Aktivitas Fisik Hubungan Jumlah Asupan Energi terhadap Kejadian Obesitas Anak Hubungan Jenis Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas Anak

sebanyak 38 dan frekuensi makan tidak sering sebanyak 62. Sedangkan Untuk frekuensi makan sumber serat, responden dengan frekuensi makan sering sebanyak 50 dan frekuensi makan tidak sering sebanyak 50 tabel 5.5. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Frekuensi Makan Sumber Makanan f Sumber Karbohidrat Sering 46 45 Tidak Sering 54 54 Sumber Lemak Sering 41 41 Tidak Sering 59 59 Sumber Protein Sering 60 60 Tidak Sering 40 40 Makanan Cepat Saji Sering 38 38 Tidak Sering 62 62 Sumber Serat Sering 50 50 Tidak Sering 50 50

5.1.7 Aktivitas Fisik

Untuk jenis aktivitas fisik, responden yang memiliki jenis aktivitas fisik ringan sebanyak 34, aktivitas fisik sedang 49, dan aktivitas fisik berat 17 tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Responden berdasarkan Aktivitas Fisik Jenis Aktivitas Fisik f Ringan 34 34 Sedang 49 49 Berat 17 17 Universitas Sumatera Utara

5.1.8. Hubungan Jumlah Asupan Energi terhadap Kejadian Obesitas Anak

Pada penelitian ini, responden dengan kategori jumlah asupan energi lebih yang mengalami obesitas sebanyak 9 responden 69,2 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 4 responden 30,8. Responden berdasarkan kategori jumlah asupan energi baik yang mengalami obesitas sebanyak 14 responden 42,4 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 19 responden 57,6. Sedangkan responden berdasarkan kategori jumlah asupan energi defisit yang mengalami obesitas sebanyak 11 responden 20,4 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 43 responden 79,6. Hasil uji statistik chi square hubungan jumlah asupan energi terhadap kejadian obesitas anak diperoleh nilai p=0,002. Hasil ini menunjukan ada hubungan yang signifikan jumlah asupan energi terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.7. Tabel 5.7 Hubungan Jumlah Asupan Energi terhadap KejadianObesitas Anak

5.1.9. Hubungan Jenis Makanan terhadap Kejadian Obesitas Anak

1. Karbohidrat

Pada penelitian ini, responden dengan kategori proporsi makan karbohidrat lebih yang mengalami obesitas sebanyak 2 responden 13,3 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 13 responden 86,7. Responden Jumlah Asupan Energi Status BMI Total p value Obesitas Tidak Obesitas n N n Lebih 9 69,2 4 30,8 13 100 0,002 Baik 14 42,4 19 57,6 33 100 Defisit 11 20,4 43 79,6 54 100 Universitas Sumatera Utara dengan kategori proporsi makan karbohidrat baik yang mengalami obesitas sebanyak 20 responden 40 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 30 responden 60. Sedangkan responden dengan kategori proporsi makan karbohidrat kurang yang mengalami obesitas sebanyak 12 responden 34,3 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 23 responden 65,7. Hasil uji chi square hubungan jenis makanan karbohidrat terhadap kejadian obesitas anak diperoleh nilai p=0,161. Hasil ini menunjukan tidak ada hubungan jenis asupan energi dengan kejadian obesitas anak tabel 5.8 Tabel 5.8 Hubungan Jenis Makanan Karbohidrat terhadapKejadian Obesitas Anak

2. Lemak

Pada penelitian ini, responden dengan kategori proporsi makan lemak lebih yang mengalami obesitas sebanyak 17 responden 81 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 4 responden 19. Responden dengan kategori proporsi makan lemak baik yang mengalami obesitas sebanyak 5 responden 25 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 15 responden 75. Sedangkan responden dengan kategori proporsi makan lemak kurang yang mengalami obesitas sebanyak 12 responden 20,3 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 47 responden 79,7. Hasil uji statistik chi square hubungan jenis makanan lemak terhadap kejadian obesitas anak diperoleh nilai p=0,001. Hasil ini Jenis makanan karbohidrat Status BMI Total p value Obesitas Tidak Obesitas n N n Lebih 2 13,3 13 86,7 15 100 0,161 Baik 20 40 30 60 50 100 Kurang 12 34,3 23 65,7 35 100 Universitas Sumatera Utara menunjukan ada hubungan yang signifikan jenis makanan lemak terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.9. Tabel 5.9 Hubungan Jenis Makanan Lemak terhadap Kejadian Obesitas Anak

3. Protein

Pada penelitian ini, responden dengan kategori proporsi makan protein lebih yang mengalami obesitas sebanyak 14 responden 42,4 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 19 responden 57,6. Responden dengan kategori proporsi makan protein baik yang mengalami obesitas sebanyak 19 responden 29,2 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 46 responden 70,8. Sedangkan responden dengan kategori proporsi makan protein kurang yang mengalami obesitas sebanyak 1 responden 50 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 1 responden 50. Hasil uji statistik chisquare hubungan jenis makanan protein terhadap kejadian obesitas anak diperoleh nilai p=0,381. Hasil ini menunjukan tidak ada hubungan jenis makanan protein lebih dan kurang terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.10. Jenis Makanan Lemak Status BMI Total p value Obesitas Tidak Obesitas n N n Lebih 17 81 4 19 21 100 0,001 Baik 5 25 15 75 20 100 Kurang 12 20,3 47 79,7 59 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.10 Hubungan Jenis Makanan Protein terhadap Kejadian Obesitas Anak

5.1.10. Hubungan Frekuensi Makan terhadap Kejadian Obesitas Anak

1. Sumber Karbohidrat

Berdasarkan data yang diperoleh, responden dengan kategori frekuensi makan sumber karbohidrat sering yang mengalami obesitas sebanyak 30 responden 65,2 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 16 responden 34,8. Sedangkan responden dengan kategori frekuensi makan sumber karbohidrat tidak sering yang mengalami obesitas sebanyak 4 responden 7,4 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 50 responden 92,6. Hasil uji statistik chi square hubungan frekuensi makan sumber karbohidrat terhadap kejadian obesitas anak diperoleh PR = 23,438 dan nilai p = 0,001. Hasil ini menunjukan ada hubungan yang signifikan frekuensi makan sumber karbohidrat terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.11. Jenis Makanan Protein Status BMI Total p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Lebih 14 42,4 19 57,6 33 100 0,381 Baik 19 29,2 46 70,8 65 100 Kurang 1 50 1 50 2 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.11 Hubungan Frekuensi Makan Sumber Karbohidrat terhadap Kejadian Obesitas Anak

2. Sumber Lemak

Pada penelitian ini, responden dengan kategori frekuensi makan sumber lemak sering yang mengalami obesitas sebanyak 27 responden 65,9 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 14 responden 34,1. Sedangkan responden dengan kategori frekuensi makan sumber lemak tidak sering yang mengalami obesitas sebanyak 7 responden 11,9 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 52 responden 88,1. Hasil uji statistik chi square hubungan frekuensi makan sumber lemak terhadap kejadian obesitas anak diperoleh PR= 14,327 dan nilai p= 0,001. Hasil ini menunjukan ada hubungan yang signifikan frekuensi makan sumber lemak terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.12. Tabel 5.12 Hubungan Frekuensi Makan Sumber Lemak terhadap Kejadian ObesitasAnak Frekuensi Makan Sumber Karbohidrat Status BMI Total PR p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Sering 30 65,2 16 34,8 46 100 23,438 0,001 Tidak Sering 4 7,4 50 92,6 54 100 Frekuensi Makan Sumber Lemak Status BMI Total PR p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Sering 27 65,9 14 34,1 41 100 14,33 0,001 Tidak Sering 7 11,9 52 88,1 59 100 Universitas Sumatera Utara

3. Sumber Protein

Pada penelitian ini, responden dengan kategori frekuensi makan sumber protein sering yang mengalami obesitas sebanyak 19 responden 31,7 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 41 responden 68,3. Sedangkan responden dengan kategori frekuensi makan sumber protein tidak sering yang mengalami obesitas sebanyak 15 responden 37,5 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 25 responden 62,5. Hasil uji statistik chi square hubungan frekuensi makan sumber protein terhadap kejadian obesitas anak diperoleh PR = 0,772 dan nilai p = 0,546 hal ini menunjukan tidak ada hubungan frekuensi makan sumber protein terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.13. Tabel 5.13 Hubungan Frekuensi Makan Sumber Protein terhadap Kejadian Obesitas Anak

4. Makanan Cepat Saji

Pada penelitian ini, responden dengan kategori frekuensi makan makanan cepat saji sering yang mengalami obesitas sebanyak 24 responden 63,3 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 14 responden 36,8. Sedangkan responden dengan kategori frekuensi makan makan cepat saji tidak sering yang mengalami obesitas sebanyak 10 responden 16,1 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 52 responden 83,9. Frekuensi Makan Sumber Protein Status BMI Total PR p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Sering 19 31,7 41 68,3 60 100 0,772 0,546 Tidak Sering 15 37,5 25 62,5 40 100 Universitas Sumatera Utara Hasil uji statistik chi square hubungan frekuensi makanan cepat saji terhadap kejadian obesitas anak diperoleh PR = 8,914 dan nilai p = 0,001. Hasil ini menunjukan ada hubungan yang signifikan frekuensi makan makanan cepat saji terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.14. Tabel 5.14 Hubungan Frekuensi Makan Makanan Cepat Saji terhadap Kejadian Obesitas Anak

5. Sumber Serat

Berdasarkan data yang diperoleh, responden dengan kategori frekuensi makan sumber serat sering yang mengalami obesitas sebanyak 14 responden 28 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 36 responden 72. Sedangkan responden dengan kategori frekuensi makan sumber serat tidak sering yang mengalami obesitas sebanyak 20 responden 40 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 30 responden 60. Hasil uji statistik chi square hubungan frekuensi makan sumber serat terhadap kejadian obesitas anak diperoleh RP = 0,583 dan nilai p = 0,205. Hasil ini menunjukan tidak ada hubungan frekuensi makan sumber serat terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.15. Frekuensi Makan Makanan Cepat Saji Status BMI Total PR p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Sering 24 63,3 14 36,8 38 100 8,914 0,001 Tidak Sering 10 16,1 52 83,9 62 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15 Hubungan Frekuensi Makan Sumber Serat terhadap Kejadian Obesitas Anak

5.1.11. Hubungan Jenis Aktivitas Fisik terhadap Kejadian Obesitas Anak

Pada penelitian ini, responden dengan kategori jenis aktivitas fisik ringan yang mengalami obesitas sebanyak 30 responden 88,2 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 4 responden 11,8. Responden dengan kategori jenis aktivitas fisik sedang yang mengalami obesitas sebanyak 3 responden 6,1 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 46 responden 93,9. Sedangkan responden dengan kategori jenis aktivitas fisik ringan berat yang mengalami obesitas sebanyak 1 responden 5,9 dan yang tidak mengalami obesitas sebanyak 16 responden 94,1. Hasil uji statistik chi square hubungan jenis aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas anak diperoleh nilai p=0,001. Hasil ini menunjukan ada hubungan jenis aktivitas fisik terhadap kejadian obesitas anak tabel 5.16. Tabel 5.16 Hubungan Jenis Aktivitas Fisik Ringan, Sedang, dan Berat terhadap Kejadian Obesitas Anak Frekuensi Makan Sumber Serat Status BMI Total RP p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Sering 14 28 36 72 50 100 0,58 0,205 Tidak Sering 20 40 30 60 50 100 Jenis Aktivitas Fisik Status BMI Total p value Obesitas Tidak Obesitas n n n Ringan 30 88,2 4 11,8 34 100 0,001 Sedang 3 6,1 46 93,9 49 100 Berat 1 5,9 16 94,1 17 100 Universitas Sumatera Utara

5.1.12. Analisis Multivariat

Dokumen yang terkait

Gambaran Pola Makan Dan Kejadian Obesitas Pada Remaja Di SMP Harapan 1 Medan Dan SMP Negeri 10 Medan Tahun 2004

0 32 88

Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas Fisik Dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswa Sekolah Dasar Swasta Di Kecamatan Medan Baru Kota Medan

2 83 115

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2 Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 1 14

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS ANAK PADA SISWA SD DEK PADANG TAHUN 2011.

0 0 10

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR.

0 2 13

Hubungan Riwayat Obesitas pada Orangtua dengan Kejadian Obesitas pada Anak Sekolah Dasar.

0 0 13

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH

0 1 5

Hubungan Antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadian Kelebihan Berat Badan Pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Getasan Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Aktivitas Fisik, Pola Makan dan Kejadia

0 0 48

Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Obesitas Anak Kelas V Dan VI Di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amalyyah

1 3 7