikasi, antara lain penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus tipe 2 ,Obstructive sleep apnea,
gangguan ortopedik, dan risiko cukup tinggi untuk menjadi orang dewasa gemuk Hidayati, 2005.
2.2. Obesitas pada Anak
Kegemukan dapat terjadi pada setiap umur dan gambaran klinis kegemukan pada anak dapat bervariasi dari yang ringan sampai sangat
berat.
2.2.1. Gambaran klinis
Adapun gambaran klinis anak yang mengalami obesitas adalah sebagai berikut.
1. Pertumbuhan berjalan cepat atau pesat disertai adanya
ketidakseimbangan antara peningkatan berat badan yang
berlebih dibanding dengan tingginya.
2. Jaringan lemak bawah kulit menebal sehingga tebal lipatan
kulit lebih daripada yang normal dan kulit tampak lebih
kencang.
3. Kepala tampak relatif lebih kecil dibandingkan dengan
tubuhnya atau dibandingkan dengan dadanya pada bayi.
4. Bentuk muka lebih ‘tembem’, hidung dan mulut tampak
relatif lebih kecil, mungkin disertai dengan bentuk dagunya
berganda dagu ganda.
Universitas Sumatera Utara
5. Pada dada terjadi pembesaran payudara yang dapat
meresahkan bila terjadi pada anak laki-laki.
6. Perut membesar yang bentuknya cenderung menyerupai
bandul lonceng dan kadang-kadang disertai dengan garis-garis
putih atau ungu striae.
7. Kelamin luar pada anak wanita tidak jelas ada kelainan, akan
tetapi pada anak laki-laki tampak relatif kecil. Ukuran penis sebenarnya normal, tetapi hanya tersembunyi sedikit karena
sebagian besar terbenam di dalam jaringan lemak di
sekitarnya.
8. Pubertas pada anak laki-laki terjadi lebih awal dan akibatnya
pertumbuhan kerangka lebih cepat berakhir sehingga tingginya pada masa dewasa relatif lebih pendek. Pada
perempuan yang obese menstruasi lebih cepat daripada yang
tidak obesitas.
9. Lingkaran lengan atas dan paha lebih besar dari normal dan
tangan relatif lebih kecil dan jari-jari yang bentuknya meruncing. Mungkin pula terdapat keadaan dimana sendi
tungkai dan tungkainya sendiri dapat mengganggu gerakan.
10. Dapat terjadi gangguan psikologis, misalnya gangguan emosi,
sukar bergaul, senang menyendiri, dan sebagainya.
11. Pada kegemukan yang berat, mungkin terjadi gangguan
jantung dan paru yang disebut Sindroma Pickliwickian dengan gejala sesak nafas, sianosis, pembesaran jantung dan kadang-
kadang penurunan kesadaran. 2.2.2. Penilaian Status Gizi Anak
Status gizi terutama ditentukan oleh ketersediaan dalam jumlah cukup dan dalam kombinasi yang tepat semua zat-zat gizi di
tingkat sel yang diperlukan tubuh untuk tumbuh berkembang dan berfungsi normal. Ada 4 cara untuk menentukan status gizi yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang diperiksa pada
berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan adalah darah, urine, tinja, dan beberapa jaringan
tubuh yang lain seperti hati dan otot tertentu Supariasa, Bakri, Fajar, 2002.
2. Biofisika
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi
khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur dari jaringan tertentu Supariasa, Bakri, Fajar, 2002.
3. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting dalam menentukan status gizi masyarakat. Metode ini
didasarkan pada perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat
dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral, atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid tertentu Supariasa, Bakri, Fajar, 2002.
4. Antropometri
Penilaian status gizi dengan cara antropometri banyak digunakan dalam berbagai penelitian atau survei, baik survei
secara luas dalam skala nasional maupun survei untuk wilayah tertentu Supariasa, Bakri, Fajar, 2002.
Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain : a.
Berat Badan Berat badan merupakan pengukuran antropometri
yang paling banyak digunakan. Berat badan dapat dijadikan ukuran yang valid jika proporsi lain seperti
tinggi badan, ukuran rangka, proporsi lemak, otot, tulang, serta komponen “berat patologis” telah disesuaikan.
Timbangan yang digunakan haruslah dikalibrasi setiap pemakaian. Jika keadaan memungkinkan, subjek yang
ditimbang bertelanjang atau berpakaian seminimal mungkin Arisman, 2010.
b. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan indikator umum ukuran tubuh, tapi belum dapat menjadi indikator status gizi,
kecuali digabungkan dengan indikator lain. Tinggi badan diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki,
kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding dan pandangan diarahkan ke
depan. Bagian alat pengukur tinggi yang dapat digeser diturunkan hingga menyentuh vertex kepala Arisman,
2010. c.
Lingkar Lengan Pertambahan otot dan lemak di lengan berlangsung
cepat selama tahun pertama kehidupan. Seandainya anak itu mengalami malnutrisi, otot akan mengecil, lemak
menipis, dan ukuran lengan pun menjadi susut. Pengukuran lingkar lengan dilakukan dengan menggunakan pita plastik
berwarna atau gelang yang berdiameter 4 cm Arisman, 2010.
Universitas Sumatera Utara
d. Tebal Lemak di Bawah Kulit
Pengukuran persentasi lemak cukup mudah dilakukan dan terbukti akurat karena 85 lemak tubuh
tersimpan dalam trisep, subskapula, siprailiaka, biseps, perut, paha, dan dada. Cara pengukurannya yaitu kulit
dicubit dengan dua jari, kemudian kaliber menjepit lipatan kulit. Pengukuran setidaknya dilakukan dua kali Arisman,
2010. e.
Indeks Massa Tubuh IMT Pengukuran indeks masa tubuh dilakukan dengan
cara membandingkan berat badan dalam satuan kilogram dengan kuadrat tinggi badan dalam satuan meter.
2.2.3. Kriteria Obesitas pada Anak